Anda di halaman 1dari 29

Tugas : Kelompok

Dosen : ILHAM SYAM, SKM, M.Kes.


Mata Kuliah : Pengantar Kesehatan Masyarakat

SUSTAINABLE DEVELOPMENT GOALS (SGDs)


DI INDONESIA

DISUSUN OLEH
KELOMPOK 2

RAHMAT FAHRI 21706316


ANDI NURRAHMA MAWADDAH 21706286
SRI WULANDARI 21706125
HARIYATI 21706295
WINDA FADILAH 21706286
ARIDA SARI 21706305

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MAKASSAR
TAHUN 2018
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi


Maha Panyayang, Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-
Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada
kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ilmiah tentang limbah
dan manfaatnya untuk masyarakat.
Makalah ilmiah ini telah kami susun dengan maksimal dan
mendapatkan bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar
pembuatan makalah ini. Untuk itu kami menyampaikan banyak terima
kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan
makalah ini.
Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa
masih ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata
bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami menerima
segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki
makalah ilmiah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah ilmiah tentang limbah
dan manfaatnya untuk masyarakan ini dapat memberikan manfaat
maupun inpirasi terhadap pembaca.
    

Makassar, 26 mei 2018

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................. i
DAFTAR ISI..............................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN .....................................................1


A. Latar Belakang ..................................................1
B. Rumusan Masalah.............................................5
C. Tujuan Penulisan................................................5

BAB II PEMBAHASAN ......................................................1


A. STRATEGI PENCAPAIAN TARGET DAN
INDIKATOR SUSTAINABLE
DEVELOPMENT GOALS (SDGS)
TUJUAN 3 MENJAMIN KEHIDUPAN
YANG SEHAT DAN MENINGKATKAN
KESEJAHTERAAN PENDUDUK DI
SEGALA USIA ..................................................6

B. TUJUAN 4. MENJAMIN KUALITAS


PENDIDIKAN YANG ADIL DAN INKLUSIF
SERTA MENINGKATKAN KESEMPATAN
BELAJAR SEUMUR HIDUP UNTUK
SEMUA .............................................................17

BAB III PENUTUP ..............................................................26


A. KESIMPULAN ..................................................26
B. SARAN..............................................................26

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pada 25-27 September 2015 dunia menyepakati 17 program
pembangunan berkelanjutan atau Suistanable Development Goals
(SDGs). Secara garis besar, 17 tujuan SDGs dapat dikelompokkan
dalam empat pilar, yakni pembangunan manusia, pembangunan
ekonomi,pembangunan lingkungan hidup, dan governance.
Pilar pembangunan manusia lekat dengan penyediaan
pelayanan dasar sehingga tujuan SDGs yang dapat dikelompokkan
dalam beberapa sektor. Sektor-sektor itu adalah menjamin kehidupan
yang sehat, memastikan pemerataan kualitas pendidikan dan
pendidikan inklusif serta pembelajaran seumur hidup untuk semua,
mengakhiri kemiskinan dan mencapai kesetaraan gender, serta
memberdayakan semua perempuan dan anak perempuan.
Tujuan SDGs pada pilar pembangunan lingkungan hidup antara
lain memastikan ketahanan pangan dan gizi yang baik, mencapai
akses universal ke air dan sanitasi, menjamin energi yang
berkelanjutan, memastikan pola konsumsi dan produksi berkelanjutan,
mengambil tindakan untuk memerangi perubahan iklim dan
dampaknya, mengelola aset sumber daya alam secara berkelanjutan,
mengelola ekosistem yang berkelanjutan dan menghentikan hilangnya
keanekaragaman hayati.
Sedangkan tujuan SDGs di pilar ekonomi yakni mempromosikan
pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dan pekerjaan yang layak
untuk semua, membangun infrstruktur, mempromosikan industrialisasi
yang inklusif dan berkesinambungan dan mendorong inovasi,
membuat kota-kota dan pemukiman manusia inklusif, aman, ulet, dan
berkelanjutan.

1
Dalam bidang governance, tujuan SDGs antara lain mengurangi
kesenjangan dalam dan antarnegara, memastikan masyarakat stabil
dan damai, dan memperkuat cara pelaksanaan dan merevitalisasi
kemitraan global untuk pembangunan berkelanjutan.
Tujuan-tujuan SDGs tersebut mempunyai sejumlah target yang
akan dicapai, dan untuk itu diperlukan strategi serta indikator
pencapaian SDGs tersebut. Berikut akan diuraikan strategi yang perlu
dilakukan dan (calon) indikator yang dapat digunakan.
Agenda pembangunan berkelanjutan yang baru dibuat untuk
menjawab tuntutan kepemimpinan dunia dalam mengatasi
kemiskinan, kesenjangan, dan perubahan iklim dalam bentuk aksi
nyata. Konsep Tujuan Pembangunan Berkelanjutan lahir pada
Konferensi Pembangunan Berkelanjutan PBB, Rio+20, pada 2012
dengan menetapkan rangkaian target yang bisa diaplikasikan secara
universal serta dapat diukur dalam menyeimbangkan tiga dimensi
pembangunan berkelanjutan; (1) lingkungan, (2) sosial, dan (3)
ekonomi.
Agenda 2030 terdiri dari 17 Tujuan Pembangunan Berkelanjutan
(SGD) atau Tujuan Global, yang akan menjadi tuntunan kebijakan dan
pendanaan untuk 15 tahun ke depan (2030). Untuk mengubah
tuntutan ini menjadi aksi nyata, para pemimpin dunia bertemu pada 25
September 2015, di Markas PBB di New York untuk memulai Agenda
Pembangunan Berkelanjutan 2030.
Tujuan ini diformulasikan sejak 19 Juli 2014 dan diajukan
pada Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa oleh Kelompok
Kerja Terbuka Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Dalam proposal
ini terdapat 17 tujuan dengan 169 capaian yang meliputi masalah
masalah pembangunan yang berkelanjutan. Termasuk didalamnya
adalah pengentasan kemiskinan dan kelaparan, perbaikan kesehatan,
dan pendidikan, pembangunan kota yang lebih berkelanjutan,
mengatasi perubahan iklim, serta melindungi hutan dan laut. Tujuan

2
Pembangunan Berkelanjutan atau dalam bahasa Inggris dikenal
sebagai Sustainable Development Goals disingkat
dengan SDGs adalah 17 tujuan dengan 169 capaian yang terukur dan
tenggat yang telah ditentukan oleh PBBsebagai agenda dunia
pembangunan untuk kemaslahatan manusia dan planet bumi. Tujuan
ini dicanangkan bersama oleh negara-negara lintas pemerintahan
pada resolusi PBB yang diterbitkan pada 21 Oktober 2015 sebagai
ambisi pembangunan bersama hingga tahun 2030. Tujuan ini
merupakan kelanjutan atau pengganti dari Tujuan Pembangunan
Milenium yang ditandatangani oleh pemimpin-pemimpin dari 189
negara sebagai Deklarasi Milenium di markas besar PBB pada tahun
2000 dan tidak berlaku lagi sejak akhir 2015. Pada bulan Agustus
2015, 193 negara menyepakati 17 tujuan berikut ini :

Tujuan 1 - Tanpa kemiskinan 


Pengentasan segala bentuk kemiskinan di semua tempat.
Tujuan 2 - Tanpa kelaparan
Mengakhiri kelaparan, mencapai ketahanan pangan dan
perbaikan nutrisi, serta menggalakkan pertanian yang berkelanjutan
Tujuan 3 - Kehidupan sehat dan sejahtera
Menggalakkan hidup sehat dan mendukung kesejahteraan untuk
semua usia

3
Tujuan 4 - Pendidikan berkualitas
Memastikan pendidikan berkualitas yang layak dan inklusif serta
mendorong kesempatan belajar seumur hidup bagi semua orang
Tujuan 5 - Kesetaraan gender
Mencapai kesetaraan gender dan memberdayakan semua perempuan
Tujuan 6 - Air bersih dan sanitasi layak 
Menjamin akses atas air dan sanitasi untuk semua.
Tujuan 7 - Energi bersih dan terjangkau 
Memastikan akses pada energi yang terjangkau, bisa diandalkan,
berkelanjutan dan modern untuk semua.
Tujuan 8 - Pekerjaan layak dan pertumbuhan ekonomi 
Mempromosikan pertumbuhan ekonomi berkelanjutan dan inklusif,
lapangan pekerjaan dan pekerjaan yang layak untuk semua.
Tujuan 9 - Industri, inovasi dan infrastruktur 
Membangun infrastruktur kuat, mempromosikan industrialisasi
berkelanjutan dan mendorong inovasi.
Tujuan 10 - Berkurangnya kesenjangan
Mengurangi kesenjangan di dalam dan di antara negara-negara.
Tujuan 11 - Kota dan komunitas berkelanjutan 
Membuat perkotaan menjadi inklusif, aman, kuat, dan berkelanjutan.
Tujuan 12 - Konsumsi dan produksi yang bertanggung jawab 
Memastikan pola konsumsi dan produksi yang berkelanjutan
Tujuan 13 - Penanganan perubahan iklim
Mengambil langkah penting untuk melawan perubahan iklim dan
dampaknya.
Tujuan 14 - Ekosistem laut
Pelindungan dan penggunaan samudera, laut dan sumber daya
kelautan secara berkelanjutan
Tujuan 15 - Ekosistem daratan 

4
Mengelola hutan secara berkelanjutan, melawan perubahan lahan
menjadi gurun, menghentikan dan merehabilitasi kerusakan lahan,
menghentikan kepunahan keanekaragaman hayati.
Tujuan 16 - Perdamaian, keadilan dan kelembagaan yang
tangguh 
Mendorong masyarakat adil, damai, dan inklusif
Tujuan 17 - Kemitraan untuk mencapai tujuan
Menghidupkan kembali kemitraan global demi pembangunan
berkelanjutan

B. Rumusan Masalah
Rumusan Masalah dalam penyusunan Makalah ini yaitu tentang
Strategi Pencapaian Target Dan Indikator Sustainable Development
Goals (SDGs) :
1. Menjamin Kehidupan Yang Sehat Dan Meningkatkan
Kesejahteraan Penduduk Di Segala Usia
2. Menjamin Kualitas Pendidikan Yang Adil Dan Inklusif Serta
Meningkatkan Kesempatan Belajar Seumur Hidup Untuk Semua

C. Tujuan Penulisan
Tujuan dari penulisan Makalah ini yaitu mengetahui Strategi
Pencapaian Target Dan Indikator Sustainable Development Goals
(SDGs) diantaranya tentang :
1. Menjamin Kehidupan Yang Sehat Dan Meningkatkan
Kesejahteraan Penduduk Di Segala Usia
2. Menjamin Kualitas Pendidikan Yang Adil Dan Inklusif Serta
Meningkatkan Kesempatan Belajar Seumur Hidup Untuk Semua

5
BAB II
PEMBAHASAN

B. STRATEGI PENCAPAIAN TARGET DAN INDIKATOR


SUSTAINABLE DEVELOPMENT GOALS (SDGS)
TUJUAN 3 MENJAMIN KEHIDUPAN YANG SEHAT DAN
MENINGKATKAN KESEJAHTERAAN PENDUDUK DI SEGALA USIA

1. STRATEGI:
a) Akselerasi pemenuhan akses pelayanan kesehatan ibu, anak,
remaja, dan lanjut usia yang berkualitas
b) Mempercepat perbaikan gizi masyarakat
c) Meningkatkan pengendalian penyakit dan penyehatan
lingkungan
d) Meningkatkan akses pelayanan kesehatan yang berkualitas
e) Meningkatkan ketersediaan, keterjangkauan, pemerataan, dan
kualitas farmasi dan alat kesehatan
f) Meningkatkan pengawasan obat dan makanan
g) Meningkatkan ketersediaan, penyebaran, dan mutu sumber
daya manusia kesehatan
h) Meningkatkan promosi kesehatan dan pemberdayaan
masyarakat
i) Menguatkan manajemen, penelitian pengembangan dan sistem
informasi
j) Memantapkan pelaksanaan sistem jaminan sosial nasional
(SJSN) bidang kesehatan
k) Mengembangkan dan meningkatkan efektifitas pembiayaan
kesehatan.

6
2. INDIKATOR:
a) Angka kematian neonatal, bayi dan balita
b) Angka Kematian Ibu
c) Prevalensi HIV/AIDS, jumlah kasus baru dan kasus kumulatif
d) Proporsi penduduk terinfeksi HIV lanjut yang memiliki akses
pada obat-obatan ARV
e) Angka kematian akibat HIV yang dilaporkan (CFR)
f) Angka kejadian tuberkolosis (semua kasus/100.000
penduduk/tahun)
g) Tingkat prevalensi tuberkolosis (per 100.000 penduduk)
h) Tingkat kematian karena tuberkolosis (per 100.000 penduduk)
i) Insiden malaria
j) Jumlah korban meninggal akibat kecelakaan lalu lintas per
100.000 penduduk
k) Rata-rata polusi udara perkotaan (PM10)
l) Persentase balita yang menerima imunisasi lengkap
m) Tingkat prevalensi kontrasepsi (CPR)
n) Fasilitas program kesehatan jiwa di RS dan Puskesmas
o) Skor pola pangan harapan (PPH)
p) Prevalensi gemuk dan sangat gemuk
q) Prevalensi perokok saat ini penduduk usia 15 tahun ke atas
r) Prevalensi peminum alkohol 12 bulan dan 1 bulan terakhir

3. SASARAN : Good health and well being


Pastikan hidup sehat dan tingkatkan kesejahteraan untuk semua
usia
a) Pada tahun 2030, kurangi rasio kematian ibu global menjadi
kurang dari 70 per 100.000 kelahiran hidup
b) Pada tahun 2030, mengakhiri kematian yang dapat dicegah
pada bayi baru lahir dan anak-anak di bawah usia 5 tahun,
dengan semua negara yang bertujuan untuk mengurangi

7
kematian neonatal hingga setidaknya 12 per 1.000 kelahiran
hidup dan kematian di bawah 5 tahun ke paling sedikit
serendah 25 per 1.000 kehidupan. Kelahiran.
c) Pada tahun 2030, mengakhiri epidemi AIDS, tuberkulosis,
malaria dan penyakit tropis terabaikan dan memerangi
hepatitis, penyakit yang terbawa air dan penyakit menular
lainnya.
d) Pada tahun 2030, kurangi dengan sepertiga kematian
prematur dari penyakit tidak menular melalui pencegahan dan
pengobatan dan meningkatkan kesehatan mental dan
kesejahteraan
e) Memperkuat pencegahan dan pengobatan penyalahgunaan
zat, termasuk penyalahgunaan narkoba narkotika dan
penggunaan alkohol yang berbahaya
f) Pada tahun 2020, kurangi separuh jumlah kematian global
dan cedera akibat kecelakaan lalu lintas jalan 3,7
g) Pada tahun 2030, memastikan akses universal ke layanan
perawatan kesehatan seksual dan reproduksi, termasuk untuk
keluarga berencana, informasi dan pendidikan, dan integrasi
kesehatan reproduksi ke dalam strategi dan program nasional
h) Mencapai jaminan kesehatan universal, termasuk
perlindungan risiko keuangan, akses ke layanan kesehatan
esensial berkualitas dan akses ke obat-obatan esensial yang
aman, efektif, berkualitas dan terjangkau, dan vaksin untuk
semua
i) Pada tahun 2030, secara substansial mengurangi jumlah
kematian dan penyakit dari bahan kimia berbahaya dan polusi
udara, air dan tanah serta kontaminasi
j) Memperkuat pelaksanaan Konvensi Kerangka Organisasi
Kesehatan Dunia tentang Pengendalian Tembakau di semua
negara, sebagaimana mestinya

8
k) Mendukung penelitian dan pengembangan vaksin dan obat-
obatan untuk penyakit menular dan tidak menular yang
terutama mempengaruhi negara berkembang, menyediakan
akses ke obat-obatan esensial yang terjangkau dan vaksin,
sesuai dengan Deklarasi Doha tentang Perjanjian TRIPS dan
Kesehatan Masyarakat, yang menegaskan hak untuk
berkembang negara-negara untuk menggunakan secara
penuh ketentuan dalam Perjanjian tentang Aspek-aspek
Terkait Perdagangan Hak Kekayaan Intelektual mengenai
fleksibilitas untuk melindungi kesehatan masyarakat, dan,
khususnya, menyediakan akses ke obat-obatan untuk semua
l) Secara substansial meningkatkan pembiayaan kesehatan dan
perekrutan, pengembangan, pelatihan, dan retensi tenaga
kerja kesehatan di negara berkembang, terutama di negara-
negara terbelakang dan negara-negara kepulauan kecil yang
sedang berkembang.
m) Memperkuat kapasitas semua negara, khususnya negara-
negara berkembang, untuk peringatan dini, pengurangan
risiko dan manajemen risiko kesehatan nasional dan global

Jumlah kasus kematian Bayi turun dari 33.278 di tahun 2015


menjadi 32.007 pada tahun 2016, dan di tahun 2017 di semester I
sebanyak 10.294 kasus. Demikian pula dengan angka kematian
Ibu turun dari 4.999 tahun 2015 menjadi 4912 di tahun 2016 dan
di tahun 2017 (semester I) sebanyak 1712 kasus.
Demikian disampaikan Menteri Kesehatan RI, Nila Djuwita F.
Moeloek, tentang Kinerja Kemenkes RI selama tahun 2015-2017.
Keterangan tersebut disampaikan pada acara jumpa pers tentang
Penjelasan Nota Keuangan dan Rencana Anggaran dan
Pendapatan Belanja Negara (RAPBN) Tahun 2018 di Kantor
Pusat Direktorat Jenderal Pajak, Jakarta (16/8).

9
Dalam rangka mewujudkan Keluarga Indonesia Sehat,
Kementerian Kesehatan telah melaksanakan berbagai program
selama dua tahun terakhir. Seperti capaian di lingkup program
Kesehatan Masyarakat (Kesmas) yang meliputi penurunan angka
kematian Bayi dan angka kematian Ibu.
Hasil Survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) 2017
menunjukkan tingginya angka kematian bayi di Indonesia.
Hasil tersebut bagai sebuah refleksi, bangsa ini belum
berpihak pada generasi penerus dan masih hidup untuk
generasinya masing-masing.
Dalam survei yang dilakukan sejak 2013 hingga 2017,
diklasifikasikan lima mortalitas kematian bayi. Pertama, kematian
neonatum atau peluang terjadinya kematian pada nol sampai 28
hari pasca kelahiran. Dalam indikator itu, angka kematiannya
mencapai satu anak per seribu kelahiran (1,5%).
Yang kedua adalah postneonatum atau peluang kematian di
selisih antara kematian bayi dan kematian neonatum atau satu
sampai sebelas bulan, yang dalam SDKI tercatat (0,8%).
Selanjutnya adalah kematian bayi; yakni peluang kematian di usia
nol sampai sebelas bulan, yang tercatat (2,4%).
Lalu, di rentang usia satu sampai empat tahun, atau yang
diklasifikasikan sebagai kematian anak yang tercatat (0,7%). Dan
yang terakhir adalah kematian balita, yakni peluang kematian
sebelum mencapai usia lima tahun yang mencatatkan angka
tertinggi (3,6%).
"Angka kematian anak di Indonesia pada periode lima tahun
sebelum survei diperoleh, hasil angka kematian neonatum
sebesar 15 per seribu kelahiran hidup, angka kematian bayi
sebesar 24 per seribu kelahiran hidup, dan angka kematian balita
sebesar 32 per seribu kelahiran hidup," tulis BPS dalam data rilis
yang diakses era.id, Jumat (2/2/2018).

10
Berdasar hasil suvei, tingginya angka kematian balita rata-rata
disebabkan sejumlah penyakit, seperti ISPA (infeksi saluran
pernapasan akut), panas tinggi hingga diare. Terkait hal itu,
Kementerian Kesehatan (Kemenkes) terus berupaya untuk
mengobati tiga penyakit di atas dengan sosialisasi dan penyaluran
obat gratis bagi masyarakat. 
Penanganan tiga penyakit tersebut memang belum optimal.
Sebab, merujuk pada data, dari 693 balita penderita ISPA, 86
persen di antaranya telah mendapat pengobatan. Untuk bayi yang
menderita panas, angka penanganan medisnya pun belum
optimal karena masih berada di angka 85 persen. 
Penanganan diare bagi balita jadi yang terparah. Sebab, dari
2.328 balita penderita diare, hanya 74 persen di antaranya yang
telah mendapatkan pengobatan.

Sumber Kemenkes
Jumlah kasus kematian Bayi turun dari 33.278 di tahun 2015
menjadi 32.007 pada tahun 2016, dan di tahun 2017 di semester I
sebanyak 10.294 kasus. Demikian pula dengan angka kematian Ibu
turun dari 4.999 tahun 2015 menjadi 4912 di tahun 2016 dan di
tahun 2017 (semester I) sebanyak 1712 kasus
Demikian disampaikan Menteri Kesehatan RI, Nila Djuwita F.
Moeloek, tentang Kinerja Kemenkes RI selama tahun 2015-2017.
Keterangan tersebut disampaikan pada acara jumpa pers tentang
Penjelasan Nota Keuangan dan Rencana Anggaran dan
Pendapatan Belanja Negara (RAPBN) Tahun 2018 di Kantor Pusat
Direktorat Jenderal Pajak, Jakarta (16/8).
Dalam rangka mewujudkan Keluarga Indonesia Sehat,
Kementerian Kesehatan telah melaksanakan berbagai program
selama dua tahun terakhir. Seperti capaian di lingkup program

11
Kesehatan Masyarakat (Kesmas) yang meliputi penurunan angka
kematian Bayi dan angka kematian Ibu.
Berikut ini adalah capaian kinerja Kemenkes lainnya, yaitu:

Imunisasi
Kemenkes berhasil melindungi bayi dari Penyakit yang Dapat
Dicegah Dengan Imunisasi (PD3I) selama dua tahun bergulir.
''Untuk Imunisasi Dasar Lengkap (IDL) di tahun 2015 mencakup
4.139.903 bayi, kemudian di tahun 2016 meningkat menjadi
4.361.072 bayi. Sedangkan capaian hingga semester I tahun 2017
sebanyak 1.773.440 bayi,'' Menkes

Penurunan Angka Balita Stunting


Kasus Balita stunting menjadi fokus utama dalam kinerja
Kemenkes selama dua tahun bergulir. Dalam upaya penurunan
Balita stuntingKemenkes terus mendorong upaya pemenuhan gizi,
salah satunya dengan program Pemberian Makanan Tambahan
(PMT) bagi Ibu hamil dan Balita.
''Angka Balita stunting berhasil diturunkan dari 29,0% di tahun
2015 menjadi 27,5% tahun 2016,'' kata Menkes.
Untuk pemenuhan gizi pada Balita kurus, Kemenkes telah
mendistribusikan 2.014,1 ton PMT kepada 186.481 Balita pada
tahun 2015. Di tahun 2016 distribusi PMT naik menjadi 5.554,7 ton
untuk 514.320 Balita. Sedangkan progress sampai dengan akhir
semester I Tahun 2017 sebanyak 2.225,1 ton telah didistribusikan
untuk 206.033 Balita di berbagai daerah di Indonesia.
''Selain untuk Balita, kami juga memperhatikan kesehatan bagi
sang Ibu yang sedang mengandung. Karena didalam
kandungannya ada generasi emas yang akan membagun negeri,''
tukas Menkes. Di tahun 2015 PMT Ibu Hamil telah didistribusikan
sebanyak 1.706,5 ton untuk 164.954 Ibu Hamil, 4.952,2 ton untuk

12
550.248 Ibu Hamil pada tahun 2016 serta 1.424 ton untuk 158.233
Ibu Hamil hingga akhir Semester I tahun 2017.

Pengendalian Penyakit Menular dan Vektor


Kemenkes juga menekan prevalensi HIV/AIDS di angka
dibawah 0,5% yaitu sebesar 0,33% (697.142) di tahun 2016. Pada
tahun 2015 sebanyak 63.066 ODHA yang mendapat ARV, pada
tahun 2016 sebanyak 75.614 ODHA. Nila F.Moeloek memaparkan
bahwa hingga Juli Tahun 2017, ODHA yang masih terus
mendapatkan ARTV sebanyak 83.517 kasus.
Disisi lain Kemenkes juga berupaya dalam pengendalian
penyakit menular Tubercullosis Paru. Dalam capaiannya Indonesia
berhasil mempertahankan indikator Angka keberhasilan TB
(Success Rate/SR) minimal 85% sejak tahun 1999. Pada Tahun
2016 60% kabupaten/kota yang telah mencapai SR minimal 85%.
Data pada triwulan 1-2 Tahun 2017, capaian SR sebesar 85%.
Sedangkan dalam upaya pengendalian Malaria di Indonesia,
Kemenkes telah berhasil menghentikan penularan malaria di 232
Kab/Kota ditahun 2015 yang kemudian meningkat menjadi 247
kab/kota di tahun 2016 dan hingga Juli 2017 mencapai 251
kab/kota yang sudah eliminasi malaria.

Sanitasi Lingkungan
Untuk perbaikan sanitasi lingkungan, desa yang telah
melaksanakan STBM (Sanitasi Total Berbasis Masyarakat) pada
tahun 2015 yaitu ada 26.417 desa, meningkat menjadi 33.927 desa
di tahun 2016 dan hingga triwulan 2017 sudah mencapai 35.845
desa. Selain itu desa yang sudah melaksanakan stop buang air
besar sembarangan atau open defecationfree (ODF) selalu
meningkat dari 5.447 desa (2015) ke 8.014 desa (2016) kemudian
meningkat menjadi 9.212 desa hingga akhir triwulan II tahun 2017.

13
''Akses masyarakat pada sanitasi juga memiliki trend yang
meningkat dari 56,08% (2015) menjadi 69,13% (Triwulan II Tahun
2017) serta akses pada sumber air bersih juga meningkat dari
70,97% (2015) naik ke 71,14% (2016),'' tutur Menkes RI

Pelayanan Kesehatan Kepada Masyarakat


''Pemerintah terus meningkatkan perlindungan finansial
terutama masyarakat miskin dalam akses pelayanan kesehatan,''
kata Menkes RI. Jumlah peserta penduduk termiskin yang
dibayarkan iurannya oleh pemerintah (PBI) meningkat dari 87,8 juta
jiwa sebanyak Rp 19,8 T pada tahun 2015 menjadi 91,1 juta jiwa
sebanyak Rp 24,8 T di tahun 2016. Angka tersebut meningkat
kembali menjadi 92,2 juta jiwa dengan total Rp. 16,9 T yang sudah
dibayarkan hingga Juli 2017.
SDM Kesehatan Dari sisi Sumber Daya Manusia Kesehatan,
upaya pemenuhannya dapat dilihat dari capaian penempatan
Nusantara sehat berbasis tim sebanyak 694 orang di Tahun 2015
dan meningkat menjadi 728 orang pada tahun 2016. Sementara
sampai dengan Juli 2017 sebanyak 347 orang.
''Selain Nusantara Sehat, Pemerintah melakukan pengangkatan
PTT Kemenkes menjadi CPNS Daerah sebanyak 39.090 tenaga
kesehatan meliputi dokter, dokter gigi, dokter/dokter gigi spesialis
dan bidan pada tahun 2017,'' ungkap Menkes Nila.
Capaian pembangunan fisik sarana dan prasarana puskesmas
untuk sarana fisik sebanyak 112 unit dibangun pada tahun 2016
menjadi 1.146 unit pada tahun 2017. Pemenuhan sarana bergerak
sebanyak 3.863 unit (2016) sementara pada tahun 2017
pengadaan sarana bergerak sebanyak 2.572 unit. Untuk
pengadaan prasarana pada tahun 2016 sebanyak 15.395 unit,

14
sementara pada tahun 2017 pengadaan prasarana sebanyak
14.887 units
Sejak tahun 2000 kematian akibat malaria secara global telah
menurun sekitar 60%, dimana 65% terjadi pada anak usia Balita.
Sekitar 3,2 Milyar penduduk (setengah dari populasi dunia) tinggal
di daerah berisiko tertular malaria. Pada tahun 2015, diperkirakan
terdapat 214 juta kasus malaria, dimana 400 ribu kasus diantaranya
menjadi penyebab kematian. Di Indonesia sendiri terdapat 417.819
kasus positif malaria pada tahun 2012 dan menurun hampir
setengahnya pada tahun 2016 menjadi 218.450 kasus. Indonesia
mengalami kemajuan dalam pemberantasan malaria, terlihat bahwa
dari total 258,9 juta penduduk Indonesia pada tahun 2016 sejumlah
178,7 juta penduduk (69%) telah hidup di daerah bebas penularan
malaria, namun masih terdapat 16,5 juta penduduk tinggal di
daerah risiko tinggi dan sedang. Dibandingkan dengan tahun
sebelumnya terjadi peningkatan persentasi, seiring dengan jumlah
daerah kabupaten/kota yang telah mencapai eliminasi pada tahun
2016 sebanyak 247 kab/kota. Berikut adalah jumlah kab/kota dan
penduduk yang tinggal di daerah endemis dan bebas penularan.
Indonesia mengalami kemajuan dalam pemberantasan malaria,
terlihat bahwa dari total 258,9 juta penduduk Indonesia pada tahun
2016 sejumlah 178,7 juta penduduk (69%) telah hidup di daerah
bebas penularan malaria, namun masih terdapat 16,5 juta
penduduk tinggal di daerah risiko tinggi dan sedang. Dibandingkan
dengan tahun sebelumnya terjadi peningkatan persentasi, seiring
dengan jumlah daerah kabupaten/kota yang telah mencapai
eliminasi pada tahun 2016 sebanyak 247 kab/kota. Berikut adalah
jumlah kab/kota dan penduduk yang tinggal di daerah endemis dan
bebas penularan

15
Hasil cakupan imunisasi secara nasional terus alami
peningkatan. Berdasarkan Evaluasi Program Imunisasi selama
2015-2016 yang dilaporkan kepada Kantor Sekretariat Presiden RI,
cakupan imunisasi dasar lengkap pada bayi mencapai 86,9% pada
2015 dengan target yang ditetapkan untuk tahun ini yaitu 91% dan
91,6% pada 2016 dengan target yang harus dicapai adalah 91,5%.
Cakupan imunisasi yang ditargetkan tahun ini, hasilnya sudah
melebihi target tersebut,' kata Direktur Jenderal Pencegahan dan
Pengendalian Penyakit, Kementerian Kesehatan RI dr. Mohamad
Subuh, MPPM, pada Temu Media terkait Pekan Imunisasi Dunia di
Gedung Kemenkes, Selasa (25/4).
Hasil Riset Kesehatan Dasar beberapa tahun terakhir juga
menunjukkan hal yang sama, bahwa menurut hasil survei, trend
cakupan imunisasi lengkap secara nasional mengalami
peningkatan dari tahun ke tahun.
Kementerian Kesehatan bersama Dinas Kesehatan seluruh
provinsi dan kabupaten/kota telah melakukan upaya untuk
menjamin akses pelayanan imunisasi di daerah terpencil dan sulit
dijangkau bekerja sama dengan lintas sektor lainnya melalui
strategi jaminan ketersediaan vaksin dan peralatan rantai vaksin
yang berkualitas, pelatihan bagi petugas kesehatan serta upaya-
upaya untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat melalui
berbagai media serta sosialisasi melalui iklan layanan masyarakat.
Namun, meskipun cakupan secara nasional sudah mencapai
target, kesenjangan cakupan di beberapa daerah masih ada. Masih
terdapat anak-anak yang sama sekali belum mendapatkan
imunisasi atau belum lengkap imunisasinya. Menurut angka
estimasi yang dikeluarkan oleh WHO/UNICEF tahun 2015, hampir
satu juta anak Indonesia tidak mendapatkan imunisasi sama sekali
atau tidak lengkap status imunisasinya.

16
C. TUJUAN 4. MENJAMIN KUALITAS PENDIDIKAN YANG ADIL DAN
INKLUSIF SERTA MENINGKATKAN KESEMPATAN BELAJAR
SEUMUR HIDUP UNTUK SEMUA

1. STRATEGI:
a) Melaksanakan wajib belajar 12 tahun; 
b) Meningkatkan akses terhadap layanan pendidikan dan pelatihan
keterampilan melalui peningkatan kualitas lembaga pendidikan
formal
c) Memperkuat jaminan kualitas (quality assurance) pelayanan
pendidikan
d) Memperkuat kurikulum dan pelaksanaannya
e) Memperkuat sistem penilaian pendidikan yang komprehensif dan
kredibel
f) Meningkatkan pengelolaan dan penempatan guru
g) Meningkatkan pemerataan akses pendidikan tinggi
h) Meningkatkan kualitas pendidikan tinggi
i) Meningkatkan relevansi dan daya saing pendidikan tinggi; (10)
meningkatkan tata kelola kelembagaan perguruan tinggi.

2. INDIKATOR:
a) Persentase anak yang mengikuti pendidikan prasekolah.
b) Angka Kelulusan SD
c) Angka Kelulusan SMP dan SMA
d) APK Pendidikan Tinggi

3. TARGET
a. Pada tahun 2030, pastikan bahwa semua anak perempuan dan
anak lelaki menyelesaikan pendidikan dasar dan menengah
secara gratis, berkeadilan dan berkualitas yang mengarah pada
hasil pembelajaran yang efektif dan Goal-4 yang efektif

17
b. Pada tahun 2030, pastikan bahwa semua anak perempuan dan
anak laki-laki memiliki akses ke pengembangan anak usia dini,
perawatan dan pendidikan pra-sekolah yang berkualitas
sehingga mereka siap untuk pendidikan dasar.
c. Pada tahun 2030, pastikan akses yang sama untuk semua
wanita dan pria untuk pendidikan teknis, kejuruan dan tersier
yang terjangkau dan berkualitas, termasuk universitas
d. Pada tahun 2030, secara substansial meningkatkan jumlah
pemuda dan orang dewasa yang memiliki keterampilan yang
relevan, termasuk keterampilan teknis dan kejuruan, untuk
pekerjaan, pekerjaan yang layak dan kewirausahaan
e. Pada tahun 2030, menghilangkan kesenjangan gender dalam
pendidikan dan memastikan akses yang setara ke semua
tingkat pendidikan dan pelatihan kejuruan bagi mereka yang
rentan, termasuk para penyandang cacat, masyarakat adat dan
anak-anak dalam situasi yang rentan.
f. Pada tahun 2030, pastikan bahwa semua pemuda dan
sebagian besar orang dewasa, baik pria maupun wanita,
mencapai kemampuan baca tulis dan berhitung
g. Pada tahun 2030, pastikan bahwa semua peserta didik
memperoleh pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan
untuk mempromosikan pembangunan berkelanjutan, termasuk,
antara lain, melalui pendidikan untuk pembangunan
berkelanjutan dan gaya hidup berkelanjutan, hak asasi
manusia, kesetaraan jender, promosi budaya perdamaian dan
non-kekerasan, global kewarganegaraan dan apresiasi
keragaman budaya dan kontribusi budaya untuk pembangunan
berkelanjutan.
h. Bangun dan tingkatkan fasilitas pendidikan yang merupakan
anak, disabilitas dan peka gender dan menyediakan lingkungan

18
belajar yang aman, tanpa kekerasan, inklusif dan efektif untuk
semua
i. Pada tahun 2020, tingkatkan secara global jumlah beasiswa
yang tersedia untuk negara-negara berkembang, khususnya
negara-negara yang kurang berkembang, negara-negara
berkembang pulau kecil dan negara-negara Afrika, untuk
pendaftaran di pendidikan tinggi, termasuk pelatihan kejuruan
dan teknologi informasi dan komunikasi, teknis, teknik dan
program ilmiah. , di negara maju dan negara berkembang
lainnya.
j. Pada tahun 2030, secara substansial meningkatkan pasokan
guru berkualitas, termasuk melalui kerja sama internasional
untuk pelatihan guru di negara berkembang, terutama negara-
negara berkembang dan negara berkembang pulau kecil

Jumlah Sekolah, Guru, dan Murid Sekolah Dasar (SD) di Bawah


Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Menurut Provinsi Tahun
Ajaran 2011/2012-2015/2016

Murid
Provinsi
2011/2012 2012/2013 2013/2014 2014/2015 2015/2016
546 790 504 349 497 762 484 913 482 493
Aceh
Sumatera 1 848 532 1 782 540 1 769 1 790 466 1 780 003
Utara 786
Sumatera 688 840 666 601 659 530 657 150 654 687
Barat
735 413 718 513 711 522 794 825 803 489
Riau
421 888 404 488 399 998 398 456 395 806
Jambi
Sumatera 958 005 914 640 907 119 941 957 944 172
Selatan
243 589 234 392 229 879 221 130 220 771
Bengkulu
1 017 863 986 569 973 090 846 315 845 662
Lampung
Kepulauan 147 642 148 975 147 735 158 230 159 462
Bangka

19
Belitung
Kepulauan 170 794 171 920 172 512 214 003 221 910
Riau
837 875 827 451 822 717 838 426 822 420
DKI Jakarta
4 789 996 4 761 121 4 719 4 611 703 4 560 218
Jawa Barat 699
3 383 070 3 235 247 3 201 2 941 627 2 908 119
Jawa Tengah 114
DI 305 157 294 708 292 164 289 832 291 647
Yogyakarta
3 304 905 3 137 920 3 104 2 963 790 2 910 051
Jawa Timur 113
1 274 396 1 212 775 1 192 1 211 609 1 206 719
Banten 321
421 665 410 912 407 794 410 396 405 508
Bali
Nusa 559 926 540 114 533 206 518 881 514 051
Tenggara
Barat
Nusa 796 149 794 108 790 684 831 899 816 018
Tenggara
Timur
Kalimantan 655 931 626 994 617 491 616 996 610 168
Barat
Kalimantan 328 432 310 087 304 919 295 945 294 057
Tengah
Kalimantan 421 022 400 444 392 538 386 557 385 350
Selatan
Kalimantan 437 285 432 878 429 811 409 120 413 925
Timur
Kalimantan
- - -
Utara 1 77 694 78 064
Sulawesi 280 172 277 967 274 583 269 015 258 824
Utara
Sulawesi 361 561 355 759 353 334 375 072 364 869
Tengah
Sulawesi 1 041 568 1 034 420 1 026 997 473 970 423
Selatan 655
Sulawesi 348 700 341 560 339 666 342 647 337 018
Tenggara
166 675 161 010 158 170 138 523 134 344
Gorontalo
Sulawesi 180 271 177 813 175 588 173 941 168 986
Barat
272 028 268 525 265 851 235 170 230 905
Maluku
Maluku 173 173 179 329 178 636 166 128 161 875
Utara

20
122 119 118 911 117 529 131 129 130 976
Papua Barat
333 478 34 084 336 644 391 123 402 063
Papua
27 583 26 769 26 504 26 132 25 885
Indonesia 919 680 160 141 053
Catatan: 1 Data 2012/2013 - 2013/2014 masih bergabung dengan Provinsi
Kalimantan Timur
Sumber: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Data dikutip dari publikasi Statistik Indonesia

Jumlah Sekolah, Guru, dan Murid Sekolah Menengah Pertama (SMP) di


Bawah Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Menurut Provinsi
2011/2012-2015/2016

Murid
Provinsi
2011/2012 2012/2013 2013/2014 2014/2015 2015/2016

Aceh 201 740 204 581 199 732 201 489 197 649

Sumatera 626 521 640 894 641 214 649 018 654 138
Utara

Sumatera 207 553 207 521 208 412 210 687 214 535
Barat

Riau 224 331 230 202 231 450 242 407 251 319

Jambi 120 312 120 360 120 452 121 401 123 288

Sumatera 323 034 323 921 334 093 341 351 347 335
Selatan

Bengkulu 85 632 83 080 83 456 86 453 86 848

lampung 312 784 316 934 317 452 318 545 316 299

Kepulauan 46 429 53 372 53 498 54 080 57 204


Bangka
Belitung

Kepulauan 59 871 64 462 66 409 74 457 79 005


Riau

DKI Jakarta 343 594 365 419 365 612 379 008 370 160

21
Jawa Barat 1 655 657 1 741 465 1 742 142 1 771 321 1 790 762

Jawa Tengah 1 203 429 1 217 916 1 218 243 1 219 304 1 216 596

DI Yogyakarta 124 716 129 468 129 578 129 809 129 991

Jawa Timur 1 214 436 1 231 392 1 243 194 1 259 024 1 262 919

Banten 388 888 414 934 415 616 426 848 426 658

Bali 177 462 187 482 189 060 193 916 195 956

Nusa 175 637 178 986 177 179 178 236 180 202
Tenggara
Barat

Nusa 263 454 264 929 284 327 301 796 316 551
Tenggara
Timur

Kalimantan 195 281 201 649 202 346 215 866 228 046
Barat

Kalimantan 87 126 87 579 95 355 100 266 105 119


Tengah

Kalimantan 105 710 108 739 110 132 117 116 120 241
Selatan

Kalimantan 157 198 156 147 165 267 147 326 152 417
Timur

Kalimantan - - - 28 590 29 834


Utara 1

Sulawesi 111 023 111 030 112 987 116 680 119 531
Utara

Sulawesi 116 474 113 170 120 443 124 396 128 020
Tengah

Sulawesi 379 772 384 944 381 949 389 984 391 982
Selatan

Sulawesi 119 255 119 513 121 125 122 220 125 202
Tenggara

Gorontalo 44 731 45 892 46 628 48 334 49 186

22
Sulawesi Barat 58 011 55 684 57 484 58 733 61 266

Maluku 90 769 82 901 89 401 94 389 95 165

Maluku Utara 59 818 55 683 56 541 57 319 58 890

Papua Barat 39 864 41 121 39 529 41 766 43 449

Papua 104 824 111 723 94 897 108 512 114 514

Indonesia 9 425 336 9 653 093 9 715 203 9 930 647 10 040 277

Catatan: 1 Data 2012/2013 - 2013/2014 masih bergabung dengan Provinsi Kalimantan Timur
Sumber: Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan
Data dikutip dari publikasi Statistik Indonesia

23
Jumlah Sekolah, Guru, dan Murid Sekolah Menengah Atas (SMA) di Bawah
Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Menurut Provinsi tahun ajaran
2011/2012-2015/2016

Murid
Provinsi 2011/201 2014/201
2012/2013 2013/2014 2015/2016
2 5
155 157 154 136 134 325
Aceh 268 995 135 543
344 346 344 332 337 011
Sumatera Utara 301 919 754 243
128 132 131 136 136 361
Sumatera Barat 789 449 698 468
115 118 119 134 136 562
Riau 547 171 252 974
Jambi 66 681 70 757 67 737 68 521 66 728
191 200 202 190 188 876
Sumatera Selatan 407 078 054 991
Bengkulu 44 346 45 962 48 294 44 341 44 967
121 123 126 134 137 159
lampung 345 072 141 904
Kepulauan Bangka 20 560 21 107 21 424 21 036 22 064
Belitung
Kepulauan Riau 28 027 33 621 34 663 33 710 34 636
187 188 183 153 155 240
DKI Jakarta 656 696 575 900
566 567 568 551 577 605
Jawa Barat 086 233 479 853
400 403 400 364 370 935
Jawa Tengah 184 375 583 216
DI Yogyakarta 51 591 53 099 53 125 50 954 51 617
494 495 493 482 490 630
Jawa Timur 472 558 873 309
148 153 156 155 165 794
Banten 069 169 938 829
Bali 80 374 80 621 83 810 79 145 81 590
Nusa Tenggara 98 556 100 99 465 100 99 329
Barat 548 642
Nusa Tenggara 119 123 128 155 156 071
Timur 906 043 553 086
Kalimantan Barat 93 365 94 892 98 180 103 106 006

24
322
Kalimantan Tengah 47 903 48 283 47 524 47 731 49 016
Kalimantan Selatan 51 678 54 657 55 579 54 470 57 344
Kalimantan Timur 68 693 73 521 73 588 60 295 62 399
1
Kalimantan Utara       13 871 14 357
Sulawesi Utara 51 252 51 524 52 199 50 771 50 978
Sulawesi Tengah 56 921 57 645 58 062 61 135 63 601
185 188 200 214 219 708
Sulawesi Selatan 474 995 021 143
Sulawesi Tenggara 76 940 79 787 77 231 80 497 82 539
Gorontalo 19 796 20 692 19 625 23 645 24 749
Sulawesi Barat 21 709 22 899 22 897 24 290 24 386
Maluku 61 205 62 305 62 513 63 452 63 394
Maluku Utara 30 168 31 597 34 008 33 868 32 041
Papua Barat 22 802 23 842 23 380 22 776 22 484
Papua 45 396 46 748 48 928 50 641 51 905
4 196 4 272 4 292 4 232 4 312
Indonesia 467 860 288 572 407
1
Catatan: Data 2011/2012- 2013/2014 masih bergabung dengan Provinsi Kalimantan
Timur
Sumber: Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan
Data dikutip dari publikasi Statistik Indonesia

25
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Sustainable Development Goals (SDGs) , yaitu sebuah dokumen
yang akan menjadi sebuah acuan dalam kerangka pembangunan dan
perundingan negara-negara di dunia. Konsep SDG’s diperlukan
sebagai kerangka pembangunan baru yang mengakomodasi semua
perubahan yang terjadi pasca 2015-MDG’S. Terutama berkaitan
dengan perubahan situasi dunia sejak tahun 2000.  Dari beberapa
yang kami dapatkan tujuan 3 yaitu Tidak akan tercapai pada tahun
2030 dikarenakan minim nya pengetahuan masyarakat sekitar tentang
kesehatan. Dan sebagian masyarakat mengabaikan tentang aturan2
yg dikluarkan seperti KB. Imunisasi lengkap, dan tujuan ke 4 yaitu ....
Menurut kami itu akan tercapai tahun 2030 dengan mlihat upaya
pemerintah untk membebas kan biaya sd-sma dan bbrapa beasiswA
baik untk yg berprestasi maupun yg kurang mampu untuk generasi
muda melanjutkan pendidikan ke jenjang yg lebih tinggi.

B. Saran
Penulis mengharapkan agar mahasiswa/i dapat mengetahui dan
memanfaatkan makalah ini untuk menambah wawasan untuk
mengetahui tentang tujuan Ke-tiga dan ke-empat sdgs, apakah akan
tercapai tahun 2030 mendatang menurut versi perundingan kami.

26

Anda mungkin juga menyukai