Manajemen Pendidikan - Angelina Nur Ichsan
Manajemen Pendidikan - Angelina Nur Ichsan
Manajemen Pendidikan - Angelina Nur Ichsan
KELAS : C
NPM : 202191103
„Manakalah pikiran (mental) dan tubuh disebut sebagai dua unsur yang terpisah,
pendidikan, pendidikan jasmani yang menekankan pendidikan fisikal... melalui
pemahaman sisi kealamiahan fitrah manusia ketika sisi keutuhan individu adalah suatu
fakta yang tidak dapat dipungkiri, pendidikan jasmani diartikan sebagai pendidikan
melalui fisikal. Pemahaman ini menunjukkan bahwa pendidikan jasmani juga terkait
dengan respon emosional, hubungan personal, perilaku kelompok, pembelajaran
mental, intelektual, emosional, dan estetika.’
‘Pendidikan jasmani adalah suatu proses terjadinya adaptasi dan pembelajaran secara
organik, neuromuscular, intelektual, sosial, kultural, emosional, dan estetika yang
dihasilkan dari proses pemilihan berbagai aktivitas jasmani.’
Aktivitas jasmani yang dipilih disesuaikan dengan tujuan yang ingin dicapai
dan kapabilitas siswa. Aktivitas fisikal yang dipilih ditekankan pada berbagai aktivitas
jasmani yang wajar, aktivitas jasmani yang membutuhkan sedikit usaha sebagai aktivitas
rekreasi dan atau aktivitas jasmani yang sangat membutuhkan upaya keras seperti
untuk kegiatan olahraga kepelatihan atau prestasi.
Pendidikan jasmani memusatkan diri pada semua bentuk kegiatan aktivitas
jasmani yang mengaktifkan otot-otot besar (gross motorik), memusatkan diri pada gerak
fisikal dalam permainan, olahraga, dan fungsi dasar tubuh manusia. Dengan demikian,
Freeman (2001:5) menyatakan pendidikan jasmani dapat dikategorikan ke dalam tiga
kelompok bagian, yaitu:
1. Pendidikan jasmani dilaksanakan melalui media fisikal, yaitu: beberapa aktivitas
fisikal atau beberapa tipe gerakan tubuh.
2. Aktivitas jasmani meskipun tidak selalu, tetapi secara umum mencakup berbagai
aktivitas gross motorik dan keterampilan yang tidak selalu harus didapat
perbedaan yang mencolok.
3. Meskipun para siswa mendapat keuntungan dari proses aktivitas fisikal ini, tetapi
keuntungan bagi siswa tidak selalu harus berupa fisikal, nonfisikal pun bisa diraih
seperti: perkembangan intelektual, sosial, dan estetika, seperti juga
perkembangan kognitif dan afektif.
Secara utuh, pemahaman yang harus ditangkap adalah: pendidikan jasmani
menggunakan media fisikal untuk mengembangkan kesejahteraan total setiap orang.
Karakteristik pendidikan jasmani seperti ini tidak terdapat pada matapelajaran lain,
karena hasil kependidikan dari pengalaman belajar fisikal tidak terbatas hanya pada
perkembangan tubuh saja. Konteks melalui aktivitas jasmani yang dimaksud adalah
konteks yang utuh menyangkut semua dimensi tentang manusia, seperti halnya
hubungan tubuh dan pikiran.
Tentu, pendidikan jasmani tidak hanya menyebabkan seseorang terdidik
fisiknya, tetapi juga semua aspek yang terkait dengan kesejahteraan total manusia,
seperti yang dimaksud dengan konsep “kebugaran jasmani sepanjang hayat”. Seperti
diketahui, dimensi hubungan tubuh dan pikiran menekankan pada tiga domain
pendidikan, yaitu: psikomotor, afektif, dan kognitif. Beberapa ahli dalam bidang
pendidikan jasmani dan olahraga, Syer & Connolly (1984); Clancy (2006); Begley (2007),
menyebutkan hal senada bahwa “tubuh adalah tempat bersemayamnya pikiran.” Ada
unsur kesatuan pemahaman antara tubuh dengan pikiran.
Istilah gymnastics yang pernah ada di Amerika, terjadi sekitar tahun 1800-an,
yang merujuk pada aktivitas jasmani atau latihan yang dilakukan di gymnasium. Istilah
ini juga populer di negara Eropa, tetapi di Amerika digunakan sebagai bagian fase
perkembangan program pendidikan jasmani. Pada saat ini, karena terjadi penciutan
makna, berubah menjadi lebih spesifik, seperti: olympic gymnastics atau corrective
gymnastics.
Hygiene, suatu istilah populer lainnya pada tahun 1800-an, yang mengacu pada
pengetahuan untuk mengantarkan orang menjadi sehat. Istilah ini muncul kembali pada
tahun 1900-an meski menjadi istilah health education. Pada saat kemunculan itu para
pemimpin di bidang pendidikan jasmani memusatkan diri dan mengembangkan diri
untuk bias mengantarkan para siswanya sehat.
Istilah lain yang pernah muncul di Amerika Serikat adalah physical culture. Pada
sekitar tahun 1800-an, istilah ini sangat dekat dengan tema pelatihan jasmani, yang
lebih mengarah pada program latihan kondisi fisik. Program seperti ini juga sering
diselenggarakan pada program militer mereka. Tetapi, tentu istilah ini tidak akan sesuai
jika diselenggarakan dalam program pendidikan jasmani di sekolah.
Secara lebih kompleks, pendidikan olahraga ialah pendidikan yang dilaksanakan sebagai bagian
dari proses pendidikan untuk mengembangkan, dan membina potensi jasmaniah dan rohaniah
seseorang sebagai perorangan atau anggota masyarakat.
World Conference On Education and Sports for Culture of Peace (I0 Juli 1999)
Olahraga adalah:
UNESCO
Olahraga dapat didefinisikan sebagai setiap aktivitas/kegiatan fisik berupa permainan yang
berisikan perjuangan melawan unsur-unsur alam, orang lain, ataupun diri sendiri.
Menpora Maladi
Olahraga dapat didefinisikan sebagai semua aktivitas/kegiatan manusia yang bertujuan untuk
melaksanakan misi dan cita-cita hidupnya, cita-cita nasional politik, sosial, ekonomi, kultural
dan sebagainya.
Siedentop (1994)
Oleh sebab itu, olahraga menjadi bagian penting dari kurikulum pendidikan, sehingga sekolah
tidak hanya bertujuan untuk meningkatkan kemampuan fisik siswa tetapi juga menanamkan
rasa sportif yang baik di dalamnya.
Oleh karena itu memberikan kesempatan bagi siswa dari semua kemampuan untuk mencapai
berbagai peran yang terkait dengan olahraga kompetitif dan non-kompetitif, di samping ini
menyoroti pentingnya inklusi dalam lingkungan pendidikan jasmani.
Aspek kognitif
Mencakup pengetahuan tentang fakta dan konsep, serta yang lebih penting ialah penalaran dan
kemampuan memecahkan masalah.
Aspek afektif
Aspek psikomotorik
Menckup aktivitas fisik yang dapat merangsang kemampuan kebugaran jasmani sekaligus
untuk membentuk penguasaan gerak keterampilan itu sendiri .
1. Autonomi
Artinya, tujuan pendidikan olahraga harus mempu memberikan kesadaran, pengetahuan, dan
kemampuan olahraga secara maksimum kepada individu maupun kelompok.
2. Equity (keadilan)
Artinya, tujuan pendidikan olahraga harus memberikan kesempatan kepada seluruh siswa
untuk bisa berpartisipasi dengan memberinya pendidikan dasar olahraga yang sama.
3. Survival
Survival artinya, pendidikan olahraga harus bisa menjamin pewarisan kebudayaan berolahraga
dari satu generasi kepada generasi berikutnya.
Olahraga luar ruangan seperti dalam arti sepak bola, kriket, tenis, berenang, berlari, dan lain-
lain, membuat tubuh dan pikiran tetap aktif dan aktif. Permainan dalam ruangan
seperti catur, bulu tangkis, dan tenis meja meningkatkan tingkat konsentrasi siswa. Ini juga
memperkuat sistem kekebalan tubuh dan memberi energi pada mereka.
Olahraga juga membantu dalam mengembangkan keterampilan sosial dan bergaul dengan
orang-orang. Mereka belajar untuk berinteraksi tidak hanya dengan anak-anak seusia mereka,
tetapi juga dengan orang dewasa seperti pelatih dan senior mereka. Selain itu, anak-anak
memperoleh keterampilan pengambilan keputusan melalui berbagai kegiatan tim .
Ia harus sabar, disiplin, yang memungkinkan siswa mengatasi kritik dan kemunduran. Setiap
olahraga memiliki seperangkat aturan dan peraturan yang harus diikuti yang membantu siswa
untuk tetap fit dan disiplin.
Olahraga semacam itu mendorong anak-anak untuk menunjukkan bakat mereka dan
berkomunikasi dengan anggota tim mereka. Ini juga membantu mengidentifikasi dan mengasah
keterampilan kepemimpinan mereka yang menambah nilai pada kepribadian mereka.
5. Menanankan sikap sportif (menang dan kalah adalah bagian dari game)
Olahraga tidak selalu tentang menang. Ini tentang permainan yang adil dan percaya pada
kesetaraan dan keadilan. Kekalahan adalah bagian tak terpisahkan dari permainan apa pun.
Menerima kekalahan dalam semangat kompetitif yang positif membedakan olahragawan sejati
yang mendorongnya untuk berusaha lebih keras di waktu berikutnya untuk mencapai apa yang
dia lewatkan pada permainan sebelumnya.
Tetapi seorang olahragawan adalah orang yang fokus, sabar, jumlah kepercayaan diri yang
tepat, dan memiliki sikap yang tidak pernah mati.
1. Atletik
Contoh olahraga dalam arti atletik misalnya Lari jarak pendek, Lari jarak menengah dan jauh,
Teknik start.
Contoh olahraga permainan bola kecil misalnya Sepak bola, Bola voli, Bola basket.
4. Renang
Contoh gaya dalam berenang misalnya gaya bebas, gaya dada, gaya kupu-kupu, gaya punggung,
gaya anjing, dan gaya samping.
5. Pencak silat
Terdapat bermacam-macam aliran pencak silat, misalnya di daerah Jawa Barat ada aliran
Cimande dan Cikalong, di daerah Jawa Tengah ada aliran Merpati Putih, dan di daerah Jawa
Timur ada aliran Perisai Diri.
Maka, demikian tadi penjelasan dan ulasan lengkap yang bisa kami uraikan kepada segenap
pembaca terkait dengan materi dalam pengertian pendidikan olahraga menurut para ahli,
ruang lingkup, tujuan, manfaat, dan contoh kajiannya.
Terimakasih.