Anda di halaman 1dari 14

Napak Tilas Penegakan HAM di 

Indonesia

Pengertian Hak Asasi Manusia

Pengertian hak asasi manusia pada umumnya adalah hak dasar


yang dimiliki oleh seseorang sejak lahir sebagai anugerah dari
tuhan YME. Setiap orang memiliki hak dalam menjalankan
kehidupan dan apa yang dikendakinya selama tidak melanggar
norma juga tata nilai di masyarakat. Hak asasi ini wajib untuk
dihormati, dijunjung tinggi serta dilindungi oleh negara, hukum
dan pemerintah juga setiap orang sebagai harkat dan martabat
manusia yang sama antara satu orang dengan lainnya yang benar-
benar wajib untuk dilindungi.

Adapun beberapa pengertian hak asasi manusia sebagai berikut.


1. Jan Materson (Komisi HAM PBB) berpendapat bahwa hak
asasi manusia adalah hak-hak yang melekat pada setiap manusia,
yang tanpanya manusia mustahil dapat hidup sebagai manusia.
2. John Locke berpendapat bahwa hak asasi manusia adalah
hak-hak yang diberikan langsung oleh Tuhan Yang Maha Pencipta
sebagai hak yang kodrati.
3. Prof. Koentjoro Poerbopranoto berpendapat hak asasi
manusia adalah hak yang bersifat asasi. Artinya, hak-hak yang
dimiliki manusia menurut kodratnya yang tidak dapat dipisahkan
dari hakikatnya sehingga bersifat suci.
4. Miriam Budiardjo mengemukakan bahwa hak asasi adalah
hak yang dimiliki manusia yang telah diperoleh dan dibawanya
bersamaan dengan kelahiran atau kehadirannya di dalam
kehidupan masyarakat.
5. Muladi berpendapat hak asasi adalah segala hak-hak dasar
yang melekat dalam kehidupan manusia (those rights which are
inherent in our nature and without which we cannot live as human
being).
6. Peter R. Baehr menjelaskan hak asasi manusia sebagai hak
dasar yang dipandang mutlak perlu untuk perkembangan individu.
7. Menurut UU No. 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia,
hak asasi manusia adalah seperangkat hak yang melekat pada
hakikat dan keberadaan manusia sebagai makhluk Tuhan yang
Maha Esa dan merupakan anugerah-Nya yang wajib dihormati,
dijunjung tinggi dan dilindungi oleh negara, hukum, pemerintah,
dan setiap orang demi kehormatan serta perlindungan harkat dan
martabat manusia

Ciri-ciri pokok HAM sebagai berikut:


1. HAM tidak dapat dicabut, artinya hak asasi manusia tidak
dapat dihilangkan atau diserahkan.
2. HAM tidak dapat dibagi, artinya semua orang berhak
mendapatkan semua hak, apakah hak sipil, hak poltik, hak
ekonomi, sosial, dan budaya
3. HAM tidak perlu diberikan, diminta, dibeli, ataupun diwarisi.
HAM adalah bagian dari manusia secara otomatis sejak lahir
(hakiki)
4. HAM berlaku untuk semua orang tanpa melihat jenis kelamin,
ras, agama, etnis, politik, atau asal usul sosial dan bangsa (bersifat
universal)
5. HAM tidak boleh dilanggar. Tidak seorang pun mempunyai
hak untuk membatasi atau melanggar hak orang lain. Orang tetap
mempunyai HAM walaupun sebuah negara membuat hukum yang
tidak melindungi atau melanggar HAM. Oleh karena itu, apabila
HAM dilanggar oleh seseorang atau lembaga negara atau sejenisnya
maka akan dikenai hukum.

Macam-macam HAM
Hak asasi pribadi (personal rights):
 kebebasan bergerak, berpergian, dan berpindah tempat
 kebebasan masuk dan mengikuti organisasi
 kebebasan mengeluarkan pendapat
 hak untuk memilih, memeluk, dan menjalankan agama dan
kepercayaan

Hak asasi politik (political rights):


 Hak menjadi warga negara
 Hak untuk memilih dan dipilih
 Kebebasan untuk masuk/mendirikan partai politik
 Hak berkumpul dan berserikat

Hak asasi ekonomi (property rights):


 Hak memiliki, mencari, dan mengumpulkan kekayaan
 Kebebasan memilih pekerjaan
 Hak untuk menjual, membeli, dan menyewa

Hak asasi hukum (rights of legal equality):


 Hak untuk mendapatka perlakuan yang sama dalam hukum
dan pemerintahan

Hak asasi dalam tata acara peradilan dan perlindungan


(procedural rights) :
 Hak untuk medapatkan peradilan dan perlindungan dalam
penahanan, penangkapan, peradilan, penyitaan, atau
penggeledahan.

Hak asasi sosial budaya (social and cultural rights) :


 hak untuk mendapatkan pendidikan, kesehatan,
kesejahteraan, dan perumahan yang layak
 hak untuk mengembangkan dan berpartisipasi dalam
kebudayaan
 hak untuk mendapatkan perlindungan terhadap karya cipta

Pelanggaran Hak Asasi Manusia


Menurut UU No. 39 Tahun 1999 tentang HAM Pasal 1 angka 6,
pelanggaran HAM adalah setiap perbuatan seseorang atau
kelompok orang, termasuk aparat negara, baik disengaja maupun
tidak disengaja atau kelalaian yang secara melawan hukum
mengurangi, menghalangi, membatasi dan atau mencabut hak asasi
manusia seseorang atau kelompok orang yang dijamin oleh undang-
undang ini dan tidak mendapakan atau dikhawatirkan tidak akan
memperoleh penyelesaian hukum yang adil dan benar berdasarkan
mekanisme hukum yang berlaku.
Berdasarkan pengertian diatas, pelanggaran HAM dapat dilakukan
oleh individu, kelompok, maupun aparat Negara. Pelanggaran HAM
yang dilakukan oleh individu terhadap individu dikatakan
sebagai pelanggaran HAM horizontal. Sedangkan pelanggaran
HAM yang dilakukan oleh aparat Negara terhadap rakyat disebut
sebagai pelanggaran HAM vertical. Pelanggaran HAM
merupakan tindakan yang merendahkan harkat dan martabat
manusia. Tindakan itu terjadi karena ada pemicu dan diiringi
dengan tujuan tertentu. Adapun jenis-jenis pelanggaran HAM
yaitu:
Kejahatan Biasa (ordinary crimes)
 Pemukulan
 Penganiayaan
 Pencemaran Nama Baik
 Menghalangi orang untuk mengekspresikan pendapatnya

Kejahatan Luar Biasa (extraordinary crimes)


 Kejahatan Genosida (setiap perbuatan yang dilakukan untuk
menghancurkan atau memusnahkan seluruh atau sebagian
kelompok bangsa, ras, kelompok etnis, kelompok agama, dengan
cara berikut:
o membunuh anggota kelompok
o mengakibatkan penderitaan fisik dan mental yang berat
terhadap anggota-anggota kelompok
o menciptakan kondisi kehidupan kelompok yang akan
mengakibatkan kemusnahan secara fisik baikm seluruh atau
sebagainnya
o memaksakan tindakan-tindakan yang bertujuan
mencegah kelahiran di dalam kelompok
o memindahkan secara paksa anak-anak kelompok
tertentu ke kelompok lain)
contoh dari kejahatan genosida adalah pembunuhan terhadap
kaum Yahudi Eropa selama Perang Dunia II yang dilakukan oleh
NAZI Jerman.
 Kejahatan terhadap kemanusiaan terdiri dari pemusnahan
yang meliputi perbuatan yang menimbulkan penderitaan yang
dilakukan dengan sengaja yang dapat melenyapkan sejumlah
penduduk tertentu. Perbudakan, termasuk perdagangan manusia
khususnya perdagangan wanita dan anak. Pengusiran atau
pemindahan penduduk secara paksa. Perampasan kemerdekaan.
Penganiayaan terhadap suatu kelompok tertentu. Dan kejahatan
apartheid atau sistem politik yang membedakan warna kulit seperti
yang terjadi di Afrika Selatan.

Dasar hukum penegakan HAM di Indonesia


 TAP MPR Nomor XVII/MPR/1998 tentang piagam HAM
 Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang HAM
 UUD NRI Tahun 1945 pasal 28 a-j tentang HAM
 Keppres Nomor 50 Tahun 1993 tentang KOMNAS HAM
 Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2000 tentang pengadilan
HAM
 Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1998 tentang Ratifikasi
konvensi anti penyiksaan, perlakuan dan pembunuhan kejam, tidak
manusiawi dan merendahkan derajat
 Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1998 tentang kemerdekaan
menyampaikan pendapat di muka umum
 Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1999 tentang perlindungan
konsumen
 Undang-Undang Nomor 40 Tahun 1999 tentang pers
 Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2004 tentang penghapusan
kekerasan dalam rumah tangga
 Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2000 tentang
perlindungan anak
 Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2006 tentang saksi dan
korban
Contoh kasus Pelanggaran HAM diantaranya :
 Peristiwa Tanjung Priok (1984)
 Peritiwa Aceh (1990-1998)
 Kasus terbunuhnya Marsinah (1993)
 Kasus terbunuhnya wartawan Udin (1996)
 Tragedi Trisakti dan Semanggi tahun 1998
 Peristiwa kekerasan di Timor-Timur pascajajak pendapat
(1999)
 Konflik antaretnis Kalimantan Barat dan Kalimantan Tengah
 Konflik antaragama di Maluku dan Sulawesi

Contoh pelanggaran HAM di lingkungan keluarga, sekolah


dan masyarakat
No. Keluarga Sekolah Masyarakat

Perbuatan main hakim sendiri


Orangtua memaksakan kehendak Guru pilih kasih terhadap
1 terhadap pencuri atau pelaku
mereka terhadap anak murid-muridnya
kejahatan

Guru memberikan sanksi yang


Orangtua menyiksa, menganiaya menyakiti secara fisik dan Tindakan merusak sarana dan
2
atau membunuh anaknya mental terhadap murid- fasilitas umum
muridnya

Anak melawan, menganiaya atau Siswa menganiaya, menyakiti


Pertikaian antarkelompok
3 membunuh orangtua atau secara fisik atau mental
antarsuku
saudaranya terhadap siswa lain

4 Majikan atau anggota keluarga


yang lain mempermalukan pekerja
rumah tangga dengan sewenang-
wenang

Proses penyelesaian kasus pelanggaran HAM menurut UU nomor


26 Tahun 2000:
1. Penyelidikan, penyidikan, dan penangkapan
2. Penyidikan yang dilakukan oleh jaksa agung
3. Penuntutan
4. Pemeriksaan di pengadilan

Sejarah Perlindungan Hak Asasi Manusia di Dunia


Raja tidak boleh memungut pajak kalau tidak dengan
Magna Charta (Masa
izin dari Great Council. Orang tidak boleh ditangkap, dipenjara,
1 1215 Pem. Lockland di
disiksa atau disita miliknya tanpa cukup alasan menurut hukum
Inggris)
negara.

Pajak dan hak-hak istimewa harus dengan izin parlemen.


Pettion of
Tentara tidak boleh diberi penginapan di rumah-rumah
Rights(Masa
2 1629 penduduk. Dalam keadaan damai, tentara tidak boleh
Pemerintahan
menjalankan hukum perang.
Charles I di Inggris)
Orang tidak boleh ditangkap tanpa tuduhan yang sah.

Habeas Corpus Jika diminta, hakim harus dapat menunjukkan orang


Act (Masa yang ditangkapnya lengkap dengan alasan penangkapan itu.
3 1679
Pemerintahan Charles Orang yang ditangkap harus diperiksa selambat-
II di Inggris) lambatnya dua hari setelah ditangkap.

Membuat undang-undang harus dengan izin parlemen


Bill of Rights(Masa Pengenaan pajak harus atas izin parlemen
4 1689 Pemerintahan Willem Mempunyai tentara tetap harus dengan izin parlemen.
III di Inggris) Kebebasan berbicara dan mengeluarkan pendapat bagi
parlemen. Parlemen berhak mengubah keputusan raja

Bahwa semua orang yang diciptakan sama. Mereka


dikaruniai oleh Tuhan hak hidup, hak kebebasan, dan hak
Declaration of mengejar kebahagiaaan (life, liberty, and pursuit of
5 1776 Independence(Amerika happiness). Amerika Serikat dianggap sebagai negara pertama
Serikat) yang mencantumkan hak asasi dalam konstitusi (dimuat secara
resmi dalam konstitusi AS tahun 1787) atas jasa
presiden Thomas Jefferson.

6 1789 Declaration des Droits Pernyataan hak-hak asasi manusia dan warga negara sebagai
de L’homme et du hasil Revolusi Perancis di bawah pimpinan Jendral Laffayete,
Citoyen(Perancis) antara lain menyebutkan:
Manusia dilahirkan bebas dan mempunyai hak-hak yang
sama
Hak-hak itu ialah hak kebebasan, hak milik, keamanan
dan sebagainya.

Tahun-tahun berikutnya, pencantuman hak asasi manusia dalam


konstitusi diikuti oleh Belgia (1831), Uni Soviet (1936),
Rights of
7 1918 Indonesia (1945), dan sebagainya.Naskah yang diusulkan
Determination
olehPresiden Woodrow Wilson yang memuat 14 pasal dasar
untuk mencapai perdamaian yang adil.

Muncul pada saat berkobarnya Perang Dunia II, kemudian


Atlantic disebutkan empat kebebasan (The Four Freedoms) antara lain:
Charter(dipelopori Kebebasan berbicara, mengeluarkan pendapat,
8 1941
oleh Franklin D. berkumpul, dan berorganisasi. Kebebasan untuk beragama dan
Roosevelt) beribadah, Kebebasan dari kemiskinan dan kekurangan,
Kebebasan seseorang dari rasa takut.

Pernyataan sedunia tentang hak-hak asasi manusia yang terdiri


dari 30 pasal. Piagam tersebut menyerukan kepada semua
Universal Declaration
9 1948 anggota dan bangsa di dunia untuk menjamin dan mengakui
of Human Rights
hak-hak asasi manusia dimuat di dalam konstitusi negara
masing-masing.

Proses perlindungan, pemajuan dan penegakan HAM


1. Periode sebelum kemerdekaan (1908-1945)
Periode sebelum kemerdekaan ditandai dengan kemunculan
berbagai organisasi pergerakan nasional seperti Budi Utomo
(1908), Sarekat Islam (1911), Indische Partij (1912), Perhimpunan
Indonesia (1925), dan Pendidikan Nasional Indonesia (1931).
2.   Periode Sesudah Kemerdekaan (1945-sekarang)
1. Periode Tahun 1945-1950
Pemikiran HAM pada periode awal pasca kemerdekaan masih
menekankan pada hak untuk merdeka, hak kebebasan untuk
berserikat dan berkumpul melalui organisasi politik dan hak
kebebasan menyampaikan pendapat terutama di parlemen.
Pemikiran tentang HAM telah mendapat legitimasi secara formal
karena telah memperoleh pengaturan dan masuk ke dalam hukum
dasar negara (konstitusi), yaitu tercantum dalam UUD NRI Tahun
1945 dan Maklumat Pemerintah  tanggal 3 November 1945.
Legitimasi HAM tersebut memberikan keleluasaan kepada rakyat
untuk mendirikan partai politik
2. Periode Tahun 1950-1959
Periode ini dikenal sebagai masa pemerintahan parlementer yang
menganut prinsip demokrasi liberal. Implementasi pemikiran HAM
pada periode ini lebih memberi ruang bagi perkembangan lembaga
demokrasi seperti:
 Semakin banyak tumbuh partai-partai politik dengan beragam
ideologinya
 Adanya kebebasan pers
 Pemilu berlangsung dalam suasana kebebasan, fair (adil) dan
demokratis
 Parlemen sebagai representasi dari kedaulatan rakyat
menunjukan kinerja dan kelasnya sebagai wakil rakyat dengan
melakukan kontrol yang semakin efektif terhadap eksekutif
 Wacana dan pemikiran tentang HAM mendapatkan iklim
yang kondusif karena pemerintah memberi kebebasan
3. Periode Tahun 1959-1966
Periode ini merupakan awal masa demokrasi terpimpin, dimana
kekuasaan terpusat pada presiden. Parlemen tidak memiliki
kewenangan mengontrol presiden, akibat dari model pemerintahan
ini tidak ada pemikiran HAM. Pemerintah membatasi hak sipil dan
hak politik seperti hak untuk berserikat, berkumpul, dan
mengeluarkan pikiran dengan tulisan
4. Periode Tahun 1966-1998
Periode ini dikenal dengan masa pemerintahan orde baru.
Pemikiran HAM pada periode ini dibagi ke dalam beberapa waktu
yaitu:
 Tahun 1967: Diadakan seminar yang merekomendasikan
gagasan tentang perlunya pembentukan pengadilan HAM,
pembentukan komisi, dan pengadilan HAM untuk wilayah Asia
 Tahun 1968 : Diadakan Seminar Naional Hukum II yang
merekomendasikan perlunya hak uji materil (judicial review) yang
diberikan kepada Mahkamah Agung guna melindungi HAM
 Tahun 1970-1980an : Persoalan HAM mengalami
kemunduran karena HAM tidak lagi dihormati, dilindungi dan
ditegakkan. Pemikiran penguasa saat itu HAM adalah produk
pemikiran barat yang tidak sesuai dengan nilai-nilai luhur budaya
bangsa yang tercermin dalam Pancasila
 Tahun 1990-an : Dibentuknya lembaga penegakan HAM, yaitu
KOMNAS HAM berdasarkan KEPRES Nomor 50 Tahun 1993
tertanggal 7 Juni 1993
5. Periode Tahun 1998-Sekarang
Pergantian pemerintahan dari Orde Baru ke Reformasi
memberikan dampak yang sangat besar terhadap pemajuan dan
perlindungan HAM di Indonesia. Pada saat itu dilakukan:
 Pengkajian terhadap beberapa kebijakan pemerintah pada
masa orde baru yang berlawanan dengan pemajuan dan
perlindungan HAM
 Penyusunan peraturan perundang-undangan yang berkaitan
dengan pemberlakuan HAM dalam kehidupan ketatanegaraan dan
kemasyarakatan di Indonesia
 Pengkajian dan ratifikasi terhadap instrumen HAM
internasional semakin ditingkatkan
Strategi penegakan HAM pada periode ini dibagai menjadi 2 yaitu
tahap penentuan status dan tahap penataan aturan secara konsisten

Upaya pemerintah dalam menegakkan HAM dan


Lembaga-Lembaga yang Menegakan HAM
1. Membentuk KOMNAS HAM
Komnas HAM dibentuk pada 7 Juni 1993 melalui Keppres Nomor
50 Tahun 1993.Lembaga ini bertugas untuk memantau dan
menyelidiki pelaksanaan HAM serta memberi pendapat,
pertimbangan, dan saran kepada pemerintah perihal pelaksanaan
HAM. Tujuan KOMNAS HAM adalah untuk membantu
pengembangan kondisi-kondisi yang kondusif bagi pelaksanaan
HAM yang sesuai dengan Pancasila dan UUD NRI Tahun 1945
2. Membuat Produk Hukum yang Mengatur Mengenai HAM
Pembuatan produk hukum yang mengatur tentang HAM
dimaksudkan untuk menjamin kepastian hukum dalam proses
penegakan HAM. Produk hukum tersebut memberikan arahan bagi
pelaksanaan proses penegakan HAM. Pembentukan produk hukum
dibentuk dari UUD NRI Tahun 1945, Ketentuan MPR, Piagam
HAM 1998 dan meratifikasi instrumen HAM internasional
3. Membentuk Pengadilan HAM
Pengadilan HAM dibentuk berdasarkan UU nomor 26 Tahun 2000.
Pengadilan HAM merupakan pengadilan khusus dilingkungan
pengadilan umum dan berkedudukan di daerah kabupaten atau
kota. Tugas dan wewenang pengadilan HAM adalah memeriksa dan
memutus perkara pelanggaran HAM berat, termasuk yang
dilakukan di luar teritorial wilayah NRI oleh WNI
4. Pengadilan Ad Hoc
Lembaga pengadilan yang memiliki kewenangan melakukan proses
peradilan terhadap para pelaku pelanggaran HAM berat yang
diberlakukan surut (retroaktif) sebelum berlakunya UU Nomor
26Tahun 2000 tentang pengadilan HAM. Pengadilan ini bersifat
sementara
5. Komisi Kebenaran dan Rekonsiliasi (KKR)
Sebuah komisi yang ditugasi untuk menemukan dan
mengungkapkan pelanggaran-pelanggaran yang dilakukan pada
masa lampau oleh suatu pemerintahan, dengan harapan
menyelesaikan konflik yang tertinggal dari masa lalu. KKR adalah
lembaga yang melakukan penyelesaian terhadap kasus pelanggaran
HAM diluar pengadilan HAM. Komisi ini dibentuk berdasarkan UU
No. 27 Tahun 2004. Menurut pasal 43 UU No. 26 Tahun 2000,
kasus pelanggaran HAM berat yang tidak dapat diselesaikan
melalui pengadilan HAM akan ditangani oleh KKR.
6. Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI)
Lembaga independen yang dibentuk berdasarkan Undang-Undang
Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak dalam rangka
meningkatkan efektifitas penyelenggaraan perlindungan anak.
Tugas komisi ini antara lain melakukan sosialisasi seluruh
ketentuan peraturan perundang-undangan yang berkaitan dengan
perlindungan anak, menerima pengaduan masyarakat, mengawasi
penyelenggaraan perlindungan anak, serta memberikan laporan,
saran, masukan dan pertimbangan kepada Presiden dalam rangka
perlindungan anak.

Hambatan dalam upaya penegakan HAM


 Kondisi sosial budaya yang berbeda sebagai konsekuensi logis
dari bentuk negara kepulauan yang juga memiliki banyak adat adat
dan budaya
 Letak geografis Indonesia dan kurangnya ketersediaan sarana
dan prasarana yang membatasi komunikasi dan informasi antar
daerah
 Pemerintah tidak jarang mengambil kebijakan yang dapat
menimbulkan pro dan kontra dimasyarakat
 Adanya sejumlah peraturan perundangan yang diambil dari
konvensi internasional, namun tidak seluruh klausul dalam
konvensi tersebut sesuai dengan kondisi Indonesia
 Penindakan yang lemah oleh aparat mengakibatkan banyak
terjadi penyimpangan seperti KKN yang melanggar hak orang lain
 Rendahnya pemahaman warga negara tentang arti penting
HAM
 Rendahnya kualitas mental aparat penegak hukum di
Indonesia
 Lemahnya instrumen penegakan hukum dan HAM di
Indonesia
Kendala dalam pelaksanaan penegakan HAM di Indonesia
dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu:
1. Internal (berasal dari dalam individu), seperti belum adanya
pemahaman dan kesadaran yang sama tentang konsep HAM antara
individu dan secara universal. Masih terdapat berbagai bentuk
pelanggaran yang belum diatur tegas seperti penyalahgunaan
kekuasaan dan wewenang oleh aparatur pemerintah atau penegak
hukum misalnya, KKN (korupsi, kolusi dan nepotisme)
2. Eksternal (berasal dari luar individu), seperti kurangnya
kepastian hukum terhadap pelanggar HAM, kurang berfungsinya
lembaga penegak hukum, masih adanya konflik horizontal
dikalangan masyarakat, letak geografis indonesia, kurangnya
ketersediaan sarana dan prasarana yang membatasi komunikasi
antardaerah, pemerintah tidak segera meratifikasi hasil-hasil
konvensi internasional tentang HAM

Partisipasi Masyarakat dalam upaya perlindungan,


pemajuan dan penegakan HAM
 Menolak dengan tegas setiap terjadinya pelanggaran HAM
 Mendukung dengan tetap bersikap kritis terhadap upaya
penegakan HAM
 Berpartisipasi dalam upaya penegakan HAM
 Masyarakat berhak menyampaikan laporan atas pelanggaran
HAM, usulan perumusan kebijakan HAM, penelitian, pendidikan
dan penyebarluasan informasi mengenai HAM kepada KOMNAS
HAM atau lembaga lain yang berwenang dalam rangka penegakan
HAM
 Mengembangkan sikap toleransi, menjunjung tinggi nilai
kemanusiaan, dan menaati peraturan yang berlaku.

Partisipasi Penegakan HAM yang dilakukan oleh Orang


tua, Pelajar dan Warga Negara
1. Orang tua berkewajiban memberikan rasa nyaman bagi
keluarga dan mendorong agar anak dapat tumbuh dan berkembang
dengan baik.
2. Sebagai pelajar diwujudkan dengan menaati tata tertib
sekolah dengan baik.
3. Sebagai warga negara partisipasi dapat diwujudkan dengan
mematuhi instrumen-instrumen HAM yang telah ditetapkan.

Anda mungkin juga menyukai