Pencabutan subsidi listrik golongan 900 VA yang masuk dalam kategori mampu dilakukan
dalam tiga tahap setiap dua bulan, dimulai Januari 2017. Kemudian kenaikan tarif listrik
tahap kedua dan ketiga berlangsung pada Maret dan Mei 2017.
pencabutan subsidi ini tertuang dalam Peraturan Menteri ESDM Nomor 28 Tahun 2016
tentang tarif tenaga listrik PT PLN (Persero) mengatur penerapan tarif non subsidi bagi
rumah tangga daya 900 VA yang mampu secara ekonomi.Serta Peraturan Menteri ESDM
Nomor 29 Tahun 2016 tentang mekanisme pemberian subsidi tarif tenaga listrik untuk rumah
tangga.
Setiap pencabutan subsidi akan berdampak pada kenaikan tarif listrik golongan 900 VA yang
masuk kategori RTM sebesar 30 persen.
Pencabutan tahap ketiga yang diterapkan Mei hingga Juni 2017, membuat tagihan bayar
listrik bertambah menjadi Rp 185.794 per bulan dari sebelumnya Rp 130 ribu.
Pencabutan subsidi listrik didasari Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2007 tentang Energi
dan Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2009 tentang Ketenagalistrikan. Pemerintah
menyediakan dana subsidi untuk kelompok masyarakat tidak mampu.
Sampai Desember 2016, pelangan 900 VA berjumah 23 juta yang seluruhnya masih
menikmati subsidi. Berdasarkan data Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan
(TNP2K) dan pendataan yang dilakukan PLN, masyarakat yang berhak mendapatkan subsidi
miskin dan rentan miskin golongan 900 VA hanya 4,1 juta.
Ini artinya 18,9 pelanggan 900 VA tidak masuk dalam kategori tersebut atau mampu.
Saat masih mendapat subsidi, golongan 900 VA membayar Rp 585 setiap konsumsi listrik
per kilo Watt hour (kWh), ditambah subsidi pemerintah sebesar Rp 875 kWh. Bila dengan
rata-rata konsumsi listrik 125 kWh per bulan maka tagihannya Rp 74.740 per bulan.
Jika sudah tidak mendapatkan subsidi lagi, tagihan pembayaran listrik naik menjadi Rp 1.450
per kWh. Bila konsumsi rata-rata 125 kWh perbulan, maka tagihan yang dibayar masyarakat
mencapai Rp 185.794 per bulan.
Dengan penerapan pencabutan subsidi listrik bertahap, untuk tahap pertama pada periode
Januari hingga Februari, tagihan pembayaran listrik naik menjadi Rp 98 ribu per bulan dari
sebelumnya Rp 74.740 per bulan1
1
Pebrianto eko wicaksono,”tarif listrik pelanggan 900 va golongan mampu kembali naik dimei,”dikutip dari
http ://bisnis liputan6.com pada 13 juni 2017 pukul 17.30
Kemudian untuk tahap kedua mulai Maret-Arpil 2017 tarif listrik naik menjadi Rp 130 ribu
per bulan dan pada pencabutan tahap III atau sudah tidak ada lagi subsidi listrik, yaitu pada
Mei-Juni 2017, tagihan bayar listrik bertambah menjadi Rp 185.794 per bulan.
Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI) Rofi Munawar menilai
kenaikan Tarif Dasar Listrik (TDL) tahap III sangat memberatkan masyarakat.2
Hal Ini terjadi karena salah satunya bertepatan dengan meningkatkannya beban pengeluaran
masyarakat jelang bulan suci Ramadhan.
"Kenaikan TDL meskipun dilakukan bertahap selama tiga kali sepanjang Tahun 2017, namun
praktis tidak banyak perubahan kebijakan mitigasi yang berarti dari Pemerintah dalam sektor
kelistrikan bagi konsumen akhir. Sehingga pada akhirnya kenaikan sangat terasa berat"
Tidak boleh ada dis-alokasi dan harus memperhatikan daya beli masyarakat yang dilihat dari
besaran inflasi.
Secara faktual berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) sejak awal Januari TDL telah
menyumbang inflasi sebesar 0,30 persen bersama dengan kelompok perumahan, air, gas, dan
bahan bakar.Berdasarkan data tersebut, Perlu kecermatan Pemerintah dalam menjaga daya
beli masyarakat.
Sebagaimana diketahui, mulai 1 Mei 2017, tarif dasar listrik (TDL) golongan 900 VA
kembali naik Rp 329 per kWH.
Kini, 19 juta pelanggan pengguna golongan 900 VA harus membayar Rp 1.352 per kWH
untuk penggunaan listrik mereka. Kenaikan ini sesuai dengan Permen ESDM 28/2016
tentang Tarif Tenaga Listrik Yang Disediakan PLN. (Pemberitaan DPR RI)
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengumumkan tarif listrik untuk
3
masyarakat tidak mampu, tetap disubsidi dan tidak naik pada 1 Mei 2017. Sebanyak 4,1 juta
pelanggan listrik rumah tangga 900 VA yang tidak mampu tidak mengalami kenaikan tarif
dan tetap disubsidi.
Demikian halnya dengan 27 juta pelanggan listrik rumah tangga 450 VA, juga tidak
mengalami kenaikan. Rumah tangga tidak mampu tersebut menikmati tarif listrik bersubsidi
dengan membayar sekitar Rp 605/kWh untuk golongan 900 VA dan Rp 415/kWh untuk
golongan 450 VA.
"Pelanggan 450 VA dan 900 VA yang tidak mampu tetap menerima subsidi 100 persen.
Yang dilakukan pemerintah saat ini adalah membuat subsidi listrik menjadi tepat sasaran,
2
_________, “kenaikan tarif dasar listrik jelang ramadhan dinilai sangat memberatkan,” dikutip dari
www.tribunnews.com/nasional/2017/05/03/kenaikan-tarik-dasar-listrik pada tanggal 12 juni 2017 pukul 17.30
3
Dewi rachmat, “tarik listrik naik lagi,pemerintah tetap subsidi masyarakat miskin,” dikutip dari
https://kumparan.com pada 12 juni 2017 pukul 17.45
bukan menambah beban masyarakat. Subsidi hanya diberikan kepada masyarakat tidak
mampu yang memang perlu dibantu," ungkap Kepala Biro Komunikasi Kementerian SDM,
Anggaran subsidi listrik dalam APBN 2017 tetap dialokasikan.
4
Ibid.