Anda di halaman 1dari 16

KEPOLISIAN NEGARA RI KOTA SEMARANG

PANITIA PENGADAAN JASA KONSTRUKSI

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)


PERENCANAAN PEMBANGUNAN GEDUNG MARKAS KEPOLISIAN SEKTOR PEDURUNGAN
KOTA SEMARANG

I. PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Pertumbuhan dan perkembangan kota berkaitan erat dengan peningkatan
jumlah penduduk serta berkembang pesatnya bidang ekonomi di suatu daerah.
Hal tersebut mengakibatkan semakin banyaknya kebutuhan akan fasilitas di
dalam melayani segala bentuk kegiatan di masyarakat, salah satunya adalah di
dalam hal perlindungan dan pelayanan terhadap masyarakat. Pertumbuhan bidang
ekonomi berbanding lurus dengan tumbuhnya kegiatan sosial-masyarakat, hal itu
mengakibatkan semakin tingginya taraf hidup di kota tersebut yang
mengakibatkan tingkat kriminalitas yang juga semakin tinggi. Berdasarkan
pandangan dasar tersebut maka dibangunlah Gedung Markas Kepolisian Sektor
Pedurungan Kota Semarang, Jawa Tengah sebagai salah satu unsur pelaksana
tugas tingkat kewilayahan yang berada dibawah Kapolrestabes, yang bertugas
melaksanakan tugas kepolisian di dalam memelihara keamanan dan ketertiban
masyarakat, penegakan hokum, pemberian perlindungan, pengayoman, dan
pelayanan kepada masyarakat.

2. Lokasi dan Gambaran Umum


Proyek ini berupa bangunan gedung yang terdiri dari 2 lantai dengan lantai
1 (satu) seluas ± 187,68 m2, lantai 2 (dua) seluas ± 177,94 m2 dan dengan tanah
seluas ± 115,2 m2, terletak di pinggir Jalan Raya Arteri Soekarno-Hatta, Palebon
RT 03/11, Pedurungan, Semarang, Jawa Tengah dengan letak koordinat
7°00’00.8”S 110°27’56.4”E.

1
KEPOLISIAN NEGARA RI KOTA SEMARANG
PANITIA PENGADAAN JASA KONSTRUKSI

2
KEPOLISIAN NEGARA RI KOTA SEMARANG
PANITIA PENGADAAN JASA KONSTRUKSI

Gambar 1. Letak Lokasi Proyek. (Sumber: Google maps, Selasa 30 Oktober 2014, 11:30)

Gedung Mapolsek Pedurungan di desain dengan model yang sesuai


dengan lingkungan sekitar, yang ekonomis namun tetap menjaga unsur
estetikanya. Tidak hanya tampak luarnya yang diutamakan namun dari semua
aspek, baik dari tata ruang yang harus bias memanfaatkan lahan yang ada maupun
faktor teknis untuk pekerjaan strukturnya yang ekonomis namun tetap kuat
menopang semua beban yang ada. Semua itu demi tuntutan perkembangan jaman
yang semakin maju.

3. Maksud dan Tujuan


Maksud dari kegiatan ini adalah untuk mendapatkan Gambaran tentang
Perencanaan Gedung Mapolsek sesuai dengan estetika bangunan yang ada.
Sedangkan Tujuan adalah untuk mendapatkan hasil perencanaan yang
memenuhi perkembangan teknologi dan jaman serta tetap memeperhatikan unsur
estetika dan efisiensi.

4. Sasaran Kegiatan
a. Sasaran Kegiatan adalah Perencanaan Pembangunan Gedung Mapolsek
Pedurungan, Kota Semarang, Jawa Tengah.
b. Lingkup Pekerjaan Perencanaan Pembangunan, yang terdiri dari komponen
kegiatan:
1. Pekerjaan Persiapan.
3
KEPOLISIAN NEGARA RI KOTA SEMARANG
PANITIA PENGADAAN JASA KONSTRUKSI

2. Pekerjaan Sipil/ Struktur.


3. Pekerjaan Arsitektur.
4. Pekerjaan Mekanikal/ Elektrikal (M/E)
5. Pekerjaan Utilitas.
c. Tahap-Tahap yang akan dilaksanakan adalah:
1. Persiapan Perencanaan termasuk survey.
2. Penyusunan Pra Rencana Lanjutan.
3. Pengembangan Rencana Lanjutan.
4. Penyusunan Rencana Anggaran Biaya Lanjutan.
5. Penyusunan Rencana Pelaksana Lanjutan.
6. Penyusunan Rencana Detail (Gambar Kerja, RKS, BQ, dll).
7. Persiapan Pelelangan.
8. Pelaksanaan Pelelangan.
9. Pengawasan Berkala.

II. STUDI KELAYAKAN ASPEK PROYEK


Studi kelayakan dibuat dengan tujuan untuk mengetahui tingkat kelayakan
pembangunan Mapolsek di kawasan Pedurungan, Semarang, Jawa Tengah. Hasil
studi ini diharapkan bermanfaat bagi para stakeholder untuk menetapkan
kebijaksanaan, perencanaan, pengambilan keputusan dalam pelaksanaan proyek
pembangunan Mapolsek tersebut dikemudian hari, sehingga diharapkan target
pelaksanaan proyek dapat berjalan sesuai dengan rencana.
1. Aspek Lingkungan dan Sosial
a. Gambaran Umum Prospek Pasar Produk
Lokasi proyek pembangunan Gedung Mapolsek yang direncanakan
oleh Dinas Pendidikan dan Kebudayaan di atas tanah seluas 1115,2 m2 yang
berlokasi di Jl. Raya Arteri Soekarno Hatta, Palebon RT 03/11, Pedurungan,
Semarang, Jawa Tengah. Lokasi ini dipilih karena berada pada daerah yang
memiliki mobilitas tinggi, sehingga para penduduk dapat dengan mudah
menemukan lokasi Mapolsek ini.
Dengan adanya pembangunan ini maka masyarakat sekitar dapat
menerima pelayanan dari aparat keamanan dengan lebih cepat dan mudah.
Serta tingkat keamanan di daerah tersebut akan meningkat dikarenakan

4
KEPOLISIAN NEGARA RI KOTA SEMARANG
PANITIA PENGADAAN JASA KONSTRUKSI

adanya Mapolsek ini, dan dengan adanya pembangunan ini maka akan terbuka
lapangan pekerjaan untuk masyarakat sekitar.
b. Analisis SWOT
Berdasarkan analisa terhadap tapak, maka dapat dilakukan analisa
SWOT untuk menilai faktor-faktor yang memiliki pengaruh terhadap
pengembangan suatu lahan. Faktor yang menjadi keunggulan tapak harus
dapat dioptimalkan, sedangkan faktor yang menjadi kelemahan tapak harus
dapat dieliminir sehingga tidak memberikan pengaruh buruk. Hasil analisis
SWOT akan diuraikan dalam tabel berikut:

Tabel 1. Analisis SWOT


Strength Weaknes Opportunities Threat
1. Lokasi 1. Lokasi 1. Tersedianya 1. Resiko
cukup strategis pembangunan lapangan kehilangan bahan
karena berada berada di daerah pekerjaan untuk baku
di jalan arteri. padat penduduk masyarakat pembangunan
2. Akses sehingga ada sekitar. lebih besar.
angkutan kemungkinan 2. Mudahnya
umum cukup terjadinya mencari tenaga
baik. kemacetan. kerja tambahan.
3. Mudahnya 2. Terjadinya
akses distribusi polusi suara
material ke (kebisingan) saat
lokasi pengerjaan
pembangunan. proyek.

2. Aspek Ekonomi
a. Gambaran Umum Aspek Ekonomi

Lokasi pembangunan mapolsek ini merupakan tempat yang cukup


strategis. Hal ini menguntungkan pihak kontraktor karena suplay material

5
KEPOLISIAN NEGARA RI KOTA SEMARANG
PANITIA PENGADAAN JASA KONSTRUKSI

untuk pembangunan jadi berjalan lebih mudah. Dengan mudahnya suplay


material maka dapat menghemat biaya pengeluaran suplay material.
Selain masalah suplay material, biaya pengeluaran untuk tenaga kerja
juga dapat dikurangi karena tenaga kerja bisa didapatkan dari masyarakat
sekitar lokasi pembangunan. Maka dalam hal ini pihak kontraktor dan
masyarakat dapat saling menguntungkan.
b. Rekomendasi
Berdasarkan analisis dari aspek ekonomi maka dapat disimpulkan
bahwa proyek ini layak untuk dilaksanakan.

3. Aspek Teknik
 Nama Proyek : Pembangunan Mapolsek Pedurungan
 Lokasi : Jl. Raya Arteri Soekarno Hatta, Palebon RT 03/11,
Pedurungan, Semarang, Jawa Tengah
 Peruntukan : Gedung Markas Polisi Sektor
 KDB : 75 %
 KLB : 2,2
 Luas Tanah : 1115,2 m2
 Luas 1 Lantai : ± 187,68 m2
 Jumlah Lantai : 2 lantai
 Luas Bangunan Total : ± 365.62 m2
Lahan yang digunakan untuk proyek ini ialah lahan kosong seluas
1115,2 m2. Berdasarkan ketentuan peruntukan lahan (town planning), lahan
ini memiliki ciri-ciri:
 Luas Lahan : 1115,2 m2
 Luas Bangunan : ± 365.62 m2
 KDB : 75 %
 KLB : 1,2

Berdasarkan ketentuan diatas, maka:

6
KEPOLISIAN NEGARA RI KOTA SEMARANG
PANITIA PENGADAAN JASA KONSTRUKSI

 Luas bangunan yang diizinkan per lantainya = 75 % x 1115,2 m 2 = 836,4


m2
 Luas bangunan keseluruhan = 1,2 x 1115,2 m2 = 1338,24 m2
 Jumlah lantai maksimum = 1338,24 / 836,4 = 1,6 ≈ 2 lantai
Bangunan ini merupakan bangunan 2 lantai dengan luas ± 365,62 m 2.
Bangunan ini memiliki ruang samapta, ruang intel, ruang tunggu, ruang piket
dan ruang SPK, ruang serse, ruang besuk, ruang temu, ruang tahanan anak-
anak yang dilengkapi dengan toilet, ruang tahanan pria 2 kamar yang
dilengkapi dengan toilet, ruang tahanan wanita yang dilengkapi dengan toilet,
toilet umum lantai 1 dan 2, tempat jemur, ruang PPID dan P2U, ruang
Kapolsek yang dilengkapi dengan toilet, ruang Bin Mas, ruang Waka, ruang
rapat, ruang Ka Taud, staf Taud dan Arsip.

4. Kesimpulan
a. Hasil Analisis Aspek Kelayakan
Tugas ini dimaksudkan untuk melakukan analisa kelayakan proyek
pembangunan Mapolsek di Jl. Raya Arteri Soekarno Hatta, Palebon RT 03/11,
Pedurungan, Semarang, Jawa Tengah ditinjau dari berbagai aspek yaitu aspek
lingkungan dan sosial, aspek ekonomi, dan aspek teknik. Dari segi aspek
lingkungan dan sosial, berdasarkan analisis SWOT yamg dilakukan proyek ini
layak untuk dijalankan. Dari segi aspek ekonomi pun demikian, proyek ini
layak intuk dijalankan karena dari analisisnya dapat menguntungkan kedua
belah pihak. Serta jika dianalisis dari aspek teknik, proyek ini pun layak untuk
dijalankan.

III. KEGIATAN PERENCANAAN


1. Dalam melaksanakan tugasnya Konsultan Perencana berpedoman pada ketentuan
yang berlaku, khususnya pada Syarat-Syarat Umum (SU) untuk melaksanakan
pekerjaan borongan bangunan di Indonesia (AV) Nomor 9 tanggal 28 Mei 1941
dan tambahan Lembaran Negara No. 14571.

7
KEPOLISIAN NEGARA RI KOTA SEMARANG
PANITIA PENGADAAN JASA KONSTRUKSI

2. Lingkup tugas yang harus dilaksanakan oleh Konsultan Perencana adalah meliputi
tugas-tugas perencanaan lingkungan, site/tapak bangunan, dan perencanaan fisik
bangunan gedung Negara yang terdiri dari:
a. Persiapan Perencaaan seperti mengumpulkan data dan informasi lapangan,
membuat interpretasi secara garis besar terhadap KAK.
b. Menyusun Pra Rencana seperti program dan konsep ruang, perkiraan biaya.
c. Penyusunan pengembangan rencana, antara lain membuat:
1. Rencana struktur, beserta uraian konsep dan perhitungannya,
2. Rencana arsitektur, dan uraian konsep dan perhitungannya,
3. Rencana sistem Mekanikal/ Elektrikal,
4. Rencana utilitas,
5. Perkiraan biaya.
d. Penyusunan rencana detail antara lain membuat:
1. Gambar-gambar detail Arsitektur, Struktur, Utilitas dan M/E, yang sesuai
dengan gambar rencana yang telah disetujui,
2. Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS),
3. Rincian volume pelaksanaan pekerjaan, rencana anggaran biaya pekerjaan,
4. Laporan akhir perencanaan.

3. Membantu Pengguna Anggaran/ Kuasa Pengguna Anggaran (PA/ KPA) dan


Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) di dalam menyusun dokumen pelelangan dan
pelaksanaan pelelangan.

4. Membantu Panitia Pengadaan pada waktu penjelasan pekerjaan, termasuk


menyusun Berita Acara Penjelasan Pekerjaan, menyusun kembali dokumen
pelelangan dan melaksanakan tugas-tugas yang sama apabila terjadi lelang ulang.

5. Mengadakan pengawasan berkala selama pelaksanaan konstruksi fisik dan


melaksanakan kegiatan seperti:
a. Melakukan penyesuaian gambar dan spesifikasi teknis pelaksanaan bila ada
perubahan,
b. Memberikan penjelasan terhadap persoalan-persoalan yang timbul selama masa
pelaksanaan konstruksi,
c. Memberikan saran-saran,
d. Membuat laporan akhir pengawasan berkala.

IV. TANGGUNG JAWAB PERENCANAAN

8
KEPOLISIAN NEGARA RI KOTA SEMARANG
PANITIA PENGADAAN JASA KONSTRUKSI

1. Dengan penugasan ini diharapkan Knsultan Perencana dapat melaksanakan


tanggung jawabnya dengan baik untuk menghasilkan keluaran yang memadai
sesuai KAK ini.

2. Konsultan Perencana bertanggung jawab secara professional atas jasa


perencanaan yang dilakuakan sesuai ketentuan dank ode tata laku profesi yang
berlaku.

3. Secara umum tanggung jawab Konsultan Perencana adalah sebagai berikut:


a. Hasil karya perencanaan yang dihasilkan harus memenuhi persyaratan standar
hasil karya perencanaan yang berlaku.
b. Hasil karya perencanaan yang dihasilkan harus telah mengakomodasi batasan-
batasan yang telah diberikan oleh Pengguna Anggaran/ Kuasa Pengguna
Anggaran (PA/ KPA), termasuk melalui KAK ini, seperti dari segi
pembiayaan, waktu penyelesaian pekerjaan dan mutu bangunan yang akan
diwujudkan.
c. Hasil karya perencanaan yang dihasilkan harus telah memenuhi peraturan,
standar, dan pedoman teknis bangunan gedung yang berlaku untuk bangunan
gedung pada umumnya dan yang khusus untuk bangunan Gedung Negara.

V. BIAYA
1. Biaya Pekerjaan Perencanaan dan tata cara pembayaran akan diatur secara
kontraktual setelah melalui tahapan proses Seleksi Pengadaan Jasa Konsultansi
sesuai peraturan yang berlaku, antara lain terdiri dari:
a. Honorarium tenaga ahli dan tenaga penunjang.
b. Materi dan penggandaan laporan.
c. Pembelian dan atau sewa peralatan.
d. Biaya rapat-rapat.
e. Jasa dan overhead Perencanaan.
f. Pajak dan iuran daerah lainnya.

2. Sumber Dana
Sumber dana pekerjaan perencanaan dibebankan pada APBD Kota Semarang
Provinsi Jawa Tengah tahun 2014.

VI. KRITERIA
1. Kriteria Umum

9
KEPOLISIAN NEGARA RI KOTA SEMARANG
PANITIA PENGADAAN JASA KONSTRUKSI

Pekerjaan yang akan dilaksanakan oleh Konsultan Perencana seperti yang


dimaksud pada KAK harus memperhatikan kriteria umum bangunan disesuaikan
berdasarkan fungsi dan kompleksitas bangunan yaitu:

a. Persyaratan Peruntukan dan Intensitas.


1. Menjamin bangunan dimanfaatkan sesuai dengan fungsinya.
2. Menjamin keselamatan pengguna, masyarakat dan lingkungan.

b. Persyaratan Arsitektur dan Lingkungan.


1. Menjamin terwujudnya tata ruang yang dapat memberikan keseimbangan
dan keserasian bangunan terhadap lingkungannya.
2. Menjamin bangunan gedung dibangun dan dimanfaatkan dengan baik
tidak menimbulkan dampak negatif terhadap lingkungan.

c. Persyaratan Struktur Bangunan.


1. Menjamin terwujudnya bangunan yang dapat mendukung beban yang
timbul akibat perilaku alam dan manusia.
2. Menjamin keselamatan manusia dari kemungkinan kecelakaan atau luka
yang disebabkan oleh kegagalan arsitektur bangunan.
3. Menjamin kepentingan manusia dari kehilangan atau kerusakan benda
yang disebabkan oleh perilaku struktur.
4. Menjamin perlindungan properti lainnya dari kerusakan fisik yang
disebabkan oleh kegagalan struktur.
d. Persyaratan Ketahanan Terhadap Kebakaran.
1. Menjamin terwujudnya bangunan yang dapat mendukung beban yang
timbul akibat perilaku alam dan manusia.
2. Menjamin terwujudnya bangunan gedung yang dibangun sedemikian rupa,
secara struktur stabil selama kebakaran sehingga:
a. Cukup waktu bagi penghuni melakukan evakuasi secara aman.
b. Cukup waktu bagi pasukan pemadam kebakaran memasuki lokasi
untuk memadamkan api.
c. Dapat menghindari kerusakan pada properti lainnya.

e. Persyaratan Instalasi Listrik.


1. Menjamin terpasangnya instalasi listrik secara cukup dan aman bagi
penggunanya maupun pemeliharaannya.
f. Persyaratan ventilasi dan pengkondisian udara.
1. Menjamin terpenuhinya kebutuhan udara yang cukup, baik alam maupun
dalam penunjang terselenggaranya kegiatan dalam bangunan gedung
sesuai dengan fungsinya.

10
KEPOLISIAN NEGARA RI KOTA SEMARANG
PANITIA PENGADAAN JASA KONSTRUKSI

2. Menjamin upaya beroperasinya peralatan dan perlengkapan tata ruang


udara secara baik.
g. Persyaratan Pencahayaan.
1. Menjamin terpenuhinya kebutuhan pencahayaan yang cukup, baik alam
maupun buatan dalam menunjang terselenggaranya kegiatan dalam
bangunan sesuai dengan fungsinya.
2. Menjamin upaya beroperasinya peralatan dan perlengkapan tata ruang
udara secara baik.

2. Kriteria Khusus
Kriteria khusus dimaksudkan untuk memberikan syarat-syarat yang khusus,
spesifik berkaitan dengan bangunan yang akan direncanakan, baik dari segi fungsi
khusus bangunan tersebut dan segi teknis lainnya, misalnya:
a. Kesatuan perencanaan bangunan dengan lingkungan yang ada di sekitar,
seperti dalam rangka implementasi penataan bangunan dan lingkungan.
b. Solusi dan batasan-batasan kontekstual, seperti factor sosial budaya setempat,
geografi klimatologi, dan lain-lain.
c. Model bangunan permanen dengan 2 lantai.
d. Jumlah dan jenis ruangan:
1) Lantai I
- Ruang Samapta
- Ruang Intel
- Ruang Tunggu
- Ruang Piket dan Ruang SPK
- Ruang Serse
- Ruang Besuk
- Ruang Temu
- Ruang Tahanan Anak-Anak yang dilengkapi dengan toilet
- Ruang Tahanan Pria 2 kamar yang dilengkapi dengan toilet
- Ruang Tahanan Wanita yang dilengkapi dengan toilet
- Toilet umum 3 kamar
- Tempat Jemur.
2) Lantai II
- Ruang PPID dan P2U
- Ruang Kapolsek yang dilengkapi dengan toilet
- Ruang Bin Mas
- Ruang Waka
- Ruang Rapat

11
KEPOLISIAN NEGARA RI KOTA SEMARANG
PANITIA PENGADAAN JASA KONSTRUKSI

- Ruang Ka Taud, Staf Taud dan Arsip


- Toilet umum 2 kamar.
e. Unsur tambahan: Lapangan upacara dengan Paving Block, Tiang Bendera,
Tower Air dan Tempat Parkir.

VII. AZAS – AZAS


Selain dari dari kriteria di atas, dalam melaksanakan tugasnya Konsultan Perencana
hendaknya memperhatikan azas-azas Bangunan Gedung Negara sebagai berikut:
1. Bangunan Gedung Negara hendaknya fungsional, efisien, menarik tetapi tidak
berlebihan.
2. Kreatifitas disini hendaknya tidak ditekankan pada kelatahan gaya dan kemewahan
material, tetapi pada kemampuan mengadakan sublimasi antara teknik dan fungsi
sosial bangunan, terutama sebagai bangunan pelayanan kepada masyarakat.
3. Dengan batasan tidak mengganggu kenyamanan penghuninya, biaya investasi dan
pemeliharaan bangunan sepanjang umurnya, hendaknya diusahakan serendah
mungkin.
4. Desain bangunan hendaknya dibuat sedemikian rupa, sehingga bangunan dapat
dilaksanakan dalam waktu yang pendek dan dapat dimanfaatkan secepatnya.
5. Bangunan Pemerintah hendaknya dapat meningkatkan kualitas lingkungan, dan
menjadi acuan tata bangunan dan lingkungan di sekitarnya.

VIII. PENDEKATAN METOLOGI


1. Konsep Bangunan pengembangan harus selaras/ menyesuaikan dengan bangunan
di lingkungan sekitarnya.
2. Dalam perencanaan harus menyediakan fasilitas pengolah limbah dan antisipasi
terhadap bahaya kebakaran serta bencana.
3. Teknis konstruksi yang disaratkan oleh perencana hendaknya menggunakan
teknologi sederhana sampai dengan teknologi tinggi atau Hightech, karena
merupakan bangunan monumental dan waktu pelaksanaan sangat terbatas, dari
pekerjaan pondasi sampai dengan finishing.
4. Lokasi pekerjaan yang tersedia sangat terbatas, sehingga perencana wajib
menjelaskan rencana pekerjaan yang bersifat fabrikasi harus dilaksanakan di luar
lokasi.

IX. JANGKA WAKTU PELAKSANAAN

12
KEPOLISIAN NEGARA RI KOTA SEMARANG
PANITIA PENGADAAN JASA KONSTRUKSI

1. Dalam proses perencanaan untuk menghasilkan keluaran-keluaran yang diminta,


Konsultan Perencana harus menyusun jadwal pertemuan berkala dengan
Pengguna Anggaran/ Kuasa Pengguna Anggaran dan Pejabat Pembuat Komitmen.
2. Dalam pertemuan berkala tersebut ditentukan produk awal, antara dan pokok
yang harus dihasilkan Konsultan sesuai dengan rencana keluaran yang ditetapkan
dalam KAK ini.
3. Dalam melaksanakan tugas, konsultan harus selalu memperhitungkan bahwa
waktu pelaksanaan pekerjaan adalah meningkat.
4. Jangka waktu pelaksanaan, khususnya sampai diserahkan dokumen perencanaan
untuk siap dilelangkan maksimal 30 (tiga puluh) hari kalender atau 1 (satu) bulan
sejak dikeluarkannya Kontrak/ Surat Perintah Mulai Kerja.

X. INFORMASI DAN TENAGA AHLI


1. Informasi
a. Untuk melaksanakan tugas Konsultan Perencana harus mencari informasi
yang dibutuhkan selain dari informasi yang diberikan oleh Pengguna
Anggaran/ Kuasa Pengguna Anggaran dan Pejabat Pembuat Komitmen.
b. Konsultan Perencana harus memeriksa kebenaran informasi yang digunakan
dalam pelaksanaan tugasnya, baik yang berasal dari Pengguna Anggaran/
Kuasa Pengguna Anggaran dan Pejabat Pembuat Komitmen, maupun yang
dicari sendiri. Kesalahan/ kelalaian pekerjaan perencanaan sebagai akibat dari
kesalahan informasi menjadi tanggung jawab Konsultan Perencana.

2. Tenaga Ahli
a. Untuk melaksanakan tujuannya, Konsultan Perencana harus menyediakan
Tenaga Ahli yang memenuhi ketentuan dari Pengguna Anggaran/ Kuasa
Pengguna Anggaran dan Pejabat Pembuat Komitmen, baik ditinjau dari segi
lingkup kegiatan maupun tingkat kompleksitas pekerjaan.
b. Tenaga Ahli yang dilibatkan adalah tenaga ahli yang cukup berpengalaman
dibidangnya masing-masing, yaitu terdiri dari:
1. Team Leader, berpendidikan minimal sarjana Teknik Sipil (S1) lulusan
universitas/ perguruan tinggi negeri atau swasta, berpengalaman dalam
perencanaan bangunan bertingkat non perumahan sekurang-kurangnya 3
(tiga) tahun dan 2 (dua) tahun untuk S2.
2. Tenaga Ahli Struktur, berpendidikan minimal Sarjana Teknik Sipil (S1)
lulusan universitas/perguruan tinggi negeri atau swasta, berpengalaman
dalam perencanaan bangunan bertingkat non perumahan sekurang-
kurangnya 2 (dua) tahun.

13
KEPOLISIAN NEGARA RI KOTA SEMARANG
PANITIA PENGADAAN JASA KONSTRUKSI

3. Tenaga Ahli Arsitektur, berpendidikan minimal Sarjana Teknik


Arsitektur (S1) lulusan universitas/ perguruan tinggi negeri atau swasta,
berpengalaman dalam perencanaan bangunan bertingkat non perumahan
sekurang-kurangnya 2 (dua) tahun.
4. Tenaga Ahli Estimasi Biaya, berpendidikan minimal Sarjana Teknik
Sipil (S1) lulusan universitas/ perguruan tinggi negeri atau swasta,
berpengalaman dalam menghitung biaya pembangunan sekurang-
kurangnya 2 (dua) tahun.
5. Tenaga Ahli Mekanikal Elektrikal, berpendidikan minimal Sarjana
Teknik Mesin/ Elektronika (S1) lulusan universitas/ perguruan tinggi
negeri atau swasta, berpengalaman dalam perencanaan mekanikal
elektrikal bangunan bertingkat non perumahan sekurang-kurangnya 2
(dua) tahun.
6. Tenaga Pendukung yang dibutuhkan terdiri dari tenaga surveyor, tenaga
operator komputer, tenaga Cad operator/ drafman, Tenaga administrasi
dan tenaga lokal.

XI. KELUARAN
Keluaran yang dihasilkan oleh Konsultasi Perencana berdasarkan Kerangka Acuan Kerja
ini adalah lebih lanjut akan diatur dalam surat perjanjian, yang minimal meliputi:
1. Tahap Konsep Rencana Teknis
a. Konsep penyiapan rencana teknis dan uraian rencana kerja konsultan perencana.
b. Konsep skematik rencana teknis.
c. Laporan data dan Informasi lapangan.
d. Hasil sonder.
2. Tahap Pra-rencana Teknis
a. Gambar-gambar Pra-rencana.
b. Perkiraan biaya pembangunan.
c. Garis besar rencana kerja dan syarat-syarat (RKS).
3. Tahap Pengembangan Rencana
a. Gambar pengembangan rencana arsitektur, struktur, ME dan utilitas.
b. Uraian konsep rencana dan perhitungan-perhitungan yang diperlukan.
c. Draft rencana anggaran biaya.
d. Draft rencana kerja dan syarat-syarat (RKS).
4. Tahap Rencana Detail
a. Gambar rencana teknis bangunan lengkap.
b. Rencana kerja dan syarat-syarat (RKS).
c. Bill Of Quantity (BQ).

14
KEPOLISIAN NEGARA RI KOTA SEMARANG
PANITIA PENGADAAN JASA KONSTRUKSI

d. Rencana anggaran biaya (RAB).


5. Tahap Pelelangan
- Dokumen tambahan hasil penjelasan pekerjaan.

XII. LAPORAN
Jenis laporan yang harus diserahkan kepada Pengguna Anggaran/ Kuasa Pengguna
Anggaran dan Pejabat Pembuat Komitmen oleh Penyedia Jasa Konsultasi adalah
meliputi:
1. Laporan Pendahuluan, berisi Rencana Kerja yang akan dilaksanakan dan hasil
orientasi lapangan serta kerangka kegiatan yang harus dijelaskan seperti kegiatan
persiapan, pengurusan perijinan, mobilisasi tenaga dan peralatan, jadwal pelaksanaan
dan jadwal penugasan personil atau tenaga ahli serta program kerja berikutnya
diserahkan 10 (sepuluh) hari setelah SPMK. Laporan Pendahuluan diserahkan kepada
pemilik pekerjaan sebanyak 5 (lima) set.
2. Laporan Antara, yang berisi Kemajuan Pelaksanaan Pekerjaan Perencanaan, hasil
sonder, Kendala dan Solusi Penyelesaiannya, Gambar-gambar pra-rencana. Laporan
Antara harus diserahkan selambat-lambatnya 20 (dua puluh) hari kalender sejak
tanggal Surat Perintah Mulai Kerja dan hasilnya digandakan sebanyak 5 (lima) set.
3. Draf Laporan Akhir, yang berisi Kemajuan Pelaksanaan Pekerjaan Perencanaan,
Kendala dan Solusi Penyelesaiannya, Draf Gambar-Gambar Detail Hasil
Perencanaan. Draf Laporan Hasil Perencanaan tersebut diserahkan selambat-
lambatnya 27 (dua puluh tujuh) hari kalender sejak tanggal Surat Perintah Mulai
Kerja dan hasilnya digandakan sebanyak 5 (lima) set.
4. Laporan Akhir Perencanaan, yang berisi Kemajuan Pelaksanaan Pekerjaan
Perencanaan, Kendala dan Solusi Penyelesaiannya, Gambar-Gambar Detail Hasil
Perencanaan, Presentasi Laporan Akhir. Laporan Akhir Perencanaan tersebut
diserahkan selambat-lambatnya 30 (tiga puluh) hari kalender sejak tanggal Surat
Perintah Mulai Kerja dan hasilnya digandakan sebanyak 5 (lima) set.

XIII. Lain-lain
1. Sewaktu-waktu Penyedia Jasa dapat diminta oleh Pengguna Jasa mengadakan diskusi
atau memberi penjelasan mengenai tahap atau hasil kerjanya;
2. Penyedia Jasa harus menyerahkan foto Dokumentasi (dalam album) yang berkaitan
dengan palaksanaan pekerjaan survey lapangan;
3. Penyedia Jasa harus selalu mendiskusikan usulan-usulan hasil pekerjaan ini dengan
Pemilik pekerjaan.

15
KEPOLISIAN NEGARA RI KOTA SEMARANG
PANITIA PENGADAAN JASA KONSTRUKSI

4. Semua peralatan yang diperlukan dalam rangka pelaksanaan pekerjaan harus


disediakan oleh Penyedia Jasa;
5. Hal-hal yang belum tercakup dalam Kerangka Acuan Kerja ini akan dijelaskan dalam
berita acara penjelasan pekerjaan.

Semarang, 28 September 2014


Pejabat Pembuat Komitmen
Kepolisian Negara Republik Indonesia
Kota Semarang Resor Pedurungan

Drs. MARYONO
Kompol NRP 59020177

16

Anda mungkin juga menyukai