Anda di halaman 1dari 3

Taufan Raafi’ud Septiawan Putra

04211840000035
Keselamatan Kapal - A
1. Kecelakaan kapal yang terjadi di Indonesia dalam kurun waktu 2015-2019 adalah sektiar 570
kasus. Kecelakaan yang terjadi paling banyak adalah kapal tenggelam dan kapal kandas (lebih
dari 60%) sedangkan penyebab utamanya adalah factor alam dan teknis (85%). Kecelakaan ini
juga bisa disebabkan kurang tersedianya sarana bantu navigasi pelayaran. Tingkat gangguan
terhadap kkeberadaan dan operasional SBNP masih relative tinggi. Dan juga seluruh alur dan
perlintasan pelayaran di Indonesia belum terpetakan dan ditetapkan, sehingga belum diketahui
kebutuhan SBNP untuk wilayah-wilayah tersebut. Kurangnya SBNP dan pemetakan alur
perlintasan di Indonesia menyebabkan kapal-kapal yang dikhusukan untuk program tol laut
mengalami resiko kecelakaan yang lebih tinggi.

2. Analisis Kecelakaan Kapal KM Journey menabrak KM Lambelu dengan metode SHEL Model
Software: KM Journey bergerak ke ambang luar tanpa pandu, dimana seharusnya jika kapal ingin
bergerak ke ambang luar harus ada seorang pandu di kapal tersebut.
Hardware: Kemudi kapal KM Journey tidak dapat mengubah arah laju kapal sehingga tetap
menabrak kapal KM Fatima. Akibat dari tubrukan itu, KM Journey mendekati KM lambelu lalu
menabrak
Environtment: Arus surut menyebabkan pergerakan kapal hanyut ke kanan sehingga mendekati
kapal-kapal yang berada di kanan Haluan
Liveware: Nahkoda memutuskan bergerak ke ambang luar tanpa pandu. Nahkoda juga
memerintahkan untuk mengoprasikan mesin maju penuh, pada saat itu juga nahkoda merasakan
kapal hanyut. Kecepatan kapal semakin bertambah dan hanyut mendekati kapal di Haluan kanan.

L-S: Tidak ada koordinasi antara Nakhoda dan Pandu sehingga kapal bergerak tanpa pandu dan
menabrak KM Fatima dan KM Lambelu
L-H: Kemudi yang digerakkan tidak mengubah arah laju kapal sehingga menabrak KM Fatima.
Setelah menabrak KM Fatima, Nakhoda mempercepat laju kapal sehingga menabrak KM
Lambelu
L-E: Awak Kapal tidak memahami kondisi perairan pada arus surut
L-L: Tidak adanya masukan dan pertimbangan dari KKM dan masisnis jaga kepada nahkoda.

3. Kecelakaan kapal dapat dikurangi dengan mematuhi peraturan-peraturan baik nasional maupun
internasional. Kondisi kapal juga menjadi hal yang penting bagi keselamatan pelayaran sehingga
setiap pembuatan kapal atau pengoprasian kapal juga harus sesuai dengan regulasi yang ada.
Setiap owner memberikan modal yang besar untuk pembuatan kapal tentunya untuk
mengutamakan keselamatan crew maupun kargo yang dibawa sehingga kita sebagai engineer
harus menggunakan modal tersebut dengan tepat agar sesuai dengan target yang diinginkan.
4. Prosedur ISPS Code
a. Untuk memantau aktifitas orang dan operasi kargo
b. Untuk memberikan tingkat keamanan ke kapal dan memperoleh berbagai tugas dan
fungsi di tingkat keamanan yang berbeda
c. Untuk menetapkan peran dan tanggung jawab masing-masing pemerintah yang
mengadakan kontrak, lembaga, pemerintah daerah, dan industri pelayaran dan Pelabuhan
d. Untuk membangun dan melaksanakan peran dan tanggung jawab
e. Untuk mendeteksi berbagai ancaman keamanan di atas kapal dan di Pelabuhan dan
menerapkan Tindakan sesuai situasinya
Taufan Raafi’ud Septiawan Putra
04211840000035
Keselamatan Kapal - A
Prosedur ISM Code
a. Pemeriksaan kapal secara berkala
b. Mengambil tindakan yang tepat jika terjadi ketidaksesuaian
c. Menyimpan catatan penyebab dan aktivitas pemeliharaan untuk referensi di masa
mendatang
d. Pengujian peralatan dan sistem secara teratur
e. Melatih personel kapal dan terus memperbarui mereka dengan yang terbaru di industry
Keselamatan kapal dapat ditingkatkan dengan prosedur-prosedur ISM Code, seperti pemeriksaan
kapal secara berkala. Tujuan dari hal ini yaitu mengetahui kondisi kapal secara menyeluruh.
Mengambil tidakan yang tepat jika terjadi ketidaksesuaian. Kecelakaan kapal sering terjadi
dikarenakan tidakan yang tidak tepat untuk mengatasi masalah tersebut. Melatih personel kapal
dan terus memperbarui skill mereka. Melatih awak kapal merupakan hal yang penting dalam
penanggulangan kecelakaan. Semakin terlatih awak kapal, maka resiko kecelakaan akan
berkurang.
Taufan Raafi’ud Septiawan Putra
04211840000035
Keselamatan Kapal - A
Referensi

Prihartono, Bambang. 2015. Konsep Tol Laut dan Implementasi 2015-2019. Jakarta:
DIREKTORAT TRANSPORTASI BAPPENAS
Komite Nasional Keselamatan Transportasi. 2015. Investigasi Kecelakaan Pelayaran: Tubrukan
antara KM. Journey dengan KM, Fatima III dan KM. Lambelu. Jakarta: Komite Nasional
Keselamatan Transportasi

Anda mungkin juga menyukai