Anda di halaman 1dari 23

1

BAB I
A. PENDAHULUAN

1. Latar belakang
A. Sistem Sensorik dan motorik
Indra mempunyai sel-sel reseptor khusus untuk mengenali perubahan lingkungan. Indra yang
kita kenal ada lima, yaitu:
1.      Indra penglihat (mata)
2.      Indra pendengar (telinga)
3.      Indra peraba (kulit)
4.      Indra pengecap (lidah)
5.      Indra pencium (hidung).
Kelima indra tersebut berfungsi untuk mengenali perubahan lingkungan luar, oleh
karenanya disebut eksoreseptor.
Reseptor yang berfungsi untuk mengenali lingkungan dalam, misalnya nyeri, kadar
oksigen atau karbon dioksida, kadar glukosa dan sebagainya, disebut interoreseptor.
Sel-sel interoreseptor misalnya terdapat pada sel otot, tendon, ligamentum, sendi, dinding
saluran pencernaan, dinding pembuluh darah, dan lain sebagainya. Akan tetapi, sesungguhnya
interoreseptor terdapat di seluruh tubuh manusia. Interoreseptor yang membantu koordinasi
dalam sikap tubuh disebut kinestesis.

2. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang menjadi acuan dan pedoman dalam penyusanan dan
penyajian makalah ini sebagai berikut :
1)      Apa yang dimaksud dengan saraf ?
2)      Bagimana jalanya terjadinya proses saraf sensori pada tubuh?
3)      Bagaimana Anatomi & Fisiologi dari Mata dan Telinga ?
4)      Bagaimana proses pengkajian Optalmik ?
5)      Bagaimana proses pengkajian kemampuan mendengar ?
2

3. Tujuan
Kelompok kami menyusun makalah ini agar para pembaca bisa mengetahui tentang
Anatomi Fisiologi Sensorik dan motorik dalam Tubuh Manusia dan dengan adanya makalah ini
juga di harapkan dapat menjadi pengetahuan bagi kita semua.
3

BAB II
B. PEMBAHASAN
A. Anatomi Fisiologi Sistem Sensorik

1. Anatomi sistem penglihatan (mata)


Mata dilindungi dari kotoran dan benda asing oleh alis, bulu mata dan kelopak mata.
Konjungtiva adalah suatu membran tipis yang melapisi kelopak mata ( konjungtiva palpebra),
kecuali darah pupil. Konjungtiva palpebra melipat kedalam dan menyatu dengan konjungtiva
bulbar membentuk kantung yang disebut sakus konjungtiva. Walaupun konjungtiva transparan,
bagian palpebra tampak merah muda karena pantulan dari pembuluh – pembuluh darah yang ada
didalamnya, pembuluh – pembuluh darah kecil dapat dari konjungtiva bulbar diatas sklera mata.
Konjungtiva melindungi mata dan mencegah mata dari kekeringan. Kelenjar lakrimalis teletak
pada sebelah atas dan lateral dari bola mata. Kelenjar lakrimalis mengsekresi cairan lakrimalis.
Air mata berguna untuk membasahi dan melembabkan kornea, kelebihan sekresi akan dialirkan
ke kantung lakrimalis yang terletak pada sisi hidung dekat mata dan melalui duktus
nasolakrimalis untuk kehidung.
a. Bola mata
Bola mata disusun oleh tiga lapisan, yaitu : sklera, koroid, dan retina. Lapisan terluar yang
kencang atau sklera tampak putih gelap dan ada yang bening yaitu pada bagian iris dan pupil
yang membentuk kornea. Lapisan tengah yaitu koroid mengandung pembuluh – pembuluh darah
yang arteriolnya masuk kedalam badan siliar yang menempel pada ligamen suspensori dan iris.
Lapisan terdalam adalah retina yang tidak mempunyai bagian anterior mengandung reseptor
cahaya ( fotoreseptor ) yang terdiri dari sel batang dan sel kerucut. Reseptor cahaya melakukan
synap dengan saraf - saraf bipolar diretina dan kemudian dengan saraf – saraf ganglion
diteruskan keserabut saraf optikus. Sel kerucut lebih sedikit dibanding sel batang. Sel kerucut
dapat ditemukan di dekat pusat retina dan diperkirakan menjadi reseptor terhadap cahaya
terangdan penglihatan warna. Sel – sel batang ditemukan banyak pada daerah perifer retina yang
merupakan reseptor terhadap gelap atau penglihatan malam. Sel – sel batang mengandung
rhodopsin yaitu suatu protein fotosintetif yang cepat berkurang dalam cahaya terang. Regenerasi
rhodopsin bersifat lambat tergantung pada tersedianya vitamin A, mata memerlukan waktu untuk
beradaptasi dari terang ke gelap. Defisiensi vitamin A mempengaruhi kemampuan melihat
4

dimalam hari. Sinapsis adalah hubungan antara satu sel saraf dengan sel saraf lainnya. Semakin
banyak dan kuat sinapsis maka suatu ingatan semakin baik

b. Iris dan lensa


Iris adalah berwarna, membran membentuk cairan ( bundar ) mengandung dilator involunter
dan otot – otot spingter yang mengatur ukuran pupil. Pupil adalah ruangan ditengah – tengah iris,
ukuran pupil bervariasi dalam merespon intensitas cahaya dan memfokuskan objek (akomodasi )
untuk memperjelas penglihatan, pupil mengecil jika cahaya terang atau untuk penglihatan dekat.
Lensa mata merupakan suatu kristal, berbentuk bikonfek ( cembung ) bening, terletak
dibelakang iris, terbagi kedalam ruang anterior dan posterior. Lensa tersusun dari sel – sel epitel
yang dibungkus oleh membrab elastis, ketebalannya dapat berubah – ubah menjadi lensa
cembung bila refraksi lebih besar.

Fisiologi penglihatan (mata)


Cahaya masuk ke mata dan di belokkan (refraksi) ketika melalui kornea dan struktur-struktur
lain dari mata (kornea, humor aqueous, lensa, humor vitreous) yang mempunyai kepadatan
berbeda-beda untuk difokuskan di retina, hal ini disebut kesalahan refraksi.Mata mengatur
(akomodasi) sedemikian rupa ketika melihat objek yang jaraknya bervariasi dengan menipiskan
dan menebalkan lensa. Penglihatan dekat memerlukan kontraksi dari badan ciliary, yang bisa
memendekkan jarak antara kedua sisi badan ciliary yang diikuti dengan relaksasi ligamen pada
lensa. Lensa menjadi lebih cembung agar cahaya dapat terfokuskan pada retina.Konjungtiva
adalah suatu membran tipis yang melapisi kelopak mata ( konjungtiva palpebra), kecuali darah
pupil. Konjungtiva palpebra melipat dengan seringnya mengganti jarak antara objek dengan
mata. Akomodasi juga dinbantu dengan perubahan ukuran pupil. Penglihatan dekat, iris akan
mengecilkan pupil agar cahaya lebih kuat melelui lensa yang tebal.
Cahaya diterima oleh fotoreseptor pada retina dan dirubah menjadi aktivitas listrik diteruskan ke
kortek. Serabut-serabut saraf optikus terbagi di optik chiasma (persilangan saraf mata kanan dan
kiri), bagian medial dari masing-masing saraf bersilangan pada sisi yang berlawanan dan impuls
diteruskan ke korteks visual.
5

Tekanan dalam bola mata (intra occular pressure/IOP)


Tekanan dalam bola mata dipertahankan oleh keseimbangan antara produksi dan pengaliran dari
humor aqueous. Pengaliran dapat dihambat oleh bendungan pada jaringan trabekula (yang
menyaring humor aquoeus ketika masuk kesaluran schellem) atau dfengan meningkatnya
tekanan pada vena-vena sekitar sclera yang bermuara kesaluran schellem. Sedikit humor aqueous
dapat maengalir keruang otot-otot ciliary kemudian ke ruang suprakoroid. Pemasukan kesaluran
schellem dapat dihambat oleh iris. Sistem pertahanan katup (Valsava manuefer) dapat
meningkatkan tekanan vena. Meningkatkan tekanan vena sekitar sklera memungkinkan
berkurangnya humor aquoeus yang mengalir sehingga dapat meningkatkan IOP. Kadang-kadang
meningkatnya IOP dapat terjadi karena stress emosional.

2. Anatomi sistem pendengaran (telinga)


Anatomi sistem pendengaran merupakan organ pendengaran dan keseimbangan.Terdiri dari
telinga luar, tengah dan dalam. Telinga manusia menerima dan mentransmisikan gelombang
bunyi ke otak dimana bunyi tersebut akan di analisa dan di intrepretasikan. Cara paling mudah
untuk menggambarkan fungsi dari telinga adalah dengan menggambarkan cara bunyi dibawa
dari permulaan sampai akhir dari setiap bagian-bagian telinga yang berbeda. Telinga mempunyai
resptor bagi 2 modalitas reseptor sensorik :
Telinga dibagi menjadi 3 bagian :
a. Telinga luar
• Auricula
6

o Mengumpulkan suara yang diterima


• Meatus Acusticus Eksternus
o Menyalurkan atau meneruskan suara ke kanalis auditorius eksterna
• Canalis Auditorius Eksternus
o Meneruskan suara ke memberan timpani
• Membran timpani
o Sebagai resonator mengubah gelombang udara menjadi gelombang mekanik

b. Telinga tengah
Telinga tengah adalah ruang berisi udara yang menghubungkan rongga hidung dan tenggorokan
dihubungkan melalui tuba eustachius, yang fungsinya menyamakan tekanan udara pada kedua
sisi gendang telinga. Tuba eustachius lazimnya dalam keadaan tertutup akan tetapi dapat terbuka
secara alami ketika anda menelan dan menguap. Setelah sampai pada gendang telinga,
gelombang suara akan menyebabkan bergetarnya gendang telinga, lalu dengan perlahan
disalurkan pada rangkaian tulang-tulang pendengaran. Tulang-tulang yang saling berhubungan
ini - sering disebut " martil, landasan, dan sanggurdi" secara mekanik menghubungkan gendang
telinga dengan "tingkap lonjong" di telinga dalam. Pergerakan dari oval window (tingkap
lonjong) menyalurkan tekanan gelombang dari bunyi kedalam telinga dalam.
Telinga tengah terdiri dari :
• Tuba auditorius (eustachius)
Penghubung faring dan cavum naso faringuntuk :
o Proteksi: melindungi ndari kuman
o Drainase: mengeluarkan cairan.
o Aerufungsi: menyamakan tekanan luar dan dalam.
• Tuba pendengaran (maleus, inkus, dan stapes)
Memperkuat gerakan mekanik dan memberan timpani untuk diteruskan ke foramen ovale pada
koklea sehingga perlimife pada skala vestibule akan berkembang.
c. Telinga Dalam
Telinga dalam terdiri dari :
• Koklea
o Skala vestibule: mengandung perlimfe
7

o Skala media: mengandung endolimfe


o Skala timani: mengandung perlimfe
• Organo corti
Mengandung sel-sel rambut yang merupakan resseptor pendengaran di membran basilaris.
Telinga dalam dipenuhi oleh cairan dan terdiri dari "cochlea" berbentuk spiral yang disebut
rumah siput. Sepanjang jalur rumah siput terdiri dari 20.000 sel-sel rambut yang mengubah
getaran suara menjadi getaran-getaran saraf yang akan dikirim ke otak. Di otak getaran tersebut
akan di intrepertasi sebagai makna suatu bunyi. Hampir 90% kasus gangguan pendengaran
disebabkan oleh rusak atau lemahnya sel-sel rambut telinga dalam secara perlahan. Hal ini
dikarenakan pertambahan usia atau terpapar bising yang keras secara terus menerus. Gangguan
pendengaran yang diseperti ini biasa disebut dengan sensorineural atau perseptif. Hal ini
dikarenakan otak tidak dapat menerima semua suara dan frekuensi yang diperlukan untuk -
sebagai contoh mengerti percakapan. Efeknyahampir selalu sama, menjadi lebih sulit
membedakan atau memilah pembicaraan pada kondisi bising. Suara-suara nada tinggi tertentu
seperti kicauan burung menghilang bersamaan, orang-orang terlihat hanya seperti berguman dan
anda sering meminta mereka untuk mengulangi apa yang mereka katakan. Hal ini dikarenakan
otak tidak dapat menerima semua suara dan frekuensi yang diperlukan untuk sebagai contoh
mengerti percakapan. Contoh kecil seperti menghilangkan semua nada tinggi pada piano dan
meminta seseorang untuk memainkan sebuah melodi yang terkenal. Dengan hanya 6 atau 7 nada
yang salah, melodi akan sulit untuk dikenali dan suaranya tidak benar secara keseluruhan. Sekali
sel-sel rambut telinga dalam mengalami kerusakan, tidak ada cara apapun yang dapat
memperbaikinya. Sebuah alat bantu dengar akan dapat membantu menambah kemampuan
mendengar anda. Andapun dapat membantu untuk menjaga agar selanjutnya tidak menjadi lebih
buruk dari keadaan saat ini dengan menghindari sering terpapar oleh bising yang keras.

Fisiologi pendengaran.
Getaran suara ditangkap oleh telinga yang dialirkan ke telinga dan mengenai memberan timpani,
sehingga memberan timpani bergetar. Getaran ini diteruskan ke tulang-tulang pendengaran yang
berhubungan satu sama lain. Selanjutnya stapes menggerakkan perilimfe dalam skala vestibui
kemudian getaran diteruskan melalui Rissener yang mendorong endolimfe dan memberan basal
ke arah bawah, perilimfe dalam skala timpani akan bergerak sehingga tingkap bundar (foramen
8

rotundum) terdorong kearah luar. Rangsangan fisik tadi diubah oleh adanya perbedaan ion
kalium dan ion Na menjadi aliran listrik yang diteruskan ke cabang N.VIII yang kemudian
neneruskan ransangan ke pusat sensori pendengaran di otak melalui saraf pusat yang ada di lobus
temporalis.

3. Anatomi sistem penciuman (hidung)


Hidung merupakan bagian yang paling menonjol pada wajah. Fungsinya sebagai jalan napas, alat
pengatur kondisi udara (air condition), penyaring & pembersih udara, indera pembau, resonansi
suara, membantu proses berbicara, dan refleksi nasal. Hidung juga merupakan tempat
bermuaranya sinus paranasalis dan saluran air mata.
Struktur hidung luar terdiri atas 3 bagian, yaitu :
1. Kubah tulang. Letaknya paling atas dan bagian hidung yang tidak bisa digerakkan.
2. Kubah kartilago (tulang rawan). Letaknya dibawah kubah tulang dan bagian hidung yang
bisa sedikit digerakkan.
3. Lobulus hidung. Letaknya paling bawah dan bagian hidung yang paling mudah digerakkan.

Struktur penting dari anatomi hidung :


1. Dorsum nasi (batang hidung)
Struktur yang membangun dorsum nasi (batang hidung) :
1. Bagian kaudal dorsum nasi (batang hidung)
2. Bagian kranial dorsum nasi (batang hidung)
Bagian kaudal dorsum nasi (batang hidung) merupakan bagian lunak dari dorsum nasi (batang
hidung). Tersusun oleh kartilago lateralis dan kartilago alaris. Jaringan ikat yang keras
9

menghubungkan antara kulit dan perikondrium pada kartilago alaris. Bagian kranialdorsum nasi
(batang hidung) merupakan bagian keras dari dorsum nasi (batang hidung). Tersusun oleh os
nasalis dan ossis maksila prosesus fron talis.
2. Septum Nasi
Fungsi utama septum nasi adalah menopang dorsum nasi (batang hidung) dan membagi dua
kavum nasi (lubang hidung).
Struktur yang membangun septum nasi adalah 2 tulang dan 2 kartilago, yaitu :
1. Bagian anterior septum nasi
2. Bagian posterior septum nasi
Bagian anterior septum nasi tersusun oleh tulang rawan, yaitu kartilago quadrangularis, cartilago
alaris mayor crus medial, dan cartilago septi nasi. Bagian anterior septum nasi terdapat plexus
Kiesselbach. Bagian posterior septum nasi tersusun oleh os vomer dan os ethmoidalis lamina
perpendikularis . Kelainan septum nasi yang paling sering ditemukan adalah deviasi septi.
3. Kavum Nasi (Lubang Hidung)
Rongga lubang hidung (cavum nasi / cavitas nasi) berbentuk terowongan dari depan ke
belakang. Rongga hidung dilapisi 2 jenis mukosa, yaitu mukosa olfaktori dan mukosa respiratori.
Rongga hidung tersusun oleh :
1. Nares anterior (nosetril). Nares anterior merupakan lubang depan rongga hidung (cavitas
nasi).
2. Vestibulum nasi. Letaknya dibelakang nares anterior. Vestibulum nasi dilapisi oleh rambut
dan kelenjar sebasea.
3. Nares posterior (choanae). Nares posterior (choanae) merupakan lubang belakang rongga
hidung (cavitas nasi).P enghubung antara rongga hidung (cavitas nasi) dengan nasofaring.

Fisiologi penciuman
Indera penciuman mendeteksi zat yang melepaskan molekul-molekul di udara. Di atap rongga
hidung terdapat olfactory epithelium yang sangat sensitif terhadap molekul-molekul bau, karena
pada bagian ini ada bagian pendeteksi bau(smell receptors). Receptor ini jumlahnya sangat
banyak ada sekitar 10 juta. Ketika partikel bau tertangkap oleh receptor, sinyal akan di kirim ke
the olfactory bulb melalui saraf olfactory. Bagian inilah yang mengirim sinyal ke otak dan
kemudian di proses oleh otak bau apakah yang telah tercium oleh hidung kita.
10

4.Anatomi sistem peraba (kulit)


Kulit merupakan organ tubuh paling luar. Luas kulit orang dewasa 1,5 m2 dengan berat 15%
berat badan. Kulit yang elastic dan longgar terdapat pada palpebra, bibir dan preputium, kulit
yang tebal dan tegang terdapat di telapak kaki dan telapak tangan dewasa. Kulit yang tipis
terdapat pada muka, kulit yang lembut terdapat pada leher dan badan, dan kulit yang berambut
kasar terdapat pada kepala.Kulit adalah alat indera kita yang mampu menerima rangsangan
temperatur suhu, sentuhan, rasa sakit, tekanan, tekstur, dan lain sebagainya. Pada kulit terdapat
reseptor yang merupakan percabangan dendrit dari neuron sensorik yang banyak terdapat di
sekitar ujung jari, ujung lidah, dahi, dan lain-lain. Lapisan kulit manusia terdapat beberapa
lapisan, yaitu:
a. Epidermis
Epidermis merupakan lapisan terluar dari kulit, yang memiliki struktur tipis dengan ketebalan
sekitar 0,07 mm terdiri atas beberapa lapisan, yaitu :
a) Stratum korneum yang disebut juga lapisan zat tanduk
b) Stratum lusidum, yang berfungsi melakukan “pengecatan” terhadap kulit dan rambut
c) Stratum granulosum, yang menghasilkan pigmen warna kulit, yang disebut melamin
d) Stratum germinativum, sering dikatakan sebagai sel hidup karena lapisan ini merupakan
lapisan yang aktif membelah.
b. Dermis
11

Jaringan dermis memiliki struktur yang lebih rumit daripada epidermis, yang terdiri atas banyak
lapisan. Jaringan ini lebih tebal daripada epidermis yaitu sekitar 2,5 mm. Dermis dibentuk oleh
serabut-serabut khusus yang membuatnya lentur, yang terdiri atas kolagen, yaitu suatu jenis
protein yang membentuk sekitar 30% dari protein tubuh. Kolagen akan berangsur-angsur
berkurang seiring dengan bertambahnya usia. Itulah sebabnya seorang yang sudah tua tekstur
kulitnya kasar dan keriput. Lapisan dermis terletak di bawah lapisan epidermis. Lapisan dermis
terdiri atas beberapa bagian, yaitu
a) Akar Rambut
b) Pembuluh Darah
c) Kelenjar Minyak (glandula sebasea)
d) Kelenjar Keringat (glandula sudorifera), dan
e) Serabut Saraf
Pada lapisan dermis kulit terdapat puting peraba yang merupakan ujung akhir saraf sensoris.
Ujung-ujung saraf tersebut merupakan indera perasa panas, dingin, nyeri, dan sebagainya. Oleh
karena itu kulit merupakan organ terluas dimana pada organ ini terdapat reseptor panas (ruffini),
tekanan (paccini), dingin (krause), rasa nyeri atau sakit (ujung saraf bebas), serta reseptor
sentuhan (meissner).

Fisiologi peraba
Fungsi kulit secara umum.
1. Sebagai proteksi.
• Masuknya benda- benda dari luar(benda asing ,invasi bacteri.)
• Melindungi dari trauma yang terus menerus.
• Mencegah keluarnya cairan yang berlebihan dari tubuh.
• Menyerap berbagai senyawa lipid vit. Adan D yang larut lemak.
• Memproduksi melanin mencegah kerusakan kulit dari sinar UV.
2. Pengontrol/pengatur suhu.
• Vasokonstriksi pada suhu dingn dan dilatasi pada kondisi panas peredaran darah meningkat
terjadi penguapan keringat.
3. Proses Hilangnya Panas Dari Tubuh:
12

• Radiasi: pemindahan panas ke benda lain yang suhunya lebih rendah.


• Konduksi : pemindahan panas dari ubuh ke benda lain yang lebih dingin yang bersentuhan
dengan tubuh.
• Evaporasi : membentuk hilangnya panas lewat konduks
• Kecepatan hilangnya panas dipengaruhi oleh suhu permukaan kulit yang ditentukan oleh
peredaran darah kekulit.(total aliran darah N: 450 ml / menit.)
4. Sensibilitas
• Mengindera suhu, rasa nyeri, sentuhan dan rabaaan.
5. Keseimbangan Air
• Sratum korneum dapat menyerap air sehingga mencegah kehilangan air serta elektrolit yang
berlebihan dari bagian internal tubuh dan mempertahankan kelembaban dalam jaringan subcutan.
• Air mengalami evaporasi (respirasi tidak kasat mata)+ 600 ml / hari untuk dewasa.

Sensasi suhu
Tingkatan suhu dibedakan oleh tiga jenis organ akhir sensories, diantaranya reseftor dingin,
reseftor hangat dan dua subtife reseftor nyeri yaitu reseftor nyeri dingin dan reseftor nyeri panas.
Dua jenis reseftor nyeri hanya dirangsang oleh panas atau dingin dalam derajat yang ekstrim
sebingga bertanggung jawab bersama dengan reseftor dingin dan hangat untuk sensasi dingin
yang membekukan atau panas yang membakar.
a) Perangsang Reseftor Suhu – Sensasi Dingin, Sejuk, Indeferen Hangat dan Panas
Respon empat jenis serabut saraf, yaitu : serat nyeri dingin, serat dingin, serat hangat dan serat
nyeri panas. Pada daerah sangat dingn hanya serabut nyeri dingin yang terangsang. Pada suhu di
atas 10 sampai 15oC impuls nyeri berhenti, tetapi reseptor dingin mulai terangsang. Kemudian
kira-kira 30oC, reseftor hangat menjadi terangsang progresif sedangkan reseftor dingin mereda
pada kira-kira 43oC. Akhirnya sekitar 45oC serabut nyeri panas juga mulai terangsang.
Oleh karena itu dapat dipahami bahwa orang menerima suhu dari sensasi suhu oleh tingkat
perangsang relatif dari berbagai jenis ujung saraf tersebut. Dapat dipahami mengapa dingin atau
panas yang luar biasa dapat menyakitkan dan mengapa kedua sensasi ini bila cukup kuat dapat
memberikan kualitas sensasi yang hampir tepat sama, yaitu sensasi dingin membekukan dan
panas yang membakar terasa hampir sama.
13

b) Efek Perangsang dengan Menaikan dan Menurunkan Suhu – Adaptasi Resftor Suhu Bila suatu
reseftor suhu mengalami perubahan suhu yang tiba-tiba, mula-mula ia merangsang dengan kuat
tetapi perangsangan ini menghilangkan dengan cepat selama semenit pertama dan secara
progresif lebih lambat selama setengah jam atau lebih berikutnya. Dengan perkataan lain,
reseftor tersebut sebagian besar bradaptasi tetapi tidak seluruhnya.
Jadi jelaslah bahwa perubahan suhu bereaksi menyolot terhadap perubahan suhu disamping
dapat bereaksi dengan perubahan suhu yang stabil. Ini berarti abhwa jika suhu kulit turun secara
aktif, orang merasa jauh lebih dingin dari pada bila suhu tersebut tetap pada tingkat yang sama.
Sebaliknay jika suhu meningkat secara aktif orang tersebut merasa jauh lebih hangat dari pada
yang akan dirasakannya pada suhu yang sama seandainya ia konstan.
c) Mekanisme Perangsang Reseftor Suhu
Diduga reseftor suhu terangsang oleh perubahan kecepatan metabolik mereka, perubahanini
disebabkan oleh fakta bahwa suhu mengubah kecepatan reaksi kimia intra sel kira-kira 2 kali
untuk tiap perubahan 10oC, dengan perkataan lain deteksi suhu mungkin tidak disebabkan oleh
perangsangan fisik langsung tetapi oleh perangsangan kimia dari ujung saraf tersebut karena di
ubah oleh suhu.
d) Penjumlahan Ruangan dari Sensasi Suhu
Jumlah ujung dingin atau hangat dalam tiap sedikit daerah permukaan tubuh sangat kecil,
sehingga sulit untuk menilai gradsi suhu bila daerah kecil dirangsang. Tetapi bila daerah tubuh
yang luas dirangsang, isyarat suhu dari seluruh daerah tersebut dijumlahkan. Sesungguhnya
orang mencapai kemampuan maksimumnya untuk membedakan varian suhu yang kecil bila
seluruh tubuhnya mengalami perubahan suhu tersebut secara serentak. Misalnya perubahan suhu
yang cepat kecil 0,01oC dapat di diteksi jika perubahan ini mempengaruhi seluruh permukaan
tubuh dengan serentak. Sebaliknya perubahan suhu yang yang besarnya 100 kali ini mungkin
tidak mendeteksi bila permukaan kulit yang dipengaruhi hanya berukuran kira-kira satu
sentimeter persegi.
14

5. Anatomi sistem perasa (lidah)


Lidah adalah kumpulan otot rangka pada bagian lantai mulut yang dapat membantu pencernaan
makanan dengan mengunyah dan menelan. Lidah dikenal sebagai indera pengecap yang banyak
memiliki struktur tunas pengecap. Lidah juga turut membantu dalam tindakan bicara.Juga
membantu membolak balik makanan dalam mulut.Struktur lainnya yang berhubungan dengan
lidah sering disebut lingual, dari bahasa Latin lingua atau glossal dari bahasa Yunani.Sebagian
besar, lidah tersusun atas otot rangka yang terlekat pada tulang hyoideus, tulang rahang bawah
dan processus styloideus di tulang pelipis. Terdapat dua jenis otot pada lidah yaitu otot ekstrinsik
dan intrinsik.Lidah memiliki permukaan yang kasar karena adanya tonjolan yang disebut papila.
Terdapat tiga jenis papila yaitu:
1. papila filiformis (fili=benang); berbentuk seperti benang halus;
2. papila sirkumvalata (sirkum=bulat); berbentuk bulat, tersusun seperti huruf V di belakang
lidah;
3. papila fungiformis (fungi=jamur); berbentuk seperti jamur.
Terdapat satu jenis papila yang tidak terdapat pada manusia, yakni papila folliata pada hewan
pengerat.
Tunas pengecap adalah bagian pengecap yang ada di pinggir papila, terdiri dari dua sel yaitu sel
penyokong dan sel pengecap. Sel pengecap berfungsi sebagai reseptor, sedangkan sel penyokong
berfungsi untuk menopang.
Fisiologi lidah
1. Substansi yang dirasakan harus berbentuk cairan atau larut dalam saliva.
15

2. Kuncup pengecap bekerja sama dengan reseptor pada rambut pengecap.


Sensasi Rasa:
1. Kuncup pengecap yang sensitive terhadap rasa manis .terletak di ujung lidah.
2. Substansi asam dirasakan terutama di bagian samping lidah.
3. Substansi asin dapat dirasakan pada hampir seluruh area lidah, tetapi reseptornyaterkumpul di
bagian samping lidah.
4. Substansi pahit akan menstimulasi kuncup pengecap di bagian belakang lidah.
16

B. Anatomi Fisiologi Sistem Motorik

Susunan Neuromuskular
Segala aktivitas susunan saraf pusat yang dapat dilihat, didengar, direkam, dan diperiksa
berwujud gerak otot. Otot – otot skeletal dan neuron – neuron menyusun susunan neuromuskular
voluntar, yaitu sistem yang mengurus dan sekaligus melaksanakan gerakan yang dikendalikan
oleh kemauan.

Kerja volunter dari otot, berkaitan dengan serat otot panjang yang berasal dari neuron kortikal
dan berjalan ke bawah ke sel kornu anterior medulla spinalis. Serat – serat ini membentuk traktus
kortikospinalis atau piramidalis. Serat – serat ini adalah akson dari neuron yang terletak dalam
regio motorik yaitu girus presentralis, lebih spesifik lagi adalah pada area sitoarsitektonik
Brodmann 4. Area ini adalah lapangan yang agak sempit yang memanjang sepanjang fissura
sentralis, dari lateral atau fissura sylvii ke arah dorsomedial ke tepi dorsal hemisfer dan dari sini
ke bagian anterior lobulus parasentralis pada sisi medial hemisfer. Berjalan tepat di depan
korteks sensorik girus postsentralis
Susunan somatomotorik ialah susunan yang mengurus hal ihwal gerakan otot-otot skeletal.
Susunan itu terdiri dari 2 unsur yaitu unsur sarafi dan unsur muskuli. Unsur sarafi terdiri dari
upper motoneurone dan lower motoneurone. Dalam genesis gerakan, bagian upper motoneurone
mengirim pesan kepada lower motoneurone untuk mengadakan suatu corak gerakan. Unsur
muskuli meruopakan pelaksana corak gerakan yang dipesankan upper motoneurone, yang terdiri
dari motor end plate dan otot. Berdasarkan perbedaan anatomi dan fisiologi, upper motoneurone
harus dibagi lagi dalam susunan piramidal dan ekstrapiramidal.
Susunan somatomotorik–unsur sarafi-motor end plate-unsur muskulo-

A. Upper motoneurone
Semua neuron yang menyalurkan impuls motorik ke LMN tergolong dalam kelompok UMN.
Berdasarkan perbedaan anatomik dan fisiologik kelompok UMN dibagi dalam susunan piramidal
dan susunan extrapiramidal.
17

Susunan Piramidal
Semua neuron yang menyalurkan impuls motorik secara langsung ke LMN atau melalui
interneuronnya tergolong dalam kelompok UMN. Neuron – neuron tersebut merupakan
penghuni gyrus presentralis. Oleh karena itu, girus tersebut dinamakan korteks motorik. Mereka
berada pada lapisan kelima dan masing – masing memiliki hubungan dengan gerak otot tertentu.
Gerak otot seluruh belahan tubuh dapat dipetakan pada seluruh kawasan korteks motorik sisi
kontralateral. Peta itu dikenal sebagai homunkulus motorik.
Melalui aksonnya neuron korteks motorik menghubungi motoneuron yang membentuk inti
motorik saraf kranial dan motoneuron di kornu anterior medulla spinalis. Akson – akson tersebut
menyusun jaras kortikobulbar – kortikospinal. Sebagai berkas saraf yang kompak mereka turun
dari korteks motorik dan di tingkat talamus dan ganglia basalis mereka terdapat diantara kedua
bangunan tersebut, yang disebut dengan capsula interna.
Di tingkat medulla oblongata serabut – serabut piramidal berkumpul kembali secara kompak
didalam daerah yang dinamakan piramis medullae oblongata. Sepanjang batang otak serabut
piramidal meninggalkan tempat induk mereka untuk menyilang garis tengah batang otak dan
berakhir di interneurone yang berada di sekitar inti motorik saraf kontralateral. Sebagian dari
serabut itu berakhir di inti motorik saraf otak ipsilateral.
Serabut piramidal yang tidak berakhir di tingkat medulla oblongata melanjutkan perjalanannya
ke medulla spinalis dan mereka adalah serabuit kortikospinal. Pada peralihan antara medulla
oblongata dan medulla spinalis, kira – kira 85% dari serabut kortikospinal membelok ke arah
dorsolateral dan menyilang garis tengah untuk kemudian menduduki tempat di funikulus
posterolateralis sisi kontralateral. Kelompok serabut ini disebut traktus kortikospinalis lateralis
atau traktus piramkidalis lateralis.
Serabut kortikospinal yang tidak menyilang, meneruskan perjalanannya di bagian medial
funikulus ventralis dan dinamakan traktus kortikospinalis (piramidalis) ventralis (anterior).

Susunan Ekstrapiramidal
Komponen extrapiramidal terdiri atas : korpus striatum, globus pallidus, inti – inti talamik,
nukleus subtalamikus, substansia nigra, formasio retikularis batang otak, serebellum, dan korteks
motorik tambahan yaitu area 4, area 6, area 8. Komponen tersebut dihubungkan satu dengan lain
18

oleh akson masing – masing komponnen itu. Dengan demikian, terdapat lintasan yang melingkar
yang dikenal sebagai sirkuit. Oleh karena korpus striatum merupakan penerima tunggal dari
serabut – serabut segenap nokorteks, maka lintasan sirkuit dinamakan sirkuit striatal.
Tibanya impul itu di korteks piramidalis dan ekstrapiramidalis mengakibatkam dicetuskannya
impuls piramidalis untuk membangkitkan suatu gerakan voluntar dan timbulnya impuls
ektrapiramidalis yang akan membangkitkan gerakan sekutu, yang memperlengkapkan gerakan
voluntar.
Secara sederhana dan bersifat hipotetik telah ditem,ukan 3 macam lintasan melingkar atau
sirkuit:
1. Lintasan sirkuit pertama
2. Lintasan sirkuit kedua
3. Lintasan sirkuit ketiga

Lintasan sirkuit pertama


Lingkaran yang disusun oleh jaras-jaras penghubung berbagai inti melewati korteks piramidalis
(area 4), area 6, oliva inferior, inti inti pontis, korteks serebelli, nukleus dentatus, nukleus rubber,
nukleus ventrolateralis talami, korteks piramidalis dan ekstrapiramidalis. Peranan sirkuit ini
memberikan feedback kepada korteks piramidalis dan ekstrapiramidalis yang berasal dari korteks
serebellum. Gangguan feedback lintasan ini timbul ataxia, dismetria, tremor sewaktu gerakan
voluntar berlangsung.

Lintasan sirkuit kedua


Lingkaran ini menghubungkan korteks area 4S dan area 6 dengan korteks motorik piramidalis
dan ekstrapiramidalis melalui substansia nigra, globus pallidus, nukleus ventrolateralis talami.
Tujuan pengelolaan impuls piramidalis dan ekstrapiramidalis untuk mengadakan inhibisi
terhadap korteks piramidalis dan ekstrapiramidalis, agar gerakan voluntar yang bangkit memiliki
ketangkasan yang sesuai. Gangguan pada substansia nigra menimbulkan tremor sewaktu
istirahat, gejala motorik lain, dan seringditemukan pada sindroma parkinson.
19

Lintasan sirkuit ketiga


Merupakan lintasan bagi impuls yang dicetuskan di area 8 dan area 4S untuk diolah secara
berturut-turut oleh nukleus kaudatus, globus pallidus, nukleus ventrolateralis talami. Hasil
pengolahan ini dengan dicetuskan impuls oleh nucleus ventrolateralis talami yang
dipancarkannya ke korteks piramidalis dan extrapiramidalis (area 6). Impuls terakhir ini
melakukan tugas inhibisi, sebagian impuls ini disampaikan oleh globus pallidus kepada nukleus
luysii. Bila area 4S dan 6 tidak dikelola oleh impuls tersebut maka timbul gerakan involunter
(gerakan spontan yang tidak dapat dikendalikan), khorea, dan atetosis.

B. Lower Motoneuron
Neuron-neuron yang menyalurkan impuls motorik pada bagian perjalanan terakhir ke sel otot
skeletal dinamakan lower motoneuron (LMN). Untuk membedakannya dari upper motoneuron
(UMN), LMN menyusun inti saraf otak motorik dan inti radiks ventralis saraf spinal. Tyerdapat
dua jenis LMN yaitu alfa motoneuron dan gamma motoneuron. Dengan perantaraan kedua
macam motoneuron itu, impuls motorik dapat mengemudikan keseimbangan tonus otot yang
diperlukan untuk mewujudkan setiap gerakan tangkas.
Tugas motoneuron hanya menggalakkan sel sel serabut otot sehingga timbul gerak otot. Tugas
untuk menghambat gerak otot tidak dipercayakan kepada motoneuron melainkan kepada
interneuron. Sel tersebut menjadi sel penghubung antara motoneuron dengan pusat eksitasi atau
pusat inhibisi yang berlokasi di formasio retikularis batang otak. Penghambatan yang dilakukan
oleh interneuron dapat juga terjadi atas tibanya impuls dari motoneuron yang disampaikan
kembali kepada motoneuron. Interneuron itu dikenal sebagai sel Renshaw.
20

C. Motor end plate


Ujung – ujung akson motoneuron mengembung dan melipatkan dirinya dalam lipatan membran
motor end plate. Gelembung - gelembung ujung akson mengandung banyak mitokondria dan
partikel yang berbrntuk globular, partikel yang globular tersebut merupakan penimbunan
asetilkolin. Jika impuls motorik tiba pada gelembung ujung akson, partikel – partikel tersebut
terpecah dan asetilkolin bebeas dikeluarkan dalam ruang bebas synaptic gap. Asetilkolin ini
merendahkan potensial membran moto end plate sehingga terjadi depolarisasi yang
menghasilkan gaya untuk merangsang sel – sel otot yang terletak dalam sarkoplasma motor end
plate.
21

D. Otot skeletal
Otot merupakan jaringan yang dapat digalakkan. Kegiatan otot skeletal berupa kontraksi yaitu
memendekkan dirinya. Dengan demikian karya otot dipergunakan untuk memindahkan bagian
bagian skelet, yang berarti suatu gerakan terjadi.
22

BAB III
Kesimpulan

Mata menerima gelombang cahaya melalui cornea, pupil, lensa mata dinamika. Sistem
penglihatan normal terdiri dari 3 sub sistem yaitu gelap-terang, kuning-biru, merah-hijau. Alat
pendengaran terdiri dari telinga bagian luar (eksternal ear) yang menghubungkan saluran
pendengaran ke gendang pendengaran (ear drum) yang berdekatan dengan telinga bagian tengah,
tulang-tulang telinga bagian tengah mengirim gelombang suara ke jendela lonjong yang
diteruskan ke telinga bagian dalam. Rumah siput menempatkan reseptor telinga dalam telinga.
Indera pembau reseptornya adalah rongga telinga (cavum nalis) dan rongga hidung rangsangan-
rangsangan disesuaikan dengan suhu tubuh, prosesnya cavum nasalis implus nervus alfactoris
(saraf pembau) gyrus centralis postesrion dikulit otak. Peraba reseptornya adalah copuseula
meissner dan corpuskula pacini. Macam-macam rangsangan mekanis, thermis, khemis, elektris,
suara, cahaya. Indera kinestetis reseptornya adalah persendian otot dan urat. Indera
keseimbangan (equilibratory senses).
Persepsi berkenaan dengan fenomena dimana hubungan antara stimulus dan pengalaman lebih
kompleks ketimbang dengan fenomena yang ada dalam sensasi. Persepsi jarak tergantung dari
sejumlah kendali stimulus yang disebut isyarat jarak. Organisasi persepsi berkaitan dengan
ketergantungan apa yang dihayati dangan hubungan antara bagian konfigurasi stimulus. Ilusi
dibedakan menjadi 2 yaitu ilusi fisik yang mempunyai sebab eksernal dan ilusi persepsi yang
timbul dalam system persepsi.
23

Daftar pustaka
????????????????

Anda mungkin juga menyukai