Anda di halaman 1dari 3

Kuliah 4

TANGGUNG JAWAB SOSIAL BISNIS KONSTRUKSI


Setelah pembelajaran ini pembaca diharapkan dapat menjelaskan:

1. Pengertian tanggung jawab sosial bisnis konstruksi

2. Hak-hak pekerja konstruksi

3. Bisnis Konstruksi dan lingkungan hidup

4.1 Pengertian Tanggung Jawab Sosial Bisnis Konstruksi


Adalah keterlibatan perusahaan konstruksi dalam mengusahakan kebaikan dan kesejahteraan
sosial masyarakat, tanpa terlalau menghiraukan untung ruginya dari segi ekonomis.
Tanggung jawab sosial ini dapat dirumuskan dalam dua wujud :
A. Tanggung jawab positif
“ melakukan kegiatan-kegiatan yang bukan didasarkan pada perhitungan untung rugi,
melainkan didasarkan pada pertimbangan demi kesejahteraan sosial “
Ada banyak masalah social, seperti pengangguaran, kurangnya pelayanan masyarakat,
terbatasnya sarana pendidikan. Diharapkan perusahaan konstruksi ikut serta memecahkan
masalah-masalah sosial tersebut.
B. Tanggung jawab negatif
“ Tidak melakukan kegiatan-kegiatan yang dari segi ekonomis menguntungkan tetapi dari
segi sosial merugikan kepentingan dan kesejahteraan sosial “.
Perumusan ini menyatakan bahwa perusahaan konstruksi tidak boleh menyebabkan kerugian
pada masyarakat.
Tanggung jawab sosial perusahaan konstruksi tidak terbatas pada membuat proses suatu
proyek seefisien mungkin tanpa merugikn masyarakat atau klien. Tanggung jawab sosial
perusahaan konstruksi meliputi keikutsertaan untuk terlibat bersama masyarakat memecahkan
masalah-masalah sosial yang ada. Beban biaya memecahkan masalah sosial harus ditanggung
bersama, begitu pula keuntungan dari diselesaikannya masalah sosial juga dinikmati bersama
semua pihak.
4.2. Hak Pekerja
Keadilan sosial dalam bisnis konstruksi juga berkaitan dengan hak-hak para pekerja. Dengan
diperhatikannya ha-hak mereka, itu akan sangat menunjang pelaksanaan tugas dan tanggung
jawab para pimpinan perusahaaan konstruksi.
Berikut ini akan dibahas tentang tanggung jawab sosial perusahaan konstruksi dalam
hubungannya dengan beberapa hak pekerja yang sesuai dengan peraturan-peraturan yang
berlaku di Indonesia, diantaranya :
1. Hak Atas Pekerjaan
Dalam pasal 27, ayat 2 UUD 1945 dinyatakn bahwa “ tiap-tiap warga Negara berhak atas
pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan “. Setiap orang berhak atas
pekerjaan, karena pekerjaan tidak lain adalah tindakan tubuhnya. Apa yang dihasilkan
melalui pekerjaan itu berhak dimilkinya untuk menunjang dan memelihara hidupnya. Jadi ,
hak atas pekrjaan ini sebenarnya bersumber dari hak atas kehidupan.
Dalam kaitannya dengan bisnis konstruksi, maka perusahaan konstruksi harus ikut pula
menanggulangi masalah pengangguran dengan cara sebanyak mungkin melibatkan tenaga
kerja Indonesia dalam proyek-proyek yang mereka kerjakan dan mengurangi bahkan
meniadakan penggunaan tenaga kerja asing.
2. Hak Atas Upah Yang Adil
Adalah suatu patokan mengenai upah minimum yang layak bagi penghidupan yang layak,
dan atas dasar upah minimum yang layak itulah pasar dapat ikut menentukan tingkat upah
minimum yang berlaku.
Misalnya, dalam hal kebijaksanaan upah mininmum regional ( UMR ) yang ditetapkan oleh
masing-masing daerah ( karena patokan kelayanan masing-masing daerah berbeda-beda ) ada
kemungkinan kependidikan dan kepelayanan, lama kerja, lingkup tanggung jawab dan
resikonya, serta macam dan kondisi perusahaanya. Perbedaan tingkat upah ini tidak bisa
diabaikan, tetapi haruslah berada dalam batas tingkat upah minimum.
3. Hak Untuk Berserikat
Hak untuk berserikat atau membentuk serikat pekerja di Indonesia telah diakui dan dia atur
dalam UUD 1945 pasal 28 yang menyatakan “ kemerdekaan berserikat dan berkumpul,
mengeluarkan pikiran dengan lisan dan tulisan dan sebagainya ditetapkan dengan undang-
undang.” Bahkan dalam pelaksanaanya, telah dibentuk organisasi secara nasional dan
dibanyak perusahaan telah dibentuk pula’ Serikat Pekerja Seluruh Indonesia ( SPSI ). Dengan
adanya serikat pekerja ini diharapkan terpenuhinya hak-hak pekerja, termasuk hak untuk
memperoleh upah yang adil.
4. Hak Atas Keselamatan dan Kesehatan.
Surat keputusan bersama ( SKB ) Menteri Tenaga Kerja dan Menteri Pekerjaan Umum No.
KEP.174/MEN/1986 – NO.104/KPTS/1986 tentang keselamatan dan kesehatan kerja pada
tempat konstruksi . SKB ini dilampiri sebuah buku pedoman yang terdiri dari 14 BAB, yang
ditetapkan sebagai petunjuk umum untuk keselamatan dan kesehatan kerja pada tempat
kegiatan konstruksi.
Peraturan tentang jaminan keselamatan dan kesehatan ini akan memperkecil kemungkinan
eksploitasi pekerja untuk kepentingan perusahaan konstruksi. melalui jaminan ini para
pekerja benar-benar diperlakukan sebagai manusia yang mempunyai tujuan dan martabat
yang luhur.
4.3. Binis Konstruksi Dan Lingkungan Hidup
Hubungan antara bisnis konstruksi dan lingkungan hidup semakin menjadi pusat perhatian,
sebab pada dasarnya masalah lingkungan hidup timbul sebagai akibat kegiatan bisnis
konstruksi. Kegiatan bisnis konstruksi yang mempunyai peran yang besar dalam
pembangunan sosial sering dianak emaskan sebegitu rupa, sehingga kurang diawasi dan
kenakalan mereka dibiarkan.
Dalam kaitannya dengan lingkungan hidup, bisnis konstruksi sering berjalan sendiri. Bisnis
konstruksi sering dikelola dengan naluri atau dorongan ketamakan, ketidaksabaran,
kerakusan, kebodohan, dan kecerobohan. Kalangan bisnis konstruksi sering menganggap
bahwa alam ini adalah suatu asset modal yang didapat dengan gratis. Dipihak lain, tenaga
manusia yang melimpah menyebabkan sumber daya manusia dihargai seminimal mungkin,
ditekan serendah mungkin sebagai “faktor produksi“ belaka.
Kebebasan dalam bisnsis konstruksi ternyata ada batasnya. kebebasan itu berakhir ketika ia
mengancam kehidupan orang lain. Kalau menyangkut masalah lingkungan, lebih
fundamental lagi karena yang dipertaruhkan bukan hanya kehidupan orang lain saja, akan
tetapi seluruh umat manusia dalam seluruh sejarahnya.
Dalam keadaan masyarakat yang seperti ini, Prof . Hasan Poerbo, dalam Etika Bisnis
Konstruksi, Ir.Andy Kirana,MSA, mengusulkan “ perlunya pengembangan, pengetahuan,
pendidikan, dan profesi pada masyrakat umum yang awam mengenai konstruksi. Ini menjadi
lebih bila dunia arsitektur (bisnis kostruksi) ingin memberikan konstribusinya pada
pembangunan dan perkembangan berkalanjutan. karena secara global diakui salah satu upaya
untuk berkalanjutan perkembangan adalah memerangi kmiskinan. Kemiskinan ini akan
mejadi penghalang pelestarian dan pemulihan sumber daya alam, dan menjadi beban
perkembangan “ ( dikutib dalam Majalah Konstruksi, Edisi Oktober 1995, hal 12 ). Dengan
cara demikian itu, dunia bisnis konstruksi yang tadinya berperilaku berpredatory berubah
menjadi berperilaku contributory yang menghasilkan kesejahteraan bagi sleuruh lapisan
masyarakat.

Soal-soal latihan:
1. Jelaskan Pengertian tanggung jawab sosial bisnis konstruksi

2. Jelaskan tentang Hak-hak pekerja konstruksi

3. Beri penjelasan hubungan Bisnis Konstruksi dan lingkungan hidup

Anda mungkin juga menyukai