Anda di halaman 1dari 2

Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah

Sesungguhnya diantara perkara yang Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam meminta


kepada Allah yaitu minta agar hati kita ridha menerima ketentuan dan takdir yang Allah
berikan kepada kita. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam selalu berdo’a:

َ ُ‫ضا َوأَسْأَل‬
‫ك‬ َ َ‫ْالق‬
َ ‫ضا ِء بَ ْع َد ال ِّر‬
“Dan aku mohon kepada Engkau ya Allah ridha setelah ketentuan takdir yang Engkau
berikan” (HR. An-Nasa’i dan Ahmad)

Ketika hati kita ridha, ketika hati kita ikhlas menerima semua ketentuan Allah subhanahu wa
ta’ala kepada kita, ketika kita sakit kita ridha, ketika kita ditimpa musibah kita pun ridha dan
kita berharap pahala di sisi Allah subhanahu wa ta’ala dan kita senantiasa memohon
keridhaanNya, disaat itulah Allah akan berikan kepada kita berbagai macam kenikmatan yang
tidak bisa digantikan dengan apapun juga. Kenikmatan itu berupa dada yang lapang,
kenikmatan itu berupa kesabaran menghadapi ujian dan cobaan, kenikmatan itu berupa kita
menjadi hamba-hamba yang tegar, yang kuat menghadapi berbagai macam ujian. Karena hati
kita ridha menerima ketentuan yang Allah berikan kepada kita. Oleh karena itulah,
Allah ta’ala berfirman:

“Tidak ada satupun musibah yang menimpa kecuali dengan izin Allah dan siapa yang
beriman kepada Allah yaitu ia sabar menghadapi takdir, ia ridha terhadap takdir, ia pun
berusaha untuk sabar, Allah pasti berikan Hidayah ke dalam hatinya” (QS. At-Taghabun[64]:
11).

Maka orang yang senantiasa berusaha untuk ridha dengan takdir yang Allah berikan kepadanya,
akan diberikan oleh Allah hidayah. Hidayah untuk senantiasa sabar, hidayah untuk senantiasa
Istiqamah diatas agamanya, dan ini kenikmatan yang luar biasa yang tidak akan pernah kita
dapati dalam kehidupan dunia yang lebih baik darinya.

Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah

Ketika kita yakin bahwa semua yang Allah berikan kepada kita adalah adalah kebaikan untuk
diri kita. Karena sesungguhnya hakikat musibah yang menimpa berupa sakit ataupun musibah
yang lain adalah menggugurkan dosa dan mengangkat derajat, dan terkadang menghindarkan
kita dari suatu marabaha yang lain yang lebih besar, hanya Allah yang Maha Tahu, maka disaat
itu kita akan ridha dengan ketentuan Allah, kita akan sabar menghadapi takdir yang Allah
berikan kepada kita. Dan itulah jiwa yang akan tenang, jiwa yang akan senantiasa diberikan oleh
Allah subhanahu wa ta’ala.

Berbeda dengan orang yang tidak ridha dengan takdir Allah, ia tidak ridha dan ketentuan
Allah subhanahu wa ta’ala, ia akan menjadi hamba-hamba yang menentang Allah, dia akan
menjadi hamba-hamba yang bersu’udzan kepada Allah, dia akan menjadi hamba-hamba yang
‫‪tidak akan pernah ridha dengan ketentuan Allah subhanahu wa ta’ala dan menuduh bahwa‬‬
‫‪Allah tidak adil, menuduh bahwa Allah dzalim. Menuduh dengan keilmuan dia yang sangat‬‬
‫‪rendah. Dia menganggap bahwasanya Allah tidak berbuat adil pada dirinya.‬‬

‫‪Padahal sebetulnya manusia lah yang tidak paham. Manusia hanyalah diberikan oleh Allah‬‬
‫‪sedikit keilmuan saja. Allah berfirman:‬‬

‫)‪“tidaklah kalian diberikan ilmu kecuali sedikit saja” (QS. Al-Isra’ [17]: 85‬‬

‫‪Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah‬‬

‫‪hati yang ridha dengan ketentuan Allah subhanahu wa ta’ala adalah hati orang yang‬‬
‫‪beriman. Hati orang yang tunduk kepada Allah dan yakin kepada Allah, hati yang‬‬
‫‪senantiasa berbaik sangka kepada Rabbnya, hati yang betul-betul dipenuhi dengan‬‬
‫‪keyakinan kepada Allah.‬‬
‫‪Sehingga orang yang hidupnya paling tentram dan tenang adalah orang yang paling‬‬
‫‪ridha dengan ketentuan yang Allah berikan kepadanya.‬‬

‫‪Khutbah Kedua‬‬

‫ك لَهُ‪ ،‬إِيَّاهُ َن ْعبُ ُد‬ ‫اهلل ال َْمتِْي ِن‪ .‬أَ ْش َه ُد أَ ْن الَ إِلَهَ إِالَّ اهللُ َو ْح َدهُ الَ َش ِريْ َ‬
‫اد واْ ِال ْعتِص ِام بِح ْب ِل ِ‬ ‫اَلْحم ُد لِلَّ ِه الَّ ِذي أَمرنَا بِاْ ِالت ِ‬
‫َ َ‬ ‫ِّح َ‬ ‫َ‬ ‫ْ ََ‬ ‫َْ‬
‫ث رحمةً لِلْعال َِمين‪ .‬اَللَّه َّم ص ِّل َعلَى مح َّم ٍد و َعلَى آلِهِ‬ ‫ِ‬
‫َوإِيَّاُه نَ ْستَع ْي ُن‪َ .‬وأَ ْش َه ُد أ َّ‬
‫َُ َ‬ ‫َن ُم َح َّم ًدا َع ْب ُدهُ َو َر ُس ْولُهُ‪ ،‬اَل َْم ْبعُ ْو ُ َ ْ َ َ ْ َ ُ َ‬
‫ِ‬
‫صلُّ ْو َن َعلَى‬ ‫ِ‬ ‫استَطَ ْعتُ ْم َو َسا ِرعُ ْوا إِلَى َم ْغ ِف َر ِة َر ِّ‬
‫ب ال َْعال َِم ْي َن‪ .‬إِ َّن اهللَ َو َمالَئ َكتَهُ يُ َ‬ ‫اد اهلل‪ ،‬اَّت ُقوا اهللَ َما ْ‬ ‫َج َم ِع ْي َن‪ِ .‬عبَ َ‬ ‫ِ‬
‫َص َحابِه أ ْ‬
‫َوأ ْ‬
‫َص َحابِ ِه‬ ‫ِِ‬ ‫ٍ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬
‫ص ِّل َو َسلِّ ْم َوبَا ِر ْك َعلَى ُم َح َّمد َو َعلَى آله َوأ ْ‬ ‫النَّبِ ِّي‪ ،‬يَاأَيُّهاَ الَّذيْ َن َء َام ُن ْوا َ‬
‫صلُّ ْوا َعلَْيه َو َسلِّ ُم ْوا تَ ْسل ْي ًما‪ .‬اَللَّ ُه َّم َ‬
‫َصلِح ج ِم ْيع والَةَ الْمسلِ ِم ْين‪ ،‬وانْص ِر اْ ِإل ْسالَم والْمسلِ ِم ْين‪ ،‬وأ َْهلِ ِ‬ ‫اج ِه وذُ ِّريَّاتِِه أ ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِِ‬
‫ك الْ َك َف َرةَ‬ ‫ََ ُْ َ َ‬ ‫ُْ َ َ ُ‬ ‫َج َمع ْي َن‪ .‬اَللَّ ُه َّم أ ْ ْ َ َ ُ‬ ‫ْ‬ ‫َو َق َرابَته َوأَ ْز َو َ‬
‫َحيَ ِاء ِم ْن ُه ْم‬ ‫ات اْأل ْ‬ ‫ات والْم ْؤ ِمنِْين والْم ْؤ ِمنَ ِ‬ ‫ِ ِ‬ ‫ك إِلَى يوِم الدِّيْ ِن‪ .‬اَللَّ ُه َّم ا ْغ ِفر لِل ِ ِ‬ ‫َوال ُْم ْش ِركِ ْي َن َوأَ ْع ِل َكلِ َمتَ َ‬
‫ْم ْسلم ْي َن َوال ُْم ْسل َم َ ُ َ َ ُ‬ ‫ْ ُ‬ ‫َْ‬
‫ِ‬ ‫اضي الْح ِ‬ ‫ِ‬ ‫ك قَ ِريْب م ِج ْيب الد َ ِ‬ ‫واْأل َْمو ِ‬
‫ت َخ ْي ُر‬ ‫اجات‪ .‬اَللَّ ُه َّم ا ْفتَ ْح َبْيَننَا َو َب ْي َن َق ْومنَّا بِال َ‬
‫ْح ِّق َواَنْ َ‬ ‫َّع َوات َويَا قَ َ َ َ‬ ‫ٌ ُ ُ‬ ‫ات‪ ،‬إِنَّ َ‬ ‫َ َ‬
‫اب النَّا ِر‪.‬‬ ‫ِ‬ ‫ِ ِ‬ ‫ِ‬ ‫الْ َفاتِ ِح ْي َن‪َ .‬ر َّبنَا آتِنَا فِي ُّ‬
‫سنَةً َوقنَا َع َذ َ‬ ‫سنَةً َوفي اآلخ َرة َح َ‬ ‫الد ْنيَا َح َ‬
‫شِ‬
‫آء َوال ُْمن َك ِر َوالَْبغْ ِي يَ ِعظُ ُك ْم ل ََعلَّ ُك ْم‬ ‫ان َوإِيتَآ ِئ ِذي الْ ُق ْربَى َو َي ْن َهى َع ِن الْ َف ْح َ‬ ‫اهلل‪ ،‬إِ َّن اهلل يأْمر ُكم بِالْع ْد ِل واْ ِإل ْحس ِ‬
‫َ‬ ‫َ َ ُُ ْ َ َ‬
‫اد ِ‬‫ِعبَ َ‬
‫َذ ْكر ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬
‫اهلل أَ ْكَب ُر‪.‬‬ ‫ب لَ ُك ْم َول ُ‬ ‫تَ َذ َّك ُر ْو َن‪ .‬فَاذْ ُك ُروا اهللَ ال َْعظ ْي َم يَ ْذ ُك ْر ُك ْم َوا ْدعُ ْوهُ يَ ْستَج ْ‬

Anda mungkin juga menyukai