Kelas : X SIJA 2
Kelompok 4
● Muhammad Febriansyah (16)
● Putri Rasyidah Dinanti (25)
● Sofiani Maulidya (30)
● Sonia Febrianti (31)
● Stanislaus Alva Jufinto (32)
● Wilda Akmalia Nurusshaffa (34)
d. Agresi Militer I
Agresi Militer Belanda I adalah operasi militer Belanda di Jawa dan Sumatra terhadap
Republik Indonesia yang dilaksanakan dari 21 Juli 1947 sampai 5 Agustus 1947. Operasi
Produk merupakan istilah yang dibuat oleh Letnan Gubernur Jenderal Johannes van Mook
yang menegaskan bahwa hasil Perundingan Linggarjati pada tanggal 25 Maret 1947 tidak
berlaku lagi. Operasi militer ini merupakan bagian dari Aksi Polisionil yang diberlakukan
Belanda dalam rangka mempertahankan penafsiran Belanda atas Perundingan Linggarjati.
Dari sudut pandang Republik Indonesia, operasi ini dianggap merupakan pelanggaran dari
hasil Perundingan Linggarjati.
f. Agresi Militer II
Agresi Militer Belanda II atau Operasi Gagak terjadi pada 19 Desember 1948 yang diawali
dengan serangan terhadap Yogyakarta, ibu kota Indonesia saat itu, serta penangkapan
Soekarno, Mohammad Hatta, Sjahrir dan beberapa tokoh lainnya. Jatuhnya ibu kota negara
ini menyebabkan dibentuknya Pemerintah Darurat Republik Indonesia di Sumatra yang
dipimpin oleh Sjafruddin Prawiranegara. Peran Pemerintahan Darurat Republik Indonesia
(PDRI) adalah penyelenggara pemerintahan Republik Indonesia yang dipimpin oleh
Syafruddin Prawiranegara. Pada saat terjadi agresi militer Belanda II, Presiden Sukarno
memberi mandat kepada Syafruddin Prawiranegara untuk membentuk Pemerintahan Darurat
di Bukittinggi Presiden Sukarno juga mengirimkan mandat serupa kepada Mr. Maramis dan
Dr. Sudarsono yang sedang berada di New Delhi. Syafruddin berhasil mendeklarasi
berdirinya Pemerintah Darurat Republik Indonesia ini dilakukan di Kabupaten Lima Puluh
Kota pada tanggal 19 Desember 1948.
i. Puputan Margarana
Pertempuran Puputan Margarana merupakan salah satu pertempuran antara Indonesia dan
Belanda dalam masa Perang kemerdekaan Indonesia yang terjadi pada 20 November 1946.
Pertempuran ini dipimpin oleh Kepala Divisi Sunda Kecil Kolonel I Gusti Ngurah Rai.
Dimana Pasukan TKR di wilayah ini bertempur dengan habis habisan untuk mengusir
Pasukan Belanda yang kembali datang setelah kekalahan Jepang, untuk menguasai kembali
wilayahnya yang direbut Jepang pada Perang Dunia II.
c. Perundingan Renville
Atas usul KTN, perundingan dilakukan di atas sebuah kapal pengangkut pasukan Angkatan
Laut Amerika Serikat “USS Renville” yang berlabuh di teluk Jakarta. Delegasi yang hadir
dalam perjanjian Renville. Delegasi Republik Indonesia dipimpin oleh Mr. Amir Syarifuddin.
e. Konferensi Inter Indonesia 19-22 Juli 1949 & 30 Juli - 2 Agustus 1949
Diadakan sebagai persiapan RI menghadapi KMB dengan cara mengadakan Konferensi
bersamaBFO. Tujuannya untuk menyatukan pendapat dalam KMB dengan keputusan:
1) Pembentukan Negara Indonesia Serikat
2) Dibentuknya Uni Indonesia Belanda
3) APRIS adalah Angkatan Perang Nasional
Kesimpulan
Semakin berjalannya waktu, bangsa Indonesia memiliki pemikiran yang terus maju
disbanding yang sebelumnya. Dari yang melawan dengan persenjataan dan kekerasan, kini
melakukan perlawanan dalam bentuk diplomasi dan perundingan