Anda di halaman 1dari 18

KATA PENGANTAR

Assalammualaikum w. w.
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, hidayah,
dan inayah-Nya kepada kita semua, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah
ini. Sholawat serta tidak lupa pula kita hadiahkan buat baginda Nabi Muhammad
SAW, yang telah membawa manusia dari alam kebodohan menuju alam yang penuh
ilmu pengetahuan.
Penulis sangat merasa bersyukur karena telah dapat menyelesaikan makalah
yang menjadi tugas dalam mata kuliah Pengantar Bisnis yang di bimbing langsung
oleh ibuk dosen Meri Sandora, SE, MM . berjudul “Manajemen Persediaan”.
Disamping itu, kami mengucapkan terima kasih kepada pihak yang telah bersedia
membantu kami selama pembuatan makalah ini berlangsung sehingga dapat
terselesaikan.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih banyak
kekurangan dan kesalahan, oleh karena ini kami mengharapkan dan menghargai kritik
dan saran yann membangun dari pembaca. Dan semoga makalah ini dapat bermanfaat
bagi kita semua.
Wassalammualaikum w. w.

Pekanbaru, Maret 2020

Kelompok 4

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................................1
A. Latar Belakang.............................................................................................................1
B. Rumusan Masalah........................................................................................................1
C. Tujuan..........................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................................3
A. Definisi Manajemen Persediaan...................................................................................3
B. Fungsi-fungsi Persediaan.............................................................................................4
C. Jenis-jenis Persediaan...................................................................................................5
D. Tujuan Persediaan........................................................................................................6
E. Struktur Biaya dalam Sistem Persediaan......................................................................6
F. Model-model persediaan..............................................................................................7
G. Model - model persediaan untuk permintaan Independen............................................8
BAB III PENUTUP...............................................................................................................15
A. Kesimpulan................................................................................................................15
B. Saran..........................................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................16

ii
BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Persediaan merupakan salah satu asset terpenting dalam banyak perusahaan
karena nilai persediaan mencapai 40% dari seluruh investasi modal. Manajer
Operasional sangat memahami bahwa persediaan merupakan hal yang krusial. Di
satu sisi, perusahaan selalu berusaha mengurangi biaya dengan mengurangi
tinggakat persediaan di tangan, sementara itu di sisi lain pelanggan menjadi sangat
tidak puas ketika jumlah persediaan mengalami kehabisan. Oleh karena itu
perusahaan harus mengusahakan terjadinya keseimbangan antara investasi
persediaan tingkat layanan pelanggan dan minimisasi biaya merupakan faktor
penting dalam membuat keseimbangan ini.
Ketika beberapa biaya mengalami peningkatan seperti biaya persediaan dan
yang lain mengalami penurunan, keputusan ukuran pemesanan terbaik jarang di
pertimbangkan. Ukuran lot yang terbaik akan menghasilkan persediaan yang
secukupnya agar terjadi pengurangan beberapa biaya karena dengan jumlah
persediaan yang besar akan memunculkan biaya penyimpanan yang cukup besar
pula. Oleh karena itu perlu dibuat keputusan dalam menghadapi biaya yang saling
bertentangan ini dan Economic Order Quantity membantu menyelesaikan masalah
ini.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian manajemen persediaan?
2. Apa saja fungsi-fungsi manajemen persediaan?
3. Apa saja jenis-jenis manajemen persediaan?
4. Apakah tujuan dari manajemen persediaan?
5. Bagaimana struktur biaya dalam sistem manajemen persediaan?
6. Apa saja model-model persediaan?
7. Apa sajakah model-model persediaan untuk permintaan independen?

1
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui definisi manajemen persediaan.
2. Untuk mengetahui fungsi-fungsi manajemen persediaan
3. Untuk mengetahui jenis-jenis manajemen persediaan
4. Untuk mengetahui tujuan dari manajemen persediaan
5. Untuk mengetahui struktur biaya dalam sistem manajemen persediaan
6. Untuk mengetahi model-model persediaan
7. Untuk mengetahui model-model persediaan untuk permintaan
independen

2
BAB II PEMBAHASAN

A. Definisi Manajemen Persediaan


Persediaan secara umum didefinisikan sebagai stock bahan baku yang
digunakan untuk memfasilitasi produksi atau untuk memuaskan permintaan
konsumen. Menurut Shore (1973) mendefinisikan persediaan sebagai sumber
daya menganggur yang memiliki nilai potensial,definisi tersebut memasukkan
perlengkapan dan tenaga kerja yang menganggur sebagai persediaan.
Adapun system-sistem yang dibuat oleh manager dalam mengelola
persediaan adalah sebagai berikut :
1) Analisis ABC
Adalah sebuah metode untuk membagi persediaan yang ada menjadi tiga
klasifikasi berdasarkan volume dolar tahunan. Analisis ABC adlah
sebuah aplikasi persediaan dari prinsip pareto. Prinsip pareto menyatakan
terdapat “sedikit hal yang kritis dan banyak hal yang sepele” gagasannya
adalah utuk membuat kebijakan-kebijakan persediaan yang
memfokuskan persediaan pada bagian-bagian persediaan kritis yang
sedikit dan tidak banyak yang sepele. Untuk menentukan volume dolar
tahunan dari analisis ABC, kita mengukur permintaan tahunan dari setiap
barang persediaan dikalikan biaya per unitnya.

2) Akurasi catatan
Akurasi dari catatan adalah sebuah unsure kritis dalam system produksi
dan persediaan. Akurasi catatan mengijinkan organisasi untuk focus pada
barangbarang yang ditentukan, alih-alih menetapkan untuk yakin bahwa
“ beberapa dari semuanya” berada dalam persediaan. Untuk menjamin
akurasi, penyimpanan catatan masuk dan keluar harus baik, begitu juga
keamanan ruang penyimpanan. Sebuah ruangan penyimpanan yang
tertata dengan baik akan memiliki akses yang terbatas, house skipping
yang bagus, dan area penyimpanan yang menyimpan persediaan dalam
jumlah yang tetap.

3
3) Perhitungan siklus
Walaupun sebuah organisasi mungkin telah membuat usaha besar untuk
mencatat persediaan secara akurat, catatan-catatan ini harus diverifikasi
melalui audit berkelanjutan. Audit-audit semacam ini dikenal dengan
perhitungan siklus. Perhitungan siklus menggunakan klasifikasi
persediaan yang dikembangkan melalui analisis ABC. Dengan prosedur-
prosedur perhitungan siklus, barang-barang dihitung, catatan-catatan
diverifikasi dan ketidak akuratan didokumentasikan secara periodic.
Kemudian penyebab ketidak akuratan dilacak dan diambil tindakan
perbaikan yang tepat untuk menjamin integritas system persediaan.

4) Control persediaan pelayanan


Manajemen dari persediaan pelayanan layak mendapatkan
pertimabangan khusus. Kita mungkin berpikir sektor pelayanan dari
ekonomi kita tidak memiliki persediaan, tetapi pada praktinya sering
tidak demikian. Dalam bisnis eceran, persediaan yang tidak tercatat
dalam kwitansi saat penjualan dikenal dengan penyusutan. Penyusutan
muncul dari kerusakan pencurian begitu juga dari administrasi yang
ceroboh. Kerugian persediaan eceran sebesar 1% dari penjualan dapat
dianggap baik dengan mempertimbangkan bahwa kerugian di banyak
took melebihi 3%. Karena dampaknya pada keuntungan sangat besar
akurasi dan control persediaan sangat penting.

B. Fungsi-fungsi Persediaan
Menurut Freddy Rangkuti (2004:15), yaitu:
1) Fungsi Decoupling
Adalah persediaan yang memungkinkan perusahaan dapat memenuhi
permintaan pelanggan tanpa tergantung pada supplier. Persediaan bahan
mentah diadakan agar perusahaan tidak sepenuhnya tergantung pada
pengadaannya dalam kuantitas dan waktu pengiriman.
2) Fungsi Economic Lot Sizing

4
Persediaan lot size ini perlu mempertimbangkan penghematan atau
potongan pembelian, biaya pengangkutan per unit menjadi lebih murah,
dan lain sebagainya. Hal ini disebabkan perusahaan melakukan
pembelian dalam kuantitas yang lebih besar dibandingkan biaya yang
timbul karena besarnya persediaan.
3) Fungsi Antisipasi
Apabila perusahaan menghadapi fluktuasi permintaan yang dapat
diperkirakan dan diramalkan berdasarkan pengalaman atau data-data
masa lalu, yaitu permintaan musiman. Dalam hal ini perusahaan dapat
mengadakan persediaan musiman (seasonal inventories).

C. Jenis-jenis Persediaan
1) Persediaan bahan mentah ( Raw material inventory )
Persediaan telah dibeli tapi belum diproses. Persediaan ini dapat
digunakan untuk melakukan De Couple (memisahkan) pemasok dari
proses produksi. Pendekatan yang lebih dipilih adalah menghilangkan
variabilitas pemasok akan kualitas, kuantitas atau waktu pengantaran
sehingga tidak diperlukan pemisahan.

2) Persediaan barang setengah jadi ( Work in process )


Adalah komponen-komponen atau bahan mentah yang telah melewati
beberapa proses perubahan, tetapi belum selesai. WIP ada karena waktu
yang diperlukan untuk menyelesaikan sebuah produk (disebut waktu
siklus). Mengurangi waktu siklus akan mengurangi persediaan.

3) Persediaan pemeliharaan,perbaikan,operasi
Dibutuhkan untuk menjaga agar mesin-mesin dan proses-proses tetap
produktif. Hal ini ada karena kebutuhan serta waktu untuk pemeliharaan
dan perbaikan dari beberapa perlengkapan tidak diketahui.

4) Persediaan barang jadi

5
Adalah produk yang telah selesai dan tinggal menunggu pengiriman.
Barang jadi dapat dimasukkan ke persediaan karena permintaan
pelanggan di masa mendatang tidak diketahui.

D. Tujuan Persediaan
Tujuan persediaan menurut Freddy Rangkuti (2000:2), yaitu:
1) Menghilangkan resiko keterlambatan datangnya barang/bahan yang
dibutuhkan perusahaan
2) Menghilangkan resiko dari materi yang dipesan berkualitas tidak baik
sehingga harus dikembalikan
3) Untuk mengantisipasi bahan yang dihasilkan secara musiman sehingga
dapat digunakan bila bahan itu tidak ada dalam pasaran
4) Mempertahankan stabilitas operasi perusahaan atau menjamin kelancaran
arus produksi
5) Mencapai penggunaan mesin yang optimal
6) Memberikan pelayanan kepada langganan dengan sebaik-baiknya,
dengan memeberikan jaminan tersedianya barang jadi.

E. Struktur Biaya dalam Sistem Persediaan


Struktur biaya persediaan ini di dalam perusahaan secara umum di bedakan
menjadi empat jenis yaitu:
1) Biaya Pembelian
Adalah biaya yang dikeluarkan untuk memebeli barang, jumlahnya
tergantung pada jumlah barang yang dibeli dan harga per unit barang.
Biaya pembelian ini menjadi sangat penting pada saat harga barang
dipengaruhi oleh ukuran pembelian yaitu adanya diskon harga per unit
akan menurun pada saat jumlah pembelian meninggkat.

2) Biaya Pengadaan
Adalah biaya yang berhubungan dengan pembelian barang yang terdiri
dari biaya pemesanan apabila barang yang diperlukan berasal dari luar

6
perusahaan. Biaya pemesanan adalah semua pengeluaran yang
disebabkan oleh adanya kegiatan mendatangkan barang lain dari luar.

3) Biaya Penyimpanan
Semua penggeluaran yang disebabkan oleh adanya kegiatan menyimpan
barang dalam periode waktu tertentu, biaya ini diwujudkan dalam bentuk
prosentase nilai rupiah per unit waktu. Biaya ini meliputi:
a) Biaya modal
b) Biaya keusangan
c) Biaya kehilangan
d) Biaya asuransi
e) Biaya administrasi dan pemindahan

4) Biaya Kekurangan Persediaan


Adalah biaya yang disebabkan oleh adanya kehabisan persediaan.
Kondisi ini sangat merugikan perusahaan karena proses produksi akan
terganggu dan kesempatan untuk memperoleh peluang akan hilang atau
konsumen dapat pindah ke perusahaan lain karena permintaannya tidak
terpenuhi.

F. Model-model persediaan
1) Permintaan independen versus permintaan dependen
Permintaan Independen dipengaruhi oleh kondisi pasar di luar
pengendalian bagian operasi, oleh karena itu merupakan operasi yang
independen. Permintaan dependen dihubungakan dengan permintaan
untuk item lain dan tidak secara bebas ditentukan oleh pasar. Sebagai
contoh untuk membedakan keduanya adalah pada perusahaan sepeda
motor berikut ini: Produk sepeda motor merupakan permintaan
independen karena permintaannya di pengaruhi oleh pasar, sedangkan
permintaan komponennya misalnya permintaan roda bersifat dependent

7
yaitu berapa jumlah roda yang diminta bergantung pada jumlah sepeda
yang di produksi.

2) Biaya penyimpanan, pemesanan, dan penyetelan


Biaya penyimpanan adalah biaya yang terkait dengan menyimpan atau
membawa persediaan selama waktu tertentu. Oleh karena itu, biaya
penyimpanan jua menyakup biaya barang using dan biaya yang terkait
dengan penyimpanan persediaan seperti asuransi pegawai tambahan dan
pembayaran bunga.
Biaya pemesanan menyakup biaya dari persediaan, formulir, proses
pesanan, pembelian, dukungan administrasi dan seterusnya. Ketika
pesanan sedang diproduksi, biaya pesanan juga ada, tetapi mereka adalah
bagian dari biaya penyetelan.
Biaya penyetelan adalah biaya untuk mempersiapkan sebuah mesin atau
proses untuk membuat sebuah pesanan. Ini menyatakan waktu dan tenega
kerja untuk membersihkan serta mengganti peralatan atau alat penahan.
Manager operasi dapat menurunkan biaya pemesanan dengan
mengurangi biaya penyetelan serta menggunakan prosedur yang efisien,
seperti pemesanan dan pembayaran periodik.
Dalam banyak lingkungan kerja, biaya penyetelan sangatlah berkaitan
dengan biaya penyetelan berkaitan dengan waktu penyetelan. Penyetelan
biasanya memerlukan sejumlah pekerjaan yang harus dilakukan sebelum
penyetelan benar-benar dimulai di pusat kerja dengan perencanaan yang
tepat, banyak persiapan yang diperlukan untuk melakukan sebuah
penyetelan dapat dilakukan tanpa harus mematikan mesin atau proses.
Dengan demikian, waktu penyetelan cukup banyak yang dikurangi.

G. Model - model persediaan untuk permintaan Independen


1) Asumsi Model EOQ

8
Model EOQ sangat aplikatif untuk situasi dimana item dibeli dari
perusahaan lain. Model EOQ dapat digunakan dalam menentukan
persediaan dengan syarat harus memenuhi beberapa asumsi dibawah ini:
a) Tingkat penggunaan seragam dan diketahui (permintaannya konstan).
Misalnya permintaan setiap hari 200 unit dan permintaan ini
diasumsikan berlangsung terus menerus.
b) Harga item sama untuk semua ukuran pemesanan (tidak ada diskon).
c) Semua pesanan dikirim pada waktu yang sama (tidak dalam kondisi
back order )
d) Lead time konstan dan diketahui dengan baik. Pesanan datang tepat
pada saat persediaan habis (minimal persediaan 0 atau tidak terjadi
stockout atau kehabisan persediaan).
e) Item merupakan produk tunggal dan tidak ada kaitannya dengan
produk lain
f) Biaya penempatan dan penerimaan pesanan diabaikan untuk sejumlah
pesanan.
g) Struktur biaya khusus digunakan dengan cara: biaya item unit konstan
dan tidak ada diskon untuk pembelian dalam jumlah besar. Biaya
penyimpanan persediaan memiliki fungsi linier untuk sejumlah item
(tidak ada skala ekonomi biaya penyimpanan).

2) EOQ Dengan Pesanan Incremental


Model EOQ dasar mengasumsikan bahwa setiap pesanan dikirimkan
pada satu waktu yang sama, dalam kenyataannya banyak terjadi antara
tingkat produksi atau pengiriman melebihi tingkat penggunaan, hal ini
terjadi karena tingkat produksi lebih besar dari pada tingkat penggunaan
lebih besar seluruh siklus yang ada.
Misalnya tingkat produksi per hari 25 unit dan tingkat penggunaan 10
unit, maka tingkat persediaan sebesar 15 unit (25-10) per hari. Pada
produksi berlangsung, maka persediaan akan selalu ada dan pada saat

9
produksi berhenti, maka persediaan akan berkurang. Begitu juga
selanjutnya, pada saat persediaan habis, maka produksi akan dimulai lagi.

3) Model Pesanan Interval Tetap


Model ini digunakan pada saat pesanan berada dalam interval waktu
yang tetap yaitu mingguan, dua kali sebulan dan lain-lain.
Permasalahannya adalah jumlah yang akan dipesan pada interval tetap
dimasa yang akan dating, apabila permintaan bersifat variabel, maka
ukuran pesanan akan cenderung bervariasi dari siklus ke siklus.
Penggunaan model ini di dorong oleh alasan pemasok untuk menghemat
biaya pengiriman. Model ini sering digunakan oleh perusahaan retail
(toko obat-obatan, toko kecil-kecil, dan lain-lain) dengan tujuan
memudahkan pengecekan persediaan karena bersifat periodik.
Adapun keuntungan menggunakan model ini adalah dapat mengontrol
item A berdasarkan klasifikasi A B C karena adanya kebutuhan
pengawasan periodic dan pada saat pemasoknya sama, maka dapat
dihemat biaya pengiriman, pemesanan, dan pengepakkan. Kelemahan
menggunkan metode ini adalah dibutuhkan persediaan pengaman yang
cukup besar dari resiko stockout yang menyebabkan biaya penyimpanan
menjadi besar.

Pada saat tingkat permintaan dan lead timenya konstan, maka model
interval tetap (fixed interval) ini akan sama dengan model jumlah tetap
(fixed quantity). Dan baru terjadi perbedaan apabila tingkat permintaan
dan lead timenya bervariasi. Adapun perbedaannya dapat di jelaskan
sebagai berikut:
a) Dalam model jumlah tetap permintaan ditentukan oleh kuantitas
( ROP), sedangkan dalam model interval tetap pesanan ditentukan
oleh waktu. Oleh karena itu interval tetap harus menjaga dari stockout
selama leadtime dan siklus pesanan yang akan dating, sedangkan
jumlah tetap hanya membutuhkan pengaman selama leadtime sebab

10
tambahan pesanan akan dipesan pada waktu tertentu dan akan di
terima setelah leadtime.
b) Jumlah kebutuhan persediaan pengaman lebih besar dalam model
interval tetap dibandingkan model jumlah tetap.
c) Kedua model tersebut sangat sensitive terhadap pengalaman
permintaan, model jumlah tetap lebih besar dari pada permintaan
normal yang disebabkan oleh waktu yang lebih pendek diantara
pesanan, model interval tetap sebaliknya.
d) Model kuantitas tetap, membutuhkan pemantauaan tingkat persediaan
untuk mengetahui berapa jumlah on hand dan untuk menentukan
reorder point, sedangkan model interval tetap hanya menentukan
secara periodic (inspeksi fisik) untuk menentukan jumlah kebutuhan.

4) Metode Periode Tunggal


Metode periode tunggal digunakan untuk pemesanan barang yang mudah
rusak (perishable) seperti sayur, buah, seafood, dan bunga potong dan
untuk barang-barang yang penggunaannya sangat tebatas dalam
kehidupan sehari-hari seperti Koran, majalah, dll. Untuk menganalisisnya
digunakan dua biaya yaitu biaya kerugian (shotage) dan kelebihan.
Adapun tujuan penggunaan model periode tunggal adalah untuk
mengidentifikasi pesanan atau tingkat persediaan yang dapat
meminimalkan biaya shortage dan excess dalam jangka panjang.
Biaya kerugian merupakan biaya yang diakibatkan kehilangan
kepercayaan pelanggan atau opportunity cost karena kehilangan
penjualan, biaya kelebihan adalah biaya karena barangnya sudah
kedaluwarsa.
Terdapat dua kategori permasalahan yang dipertimbangkan yaitu
permintaan didekati dengan menggunakan distribusi kontinu atau
distribusi normal dan distribusi diskrit/distribusi poison. Penggunaan
model tergantung pada jenis persediaan, missal permintaan gas, minyak
dan barang cair cenderung menggunakan skala kontinu dengan distribusi

11
kontinu. Sedangkan permintaan mobil, computer, dan rumah yang dapat
dihitung dengan satuan unit menggunakan distribusi diskrit.

5) Penentuan Tingkat Reorder


Untuk menentukan berapa jumlah yang akan dibeli terlebih dahulu harus
diperhatikan kapan melakukan pemesanan. Dalam model persediaan ini
diasumsikan penerimaan pemesanan adalah sesuai dengan jadwal yang
telah ditentukan. Asumsi ini mengindikasikan bahwa perusahaan akan
menunggu sampai tingkat persediaan mencapai nol dan akan menerima
pemesanan persediaan secepat mungkin. Waktu antara saat melakukan
pemesanan dan penerimaan pesanan ini disebut lead time atau
pengiriman pesanan, sehingga keputusan untuk melakukan pemesanan
kembali persediaan ini disebut dengan reorder point (titik pemesanan
kembali). Terdapat empat alasan yang menyebabkan dilakukan titik
pemesanan kembali, yaitu :
a) Tingkat permintaan (biasanya didasarkan pada peramalan)
b) Lead time
c) Adanya permintaan dan lead time yang beragam
d) Tingkat resiko kehabisan stock yang akan diterima manajemen

6) Production Order Quantity Model


Pembahasan diatas mengasumsikan bahwa pemesanan dating tepat
waktu, tatapi adakalanya perusahaan harus menerima pesanan melebihi
periode waktu yang telah ditentukan.Untuk itu dibutuhkan model yang
berbeda yaitu model yang sesuai dengan aliran persediaan yang
berkesinambungan.

7) Model EOQ Dengan Banyak Item Permintaan Tetap


Seringkali perusahaan membeli persediaan beberapa jenis secara bersama
atau disebut dengan joint purchases. Pembelian semacam ini dilakukan
oleh perusahaan pada pemasok yang sama. Untuk menentukan jumlah

12
persediaan yang ekonomis dapat digunakan perhitungan EOQ dengan
asumsi:
a) Tingkat permintaan setiap jenis barang bersifat konstan dan diketahui
dengan pasti.
b) Lead time diketahui dengan pasti, sehingga tidak terjadi stockout
maupun biaya stockout.
c) Lead time semua jenis barang sama artinya semua jenis barang yang
dipesan berada pada satu titik waktu siklus yang sama.
d) Biaya penyimpanan, harga per unit dan biaya pemesanan untuk setiap
jenis barang diketahui dengan pasti dan tidak ada diskon atau
perubahan harga.

8) EOQ Dengan Banyak Item Untuk Permintaan Bervariasi


Asumsi EOQ banyak item tidak semuanya dapat diterapkan dalam
prakteknya, terutama ROP setiap item berbeda. Hal ini disebabkan oleh
tingkat permintaan setiap item yang bersifat independent, sehingg
permintaan setiap item setiap hari bervariasi. Begitu juga dengan
permintaan dependent yang dianggap diskrit, memungkinkan terjadinya
perbedaan yang di sebabkan oleh keterlambatan pengiriman, pembatalan
pemesanan,dll.

9) Analisis Marginal
Menggunakan perhitungan marginal profit (MP) dan marginal loss (ML).
Penambahan tingkat persediaan dilakukan dengan syarat marginal profit
sama dengan marginal loss. Hubungan ini dapat digunakan untuk
menyelesaikan permasalahn persediaan dengan cepat, akan tetapi alat
analisis ini hanya cocok untuk membuat keputusan sekali saja tanpa ada
ROP atau pemesanan kembali.

10) Keunggulan dan kelemahan Metode EOQ

13
Kartika Hendra (2009) mengemukakan bahwa keunggulan metode EOQ
adalah:
a) Dapat digunakan untuk mengetahui berapa banyak persediaan yang
harus dipesan, dalam hal ini bahan baku, dan kapan seharusnya
pemesanan dilakukan,
b) Dapat mengatasi ketidakpastian permintaan dengan adanya persediaan
pengaman (safety stock),
c) Mudah diaplikasikan pada proses produksi secara massal,
d) Lazim digunakan pada rumah sakit, yaitu pada persediaan obat.

Kelemahan Metode EOQ :


a) Permintaan diasumsikan secara konstan, sedangkan dalam banyak
situasi yang nyata permintaan bervariasi secara substansial. Dalam
bagian berikutnya, permintaan acak akan dipertimbangkan.
b) Permintaan diasumsikan secara konstan, sedangkan dalam banyak
Biaya diasumsikan menjadi konstan, tetapi dalam prakteknya
seringkali ada potongan kuantitas untuk pembelian yang besar, kasus
ini membutuhkan suatu modifikasi dari model EOQ situasi yang nyata
permintaan bervariasi secara substansial. Dalam bagian berikutnya,
permintaan acak akan dipertimbangkan.
c) Bahan dalam partai diasumsikan semuanya sekali diterima, tetapi
dalam beberapa kasusu akan ditempatkan dalam persediaan secara
continue selama di produksi.
d) Diasumsikan produk tunggal, tetapi terkadang satuan-satuan beragam
dibeli dari satu pemasok tunggal dan semuanya dikirim pada waktu
yang sama.
e) Biaya persiapan diasumsikan tetap meskipun pada kenyataannya biaya
ini sering dapat dikurangi

14
BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan
Persediaan diartikan sebagai sumberdaya menganggur yang akan menunggu
proses lebih lanjut, persediaan dalam perusahaan merupakan salah satu asset
terpenting dalam banyak perusahaan karena nilai persediaan mencapai 40%
dari seluruh investasi modal. Jenis persediaan di berbagai perusahaan
berbeda-beda, akan tetapi secara umum persediaan di bagi menjadi tiga
yaitu persediaan bahan baku, persediaan barang setengah jadi dan
persediaan barang jadi.
EOQ merupakan salah satu model tradisional yang dipergunakan untuk
menentukan jumlah persediaan yang ekonomis dengan menggunakan biaya
yang minimal, adapun syarat persediaan ekonomis adalah terjadinya
keseimbangan antar biaya pemesanan dan biaya penyimpanan. Dengan
menyeimbangkan dua biaya tersebut, maka dapat diformulasikan persmaan
EOQ. Keterbatasan penggunaan model EOQ karena ada beberapa asumsi
yang menyebabkan EOQ dianggap sebagai model yang konvensional.

B. Saran
Semoga allah memberikan keberhakan terhadap makalah yang telah kami
susun ini. Saya berharap partisipasi dari para pembaca untuk memberikan
kritikan dan saran demi perbaikan makalah yang selanjutnya.

15
DAFTAR PUSTAKA

Render,Barry and jay heizer, Prinsip-Prinsip Manajemen Operasi Edisi 9 Buku 2,


PT. Salemba Emban Patria, Jakarta, 2011
Zulfikarijah, Fien. Manajemen Persediaan Cetakan Kedua, UMM Press, Malang,
2005.

16

Anda mungkin juga menyukai