Anda di halaman 1dari 9

Tersedia online di: http://ejournal.undip.ac.id/index.

php/teknik
TEKNIK, 39 (1), 2021, App. 1-9

Metode Perancangan Arsitektur pada Arsitek Profesional


(Kajian Empirik Primer dan Sekunder)

Yerikho Galih Dewangga 1, Edward Endrianto Pandelaki 2, Bangun Indrakusumo R.H.3

1
Departemen Arsitektur Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro,
2
Departemen Arsitektur Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro,
3
Departemen Arsitektur Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro,
Jl. Prof. Soedarto, SH, Kampus UNDIP Tembalang, Semarang, Indonesia 50275

Abstrak
Metode perancangan adalah sebuah cara/ proses dalam aktifitas kreatif merancang bangunan untuk
mengubah atau menciptakan sesuatu yang lebih baik melalui data dan analisa. Karena dalam prakteknya
menggunakan pengumpulan data dan analisa maka metode perancangan harus dapat dipelajari,
diajarkan, diterapkan, dan diuji. Seiring berkembangnya zaman metode-metode umum dalam
perancangan lambat laun mengalami perubahan tergantung dari situasi dan kondisi yang dihadapi oleh
para arsitek profesional. Hal ini mengakibatkan timbulnya ciri khas terhadap metode perancangan para
arsitek tersebut. Dalam penelitian ini akan dibahas mengenai metode perancangan arsitektur yang
digunakan oleh para arsitek profesional sera mengetahui ciri khas dari setiap metode perancangan yang
mereka lakukan. Menggunakan metode kualitatif dalam pengumpulan dan penyajian data melalui studi
literatur yang disusun secara sistematis. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui cara atau
metode perancangan yang arsitek professional lakukan dan mengetahui ciri khas yang ada pada metode
perancangan yang dilakukan arsitek profesional tersebut.

Kata kunci: metode perancangan, ciri khas, arsitek profesional

Abstract
[Title: Architectural Design Methods on Professional Architects (Primary and Secondary
Empirical Studies)] The design method is a method / process in the creative activity of designing
buildings to change or create something better through data and analysis. Because in practice it uses
data collection and analysis, the design method must be able to be studied, taught, applied and tested.
Along with the development of the times, general methods of design have gradually changed depending
on the situation and conditions faced by professional architects. This resulted in the emergence of a
distinctive feature of the design methods of these architects. This research will discuss the architectural
design methods used by professional architects as well as knowing the characteristics of each design
method they do. Using qualitative methods in collecting and presenting data through literature studies
arranged systematically. The purpose of this research is to find out the ways or design methods that
professional architects do and know the characteristics that exist in the design methods of the
professional architect.

Keywords: design method, characteristics, professional architect

1. Pendahuluan komprehensif untuk dapat menciptakan sebuah


Pekerjaan di bidang arsitektur dituntut untuk lingkungan binaan yang nyaman bagi penghuninya.
dapat meyelaraskan sebuah masalah menjadi solusi yang Oleh karena itu, arsitektur disebut sebagai ilmu yang
merupakan gabungan dari teknik dan seni. Perlu
------------------------------------------------------------------
dilakukan beberapa tahapan yang sistematis dalam
*)
Yerikho Galih Dewangga menciptakan sebuah karya arsitektur sehingga dicapai
E-mail: ygdewangga@students.undip.ac.id

doi: 10.14710/teknik.v39n1.xxxxxx Copyright © 2021, TEKNIK, p-ISSN: 0852-1697, e-ISSN: 240-9919


TEKNIK, 39 (1), 2021, 2

hasil akhir yang dapat dipertanggungjawabkan. Proses- desain terbaca dan tidak ada misteri di dalamnya.
proses ini biasa disebut sebagai metode/ proses Pendekatan ini adalah pendekatan yang paling umum
perancangan. dilakukan di saat ini. Karena dilakukan dengan proses
Secara estimologis, metode berasal dari kata analisa dan kajian ilmiah, maka hasil yang didapatkan
“met” dan “hodes” yang berarti melalui, sedangkan arti merupakan hasil yang rasional dan optimal.
metode adalah jalan atau cara yang harus di tempuh
untuk mencapai tujuan yang di inginkan. Sehingga 2 hal
penting yang terdapat dalam sebuah metode adalah cara
melakukan sesuatu dan rencana dalam pelaksanaan.
Sedangkan perancangan adalah usulan pokok
yang mengubah sesuatu yang sudah ada menjadi sesuatu
yang lebih baik, melalui tiga proses: mengidentifikasi
masalah-masalah, mengidentifikasi metoda untuk
pemecahan masalah, dan pelaksanaan pemecahan
masalah. Dengan kata lain adalah perencanaan, Gambar 2. Skema Metode GlassBox
penyusunan rancangan, dan pelaksanaan rancangan (https://slideplayer.info/slide/13888118/)
(John Wade, 1977). Sehingga dapat disimpulkan bahwa
metode perancangan adalah sebuah cara/ proses dalam Menurut Christopher Day, terdapat tiga jenis
aktifitas kreatif merancang bangunan untuk mengubah proses perancangan, yaitu pertama, proses perancangan
atau menciptakan sesuatu yang lebih baik melalui data konvensional (conventional process),merupakan metode
dan analisa. yang umum digunakan seorang perancang pada saat ini,
Terdapat 3 fase evolusi dalam desain, yang baik yang menggunakan pendekatan intuitif maupun
meliputi fase 1) Craftmanship, 2) Draughtmanship dan rasional. Arsitek memiliki tanggung jawab untuk
3) Design Method (Jones, 1970). Fase Craftmanship mewujudkan keinginan klien, melakukan analisis dan
merupakan perencanaan dilakukan dengan sintesis data secara menyeluruh, sekaligus menjadi team
mengandalkan kreativitas atau kerajinan (seni) semata leader dari awal proyek dimulai hingga selesai
oleh sang perancang. Contohnya adalah bangunan pelaksanaan. Kedua proses perancangan partisipatif
arsitektur tradisional yang penuh dengan ornamen- (participation process), dimana dalam pada proses
ornamen. Fase Draughtmanship merupakan perencanaan perancangannya keterlibatan pengguna menjadi hal yang
yang dilakukan dengan menghitung ukuran atau dimensi sangat penting karena mereka yang nantinya akan
dengan suatu ukuran tertentu, mempunyai bentuk yang menggunakan bangunan yang bersangkutan, sehingga
jelas, dan dapat dibuat dengan jumlah yang banyak atau perlu untuk mengetahui kebutuhan dan pola aktivitas
dibuat kembali. Fase Design Method fase ini terbagi mereka. Dan terakhir ada proses perancangan consensus
kembali menjadi dua tipe metode perancangan, yakni (consensus group), proses pengambilan keputusan yang
Metode Perancangan Blackbox (Tradisional), yang kesepakatannya diputuskan melalui musyawarah dan
dilakukan secara spontanitas oleh si perancang suatu memberikan peluang kepada masyarakat untuk
karya tersebut. Ide kreatifitas rancangan tidak jelas mendapat apa yang mereka inginkan. Metode ini
datang darimana konsepnya, bisa datang dari mimpi, sekaligus mencoba menumbuhkan kesadaran dan rasa
suatu ilham, mungkin bahkan wangsit, atau ujicoba memiliki masyarakat terhadap lingkungan binaan yang
lainnya (Jones, 1970). mereka rancang secara kolektif dengan difasilitasi
arsitek dan tim. (Day, 2003)
Dengan seiring berkembangnya zaman, metode-
metode umum dalam perancangan lambat laun
mengalami perubahan tergantung dari situasi dan
kondisi yang dihadapi oleh para arsitek profesional. Hal
ini mengakibatkan timbulnya ciri khas terhadap metode
perancangan para arsitek tersebut.
Penilitian ini bertujuan untuk memperkaya
pengetahuan dan keilmuan tentang metode perancangan
Gambar 1. Skema Metode BlackBox arsitektur, melalui analisa dari metode perancangan
(https://slideplayer.info/slide/13888118/) arsitektur yang digunakan oleh para arsitek profesional,
serta ciri khas yang muncul dari hasil karya arsitektur
Dan yang kedua ada Metode Perancangan Glass tersebut.
Box, Proses desain metode ini lebih transparan, terlihat,
dan dapat diikuti. Dalam metode ini, langkah-langkah

doi: 10.14710/teknik.v39n1.xxxxxx Copyright © 2021, TEKNIK, p-ISSN: 0852-1697, e-ISSN: 240-9919


TEKNIK, 39 (1), 2021, 3

2. Bahan dan Metode 5. Peran arsitek sebagai pemandu, bukan sebagai


Peniltian ini Menggunakan metode kualitatif pengambil keputusan tunggal. Membantu klien
dalam pengumpulan dan penyajian data melalui studi mencari solusi yang optimal dari berbagai aspek
literatur baik melalui buku fisik, buku elektronik, jurnal agar selaras.
dan prosiding yang disusun secara sistematis, dengan 6. Menghidupkan kembali “jiwa/ruh” sebuah
menggunakan laptop dan jaringan internet sebagai tempat dan turut menyemai benih budaya lokal.
instrumen penilitian.
Berdasarkan ulasan di atas, metode perancangan
Untuk teknik analisis data yang dilakukan, adalah
dengan cara mengorganisir data sekunder dari buku dan yang dilakukan Eko Prawoto berdasarkan teori Jones
internet, untuk kemudian dicermati dan dihubungkan, (1970) termasuk dalam metode glass box. Sedangkan
sehingga diperoleh metode perancangan yang dilakukan jika ditinjau dari teori Christopher Day (2003) maka,
para arsitek profesional tersebut, kemudian dilakukan proses perancangan yang dilakukan Eko Agus Prawoto
Analisa untuk menemukan ciri khas dari metode menggunakan proses perancangan partisipatif.
perancangan yang dilakukan oleh mereka. Beberapa contoh karya beliau yang masih bisa
kita nikmati hingga sekarang, diantaranya: Rumah Butet
3. Hasil dan Pembahasan Kertaradjasa, Art of Bamboo, Via-via Cafe Jogja.
Pembahasan penilitian ini dibagi berdasarkan 2
kajian, yaitu Kajian Empirik Sekunder Metode
Perancangan dan Kajian Empirik Primer Metode
Perancangan.

Kajian Empirik Sekunder Metode Perancangan


Metode Perancangan Eko Agus Prowoto
Ciri khusus pada setiap karya milik Eko Agus
Prowoto adalah setiap desain yang dirancang
menerapkan aliran desain yang ekologis atau yang
sering dikenal dengan Eco Design. Baik dari segi
penataan ruang, struktur dan yang paling menonjol
adalah elemen dekorasi yang tektonik (penekanan
struktur dari bentuk konstruksi yang digunakan). Selain
ketiga hal tersebut beliau juga memberikan kekuatan
untuk mengkomunikasikan setiap karyanya agar dapat
selaras dengan lingkungan disekitarnya tanpa
Gambar 3. Karya-Karya Eko Agus Prawoto
mengurangi keunikan dan kekhasan dari bangunan
(Rumah Butet Kertaradjasa, Art of Bamboo, Via-via
tersebut.
Cafe Jogja)
Eko Prawoto memiliki 6 poin metode kerja yang
beliau pegang dalam proses desain arsitektur yang
Metode Perancangan Andra Matin
dilakukannya, yaitu:
Bagi Andra Matin dan timnya ada beberapa hal
1. Diawali dengan mulai dari apa yang ada, amati
yang menjadi perhatian dalam design approach and
dulu, dengar dulu, dan lihat apa yang ada di site. methods pada setiap karya yang dirancang, yaitu :
Melihat dan menentukan apa yang harus tetap 1. Dalam setiap desainnya, Andra Matin selalu
(tidak boleh diubah) dan apa yang boleh berubah. berpegang pada penggunaan energi yang efisien
2. Melihat kebutuhan programatik ruang itu tidak seperti menciptakan cross ventilation, desain
tetap (programmatic instability) atau akan selalu bangunan dibuat tipis dengan maksud
berubah. Tidak terpaku pada rumusan-rumusan memudahkan sirkulasi udara, serta bukaan
kebutuhan ruang. optimal untuk meminimalisir pencahayaan
3. Struktur ruang sebaiknya dibuat fleksibel buatan, dan pemanfaatan rooftop untuk
dan open ended. Hal ini dikarenakan kebutuhan menurunkan suhu ruang dibawahnya.
pasti akan berubah. Jadi buatlah desain yang 2. Menurut Andra Matin konteks dimana suatu
selalu bisa diubah, ditambah, dan seterusnya. bangunan berdiri/ akan dibangun merupakan
4. Memikirkan aspek material yang digunakan, baik salah satu hal sangat penting. Pada berbagai
material struktur utama, material pengisi, sera project dan karyanya, Andra Matin dan tim selalu
material pada detail dan artikulasi. berusaha “membaca” potensi tapak secara

doi: 10.14710/teknik.v39n1.xxxxxx Copyright © 2021, TEKNIK, p-ISSN: 0852-1697, e-ISSN: 240-9919


TEKNIK, 39 (1), 2021, 4

menyeluruh. Dan mencoba menggabungkan Beberapa contoh karya beliau yang masih bisa
konteks lingkungan tersebut dengan desain kita nikmati hingga sekarang, diantaranya:
bangunan/ rumah itu sendiri sehingga hasil
akhirnya menjadi menyatu antara desain dan
lingkungannya.
3. Space dan sekuens menurut beliau sangat
penting. Beliau mengibaratkan arsitektur sangat
bagus kalau tidak semuanya langsung terlihat.
Sekuens, menurut Andra Matin, dapat
memperkaya pengalaman klien saat mengalami
ruang dan menciptakan kesan yang akan selalu
mengingatkan klien akan pengalaman tersebut.
4. Andra Matin menyakini bahwa masing -masing
material memiliki ruh/ jiwa, sehingga kehadiran
masing-masing material akan spesial walaupun
hanya satu macam.
5. Bagi Andra Matin, memahami klien merupakan
salah satu hal terpenting dalam proses desain
Gambar 4. Karya-Karya Andra Matin
yang dilakukan. Apa yang disukai klien, seperti
(Blimbingsari Airport, Tubaba Mosque, Am Residential)
apa karakternya, bagaimana aktifitasnya. Dengan
pemahaman tersebut, maka deain yang dihasilkan Metode Perancangan Bernard Tshumi
dapat memiliki keunikan dan berbeda satu karya Proses desain seorang Bernard Tschumi terbilang
dengan karya lainnya. cukup unik dan memiliki ciri khas tersendiri. Dalam
6. Andra Matin melihat bahwa dimensi ruang tidak metode-metode desain yang telah dijabarkan di atas
harus selalu luas. Hal ini mengingat lahan yang terlihat bahwa beliau sangat menaruh perhatian pada
ada seringkali luasanya terbatas. Untuk itu, beliau programming, mulai dari cross programming,
seringkali menyiasati hal ini dengan membuat transprogramming, dan dispogramming. Dimana
batas yang bias antara ruang dalam dan ruang persamaan dari ketiga metode ini adalah saling
luar. menggabungkan satu program dengan yang lain. Hal ini
Sebagai seorang arsitek profesional yang telah meciptakan karya arsiektur yang naatif, baik berupa
lama berpraktisi, Andra Matin memiliki karakter gambar atau sistematik, serta membangkitkan
tersendiri dalam setiap proses perancangan yang kemampuan fiksi untuk menghasilkan bentuk sebagai
diakukannya. Andra Matin percaya bahwa setiap sebuah kritik alternatif.
material memilik ruh/ jiwa, sehingga kehadiran masing- Berdasarkan ulasan di atas, metode perancangan
masing material akan spesial walau hanya satu macam yang dilakukan Bernard Tschumi berdasarkan teori
saja, karenanya sangat jarang karya-karya beliau yang Jones (1970) termasuk dalam metode glass box.
menggunakan banyak material. Ciri khas lain adalah Sedangkan jika ditinjau dari teori Christopher Day
setiap melakukan proses perancangan beliau melihat (2003) maka, proses perancangan yang dilakukan
bahwa dimensi ruang tidak harus luas, mengingat lahan Bernard Tschumi menggunakan proses perancangan
yang didesain seringkali memiliki luasan yang terbatas. konvensional.
Hal ini disiasati dengan mencuri ruang luar untuk Beberapa contoh karya beliau yang masih bisa kita
dibawa ke dalam. Oleh sebab itu, banyak karya beliau nikmati hingga sekarang, diantaranya:
yang dalam eksekusinya sangat minim memberi sekat
antar ruang Riset dengan setiap klien juga dilakukan
beliau dengan sangat dalam untuk menghasilkan suatu
karya yang unik dan merepresentasikan penghuninya.
Berdasarkan ulasan di atas, metode perancangan
yang dilakukan Andara Matin berdasarkan teori Jones
(1970) termasuk dalam metode glass box. Sedangkan
jika ditinjau dari teori Christopher Day (2003) maka,
proses perancangan yang dilakukan Andra Matin
menggunakan proses perancangan partisipatif.

doi: 10.14710/teknik.v39n1.xxxxxx Copyright © 2021, TEKNIK, p-ISSN: 0852-1697, e-ISSN: 240-9919


TEKNIK, 39 (1), 2021, 5

Metode Perancangan Romo Mangunwijaya


Ciri khas metode perancangan seorang Romo
Mangun dalam menghasilkan sebuah karya cenderung
menggunakan gambar makro sebagai pedoman awal.
Prosesnya berkembang mengikuti keadaan yang terjadi
di lapangan. Pada tahap pembentukan konsep, beliau
mengombinasikan dua macam metode yaitu pendekatan
intuitif dan rasional transparan. Dalam metode rasional
Gambar 5. Karya-Karya Bernard Tshumi (Parc de la tranparan, Romo Mangun seringkali mengikutsertakan
villette, Grottammare Cultural Center, Binhai Science partisipasi aktif masyarakat sekitar sejak konsep awal
Museum) hingga akhir, Lebih jauh Ketika Romo Mangun
merancang sebuah bangunan ibadah beliau menerepakan
Metode Perancangan Tadao Ando konsep kesatuan antara kesakralan ibadah dengan
Pengalaman-pengalaman dalam merasakan kehidupan manusia sehari-hari, hal ini dilakukakn untk
sebuah karya arsitetur menjadi pondasi bagi Ando dalam menciptakan kesinambungan ruang luar dan ruang
menciptakan sebuah karya arsitektur. Dalam dalam dengan tujuan menghindari kesan bahwa rumah
perjalanannya, Ando berusaha memperkenalkan suatu ibadah adalah sesuau yang suci, sakral yang najis
teori modernisme yang disebutnya sebagai Self Enclosed disentuh oleh manusia yang berdosa.
Modernity yang terungkap dalam berbagai tulisan yang Berdasarkan ulasan di atas, metode perancangan
ditulis sendiri ataupun arsip wawancara yang dilakukan yang dilakukan Romo Mangun berdasarkan teori Jones
terhadapnya. Berangkat dari teori ini kekhasan dalam (1970) tidak hanya glass box namun juga black box,
proses merancang Ando terbentuk. Proses mendesain disesuaikan dengan proyek dan klien yang dihadipinya.
yang beliau lakukan sangalah kompleks, berbagai aspek Sedangkan jika ditinjau dari teori Christopher Day
sangat diperatikan beliau. Terbukti dari teori tersebut (2003) maka, proses perancangan yang dilakukan Romo
lahir 9 komponen pembentuk karya Ando yang telah Mangun menggunakan semua proses perancangan baik
dijabarkan pada uraian di atas. itu proses perancangan konvesional, partsipatif, maupun
Berdasarkan ulasan di atas, metode perancangan konsensus.
yang dilakukan Tadao Ando berdasarkan teori Jones Beberapa contoh karya beliau yang masih bisa
(1970) termasuk dalam metode glass box. Sedangkan kita nikmati hingga sekarang, diantaranya:
jika ditinjau dari teori Christopher Day (2003) maka,
proses perancangan yang dilakukan Tadao Ando
menggunakan proses perancangan konvensional.
Beberapa contoh karya beliau yang masih bisa
kita nikmati hingga sekarang, diantaranya:

Gambar 7. Karya-Karya Romo Mangunwijaya (Rumah


Arief Budiman, Kawasan Kali Code, Kawasan Ziarah
Sandangsono)

Metode Perancangan Sri Hartuti Wahyuningrum


Gambar 6. Karya-Karya Tadao Ando (Naoshima Metode/ proses merancang (proses kreatif) yang
Contemporary Art, Church of Light, Church on the dilakukan dalam menciptakan suatu karya arsitektur
Water) yang beliau lakukan adalah adalah secara prinsip setiap
merancang untuk bangunan pada awalnya pahami
fungsi bangunan tersebut terlebih dahulu, kemudian

doi: 10.14710/teknik.v39n1.xxxxxx Copyright © 2021, TEKNIK, p-ISSN: 0852-1697, e-ISSN: 240-9919


TEKNIK, 39 (1), 2021, 6

pemahaman terhadap konteks bangunan dengan Metode Perancangan Agung Dwiyanto


lingkungannya, setelah itu dikembangkan ide-ide yang Arsitek itu hampir seperti koki, yang memasak
ada terkait tujuan fungsional bangunan tersebut hidangan yang mereka (klien) minta (Dwiyanto, 2021).
dibangun. Metode/proses perancangan yang dilakukan Sebuah prinsip dan pandangan dari seorang Arsitek
beliau pada dasarnya sama yang kemudian adalah sekaligus dosen / pengajar di DAFT Undip yang bersala
membedakan konteks fungsi bangunan dan dari Semarang. Tanggungjawab penuh selalu beliau
keberadaannya (dapat diolah dengan pendekatan terkait sematkan pada setiap karya arsitekturnya. Beliau harus
kondisi lingkungan, karakter tapak, budaya setempat, tau persis kemauan klien, sehingga bisa mewujudakn
hal-hal unik lain yang dapat diolah lebih lanjut). Beliau keinginan klien dengan teknik yang beliau miliki.
menerapkan beberapa standar dasar yang diterapkan Selain prinsip “koki” yang selalu beliau pegang,
terutama pendekatan luasan bangunan (kaitannya untuk prinsip lain yang tidak kalah pentingnya adalah dalam
memperoleh luasan ruang optimal yang memenuhi merancang bangunan adalah selalu mendesain bangunan
kinerja bangunan), adapun untuk tampilan tidak ada secara total, baik luar bangunan maupun dalam
standar khusus. Metode/ proses perancangan perlu bangunan itu sendiri. Beberapa contoh karya yang beliau
dilakukan adalah karena terkait batasan biaya hasilnya dengan menggunakan metode ini adalah
pembangunan serta hal ini menjadi tuntutan untuk Gedung kuliah ekonomi, di Erlangga; Gedung kuliah
sebuah karya yang sudah diperhitungkan secara besama, di Undip; Gedung Prof Sudarto, di Undip;
komprehensif baik filosofi desain, detail-detail kreatif Diklat PMI, di Sambiroto; Gedung Sukowati, di Undip;
yang dimasukkan, kesesuaian dengan struktur bangunan dan masih banyak lagi.
maupun utilitas yang menunjangnya. Bidang lain juga Metode/ proses yang beliau lakukan relatif sama
menunjang pada bidang arsitektur untuk lebih kreatif, untuk bangunan-bangunan yang telah disebutkan di atas.
missal dengan menonjolkan utilitas yang dapat menjadi Beliau melakukannya secara runtut, namun yang
atraksi dalam ruang (citra industrial) namun juga terpenting baginya adalah “proposal ide” yang dilakukan
menjawab penyelesaian teknis utilitas secara sederhana di awal proses. Beliau akan mengajukan minimal dua
(ekspose) menjadi bagian tampilan arsitekturnya. ide/ gagasan, yang pertama adalah yang permintaan dari
Berdasarkan ulasan di atas, metode perancangan klien dan yang kedua adalah dari gagasan pribadi, kedua
yang dilakukan beliau berdasarkan teori Jones (1970) gagasan tersebut akan menjadi bahan diskusi,
termasuk dalam metode glass box. Sedangkan jika menyatukan pemikiran klien dan pemikiran arsitek itu
ditinjau dari teori Christopher Day (2003) maka, proses sendiri. Kemudian, dari pengajuan proposal kemudian
perancangan yang dilakukan beliau menggunakan proses berlanjut ke eksplorasi desain dan lainnya. Pada saat
perancangan konvensional dan proses perancangan eksplorasi desain pasti akan terjadi perubahan, hal ini
partisipatif, tergantung dari kondisi di lapangan dan bisa berasal dari klien maupun sang arsitek. Proses ini
klien yang didapat. dirasa wajib oleh beliau untuk mengasah kepekaan
Beberapa contoh karya beliau yang masih bisa seorang arsitek.
kita nikmati hingga sekarang, diantaranya: Setelah eksplorasi desain kemudian akan terus
dilanjut hingga animasi dan pembuatan maket kecil agar
beliau dan klien bisa melihat bentuk bangunannya
seperti apa. Dalam proses ini beliau menggunakan
metode digital karena timing waktu yang tidak terlalu
lama, sehingga tetap butuh menggunakan teknologi
untuk mempermudah pekerjaan. proses desain yang
dilalui Pak Agung hampir sama dengan proses desain
dari Tim McGinty di buku James C. Snyder yang
terdapat pengulangan atau perubahan pada perjalanan
eksplorasinya.
Berdasarkan ulasan di atas, metode perancangan
yang dilakukan beliau berdasarkan teori Jones (1970)
termasuk dalam metode glass box. Sedangkan jika
ditinjau dari teori Christopher Day (2003) maka, proses
perancangan yang dilakukan beliau menggunakan proses
perancangan konvensional dan proses perancangan
Gambar 8. Karya-Karya Sri Hartuti Wahyuningrum partisipatif, tergantung dari kondisi di lapangan dan
(Hotel Lotus Dafam-Jember, Gedung BNPT- klien yang didapat.
Sentul,Bogor, Gedung Kuliah Bersama UNISSULA- Beberapa contoh karya beliau yang masih bisa
Semarang) kita nikmati hingga sekarang, diantaranya:

doi: 10.14710/teknik.v39n1.xxxxxx Copyright © 2021, TEKNIK, p-ISSN: 0852-1697, e-ISSN: 240-9919


TEKNIK, 39 (1), 2021, 7

Beberapa karya yang dihasilkan oleh Christian


antara lain Magdalene Wiese Villa, Rumah Pensiun di
Tapanuli Utara, Sumut, dan Jabu na ture Homestay di
Sumatra Utara.
Berdasarkan ulasan di atas, metode perancangan
yang dilakukan Christian berdasarkan teori Jones (1970)
termasuk dalam metode glass box. Sedangkan jika
ditinjau dari teori Christopher Day (2003) maka, proses
perancangan yang dilakukan Christian menggunakan
proses perancangan konvensional dan proses
perancangan partisipatif, tergantung dari kondisi di
lapangan dan klien yang didapat.
Beberapa contoh karya Christian yang masih bisa
kita nikmati hingga sekarang, diantaranya:

Gambar 9. Karya-Karya Agung Dwiyanto (Gedung


Prof. Soedarto-UNDIP, Gedung Diklat PMI, Gedung
Sukowati-UNDIP)
Gambar 10. Karya-Karya Christian Ihotasi Siregar
Metode Perancangan Christian Ihotasi Siregar (Magdalene Villa-SUMUT, Rumah Pensiun-SUMUT,
Berawal dari identifikasi dan analisalah sebuah Jabu na Ture Homestay-SUMUT)
proses perancangan dilakukan menggunakan pendekatan
makro dan mikro terhadap suatu permasalahan. Atau Metode Perancangan Djehovan Dira
kebutuhan desain arsitektural. Pendekatan secara makro Hal pertama yang dilakukan Djehovan dalam
dilakukan untuk mendapatkan konsep kontekstual suatu proses merancangnya adalah melihat dari sudut pandang
desain terhadap lingkungan sekitar dan dampaknya baik pengguna, melihat kebiasaan serta aktivitas untuk
potensi maupun permasalahannya. Analisa mikro menentukan kemungkinan dan batasan suatu desain.
dilakukan menggunakan analisa SPOK (Subyek, Selanjutnya melihat dari aspek yang lebih luas seperti,
Predikat, Obyek, Keterangan). Sebagai pelaku kegiatan, pengaruh desain terhadap lingkungan dan bagaimana
aktivitas, dan apa saja yang terjadi di dalam lingkungan / memaksimalkan kondisi lingkungan sebagai sebuah
karya tersebut, tentunya dengan tidak mengesampingkan bagian bagi desain. Hampir setiap proses desain yang
terhadap kaidah arsitektural suatu bangunan. dilakuakan Djehovan menggunakan metode yang sama,
Identifikasi masalah dan potensi dilakukan untuk yang berbeda adalah porsi sudut pandangnya, apakah
menjawab tantangan itu, karena sebuah karya desain selalu dititikberatkan pada pengguna (user centris) atau
adalah sesuatu yang bernyawa atau bermakna. Oleh ke lingkungan. Hal ini sangat tergantung dari fungsi
sebab itu, hal yang menguatkan terhadap suatu desain bangunan itu sendiri.
adalah bagaimana menyelesaikan suatu permasalahan Menurut pandangannya, tipikal proyek skala
dengan karya desain yang dapat menjawab masalah pemerintah, skala kecil, dll, mempunyai analogi dan
tersebut, serta mengoptimalkan potensi di dalamnya. tipologi yang berbeda-beda, sehingga proses pendekatan
Inovasi dihadirkan dengan membawa sesuatu yang baru dalam proses desain dari sudut pandang pengguna nya
supaya desain ini menjadi karya yang berbeda dengan pun akan berbeda. Namun, benang merah yang dapat
yang lainnya. ditarik adalah seorang desainer harus mampu

doi: 10.14710/teknik.v39n1.xxxxxx Copyright © 2021, TEKNIK, p-ISSN: 0852-1697, e-ISSN: 240-9919


TEKNIK, 39 (1), 2021, 8

mengakomodir kebutuhan pengguna namun tidak sudah terlewati dan hanya menyisakan sedikit
melupakan idealisme dari suatu desain itu sendiri. perubahan. Pada proses ini Dwi Istaiwan berharap klien
Menurutnya, proses desain sangat perlu akan memiliki gambaran utuh tentang hasil akhirnya.
dilakukan, sebagai contoh apabila kita akan memasak, Dwi Istiawan memiliki beragam variasi dalam
kita perlu mengenali bahan masakan dahulu sebelum menghadapai setiap klien, tergantung dengan kebutuhan
membuat suatu masakan. Proses desain sama halnya yang ada di lapangan. Namun, pada umunya langkah-
yakni kita perlu mengenali dan tahu betul poin-poin apa langkah yang dilakukan tidak jauh berbeda denagn apa
yang akan kita buat dan langkah-langkah untuk yang telah dijabarkan di atas. Selain itu, Dwi Istiawan
mencapai desain akhir tersebut. Hal-hal yang tidak memiliki kebiasaan tertentu dalam merancang
mempengaruhi suatu desain adalah fungsi bangunan, karya-karyanya baik itu klien pemerintah/ instansi
skala proyek & faktor pendukung (lingkungan, material, maupun pribadi, skala kecil maupun besar. Dwi Istiawan
& anggaran). berfokus ada keinginan klien dengan menggali sedalam
Berdasarkan ulasan di atas, metode perancangan mungkin keinginannya. Metode yang dilakukan sedapat
yang dilakukan Djehovan berdasarkan teori Jones mungkin meminimalisir perubahan-perubahan yang
(1970) termasuk dalam metode glass box. Sedangkan tidak perlu selama proses merancangnya.
jika ditinjau dari teori Christopher Day (2003) maka, Berdasarkan ulasan di atas, metode perancangan
proses perancangan yang dilakukan Djehovan yang dilakukan Dwi Istiawan berdasarkan teori Jones
menggunakan proses perancangan partisipatif (1970) termasuk dalam metode glass box. Sedangkan
Beberapa contoh karya Djehovan Dira yang jika ditinjau dari teori Christopher Day (2003) maka,
masih bisa kita nikmati hingga sekarang, diantaranya: proses perancangan yang dilakukan Dwi Istiawan
menggunakan proses perancangan partisipatif.
Beberapa contoh karya Dwi Istiawan yang masih
bisa kita nikmati hingga sekarang, diantaranya:

Gambar 11. Karya-Karya Djehovan Dira (Nature Trail-


Bologna, M House, ADB Interior Project)
Metode Perancangan Dwi Istiawan
Metode perancangan yang dilakukan oleh Dwi
Istiawan dimulai dari sebuah riset untunk mengetahui
keinginan sang klien. Riset ini penting untuk
menciptakan suatu desain yang optimal dan sesuai
dengan keinginan klien. Tahap selanjutnya adalah proses
programming, proses ini untuk mengetahui kebutuhan
ruang yang dikehendaki klien dengan
mempertimbangkan berbagai aspek yang ada. Sketsa
layout adalah langkah selanjutnya yang diambil oleh
Dwi Istiawan, hal ini dilakukan agar klien bisa memiliki
gambaran ruang-ruangan yang tercipta berdasarkan
aspek-aspek yang telah disepakati di dua pendahuluan Gambar 11. Karya-Karya Dwi Istiawan (Rumah SW-
sebelumnya. Ketiga proses itu merupakan proses utama Ambarawa, Guest House ABG-Yogyakarta, Rumah
yang dilakukannya dalam menciptakan suatu karya Desa Ambarawa)
arsitektur. Langkah selanjutnya adalah membuat maket
dan detailing. Pada langkah ini sebagian besar proses

doi: 10.14710/teknik.v39n1.xxxxxx Copyright © 2021, TEKNIK, p-ISSN: 0852-1697, e-ISSN: 240-9919


TEKNIK, 39 (1), 2021, 9

4. Kesimpulan Day, Christopher., dan Rosie Parnell. 2003. Consensus


Dalam dunia arsitektur, metode perancangan Design: Socially Inclusive Process. New York:
adalah hal yang sangat penting untuk dipelajari. Melalui Architectural Press.
penelitian ini diktahui bahwa para arsitek profesional Hartono, Veronika. 2006. R0044/ Metode Perencanaan
memiliki cara dan metode perancangan yang berbeda- dan Perancangan Arsitektur.
beda. Masing-masing memiliki ciri khas dalam (https://slideplayer.info/slide/5337645/)
melaksanakan metode perancangan arsitektur. Ciri khas diakses tanggal 26 Februari 2021.
masing-masing didapat dari berbagai pengalaman yang Jerobisonif, Aplimon, dkk. 2019. Konsep dan Metode
mereka miliki dan tentu saja disesuaikan dengan kasus desain Arsitektur Bernard Tschumi. Jurnal
yang dihadapi. Namun, secara umum, metode Gewang. 1(1): 20-26.
perancangan yang mereka lakukan lahir dari teori yang Laksito, Boedhi. 2014. Metode Perencanaan &
sama, seperti riset awal, analisis, sintesis melalui Perancangan Arsitektur. Jakarta: Griya Kreasi.
skematik desain, pengembangan dan pelaksanaan. Pawitro, Udjianto.2009. Pemahaman Keterkaitan ‘Teori
Metode perancangan arsitektur secara tidak lamngsung Arsitektur – Kegiatan ‘Perancangan’ dan ‘Kritik
menjadi jembatan komunikasi antara arsitek dan sang Karya’ dalam Arsitektur. Jurnal Itenas Rekayasa,
pemilik, sehingga karya yang dihasilakn optimal dan 4(13):176-183.
reprentatif. Ratodi, Muhamad. 2015. Metode Perancangan
Arsitektur. Jakarta: www.nulisbuku.com.
5. Ucapan Terimakasih Setyowati, Wiwit. 2009. Teori, Metode, dan Aplikasi
Ucapan terima kasih terutama ditujukan kepada Karya Arsitektur Tadao Ando. Jurnal Teknik
pemberi dosen pengampu mata kuliah dan rekan-rekan Sipil dan Perencanaan. 1(11): 81-92.
arsitek profesional yang telah membantu dalam proses Snyder, James C., dan Catanese, Anthony J. 1991.
penyusunan tulisan ini. Pengantar Arsitektur. Jakarta: Erlangga.
Sunaryo, Rony G. 2007. Mengikuti Langkah Pikir Romo
6. Daftar Pustaka Mangun Sebuah Tinjauan Mengenai Metode
Budiono, Sugiarto. 2015. Metode Perancangan Perancangan Arsitektur Yusuf Bilyarta
Arsitektur Mangunwijaya. Dimensi Teknik Arsitektur.
(https://slideplayer.info/slide/13888118/) 35(1):41-45.
diakses tanggal 26 Februari 2021.

doi: 10.14710/teknik.v39n1.xxxxxx Copyright © 2021, TEKNIK, p-ISSN: 0852-1697, e-ISSN: 240-9919

Anda mungkin juga menyukai