Anda di halaman 1dari 3

Pangan merupakan kebutuhan pokok terpenting bagi manusia yang harus dipenuhi agar bisa bertahan

hidup. Perkembangan pertanian sangat dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan manusia akan pangan
dan menunjang berbagai aktivitas industri yang juga ditujukan untuk melengkapi kebutuhan sehari-hari
manusia. Pertumbuhan penduduk yang semakin meningkat terutama pada negara berkembang
menjadikan penerapan berbagai teknologi dan inovasi pertanian menjadi suatu keharusan, agar
produksi dapat menunjang permintaan pangan yang tinggi. Peningkatan produktivitas pertanian menjadi
target kegiatan pertanian pada berbagai negara. Namun, penggunaan teknologi dan inovasi pada
kegiatan pertanian terkadang sering mengenyampingkan aspek lingkungan. Lingkungan seharusnya
menjadi kunci keberlanjutan pertanian agar peningkatan produktivitas pertanian masih dapat dirasakan
pada generasi mendatang.

Pangan merupakan kebutuhan dasar yang paling esensial bagi manusia untuk mempertahankan hidup
dan kehidupan. Pangan diartikan sebagai segala sesuatu yang bersumber dari sumber hayati dan air,
baik yang diolah maupun yang tidak diolah. Pengertian pangan menurut Peraturan Pemerintah RI nomor
28 tahun 2004 adalah segala sesuatu yang berasal dari sumber hayati dan air, baik yang diolah maupun
yang tidak diolah, yang diperuntukkan sebagai makanan atau minuman bagi konsumsi manusia,
termasuk bahan tambahan pangan, bahan baku pangan, dan bahan lain yang digunakan dalam proses
penyiapan, pengolahan, dan atau pembuatan makanan atau minuman (Effendi, 2012).Makanan
merupakan kebutuhan dasar utama bagi setiap manusia, karena di dalamnya terkandung senyawa-
senyawa yang sangat diperlukan untuk memulihkan dan memperbaiki jaringan tubuh yang rusak,
mengatur proses di dalam tubuh, perkembangbiakan dan menghasilkan energi untuk kepentingan
berbagai kegiatan dalam kehidupannya. Kebutuhan manusia akan makanan diperoleh dari berbagai
sumber nabati maupun hewan. Pada dasarnya makanan merupakan campuran senyawa kimia, yang
dapat dikelompokkan ke dalam karbohidrat, lemak, protein, vitamin, mineral dan air (Effendi, 2012).

Makanan tradisional merupakan wujud budaya yang berciri kedaerahan, spesifik, beraneka macam
dan jenis yang mencerminkan potensi alam daerah masing-masing. Makanan tidak hanya sebagai sarana
untuk pemenuhan kebutuhan gizi seseorang. Makanan juga berguna untukbmempertahankan
hubungan antar manusia, simbol identitas suatu masyarakat tertentu, dan dapat pula dijual dan
dipromosikan untuk menunjang pariwisata yang dapat mendukung pendapatan suatu daerah (Endang,
dkk, 2013). Berbagai daerah di Indonesia mempunyai beranekaragam masakan, jajanan, dan minuman
tradisional yang telah lama berkembang secara spesifik di setiap daerah (Rosyidi, 2011). Produk olahan
pangan tradisional umumnya terbuat dari bahan baku umbi-umbian seperti singkong dan ubi jalar,
maupun berbahan baku tepung beras. Nagasari, lapis, apem, serabi, cara, jenang sum-sum, jenang
abang, dan kue cucur merupakan produk olahan pangan tradisional dengan bahan baku tepung beras
(Nurhayati, dkk, 2013).

Salah satu produk olahan pangan dengan bahan baku umbi umbian adalah gethuk lindri. Gethuk atau
getuk merupakan salah satu makanan tradisional yang dikenal oleh masyarakat Jawa Tengah khususnya
daerah Magelang. Gethuk umumnya terbuat dari singkong yang dikupas dan dikukus hingga matang
Getuk adalah makanan khas dari Jawa yang berbahan dasar umbi-umbian yang memiliki rasa
yang khas serta memiliki kandungan karbohidrat dan gizi yang tidak sedikit. Selain itu makanan
ini juga murah harganya dan mudah dikembangkan karena tidak mengenal musim dalam
penanamannya (Fatmawati dkk, 2010). Oleh karena itu, dilakukan pembuatan gethuk lindri agar

Getuk merupakan salah satu produk makanan semi basah. Makanan semi basah

adalah makanan yang mempunyai nilai water activity (Aw) sebesar 0,6 hingga 0,9

dengan kadar air sebesar 10-40%, tekstur yang plastis yang menyebabkan mudah

untuk dibentuk dan dapat dikonsumsi secara langsung (Panwar et al., 2013).

Cara pembuatan

Secara umum getuk terbuat dari singkong, gula pasir, margarin, pewarna, dan
perisa (jika diinginkan). Makanan ini biasanya disantap sebagai makanan selingan dan
mempunyai cita rasa yang legit dan manis
(Nur Gomo, Arief T, 2010).
Getuk singkong adalah makanan semi basah yang dbuat dari singkong, dikukus, dicampur
dengan gula, digilang/dilumatkan, kemudian dibentuk dengan atau tanpa penambahan bahan
makanan dan bahan tambahan makanan lain yang diijinkan (SNI 01-4299-1996) getuk
singkong). Menurut Yulia K (2011), bahan utama yang digunakan dalan pembuatan getuk adalah
singkong dan bahan-bahan lain yang digunakan antara lain adalah gula dan margarin. Dalam
pembuatan getuk ini terdiri dari beberapa tahap antara lain pengupasan, pencucian, pemotongan,
pengukusan, penggilingan, pencampuran, pencetakan, dan pengemasan. Berdasarkan uraian
tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut.

1. Pengupasan
2. Pencucian

3. Pemotongan

4. Pengukusan

Kukus singkong sampai empuk, haluskan lalu sisihkan dalam sebuah wadah.l

5. Penggilingan

6. Pencampuran

7. Pencetakan

8. Pengemasan

Anda mungkin juga menyukai