Anda di halaman 1dari 25

Halaman 1

I. PENGENALAN ALAT-ALAT LABORATORIUM YANG DIGUNAKAN DALAM


KEGIATAN MIKROBIOLOGI

Tujuan:
Mahasiswa dapat mengenal alat dan prinsip-prinsip yang penting dalam menggunakan alat

Kajian Teoritik:
Keberhasilan dalam pelaksanaan praktikum mikrobiologi tidak terlepas dari
kemahiran dalam menggunakan alat-alat mikrobiologi. Beberapa alat mikrobiologi yang
penting untuk diketahui, diantaranya:
1) Mikroskop
Digunakan untuk mengamati suatu objek yang ukurannya sangat kecil (mikroskopis),
gunanya untuk memperbesar pandangan sehingga objek dapat dilihat dengan jelas.
Untuk pengamatan bakteri dapat menggunakan pembesaran kuat dengan memakai
lensa objektif 1000x dengan bantuan minyak imersi (immersion oil).
2) Autoklaf
Digunakan untuk sterilisasi media maupun alat-alat. Sterilisasi ini dinamakan sterilisasi
basah yaitu menggunakan uap air bertekanan 1210 C selama 15 menit. Hal-hal yang perlu
diketahui dalam penggunaan alat ini adalah: strerilisasi tergantung pada uap karena itu
udara harus dikosongkan dari ruang sterilisasi, semua bahan dan alat yang akan
disterilsasi harus tertekan uap, bahan-bahan yang berpori atau yang berbentuk cair harus
permeabel terhadap uap, suhu harus mencapai 1210 C selama 15 menit.
3) Neraca
Digunakan untuk menimbang bahan-bahan atau zat-zat kimia. Ada dua buah jenis
neraca, yaitu neraca analitais/empiric yang memiliki ketelitian 0,0001 mg dan neraca
teknis yang memiliki ketelitian 0,01 mg.
4) Tabung Reaksi
Dalam mikrobiologi alat ini digunakan untuk menyimpan media baik yang steril
maupun yang belum steril. Saat memanaskan tabung reaksi yang berisi media
usahakan dalam posisi miring dengan mulut tabung jangan mengarah ke diri kita.
Selain itu juga untuk pengenceran dalam rangka penghitungan jumlah mikroba.
5) Gelas Piala/Baker glass
Digunakan untuk tempat larutan atau zat cair.
6) Labu Erlemeyer
Digunakan untuk menyimpan larutan dan zat cair. Jika berisi bahan yang steril TAHUNAJARAN2019/2020
tutuplah dengan penyumbat gabus/kapas.
7) Gelas Ukur
Digunakan untuk mengukur larutan/zat cair yang akan digunakan dalam praktikum.
Pilihlah gelas ukur yang terbuat dari kaca untuk bahan yang bersifat asam.
8) Pipet
Dipergunakan untuk mengambil larutan dalam jumlah tertentu, dapat dibedakan atas:
Pipet tetes, digunakan untuk mengambil larutan dalam jumlah sedikit. Caranya
pijitlah karet pipet tetes, kemudian masukkan dalam larutan dan bukalah pijitannya
(digunakan untuk mencegah gelembung). Sedangkan pipet colume (full pipet) dipakai
untuk mengambil larutan dalam jumlah tertentu. Caranya isaplah/pijitlah kuppet
sebelum masuk ke larutan dan aturlah jumlah yang dibutuhkan dengan mengatur
isapan/pijitan secara perlahan-lahan. Untuk cara yang dihisap tegakkan pipet volume
dan tutuplah dengan ujung jari sehingga larutan tidak keluar lagi.
9) Cawan Petri

Penuntun Praktikum Mikrobiologi


Program Studi Pendidikan Biologi
Halaman 2

Digunakan untuk tempat media agar/lempeng agar akan digunakan untuk pembiakan
mikroba. Caranya bagian yang lebih kecil diisi media sedangkan bagian yang lebih
besar sebagai penutup. Setelah berisi media, cawan petri dibalik saat
penyimpanannya. Pada bagian tutup berilah keterangan tanggal pembuatan.
10) Jarum Inokulasi/ose/sengkelit
Digunakan untuk mengambil mikroba. Terdiri dari beberapa jenis. Ose dengan ujung
bulat digunakan untuk mengambil bakteri sedangkan ose dengan ujung runcing atau
berkait digunakan untuk jamur. Sebelum dan sesudah penggunaan ose harus
dipijarkan diatas nyala api.
11) Pembakar Bunsen
Digunakan untuk memanaskan dan mensterilkan ose, caranya pegang ose dalam
keadaan miring dan menyeluruh sampai berpijar.
12) Objek glass dan kaca penutup
Digunakan untuk meletakkan preparat/sediaan yang akan dilihat dalam mikroskop.
13) Thermoneter
Digunakan untuk mengukur suhu. Bila digunakan untuk mengukur larutan. Sebelum
digunakan bilaslah dulu dengan akuades dan peganglah ujungnya yang terikat dengan
benang.
14) Oven
Digunakan untuk pengeringan alat/bahan
15) Corong dan kertas saring
Digunakan untuk menyaring larutan. Caranya lipatlah kertas saring menjadi empat
bagian yang sama, kemudian bentuk kertas saring tadi menjadi corong sehingga
bagian satu terdiri dari selapis kertas dan bagian kedua tiga lipatan kertas. Sebelum
digunakan berilah sedikir zat yang akan disaring untuk melekatkan pada corong.
16) Alat lain seperti Spektofotometer, Koloni counter, rotary shaker, waterbath, centrifuge
dll

Cara Kerja:
1) Pilihlah alat yang terdapat pada no.16, kemudian lakukan studi pustaka melalui
berbagai macam cara.
2) Buatlah gambar alat tersebut, tunjukkan bagian-bagian yang penting
3) Deskripsikan fungsi alat tersebut
4) Tulislah langkah pokok penggunaan alat tersebut
TAHUNAJARAN2019/2020

Penuntun Praktikum Mikrobiologi


Program Studi Pendidikan Biologi
Halaman 3

II. PEMBUATAN REAGEN/ZAT PEWARNAAN

Tujuan:
Mahasiswa terampil dalam menyiapkan dan membuat berbagai macam zat/bahan pewarnaan
yang dibutuhkan dalam praktikum mikrobiologi.

Kajian Teoritik:
Zat atau bahan-bahan yang dipergunakan dalam praktikum mikrobiologi sangat
banyak dan beragam. Salah satu faktor penentu dalam keberhasilan praktikum mikrobiologi
adalah keterampilan penyiapan bahan/zat yang dibutuhkan, karena komposisi bahan memiliki
kegunaan masing-masing.
A. Pembuatan Kristal Violet
(Hucker’s) Bahan-bahan:
- Kristal violet (85-90%) 0.3 g
- Etil alcohol 3.9 ml
- Amonium oksalat 0.8 g
- Air suling 25 ml
Cara Kerja:
Larutkan kristal violet dalam alkohol. Larutkan ammonium oksalat dalam air suling.
Campurkan kedua larutan tersebut dan aduk sampai rata. Simpan selama 24 jam
sebelum digunakan.

B. Pembuatan Larutan Yodium


Bahan-bahan:
- Yodium kristal 0.04 g
- Potasium iodine/KJ 0.5 g
- Air suling 25 ml
Cara Kerja:
Hancurkan yodium kristal dan potasium iodine/KJ bersama-sama dalam lumpang,
selama penghancuran tambahkan sedikit air suling. Encerkan larutan tersebut sampai
tempat sebanyak 25 ml.

C. Pembuatan Safranim
Bahan-bahan:
- Safranin 0.0625 g TAHUNAJARAN2019/2020
- Etil alcohol 2.5 ml
- Air suling 25 ml
Cara kerja:
Larutkan safranin dalam etil alkohol, kemudian tambahkan air suling dan aduk
sampai rata.

D. Pembuatan Metilen
Biru Bahan-bahan:
- Metilen biru (95%) 1.5 g
- Air suling 15 ml
Cara kerja:
Larutkan metilen biru dalam air suling aduk hingga rata dan simpan

Penuntun Praktikum Mikrobiologi


Program Studi Pendidikan Biologi
Halaman 4

E. Pembuatan Nigrosin
Bahan-bahan:
- Nigrosin 1.5 g
- Air suling 15 ml
- Formalin 0.075 ml
Cara kerja:
Larutkan nigrosin dalam air suling. Kemudian tempatkan dalam suatu wadah,
benamkan/celupkan wadah tersebut pada air mendidih selama 30 menit kemudian
campurkan dengan formalin. Sebelum digunakan saringlah dengan dua lapis kertas
filter.

TAHUNAJARAN2019/2020

Penuntun Praktikum Mikrobiologi


Program Studi Pendidikan Biologi
Halaman 5

III. PEMBUATAN MEDIA PERTUMBUHAN MIKROORGANISME

Tujuan:
Mahasiswa terampil membuat media pertumbuhan mikroorganisme

Kajian Teoritik:
Media merupakan substrat dan sekaligus sumber makanan yang menentukan
kehidupan suatu mikroba. Karena fenotif suatu media merupakan fungsi dari medua. Untuk
mengenali dan menentukan banyak mikroba yang fenotipnya relative alami dapat digunakan
berbagai macam media, asalkan media tersebut dapat menjamin kebutuhan mikroba terhadap
berbagai macam zat seperti karbon, nitrogen, mineral dll. Untuk memperoleh media yang
memenuhi persyaratan, haruslah dibuat komposisi berbagai macam zat yang dapat menjadi
sumber zat yang dibutuhkan oleh mikroba. Jenis media sangat beragam sesuai dengan
peruntukannya/kegunaan dan lainnya.

A. Alat dan Bahan Media Pembiakan Jamur


1) Potato Dexstrose Agar (PDA) konvensional
Alat dan Bahan
- Beaker glass Ukuran 1L
- Pengaduk
- Bunsen
- Autoklaf
- Kentang 200 g
- Dekstrosa 20 g
- Agar-agar 25 g
- Akuades 1L
Cara Kerja:
1. Kupas dan potong kentang dengan ukuran dadu 1 cm dan cucilah dengan air bersih
2. Rebus kentang dalam 1000 ml/1 liter akuades sampai masak selama 2 jam sejak
mendidih (tambahkan akuades jika volumenya berkurang)
3. Saringlah kaldu kentang kedalam gelas piala dengan mempergunakan kain kassa
berlapis
4. Letakkan filtrat tersebut diatas penangas sehingga suhunya tetap terjaga dalam
keadaan panas. Kemudian masukkan berangsur-angsur dekstrosa dan agar-agar.
Aduklah campuran tersebut sehingga diperoleh suspensi yang homogen TAHUNAJARAN2019/2020
5. Masukkan medium ke dalam beberapa tabung reaksi sebanyak 12 ml – 15 ml, lalu
sumbatlah dengan kapas ditutup dengan alumunium foil dan ikatlah. Masukkan
pula medium sebanyak 5 ml ke dalam beberapa tabung reaksi, lalu sumbat dengan
kapas ditutup dengan alumunium foil dan ikatlah
6. Sterilisasikan medium tadi bersama-sama dengan cawan petri yang sudah
terbungkus rapi dengan aluminium foil kedalam autoklaf selama 15-20 menit pada
suhu 1210 C
7. Setelah selesai matikan autoklaf dan keluarkan alat dan bahan yang ada didalamnya.
8. Kemudian dinginkan dalam suhu ruangan. Untuk bahan yang belum digunakan
simpan dalam lemari es. Untuk mempercepat pengeringan pada alat yang akan
digunakan dapat disimpan dalam oven dengan suhu 500 C.
2) Potato Dexstrose Agar (PDA) sintetis
Alat dan Bahan
- PDA sintetis 39 gram

Penuntun Praktikum Mikrobiologi


Program Studi Pendidikan Biologi
Halaman 6

- Akuades 1000 mL
- Labu Erlenmeyer 1L
- Pengaduk
- Bunsen
- Autoklaf
Cara Kerja:
1. Masukan semua media kedalam erlenmeyer aduk hingga homogen sambil
dipanaskan pada kompor listrik.
2. Saat media sudah masak yang ditandai dengan munculnya gelebung-gelebung
kecil dari dasar erlenmeyer.
3. Tutup erlenmeyer menggunakan kapas yang telah dilapisi perban lalu, lapisi
dengan aluminium foil pada bagian atas.
4. Sterilisasi pada autoklaf selama 15 menit pada suhu 121ºc dan tekanan 15 lbs atau
1 atm.
-

B. Alat dan Bahan Media Pembiakan Bakteri


1) Nutrient Agar (NA) konvensional
Alat dan Bahan:
- Beaker glass ukuran 1 L
- Pengaduk
- Bunsen
- Autoklaf
- Daging 500 g (beef ekstrak 3 g)
- Pepton 5g
- Ekstrak ragi 1g
- Agar-agar 20 g
- Akuades 1L

Cara Kerja:
1) Bersihkan daging dari kotoran yang melekat dengan air bersih kemudian potongan
kecil-kecil
2) Rebuslah daging dalam 1 L akuades sampai masak selama 2 jam sejak mendidih
(tambahkan akuades jika volumenya berkurang)
3) Saringlah kaldu daging ke dalam gelas piala dengan mempergunakan kain kassa TAHUNAJARAN2019/2020
berlapis
4) Letakkan filtrat tersebut di atas penangas sehingga suhunya tetap terjaga dalam
keadaan panas. Kemudian masukkan beranggsur-angsur seluruh bahan yang telah
disiapkan dan terakhir agar-agar. Aduklah campuran tersebut sehingga diperoleh
suspensi yang homogen (atur volume agar tetap dengan menambahkan akuades)
5) Masukkan medium ke dalam beberapa tabung reaksi sebanyak 12 ml – 15 ml, lalu
sumbatlah dengan kapas ditutup dengan aluminium foil dan ikatlah. Masukkan
pula medium sebanyak 5 ml ke dalam beberapa tabung reaksi, lalu sumbat dengan
kapas ditutup dengan alumunium foil dan ikatkan
6) Sterilisasikan medium tadi bersama-sama dengan cawan petri yang sudah
terbungkus rapi dengan aluminium foil ke dalam autoklaf 15-20 menit pada suhu
1210 C
7) Setelah selesai matikan autoklaf dan keluarkan alat dan bahan yang ada didalamnya.

Penuntun Praktikum Mikrobiologi


Program Studi Pendidikan Biologi
Halaman 7

8) Kemudian dinginkan dalam suhu ruangan untuk bahan yang belum digunakan
simpan dalam lemari es. Untuk mempercepat pengeringan pada alat yang akan
digunakan dapat disimpan dalam oven dengan suhu 500 C.
2) Nutrient Agar (NA) sintetis
Alat dan Bahan
- NA sintetis 20 gram
- Akuades 1000 mL
- Labu Erlenmeyer 1 L
- Pengaduk
- Bunsen
- Autoklaf
Cara Kerja:
1. Masukan semua media kedalam erlenmeyer aduk hingga homogen sambil
dipanaskan pada kompor listrik.
2. Saat media sudah masak yang ditandai dengan munculnya gelebung-gelebung
kecil dari dasar erlenmeyer.
3. Tutup erlenmeyer menggunakan kapas yang telah dilapisi perban lalu, lapisi
dengan aluminium foil pada bagian atas.
4. Sterilisasi pada autoklaf selama 15 menit pada suhu 121ºc dan tekanan 15 lbs atau
1 atm.

Cara Penuangan Agar Cawan


1) Cairkan tabung reaksi yang telah berisi medium tadi dengan memasukkanya
dalam beker glass yang telah berisi air yang mendidih (suhu 1000 C)
2) Kemudian angkatlah dan biarkan tabung reaksi yang telah berisi medium
mencapai suhu 45-450 C.
3) Tuangkan ke dalam cawan petri steril dengan cara: membuka sumbat tabung
reaksi dan melewatkan mulut tabung di atas api lalu tuangkanlah pada cawan
petri. Letakkan cawan petri pada permukaan datar dan goyangkan agar seluruh
cawan tertutup medium, lalu biarkan dingin dan memadat.
4) Tutup cawan petri dengan alumunium foil dan simpan dalam lemari pendingin
apabila tidak segera dipakai.

TAHUNAJARAN2019/2020

Penuntun Praktikum Mikrobiologi


Program Studi Pendidikan Biologi
Halaman 8

IV. STERILISASI

Tujuan:
Mempelajari cara-cara sterilisasi (pensucihamaan) terhadap bahan dan peralatan baik secara
fisik maupun secara kimia.

Kajian Teoritik
Sterilisasi adalah suatu cara untuk membebaskan sesuatu misalnya alat-alat, bahan
makanan, bahan/zat kimia dll dari mikroorganisme, baik yang patogen maupun yang tidak
patogen. Ada beberapa macam metode sterilisasi, diantaranya: Sterilisasi dengan panas meliputi
panas kering, yang dilakukan terhadap alat-alat gelas pipet tanpa karet penghisap, dengan suhu
1600 C smapai 1800 C selama 30 menit –1 jam. Sterilisasi panas basah dipergunakan untuk bahan
media, yang dilakukan dengan perebusan hingga 100 0 C. Sedangkan untuk sterilisasi panas
lembab (sterilisasi menggunakan uap air bertekanan) diperuntukkan untuk media serta alat-alat
gelas lainnya yang memiliki prinsip kerja penggunaan suhu tinggi 1210 C dengan tekanan uap air
15 lbs dan alat yang dipakai adalah autoklaf.
Sterilisasi secara fisika, biasanya dapat dilakukan dengan filtrasi/penyaringan dengan
menggunakan membran milipor. Sterilisasi kimia, biasanya untuk alat yang tidak tahan panas,
biasanya menggunakan bahan -bahan kimia seperti alkohol 70%, natrium hipoklorit, formalin
dsb. Sterilisasi dengan radiasi menggunakan sinar ultra violet atau radiasi Cc 60 atau Cs 139.

A. Sterilisai dengan pemanasan


1. Udara panas atau kering basah
Dipakai untuk mensterilkan bahan atau alat yang tahan panas. Bahan atau alat tersebut
dipanaskan pada suhu 170 o C selama 1 jam.
2. Tyndallisasi
Dipakai untuk mensterilkan bahan/alat yang tidak tahan suhu tinggi. Bahan/alat
tersebut dipanaskan pada suhu 100o C selama 30 menit, hal ini diulang selama 3 hari
berturut-turut. Sementara tidak dipanaskan disimpan pada suhu kamar.
3. Pasteurisasi
Untuk bahan makanan yang akan mengalami penguraian apabila dipanaskan pada
suhu tinggi. Alat/bahan dipanaskan pada suhu 60-80 oC selam 1 jam dalam waktu 3
hari berturut-turut.
4. Api langsung / Nyala bunsen
Dipakai untuk mensterilkan jarum inokulasi, mulut tabung atau permukaan meja. TAHUNAJARAN2019/2020
5. Uap air dan panas
Dipakai untuk mensterilkan alat/bahan yang tahan pemanasan tinggi disertai tekanan.
Caranya dengan menggunakan alat yang disebut autoklaf, dimana suhu yang dipakai
adalah 121o C dan tekana 15 lbs.
B. Sterlisasi dengan Radiasi
Sterilisasi dengan menggunakan cahaya (ultara violet) atau radiasi sinar dari Co 60
atau Cs 139.
Bahan : 3 buah cawan petri steril
3 tabung agar tegak (AN) steril
Lampu UV
Cara kerja:
1. Tuangkan medium kedalam cawan petri, biarkan membeku.
2. Buka ketiga cawan petri diudara selama 5 menit

Penuntun Praktikum Mikrobiologi


Program Studi Pendidikan Biologi
Halaman 9

3. Sinari cawan petri ke-1 dengan lampu UV selam 1 menit, cawan petri ke-2 selama 5
menit, dan cawan petri ke-3 tidak disterilisasi.
4. Inkubasi selam 24 jam dalam inkubator (28-30oC), letakkan cawan petri terbalik.
5. Amati pertumbuhan mikroba pada ketiga cawan petri tersebut.

C. Sterilisasi dengan Zat Kimia


Beberapa zat kimia seperti alkohol 70%, formalin 4 %. Sublimat 0,1 %, karbol, lisol,
sabun/detergen dan lain-lain dapat dipakai sebagai bahan sterilisasi.

D. Sterilisasi dengan Saringan


Bahan yang tidak boleh dipanaskan seperti serum darah atau beberapa macam gula
tertentu dapat di sterilkan dengan cara penyaringan. Penyaringan (filter) bermacam-macam,
antara lain Seit filter dimana penyaringannya berupa membran terbuat dari kaca yang
berlubang-lubang dengan diameter 0,45 µm. Membran tersebut dapat menahan bakteri.
Selain gelas, penyaringan dapat dibuat dari asbestos, selulosa atau plastik. Salah satu alat
penyaring yang lain adalah filopour.

Alat dan Bahan:


- Autoklaf manual
- Alat dan bahan yang disterilkan
Cara Kerja:
Sterilisasi medium menggunakan autoklaf
1) Isilah autoklaf dengan akuades hingga batas yang ditentukan
2) Masukkan medium atau peralatan yang akan disterilkan
3) Tutup autoklaf rapat-rapat dengan mengunci pada kunci yang berlawanan
4) Biarkan klep uap terbuka dengan mendirikannya, nyalakan autoklaf (on)
5) Bila pada klep telah menetes air, menandakan suhu sudah jenuh lalu tutup klep
6) Biarkan autoklaf menyala hingga tercapai suhu 1210 C dan tekanan uap 15 lbs. Bila
tekanan 15 lbs sudah tercapai, pertahankan selama 15-20 menit (bila tekanan berlebih
gunakan tombol pengatur pada bagian bawah autoklaf). Apabila suhu menggunakan
skala suhu farenhet telaah dengan menggunakan rumus
7) Setelah 15-20 menit pada tekanan 15 lbs, matikan autoklaf tunggu tekanan menurun
selama 5-10 menit. Buka klep uap perlahan-lahan, keluarkan uap sehingga tekanan
kembali nol.
8) Buka autoklaf dan ambil barang-barang yang ada didalamnya. Jangan sekali-kali TAHUNAJARAN2019/2020
membuka tutup autoklaf bila tekanan uap belum turun mencapai angka nol.

Penuntun Praktikum Mikrobiologi


Program Studi Pendidikan Biologi
Halaman 10

V. ISOLASI MIKROORGANISME

Tujuan:
1. Mempelajari cara-cara pengisolasian mikroba

Kajian Teoritik:
Mikroba merupakan mikroorganisma atau jasad renik berukuran sangat kecil atau
tidak kasat mata. Untuk melihatnya diperlukan alat bantu, yaitu mikroskop. Beberapa ahli
taksonomi telah mengklasifikasikan mikroba pada takson tertentu. Pada buku Bergey’s
Manual of Determinantive Bacteriology mikroba dibagi menjadi mikroba prokariota (bakteri,
myciplasma, richetsia, alga hijau biru) dan mikroba eukariota (fungsi, alga dan protozoa).
Seluruh mikroba memiliki ciri morfologi yang spesifik jika ditumbuhkan pada media padat
dan pada media cair.
Mikroba di alam hidup secara bersama-sama untuk mengurai semua bahan makanan
untuk dapat digunakan dialam kembali. Mikroba dapat diperlajari secara mendetail jika kita
mampu mengisolasinya dari alam. Untuk mengisolasi dibutuhkan pengetahuan tentang
ketrampilan kultivasi mikroba.
Alat dan Bahan:
- Cawan petri
- Tabung reaksi
- Jarum ose
- Pembakar spirtus
- Nutrient agar
- Air tanah, udara

Cara Kerja:
Penyiapan Plat Agar
1) Panaskan 15 ml medium agar yang sudah disterilkan agar mencair
2) Tuangkan agar tersebut ke dalam cawan petri secara aseptik
3) Putarkan cawan petri pelan-pelan sehingga medium tersebar merata, diamkan hingga agar
membeku. Simpanlah plat agar yang dibungkus tersebut pada tempat yang bersih.

Metode Tuang (Pour Plate Method)


1) Panaskan 15 ml medium agar yang sudah disteril agar mencair sampai suhunya 400–
500 C TAHUNAJARAN2019/2020
2) Encerkan inokulum suspensi bakteri dengan cara melarutkan hingga beberapa kali
lipat menggunakan pipet/sample yang telah dicairkan
3) Tuangkan 1-2 tetes inokulum suspensi bakteri/sampel yang telah diencerkan ke dalam
cawan petri steril
4) Tuangkan agar nutrisi yang telah dicairkan kedalam cawan petri tersebut, putar petri
perlahan agar medium tercampur rata dengan suspensi bakteri
5) Inkubasi pada suhu ruang selama 48 jam (amati pertumbuhan koloninya)

Metode Sebar (Spread Plate Method)


1) Siapkan medium agar pada cawan
2) Celupkan “sprider”/batang L pada alkohol 70% dan panaskan
3) Celupkan sprider/batang L pada suspensi.
4) Bukalah cawan petri tadi, sebarlah “sprider”/batang L pada permukaan agar pada
cawan petri hingga merata
5) Inkubasi pada suhu kamar selama 24 jam

Penuntun Praktikum Mikrobiologi


Program Studi Pendidikan Biologi
Halaman 11

6) Amati pertumbuhan koloni bakteri pada permukaan agar (bentuk koloni, permukaan
koloni, tepi koloni, warna koloni, kepekatan koloni)

Metode Streak
1) Siapkan medium agar pada cawan, bagilah menjadi dua bagian
2) Panaskan jarum inokulasi hingga pijar
3) Celupkan jarum inokulasi/ose pada sample.
4) Bukalah cawan petri tadi, goreskan ose pada permukaan agar pada cawan petri (buat 2
goresan)
5) Inkubasi pada suhu kamar selama 24 jam
6) Amati pertumbuhan koloni bakteri pada permukaan agar pada cawan petri

TAHUNAJARAN2019/2020

Penuntun Praktikum Mikrobiologi


Program Studi Pendidikan Biologi
Halaman 12

Sampel Udara Bebas

1) Buatlah beberapa buah plate agar (NA)


2) Bukalah tutup cawan petri dan tempatkan media agar pada beberapa tempat (WC,
ruangan terbuka, ruangan tertutup) selama 10 – 15 menit untuk mendapatkan bakteri
pada udara.
3) Inkubasi selama 48 jam.

Sampel Air Tanah


1) Siapkan 5-6 buah tabung reaksi yang berisi 9 ml larutan NaCl 0,5%.
2) Ambil 1 gram tanah dan larutkan ke tabung reaksi yang pertama.
3) Homogenkan tabung reaksi yang berisi tanah.
4) Ambil 1 ml larutan yang ada di tabung reaksi pertama dan tambahkan ke tabung
reaksi selanjutnya.
5) Lakukan seri pengenceran hingga tabung reaksi ke 5 atau 6.
6) Ambil 1 ml larutan pada tabung reaksi pengenceran terakhir dan teteskan ke media
agar secara aseptis.
7) Lakukan metode spread plate pada media agar.
8) Inkubasi selama 48 jam.

TAHUNAJARAN2019/2020

Penuntun Praktikum Mikrobiologi


Program Studi Pendidikan Biologi
Halaman 13

VI. SCREENING MIKROORGANISME

Tujuan:
Mahasiswa memahami cara mengisolasi suatu mikroba dengan berbagai macam cara goresan
sehingga didapat kultur murni/tunggal, selanjutnya dapat mempelajari sifat-sifat koloni pada
media agar.

Kajian Teoritik:
Mikroba dapat ditemui baik di daratan, diudara maupun di perairan. Mikroba tersebut
terdapat dalam populasi yang besar dan beragam, biasanya terdapat dalam populasi campuran
dari berbagai macam mikroba yang berbeda. Untuk mendapatkan mikroba yang kita inginkan
diperlukan kemampuan untuk membiakkannya dalam berbagai media, sehingga dapat
mengamati ciri morfologi dari mikroba yang kita inginkan.

Alat dan Bahan:


- Pembakar Bunsen
- Jarum inokulasi
- Media agar nutrisi (NA)
- Media agar kentang (PDA)
- NA miring, PDA miring
- Isolat mikroorganisme

Cara Kerja:
1. Ambil koloni bakteri yang tumbuh pada media menggunakan jarum ose loop lalu
dilakukan streak secara aseptis pada biakan agara miring yang bertujuan utnuk
mendapatkan biakan murni.
2. Tutup bagian atas mulut tabung reaksi dengan menggunkan kapas dan perban yang
telah dibuat sedemikian rupa.
3. Lakukan inkubasi hingga biakan murnis tersebut tumbuh pada media miring.
4. Gambar bentuk–bentuk morfologi bakteri dari sediaan yang diamati!

TAHUNAJARAN2019/2020

Penuntun Praktikum Mikrobiologi


Program Studi Pendidikan Biologi
Halaman 14

VII. PEWARNAAN SEDERHANA

Tujuan:
Mahasiswa terampil dalam melakukan pewarnaan sederhana untuk membandingkan bentuk
dan pengelompokkan bakteri selanjutnya dapat ditelusuri kekerabatannya.

Kajian Teoritik
Pewarnaan sederhana adalah pewarnaan yang menggunakan satu jenis zat pewarna.
Pewarnaan sederhana dapat dibagi 2 jenis. Jenis pertama adalah pewarnaan langsung atau
positif, dimana zat pewarna mengandung kromogen bermuatan +. Karena dinding sel bakteri
bermuatan negative, sehingga menarik zat warna tersebut menyebabkan sel terwarnai
sedangkan latar belakang apusan bakteri menjadi gelap. Jenis yang kedua adalah pewarnaan
tidak langsung atau negatif. Dimana pewarnaan negatif membutuhkan pewarnaan asam
seperti eosin atau negrosin. Pewarnaan asam memiliki kromogen bermuatan negatif, sehingga
tidak akan masuk ke dalam sel, karena permukaan sel bakteri yang umumnya bermuatan
negatif. Akibatnya sel bakteri terlihat terang sedangkan latar belakang sel bakteri pada apusan
yang terlihat berwarna.

A. Pewarnaan Positif
Alat dan Bahan
- Bunsen, ose, mikroskop, kertas lensa, bak pewarna, objek glass
- Reagen metilen biru, safranin, kristal ungu dan carbol fuchin, biarkan bakteri umur 24
jam
Cara Kerja:
1) Siapkan beberapa olesan tipis mikroba menggunakan jarum inokulasi pada objek glass
bersih dan difiksasi
2) Letakkan sediaan di atas bak pewarnaan, genangilah dengan satu cat pewarna dengan
selang waktu yang berbeda pada masing-masing objek glass yang berbeda
- Metilen biru 1-2 menit
- Safranin 15-30 detik
- Karbofuchin 3-10 detik
- Kristal ungu 2-60 detik
3) Cucilah kelebihan cat pewarna secara hati-hati
4) Keringkanlah objek glass dengan kertas hisap/tissue dengan cara menempelkan kertas TAHUNAJARAN2019/2020
tissue jangan menggesek permukaan apusan mikroba
5) Lihatlah dibawah mikroskop dimulai dengan pembesaran terkecil hingga pembesaran
terbesar. Saat pembesaran terbesar gunakan minyak emersi.
6) Gambar hasil pengamatan

B. Pewarnaan Negative
Alat dan Bahan
- Bunsen, jarum inokulasi, mikroskop, kertas lensa, bak pewarna, objek glass -
Biarkan bakteri 1 x 24 jam, Reagent tinta cina/nigrosin

Cara Kerja:
1) Teteskan tinta cina/nigrosin pada objek glass
2) Tambahkan sejumlah inokulan dan aduklah dengan rata
3) Ambillah satu objek glass bersih, lalu letakkan ujungnya dengan kedudukan miring
dipinggir tetesan zat pewarna yang telah diinokulasikan bakteri

Penuntun Praktikum Mikrobiologi


Program Studi Pendidikan Biologi
Halaman 15

4) Doronglah objek glass yang bersih tadi di atas permukaan objek glass yang berisi
inokulan hingga tersebar merata membentuk apusan tipis
5) Lalu biarkan kering di udara
6) Lihatkah di mikroskop mulai dari pembesaran kecil hingga pembesaran besar. Saat
pembesaran terbesar gunakan minyak emersi
7) Gambar hasil pengamatan

TAHUNAJARAN2018/2020

Penuntun Praktikum Mikrobiologi


Program Studi Pendidikan Biologi
Halaman 16

VIII. PEWARNAAN DIFERENSIAL

Tujuan:
Mahasiswa mampu mengidentifikasi bakteri berdasarkan kemampuan sel untuk bereaksi
terhadap zat warna pada pewarnaan diferensial.

Kajian Teori:
Pewarnaan diferensial adalah pewarnaan yang menggunakan lebih dari satu zat
pewarna. Berdasarkan tujuan dari pewarnaan diferensial, maka dapat dibedakan menjadi dua
cara, yaitu:
1) Pewarnaan Gram dan pewarnaan tahan asam bertujuan untuk melihat
pengelompokkan bakteri
2) Pewarnaan flagel, kapsula, spora, dan nukleus, bertujuan untuk melihat penampakan
struktur dari sel bakteri

A. Pewarnaan Gram
Kajian Teoritik:
Pewarnaan gram adalah pewarnaan yang umum dalam bakteriologi, dengan
pewarnaan ini dibedakan dua kelompok bakteri yaitu gram positif dan gram negatif. Banyak
modifikasi dari pewarnaan ini, tetapi semuanya berdasarkan prinsip yang sama yaitu:
1) Mewarnai organisme dengan pewarna dasar yaitu kristal violet/gentian biolet
2) Fiksasi warna yaitu untuk menguatkan melekatnya warna dasar, misalnya dengan
garam iodine modifikasi larutan lugol
3) Pencucian/penghapusan warna dasar alkohol, aseton, atau campuran alkohol aseton
4) Pewarnaan kembali dengan pewarnaan pembanding/kontras yang berbeda dengan
pewarna dasar yaitu mewarnai sel-sel yang telah hilang warnanya oleh penghapus
warna. Misalnya dipakai larutan safranin atau karbol fuksin

a. Alat dan Bahan


1. Kaca objek
2. Pipet tetes
3. Bunsen
4. Kristal violet
5. Safranin
6. Alcohol TAHUNAJARAN2019/2020
7. lugol
8. Akuades
9. Jarum ose

b. Langkah kerja
1. Ambil kaca obyek yang bersih.
2. Bagian atas kaca obyek tersebut diteteskan setetes akuades atau larutan garam fisiologi
dengan menggunakan loop.
3. Tambahkan pada setetes air tersebut bakteri yang akan diamati dan sebarkanlah hingga
merupakan lapisan yang rata selebar ± 1 cm.
4. Jarum ose yang dipakai mengambil bakteri dari perbenihan murni setelah diguanakan
harus segera dibakar diatas nyala bunsen.
5. Apusan tersebut dikeringkan di udara (pengeringan dapat di percepat dengan
melakukan di atas nyala bunsen berkali–kali).
6. Setelah kering, difiksasi dengan jalan melewatkan melalui nyala api.

Penuntun Praktikum Mikrobiologi


Program Studi Pendidikan Biologi
Halaman 17

7. Genangi apusan dengan pewarna gentian violet selama satu menit.


8. Cuci dalam air. Tambahkan larutan Lugol pada apusan tersebut, biarkan selama satu
menit.
9. Bilas dengan alkohol selama 30 detik.
10. Cuci dalam air
11. Warnai dengan larutan Safranin selama 1 menit.
10. Cuci dalam air.
11. Keringkan di udara atau melalui nyala api.

Catatan : Bakteri yang diwarnai dengan pewarnaan Kristal Violet adalah Gram Positif,
yang diwarnai dengan Sefranin (merah) adalah Gram Negatif.

TAHUNAJARAN2019/2020

Penuntun Praktikum Mikrobiologi


Program Studi Pendidikan Biologi
Halaman 18

IX. PENGAMATAN MIKROORGANISME PADA BAHAN MAKANAN

Tujuan:
1. Mahasiswa dapat mendeskripsikan struktur morfologi dari mikroorganisme yang
terdapat pada bahan makanan.

Kajian Teoritik:
Mikroba yang hidup di alam memiliki berbagai macam bentuk sesuai dengan genetik
yang diturunkan oleh induknya. Bakteri memiliki berbagai macam bentuk seperti bentuk
bulat (coccus), batang (basil), spiral (spirilum), koma (vibrio) selanjutnya untuk bulat
(coccus) masih dapat dibedakan lagi penataannya: diplococcus, streptococcus, tertracoccus,
stafilococcus, sarcina. Sedangkan untuk bentuk batang terdapat penataan morfologi:
diplobasilus, streptobasillus.
Sementara bentuk dari spesies jamurpun beragam tergantung dari penggolongannya.
Jamur yang bersel satu adalah spesies jenis Saccharomyces cerevisiae (ragi tape). Sedangkan
jenis yang multiselluler umumnya dibangun dari kumpulan benang-benang halus (hifa) yang
disebut misellium. Hifa yang membentuk tubuh jamur dapat termodifikasi menjadi hifa
reproduksi yang menghasilkan spora, dan hifa untuk melekat pasa substrat (hifa vegetatif).

Alat dan Bahan:


- Mikroskop cahaya
- Kaca objek dan penutup
- Pipet dan botol semprot
- Jarum inokulasi/ose
- Cawan petri
- Alkohol dan kertas tissue
- Ragi, jamur tempe, tongkol jagung, roti, batok kelapa.
- Alkohol
- Air suling

Cara Kerja:
Pengamatan Preparat Segar Jamur
1) Bersihkan kaca objek dengan alkohol dan kertas tissue
2) Teteskan 1-2 tetes air destilasi ke atas kaca objek, secara aseptik ambil sebagian TAHUNAJARAN2019/2020
misellium dari sample. Lakukan masing-masing pada kaca objek yang berbeda
3) Cerai-beraikan misellium yang terambil dengan jarum inokulasi
4) Teteskan dengan 1-2 lactophenol cotton blue
5) Tutup dengan kaca penutup
6) Lakukan pengamatan di bawah mikroskop mulai pembesaran kecil sampai ke
pembesaran besar
7) Catat dan gambarkan hasil pengamatan
Pengamatan Preparat Segar Ragi
1) Bersihkan kaca objek dengan alkohol dan kertas tissue
2) Teteskan 1-2 tetes air destilasi ke atas kaca objek
3) Secara aseptik ambil sedikit ragi yang sudah dihaluskan (cerai beraikan)
4) Tutup apusan tersebut dengan kaca penutup
5) Amati di bawah mikroskop
6) Catat dan gambarkan hasil pengamatan (bandingkan dengan yang diberi warna)

Penuntun Praktikum Mikrobiologi


Program Studi Pendidikan Biologi
Halaman 19

X. PERHITUNGAN MIKROORGANISME

Tujuan
Mahasiswa mampu menghitung jumlah mikroorganisme, baik secara langsung dengan
menggunakan Haemocytometer, maupun secara tidak langsung dengan menggunakan metode
cawan.

Kajian Teoritik
Penghitungan jumlah sel secara langsung dapat digunakan dengan menggunakan alat
haemocytometer. Di mana sampel diletakkan pada objek gelas khusus yang telah diketahui
ukurannya. Kelemahan dari metode ini adalah sel-sel yang hidup dan yang mati berhitung.
Kelemahan ini dapat diatasi dengan memberikan warna metylen biru pada sample, dimana sel
yang hidup dapat mereduksi warna. Kelemahan lain adalah sulitnya menghitung jumlah sel
yang sangat kecil karena ketebalan objek gelas pada alat ini tidak diperuntukan pada
pembesaran 1000 x. Kelemahan lainnya dari metode ini adalah adanya beberapa sifat bakteri
yang bergerombol sehingga sulit untuk dihitung.
Penghitungan jumlah sel secara langsung dapat juga menggunakan cawan/petridish
yang telah berisi NA (10-15 ml). Metode ini diawali dengan pembuatan pengenceran pada
kultur yang dianggap berasal dari satu sel bakteri yang telah melakukan pembelahan sehingga
dapat dilihat secara langsung. Penghitungan bakteri ditentukan dengan menghitung jumlah
koloni yang tumbuh pada cawan dikalikan faktor pengencerannya. Jumlah bakteri yang
representative adalah antara 30-300 koloni dalam setiap cawan.
Penghitungan jumlah mikroorganisme dapat juga menggunakan alat Spektofotometer.
Kelemahan metode ini adalah sel yang mati turut terhitung. Dasar dari penggunaan alat ini
adalah mengukuran banyaknya cahaya yang dipacarkan (T) dan yang diserap (A). Kekeruhan
dari suspensi bakteri diekspresikan sebagai absorban atau optical pengenceran dengan nilai
OD sehingga dibentuk kurva standar.

A. Metode Haemocytometer
Alat dan Bahan
- Suspensi khamir (ragi) yang telah diencerkan pada tingkat pengenceran tertentu (sampai
terlihat sedikit keruh)
- Haemoeytometer
- Tabung rekasi, pipet dan mikroskop TAHUNAJARAN2019/2020

Cara Kerja:
1. Tutup bidang pandang haemocytometer dengan cover glass.
2. Ambil suspensi ragi menggunakan pipet tetes.
3. Masukkan ujung pipet tetes di antara cover glass dan isi hingga bidang pandang
haemocytometer terisi penuh.
4. Amati haemocytometer menggunakan mikroskop.
5. Dengan perbesaran terkecil, amati kotak-kotak pengamatan yang terdapat pada
haemocytometer.
6. Ubah perbesaran mikroskop hingga terlihat kotak berukuran kecil.
7. Lakukan pengamatan pada 5 kotak berukuran besar (16 kotak kecil) pada setiap sudut
bagian kiri dan kanan, serta pada kotak bagian tengah bidang pengamatan.
8. Hitung jumlah sel ragi yang terdapat pada setiap kotak besar.
9. Hitung rata-rata dari 5 kotak tersebut.
10. Hitung kepadatan sel dengan menggunakan rumus:

Penuntun Praktikum Mikrobiologi


Program Studi Pendidikan Biologi
Halaman 20
= × 1000
keterangan:
N = kepadatan sel (jumlah/ml);
n = jumlah rata-rata sel yang teramati;
V = volume kotak bidang pengamatan (1 x 1 x 0,1 mm = 0,1 mm3).

B. Metode Cawan
Alat dan Bahan
- Biakan bakteri. -
4 tabung reaksi
- Pipet steril berukuran 1 ml
- 4 buah cawan petri yang steril
- 1 batang kaca pengaduk dan alkohol 90%

Cara Kerja:
1) Siapkan botol-botol kecil yang telah berisi 9 ml aquadest steril (4 buah) disusun
berderetan pada rak test tube berilah label sesuai dengan urutan botol tersebut yaitu:
1:10, 1:100, :1000, 1:10000. Perhatikan botol yang dipakai adalah yang
bersumbat/bertutup yang steril dan rapat
2) Kocok suspensi bakteri baik-baik sampai kekeruhannya rata, lalu secara aseptik, pipetlah
1 ml sampel dan masukkan ke dalam botol yang berlabel 1:10, kemudian kocoklah botol
tersebut dengan cara meletakkan siku tangan di atas meja dengan jumlah pengocokkan ±
25 kali, sehingga koloni tersebar merata. Kemudian densinfektankan pipet tersebut pada TAHUNAJARAN2019/2020
larutan alkohol 90% beberapa kali untuk dipakai kembali
3) Secara aseptik pipetlah 1 ml suspensi bakteri poin (2) dan masukkan ke botol yang
berlabel 1:100, lalu lanjutkan kegiatan tersebut pada poin (2) tersebut
4) Secara aseptik pipetlah 1 ml suspensi bakteri pada poin (3) dan masukkan pada botol
yang berlabel 1:1000 lalu dilanjutkan pengocokkan seperti pada poin (2)
5) Secara aseptic pipetlah 1 ml suspensi bakteri pada poin (4) dan masukkan pada botol
yang berlabel 1: 10000 lalu lanjutkan pengocokan seperti pada poin (2)
6) Siapkan plat agar yang sudah diberi label sesuai pengencerannya
7) Teteskan 0,1 ml suspensi bakteri pada setiap plat agar yang sesuai pengencerannya
(pipet tetes sebaiknya berbeda). Pada saat ini bias dilakukan dengan cara metoda
sebar dan metoda tuang

Penuntun Praktikum Mikrobiologi


Program Studi Pendidikan Biologi
Halaman 21

8) Bungkuslah cawan-cawan tersebut dengan posisi penutup cawan berada di bawah dan
media berada diatas dan inkubasikan selama 24 jam.

Pengamatan:
- Letakkan cawan-cawan petri berderet di atas meja menurut urutan pengencerannya,
pilih yang jumlah koloninya antara 30-300
- Kalkulasikanlah jumlah mikroorganisma per ml biakan dengan cara mengalikan
jumlah koloni yang terhitung dengan faktor pengencerannya, misal yang diperoleh
adalah 120 dan pengencerannya 0,1 x sample pada pengenceran 1: 100. Jadi jumlah
koloni adalah 120 x 1000 = 120.000 bakteri ml biakan.

TAHUNAJARAN2019/2020

Penuntun Praktikum Mikrobiologi


Program Studi Pendidikan Biologi
Halaman 22

XI. PENGARUH AGEN KEMOTERAPETIK TERHADAP


PERTUMBUHAN MIKROORGANISME

Tujuan
Mahasiswa dapat mempelajari pengaruh senyawa-senyawa kimia yang dapat menghambat
pertumbuhan mikroba

Kajian Teori
Agen kemoterapetik adalah senyawa kimia yang digunakan untuk merawat dan
menyembuhkan penyakit-penyakit yang disebabkan oleh infeksi. Agen ini terdiri dari
antibiotik dan obat-obatan sintetik. Antibiotika disentesa dan dikeluarkan oleh berbagai
bakteri, aktinomiset, dan jamur yang mampu menghambat pertumbuhan bahkan membunuh
sel mikroba. Sedangkan obat-obatan sintetik di Laboratorium, contoh: Sulfadazine
(silfonamide) dan p-aminobencoat. Pemilihan obat-obatan untuk merawat penyakit
tytergantung pada mekanisme kerja dari senyawa kimia obat/antibiotika, efek samping dan
kisaran aktivitas antimikrobanya.

Alat dan Bahan


Alat
- Kertas cakram yang telah direndam: Penisilia G 10 ug, steptomisin 10 Ug, tetrasiklin
30 ug.
- Lampu spiritus, swab kertas steril, spidol penggaris
Bahan
- Suspensi mikroba dengan kekeruhan 0,1 pad apanjang gelombang 600 mm

Cara Kerja
1) Inokulasi 1 ml bakteri uji ke dalam cawan petri secara aseptik
2) Tuangkan agar yang telah cair (suhu 400C) ke dalam cawan petri, putar cawan petri di
atas meja searah jarum jam dan sebaliknya sehingga bakteri uji tercampur merata dan
biarkan membeku
3) Tanamkan kertas cakram yang telah direndam dengan zat antimikroba (30 menit)
pada permukaan agar nutrisi yang telah membeku
4) Inkubasi seluruh cawan petri pada suhu 370 C selama 24-48 jam TAHUNAJARAN2019/2020
5) Ukurlah zona bening yang terbentuk pada sekeliling cakram yang telah dicelupkan
pada zat antimikroba

Penuntun Praktikum Mikrobiologi


Program Studi Pendidikan Biologi
Halaman 23

TAHUNAJARAN2019/2020

Penuntun Praktikum Mikrobiologi


Program Studi Pendidikan Biologi
Halaman 24

XII. PEMBUATAN PRODUK FERMENTASI MIKROORGANISME

Tujuan
Memberikan keterampilan pada mahasiswa dalam pembuatan salah satu makanan fermentasi

Kajian Teoritik
Fermentasi merupakan pemecahan karbohidrat dan asam amino yang terjadi secara
anaerobik. Banyak bakteri yang dapat melakukan proses tersebut, diantaranya
Saccharomyces cereviceae. Bakteri ini dapat memfermentasikan glukosa menjadi etanol dan
karbo dioksida. Pada bakteri paling sedikit terhadap tujuh proses fermentasi yang berbeda,
tergantung dari jenis bakterinya.
Fermentasi glukosa pada prinsipnya terdiri dari dua tahap, tahap pertama, terjadi
pemecahan rantai karbon dari glukosa dan pelepasan paling sedikit dua pasang atom
hydrogen, menghasilkan senyawa karbon lainnya yang lebih teroksidasi daripada glukosa,
selanjutnya senyawa yang teroksidasi tersebut direduksi kembali oleh atom hydrogen yang
dilepaskan dalam tahap pertama, membentuk senyawa-senyawa lain sebagai hasil fermentasi.
Oleh karena itu, jumlah atom hydrogen yang dilepaskan tahap pertama fermentasi selalu
seimbang dengan jumlah yang digunakan pada tahap kedua.

Alat dan Bahan


- Singkong (ketela pohon), ragi, equades, daun pisang, daun keladi, daun jati, plastic
- Periuk (wadah), kompor, pisau, ayakan, sendok, kain penutup

Cara Kerja
1) Kupas singkong dan bersihkan dari kotoran yang melekat
2) Potonglah singkong sebesar 5 cm, didihkan air dan masukkan singkong (catat lama
waktu yang digunakan sampai singkong matang)
3) Hancurkan ragi, timbang sesuai petunjuk asisten
4) Siapkan wadah yang telah dialasi dengan (daun pisang/daun jati/daun keladi/plastik)
5) Masukkan singkong yang telah dingin kedalam wadah tersebut dan taburi dengan ragi
secara merata dengan menggunakan ayakan (balik-baliklah singkong agar ragi
tersebar rata)
6) Tutup dengan rapat singkong tersebut dengan sisa alas yang dipergunakan TAHUNAJARAN2019/2020
7) Inkubasikan selama 2-3 hari
8) Catat hasil pengamatan dengan data kelas

Penuntun Praktikum Mikrobiologi


Program Studi Pendidikan Biologi

Anda mungkin juga menyukai