Akuntansi Transaksi Mudharabah 1
Akuntansi Transaksi Mudharabah 1
A. Pengertian
Mudharabah berasal dari kata adh-dharbu fil ardhi, yaitu berjalan di muka
bumi. Dan berjalan di muka bumi ini pada umumnya dilakukan dalam rangka
menjalankan suatu usaha, atau berdagang. Sedangkan secara istilah, mudharabah
adalah akad penyerahan modal oleh pemilik modal kepada pengelola untuk
diperdagangkan dan keuntungan dimiliki bersama antara keduanya sesuai dengan
persyaratan yang mereka buat. Adapun sacara teknis, Antonio (2001)
mendefinisikan mudharabah sebagai akad kerja sama usaha antara dua pihak di
mana salah satu pihak menyediakan seluruh (100%) modal, sedangkan pihak
lainnya menjadi pengelola.
Kemudian berdasarkan PSAK 105 mudharabah adalah akad kerjasama usaha
antara dua pihak di mana pihak pertama (pemilik dana) menyediakan seluruh
dana, sedangkan pihak kedua (pengelola dana) bertindak selaku pengelola, dan
keuntungan dibagi di antara mereka sesuai kesepakatan sedangkan kerugian
finansial hanya ditanggung oleh pemilik dana.
Akuntansi mudharabah merupakan aktivitas mencatat, melaporkan dan
menginterprestasikan, dan yang dicatat adalah transaksi berupa pembiayaan-
pembiayaan yang masuk dan keluar dari kegiatan mudharabah yang disalurkan
bank syariah kepada pihak-pihak produksi.
Dalam mudharabah unsur terpenting adalah kepercayaan, yaitu kepercayaan
dari pemilik dana kepada pengelola dana. Kepercayaan itu penting karena dalam
akad mudharabah, pemilik dana tidak boleh ikut campur di dalam manajemen
perusahaan atau proyek yang dibiayai dengan dana pemilik dana tersebut.
Keuntungan usaha secara mudharabah dibagi menurut kesepakatan yang
dituangkan dalam kontrak, sedangkan apabila rugi ditanggung oleh pemilik modal
selama kerugian itu bukan akibat kelalaian si pengelola. Seandainya kerugian itu
diakibatkan karena kecurangan atau kelalaian si pengelola, si pengelola harus
bertanggung jawab atas kerugian tersebut.
Dari beberapa penjelasan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa mudharabah
adalah akad kerja sama antara pemilik dana dan pengelola dana dalam mendirikan
usaha tertentu untuk saling menguntungkan. Di mana besarnya proporsi bagi hasil
berdasarkan kesepakatan bersama.
B. Jenis- Jenis Mudharabah
Mudharabah Muqayyadah
Mudharabah muqayyadah yaitu mudharabah yang pemilik dananya
memberikan batasan kepada pengelola dana mengenai lokasi, cara, dan atau objek
investasi atau sektor usaha. Dalam PSAK 105 par. 7 tantang mudharabah, batasan
tersebut bisa berupa:
1. Tidak mencampurkan dana yang dimiliki oleh pemilik dana dengan dana
lainnya
2. Tidak menginvestasikan dananya pada teransaksi penjualan cicilan tanpa
penjamin atau jaminan
Apabila pengelola dana bertindak bertentangan dengan syarat-syarat yang
diberikan oleh pemilik dana, maka pengelola dana harus bertanggung jawab atas
konsekuensi yang ditimbulkannya, termasuk konsekuensi keuangan.
Dalam praktik perbankan mudharabah Muqqayadah terdiri atas dua jenis yaitu
Mudharabah Muqqayadah Executing dan Mudharabah Muqqayadah
Channeling. Pada Mudharabah Muqqayadah Executing, bank syariah sebagai
pengelola menerima dana dan dari pemilik dana dengan pembatasan dalam hal
tempat, cara, dan atau objek investasi. Akan tetapi, bank syariah memiliki
kebebasan dalam melakukan seleksi terhadap calon mudharib yang layak
meneglola dana tersebut. Sementara itu, pada Mudharabah Muqqayadah
Channeling, bank syariah tidak memiliki kewenangan dalam menyeleksi calon
mudharib yang akan mengelola dana tersebut.
Mudharabah Muthlaqah
Mudharabah muthlaqah adalah bentuk kerja sama antara pemilik dana dan
pengelola tanpa adanya pembatasan oleh pemilik dana dalam hal tempat, cara,
maupun objek investasi. Dalam hal ini, pemilik dana memberi kewenangan yang
sangat luas kepada mudharib untuk menggunakan dana yang
diinvestasikan. Dalam perbankan syariah kontrak mudharabah muthlaqah
digunakan untuk tabungan maupun pembiayaan. Pada tabungan mudharabah,
penabung berperan sebagai pemilik dana, sedang bank sebagai pengelola yang
mengkontribusikan keahliannya dalam mengelola dana penabung. Sedangkan
pada investasi mudharabah, bank berperan sebagai pemilik dana yang
menginvestasikan dana yang ada padanya kepada pihak lain yang memerlukan
dana untuk keperluan usahanya. Mudharabah mutlaqah biasa juga disebut dengan
mudharabah mutlak atau mudharabah tidak terikat.
Mudharabah Musytarakah
Mudharabah musytarakah adalah bentuk mudharabah di mana pengelola dana
menyertakan modal atau dananya dalam kerja sama investasi. Di awal kerja sama,
akad yang disepakati adalah akad mudharabah dengan 100% modal dari pemilik
dana, setelah berjalannya operasi usaha dengan pertimbangan tertentu dan
kesepakatan dengan pemilik dana, pengelola ikut menambahkan modalnya dalam
usaha tersebut. Kemudian akadnya disebut mudharabah musytarakah, yaitu
perpaduan antara akad mudharabah dan musyarakah.
Ketentuan bagi hasil untuk akad ini berdasarkan PSAK 105 dapat dilakukan
dengan dua pendekatan, yaitu:
a) Hasil investasi dibagi antara pengelola dana (sebagai mudharib) dan pemilik
dana sesuai dengan nisbah yang disepakati, selanjutnya bagian hasil investasi
setelah dikurangi untuk pengelola dana (sebagai mudharib) tersebut dibagi
antara pengelola dana (sebagai musytarik) dengan pemilik dana sesuai dengan
porsi modal masing-masing; atau
b) Hasil investasi dibagi antara pengelola dana (sebagai musytarik) dan pemilik
dana sesuai dengan porsi modal masing-masing, selanjutnya bagian hasil
investasi setelah dikurangi untuk pengelola dana (sebagai musytarik) tersebut
dibagi antara pengelola dana (sebagai mudharib) dengan pemilik dana sesuai
dengan nisbah yang disepakati.
C. Rukun Mudharabah
a) Adanya dua pihak transaktor
Dalam akad mudharabah, kedua pihak transaktor di sini adalah investor
dan pengelola modal. Investor biasa disebut dengan shohibul maal atau rabbul
maal, sedang pengelola modal disebut dengan istilah mudharib. Sedangkan untuk
ketentuan syariahnya yaitu:
1. Pelaku harus cakap hukum dan baligh.
2. Dapat dilakukan sesama atau dengan non muslim.
3. Pemilik dana tidak boleh ikut campur dalam pengelolaan usaha tetapi ia boleh
mengawasi.
4. Objek mudharabah (modal dan kerja)
Transaksi di atas dapat diklasifikasikan dalam dua bentuk, yaitu sebagai berikut:
1) Penerimaan bagi hasil yang pembayarannya dilakukan bersamaan dengan
pelaporan bagi hasil.
Debet Kredit
Tanggal Rekening
(Rp) (Rp)
10 Sept’ 13 Db. Kas/Rekening nasabah 6.000.000
Kr. Pendapatan bagi hasil mudharabah 6.000.000