Anda di halaman 1dari 31

BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
Penilaian adalah satu komponen terpenting demi sebuah terciptanya
Kualitas peserta didik yang sesuai dengan kurikulum yang berlaku. Penilaian
adalah suatu kegiatan yang selalu ada dalam ruang lingkup kegiatan kita sehari-
hari (Pendidikan, Kualitas Produk, Kinerja). Seiring berjalannya waktu, penilaian
juga mengalami perubahan. Perubahan itu menghasilkan sebuah metode penilaian
baru yang dinamakan Penilaian Autentik.
Penilaian Autentik adalah pengukuran yang bermakna secara signifikan
atas hasil belajar peserta didik untuk ranah sikap, keterampilan, dan
pengetahuan.Istilah asesmen merupakan sinonim dari penilaian, pengukuran,
pengujian, atau evaluasi. Istilah autentik merupakan sinonim dari  asli, nyata,
valid, atau reliable. Penilaian Autentik cenderung fokus pada tugas-tugas kompleks
atau kontekstual, memungkinkan peserta didik untuk menunjukkan kompetensi
mereka dalam pengaturan yang lebih autentik. Kata lain dari asesmen autentik
adalah penilaian kinerja, portofolio, dan penilaian proyek. Karena penilaian ini
pula, maka penilaian autentik adalah salah satu penilaian yang sangat penting
dalam proses pembelajaran demi perkembangan perserta didik.

1
BAB II
PEMBAHASAN

1. Pengertian Penilaian Autentik


Nurgiyantoro (2001:3) menyatakan bahwa semua kegiatan pendidikan yang
dilakukan selalu diikuti atau disertai dengan kegiatan penilaian. Pendapat ini juga
sesuai dengan apa yang dinyatakan oleh Mueller (2003:7) sebagai berikut.
”Assement is an integral part of instruction and learning. When assessment is
located in the classroom it has the most immediate value. This is why
assessment cannot be separated from instruction. With good assessment we
can improve instruction, and with good instruction we can improve the
activement of all students.”
Penilaian adalah bagian dari integral sebuah pembelajaran. Ketika penilaian
diterapkan di dalam kelas, penilaian ini adalah hal yang paling penting. Penilaian
dilakukan jika ada sebuah pembelajaran dan melalui pembelajaran yang baik kita
dapat meningkatkan pencapaian hasil belajar siswa.
Pada awalnya istilah tersebut diperkenalkan oleh Wiggins tahun 1990
untuk menyesuaikan dengan yang biasa dilakukan oleh orang dewasa sebagai
reaksi (menantang) penilaian berbasis sekolah seperti mengisi titik-titik, tes
tertulis, pilihan ganda, kuis jawaban singkat. Jadi dikatakan Autentik dalam arti
sesungguhnya dan realistis. Apabila kita melihat di tempat kerja, orang-orang tidak
diberikan tes pilihan ganda untuk menguji bisa tidaknya mereka melakukan
pekerjaan tersebut. Mereka mempunyai performansi, kinerja atau untuk kerja.
Menurut Mueller (2006) penilaian Autentik merupakan suatu bentuk
penilaian yang para siswanya diminta untuk menampilkan tugas pada situasi yang
sesungguhnya yang mendemonstrasikan penerapan keterampilan dan pengetahuan
esensial yang bermakna.
Tujuan Penilaian Autentik
1. Perencanaan penilaian pesertadidik sesuai dengan kompetensi yang akan
dicapai dan berdasarkan prinsip-prinsip penilaian.
2. Pelaksanaan penilaian peserta didik secara profesional, terbuka, edukatif,
efektif, efisien, dan sesuai dengan konteks sosial budaya; dan
3. Pelaporan hasil penilaian peserta didik secaara objektif akuntabel dan
informatif.

2
Penilaian autentik mencakup tiga ranah hasil belajar yaitu ranah sikap,
keterampilan, dan pengetahuan. Terminologi autentik merupakan sinonim dari asli,
nyata atau sebenarnya, valid, atau reliabel. Guru dapat mengidentifikasi materi apa
yang sudah layak dilanjutkan dan untuk materi apa pula kegiatan remidial harus
dilakukan.
Penilaian autentik adalah penilaian kinerja, portofolio, dan penilaian
proyek. Penilaian autentik adakalanya disebut penilaian responsif, suatu metode
yang sangat populer untuk menilai proses dan hasil belajar peserta didik yang
miliki ciri-ciri khusus, mulai dari mereka yang mengalami kelainan tertentu,
memiliki bakat dan minat khusus, hingga yang jenius. Penilaian autentik dapat
juga diterapkan dalam bidang ilmu tertentu seperti seni atau ilmu pengetahuan
pada umumnya, dengan orientasi utamanya pada proses atau hasil pembelajaran.
Penilaian autentik sering digambarkan sebagai penilaian atas perkembangan
peserta didik, karena berfokus pada kemampuan mereka berkembang untuk belajar
bagaimana belajar tentang subjek.
Penilaian autentik harus mampu menggambarkan sikap, keterampilan, dan
pengetahuan apa yang sudah atau belum dimiliki oleh peserta didik, bagaimana
mereka menerapkan pengetahuannya, dalam hal apa mereka sudah atau belum
mampu menerapkan perolehan belajar, dan sebagainya.

2. Bentuk Penilaian Autentik


a. Penilaian Kinerja
Penilaian unjuk kerja dapat dilakukan dengan menggunakan daftar cek
(check list) dan skala penilaian (rating scale). Daftar cek (check list) digunakan
untuk mengetahui muncul atau tidaknya unsur-unsur tertentu dari indikator atau
subindikator yang muncul dalam sebuah peristiwa atau tindakan.
Berikut contoh penggunaan daftar cek pada waktu berpidato (Berbicara)
Petunjuk: Beri tanda ( √) pada pernyataan “ya atau tidak”

3
Nama :_______ Kelas :________
Aspek yang dinilai Deskripsi Ya Tidak
Ekspresi fisik Berdiri tegak melihat pada
(physical penonton
expresion)
Merubah ekspresi wajah sesuai
dengan perubahan pernyataan yang
disajikan
Mata melihat kepada penonton
Ekspresi suara Berbicara dengan kata-kata yang
(vocal expression jelas
Nada suaranya berubah-ubah sesuai
pernyataan yang ditekankan
Berbicara cukup keras untuk
didengar penonton
Ekspresi verbal Memilih kata-kata yang tepat untuk
(verbal expression) mengaskan arti
Tidk mengulang-ulang pernyataan
Menggunakan kalimat yang
lengkap untuk mengutarakan suatu
pikiran
Menyimpulkan pokok-pokok
pkiran yang penting

Skala penialaian (rating scale), digunakan untuk menggambarkan suatu


nilai yang berbentuk angka terhadap sesuatu hasil pertimbangan (Arikunto, 2012:
41). Misalnya: 4 = siswa yang selalu melakukan, 3 = kadang-kadang, 2 = jarang, 1
= tidak pernah.
Contoh Penilaian Kinerja Berpidato
Petunjuk : Beri lingkaran pada angka yang ssesuai untuk setiap kemampuan yang
teramati pada waktu anak berpidato:
1. Apabila tidak pernah
2. Apabila jarang
3. Apabila kadang-kadang
4. Apabila siswa selalu melakukan

4
Nama :
Kelas :
Aspek yang Dinilai, Deskriptor Skala Nilai
Aspek yang Deskriptor Skala Nilai
Dinilai 1 2 3 4
Ekspresi fisik  Berdiri tegak melihat pada
penonton
 Mengubah ekspresi wajah
sesuai dengan perubahan
pernyataan yang disajikan
Ekspresi suara  Berbicara dengan kata-kata
yang jelas
 Intonasi untuk memberi
penekanan bagian tertentu
 Pemberian jeda

b. Penilaian Proyek
Penilaian proyek (project assessment) merupakan kegiatan penilaian
terhadap tugas yang harus diselesaikan oleh peserta didik menurut periode
waktu tertentu. Kunandaar (2012:279) mengemukakan bahwa “penilaian
terhadaap suatu tugas meliputi pengumpulan, pengorganisasian, pengevaluasian
dan penyajian data”
Penilaian proyek dilakukan mulai dari perencanaan, proses pengajaran,
sampai hasil akhir proyek. Pelaksanaan penilaian dapat menggunakan
alat/instrumen penilaian berupa daftar cek ataupun skala penilaian.
Format Penskoran Tugas Proyek
Lakukan peneelitian sederhana meengeenai pengaruh iklan di media cetaak
maupun di meedia eleektronik terhadap gaya hidup anak (cara berpakaina, pilihan
makanan dan minuman, perilaku)
Aspek Kriteria dan Skor
Persiapan 3 2 1
Jika memuat Jika memuat Jika memuat tujuan,
tujuan topik, tujuan topik, topik, alasan, tempat
alasan, tempat alasan, tempat penelitian,
penelitian, penelitian, responden, daftar
responden, reeponden, pertanyaan tidak
daftar daftar lengkap
pertanyaan pertanyaan
dengan lengkap kurang lengkap.

5
Pengumpulan 3 2 1
data Jika daftar Jika daftar Jika peertanyaan
pertanyaan dapat pertanyaan dapat tidak terlaksana
dilaksanakan dilaksanakan semua ddan data tidk
semua dan data semua, tetapi tercatat dengaa rapi.
tercatat dengan dan tidak tercatat
rapi dan lengkap dengan rapi dan
lengkap
Pengolahan data 3 2 1
Jika Jika pembahasan Jika sekedar
peembahasan data kurang melaporkan hasil
data sesuai menggambarkan peneelitian tanpa
tujuan penelitian tujuan penelitian membahas data
3 2 1
Pelaporan Jika sistematika Jika sisteematiak Jika penulisan
tertulis penulisan benar, peenulisan kurang sistematis,
memuat saran, benar, meemuat bahasa kurang
bahasa saran, namun komunikatif, kurang
komunikatif. bahasa kurang memuat saran.
komunikatif

c. Penilaian portofolio
Penilaian portofolio bisa berangkat dari hasil kerja peserta didik secara
perorangan atau diproduksi secara berkelompok, dan dievaluasi berdasarkan
beberapa dimensi.
Teknik penilaian portofolio di dalam kelas memerlukan langkah-langkah
sebagai berikut:
1. Jelaskan kepada peserta didik bahwa penggunaan portofolio, tidak hanya
merupakan kumpulan hasil kerja peserta didik yang digunakan guru
untuk penilaian, tetapi digunakan juga oleh peserta didik sendiri. Dengan
melihat portofolio peserta didik dapat mengetahui kemampuan,
keterampilan, dan minatnya.
2. Tentukan bersama peserta didik sampel-sampel portofolio apa saja yang
akan dibuat. Portofolio antara peserta didik yang satu dan orang lain bisa
sama bisa berbeda.
3. Kumpulkan dan simpanlah karya-karya peserta didik dalam satu map
atau folder di rumah atau loker masing-masing di sekolah.

6
4. Berilah tanggal pembuatan pada setiap bahan informasi perkembangan
peserta didik sehingga dapat terlihat perbedaan kualitas dari waktu ke
waktu.
5. Tentukan kriteria penilaian sampel portofolio dan bobotnya dengan para
peserta didik. Diskusikan cara penilaian kualitas karya para peserta
diclik.
6. Minta peserta didik menilai karyanya secara berkesinambungan. Guru
dapat membimbing peserta didik, bagaimana cara menilai dengan
memberi keterangan tentang kelebihan dan kekurangan karya tersebut,
serta bagaimana cara rnemperbaikinya. Hal ini dapat dilakukan pada saat
membahas portofolio.
7. Setelah suatu karya dinilai dan nilainya belum memuaskan, maka peserta
didik diberi kesempatan untuk memperbaiki. Namun, antara peserta didik
dan guru perlu dibuat "kontrak" atau perjanjian mengenai jangka waktu
perbaikan, misalnya 2 minggu karya yang telah diperbaiki harus
diserahkan kepada guru.
Contoh Format Penilaian Portofolio
Mata pelajaran : Bahasa Indonesia
Alokasi waktu : 1 Semester
Nama Siswa : Kelas :
Kriteria
No SK/KD Peri Ket
ode Tata Kosa Kelengkapa Sistematika
bahas kata n gagasan penulisan
a
1 Menulis teks 72 75 80 80
anekdot
prosedur
kompleks
2 Membuat
resensi buku
3 Laporan hasil
membaca
buku

7
d. Penilaian sikap
Kunandar (2013:105) membagi lima jenjang proses berpikir ranah sikap, yaitu
menerima atau memerhatikan, merespon atau menanggapi, menilai atau menghargai
atau mengelola dan berkarakter.
Objek sikap yang perlu dinilai dalam proses pembelajaran adalah:
1. Sikap terhadap mata pelajaran
2. Sikap terhadap guru/pelajar
3. Sikap terhadap proses pembelajaran.
Cara atau teknik, yaitu teknik observasi perilaku, pertanyaan √langsung dan
laporan pribadi.
a. Observasi perilaku
b. Pertanyaan langsung
c. Laporan pribadi
Lembar Observasi Sikap Siswa dalam Diskusi Kelompok
No Aspek yang Dinilai Kategori keterangan

B C K B= Baik
1 Kepatuhan terhadap aturan dalam
C= Cukup
diskusi √
2 Memberikan ide, usul dan saran K=Kurang
dalam kelompok √
3 Mengikuti diskusi dengan
semnagat atau antusis √
4 Menyimak atau memerhatikan
ketika teman lain sedang
menyampaikan presentasi atau √
pendapat
5 Menghargai pendapat atau usul √
yang disampaikan teman lain atau
kelompok lain
6 Tanggung jawab dalam kelompok √
7 Kerja sama dalam kelompok √
8 Kesantunan dalm menyampaikan √
pendapat
9 Cara menyanggah atau √
menanggapi pendapat teman lain
10 Penerimaan terhadap hasil diskusi √

8
e. Penilaian Diri
Penilaian diri oleh peserta didik di kelas perlu dilakukan melalui langkah-
langkah sebagai berikut.
a) Menentukan kompetensi atau aspek kemampuan yang akan dinilai.
b) Menentukan kriteria penilaian yang akan digunakan.
c) Merumuskan format penilaian, dapat berupa pedoman penskoran, daftar tanda
cek, atau skala penilaian.
d) Merminta peserta didik untuk melakukan penilaian diri.
e) Guru mengkaji sampel hasil penilaian secara acak, untuk mendorong peserta
didik supaya senantiasa melakukan penilaian diri secara cermat dan objektif.
f) Menyampaikan umpan balik kepada peserta didik berdasarkan hasil kajian
terhadap sampel hasil penilaian yang diambil secara acak.
Format Penilaian Diri Peserta Didik
Nama sekolah :
Mata Pelajaran:
Nama :
Kelas :
Pernyataan Alternatif
Ya Tidak
Saya berusah meningkatkan keimanan dan ketqwaan kepada
Tuhan YME agar mendapat ridho-Nya dalam belajar
Saya berusaha belajar dengan sungguh-sungguh
Saya optimis bisa meraih prestasi
Saya bekerja keras untuk meraih cita-cita
Saya berperan aktif dalam kegiatan sosial di sekolah dan
masyarakat
Saya suka membahas masalah sastra dan perkembangan bahasa
Saya berusaha mematuhi segala peraturan yang berlaku
Saya berusaha membela kebenaran dan keadilan
Saya rela berkorban demi kepentingan masyarakat, bangsa dan
negara
Saya berusaha menjadi warga negara yang baik dan
bertanggung jawab

Rentangan nilai yang digunakan antara 1 dan 2 jika jawaban YA maka


diberi skor 2 dan jika jawaban TIDAK maka diberi skor 1. Kriteria penilaian
adalah jika rentang nilai antara 0-5 dikategorikan tidak positif, 6-10 kurang positif,
11-15 positif dan 16-20 sangat positif.

9
f. Penilaian Produk
Penilaian produk biasanya menggunakan cara holistik atau analitik.Cara
holistik, yaitu berdasarkan kesan keseluruhan dari produk. Cara analitik, yaitu
berdasarkan aspek-aspek produk, biasanya dilakukan terhadap semua kriteria yang
terdapat pada semua tahap proses pengembangan Kunandar (2013 : 299).
Penilaian produk Pembuatan Majalah Dinding
Mata pelajaran :
Nama Proyek :
Alokasi Waktu :
Nama Peserta Didik :
Kelas / Semester :
No Tahapan Skor (1-5)
1. Tahap perencanaan
 Kemampuan peserta didik
merencanakan
 Mengembangkan gagasan
 Mendesain produk
2 Tahap proses pembuatan
 Persiapan alat dan bahan
 Teknik pengolahan
 K3 (keselamatan kerja,
keamanan dan kebersihan)
3 Tahap akhir/hasil
 Bentuk fisik
 Inovasi
 Kreativitas
 Isi
Skor diberikan dengan rentang skor 1-5, dengan ketentuan semakin lengka
jawan dan ketepatan dalam proses pembuatan maka semakin tinggi nilainya.

3. Tugas (Tasks) Penilaian Autentik


Tugas Autentik atau authentic tasks: is an assignment given to
students designed to assess their ability to apply standard-driven
knowledge and skills to real-world challenges. Dengan kata lain, suatu
tugas yang meminta siswa melakukan atau menampilkannya dianggap
Autentik apabila: (i) siswa diminta untuk mengkonstruk respons mereka
sendiri, bukan sekedar memilih dari yang tersedia; (ii) tugas merupakan

10
tantangan yang mirip (serupa) yang dihadapkan dalam (dunia) kenyataan
sesungguhnya. Mungkin saja ada definisi yang lain.
Baron’s (Marzano, 1993) mengemukakan lima kriteria task untuk
penilaian Autentik, yaitu: 1) tugas tersebut bermakna baik bagi siswa
maupun bagi guru; 2) tugas disusun bersama atau melibatkan siswa; 3)
tugas tersebut menuntut siswa menemukan dan menganalisis informasi
sama baiknya dengan menarik kesimpulan tentang hal tersebut; 4) tugas
tersebut meminta siswa untuk mengkomunikasikan hasil dengan jelas; 5)
tugas tersebut mengharuskan siswa untuk bekerja atau melakukan.
Anonymous (2005) mengemukakan dua hal yang perlu dipilih
dalam menyiapkan tugas dalam penilaian Autentik, yaitu keterampilan
(skills) dan kemampuan (abilities). Selanjutnya anonymous
mengungkapkan lima dimensi yang perlu dipertimbangkan pada saat
menyiapkan task yang Autentik pada pembelajaran sains. Pertama, length
atau lama waktu pengerjaan tugas. Kedua, jumlah tugas terstruktur yang
perlu dilalui siswa. Ketiga, partisipasi individu, kelompok atau kombinasi
keduanya. Keempat, fokus evaluasi: pada produk atau pada proses. Kelima,
keragaman cara-cara komunatif yang dapat digunakan siswa untuk
menunjukan kinerjanya.
Tugas-tugas penilaian kinerja dapat diwujudkan dalam berbagai bentuk.
(i) Computer Adaptive testing (tidak berbentuk tes obyektif) yang
menuntut peserta tes dapat mengekspresikan diri untuk dapat
menunjukan tingkat kemampuan yang nyata;
(ii) Tes pilihan ganda diperluas, dengan memberikan alasan terhadap
jawaban yang dipilih;
(iii) extended response atau open ended question juga dapat digunakan;
(iv) group performance assessment (tugas-tugas kelompok) atau individual
performance assessment (tugas perseorangan);
(v) interview berupa pertanyaan lisan dari asesor;
(vi) portofolio sebagai kumpulan hasil karya siswa;
(vii) observasi partisipasif;
(viii) projek, expo atau demonstrasi;

11
(ix) constructed response, yang siswa perlu mengkonstruk sendiri
jawabannya.

4. Penilaian pada Pendidikan Karakteristik


Menurut Permendikbud standar penilaian pendidikan adalah kriterian
mengenai mekanisme, prosedur, dan instrumen penilaian hasil belajar peserta
didik. Penilaian pendidikan sebagai proses pengumpulan dan pengolahan
informasi untuk mengukur pencapaian hasil belajar peserta didik mencakup :
penilaian autentik, penilaian diri, penilaian berbasis portofolio, ulangan, ulangan
harian, ulangan tengah semester, ulangan akhir semester, ujian tingkat
kompotensi, ujian tingkat kompotensi, ujian nasional dan ujian sekolah/madrasah.
Karakteristik authentic assessment adalah sebagai berikut :
1. Bisa digunakan untuk formatif maupun sumatif. Artinya, penilaian autentik
dapat dilakukan untuk mengukur pencapaian kompotensi terhadap satu atau
beberapa kompotensi dasar (formatif) maupun pencapaian kompotensi
terhada standar kompotensi atau kompotensi inti dalam satu semestr
(sumatif).
2. Mengukur keterampilan dan performansi, bukan mengingat fakta. Artinya,
penilaian autentik ditujukan untuk mengukur pencapaian kompotensi yang
menekankan aspek keterampilan (skill) dan kinerja (performance), bukan
hanya mengukur kompotensi yang sifatnya mengingat fakta (hafalan dan
ingatan).
3. Berkesinambungan dan terintegritas. Artinya, dalam melakukan penilaian
autentik harus secara berkesinambungan (terus menerus) dan merupakan satu
kesatuan secara utuh sebagai alat untuk mengumpulkan informasi terhadap
pencapaian kompetensi peserta didik.
4. Dapatkan digunakan sebagai feed back. Artinya, penilaian autentik yang
dilakukan oleh guru dapat digunakan sebagai umpan balik terhadap
pencapaian kompotensu peserta didik seara komperhensif.
Penilaian kompetensi pengetahuan atau kognitif adalah penilaian yang
dilakukan guru untuk mengukur tingkat pencapaian atau penguasaan peserta didik
dalam aspek pengetahuan yang meliputi ingatan atau hafalan, pemahaman,

12
penerapan atau aplikasi, analisis, sintesis dan evaluasi. Dalam Kurtilas
kompetensi pengetahuan menjadi kompetensi inti dengan kode Kompetensi Inti 3
(KI-3). Kompetensi pengetahuan merefleksikan konsep-konsep keilmuan yang
harus dikuasi oleh peserta didik melalui proses belajar mengajar. Namun, apa yang
menjadi ciri khas sekaligus keyword penilaian Pengetahuan adalah dalam tujuan
KD guru yang akan diperoleh oleh peserta didik.
Menurut Kunandar (2015: 117) contoh kata-kata kerja operasional/
keyword ranah kompetensi pengetahuan (kognitif)
Pengetahuan Pemahaman Penerapan Analisis Sintesis Evaluasi
Mengutip Memperkirakan Menegaskan Menganalisis Mengabtraksi Membandingkan
Menyebutkan Mengkategorikan Mengurutkan Mengaudit Mengatur Menilai
Menjelaskan Mencirikan Menentukan Menganimasi Menganimasi Mengkritik
Menggambar Merinci Menerapkan Mengumpulkan Mengumpulkan Memberi saran
Membilang Mengasosiasikan Menggunakan Memecahkan Mengkategorikan Menimbang
Mengidentifikas Membandingkan Menyesuaikan Menyelesaikan Memberi kode Memutuskan
i
Mendaftar Menghitung Memodifikasi Menegaskan Mengkombinasikan Memilah
Menunjukkan Mengkontraskan Mengklarifikasikan Mendeteksi Menyusun Memisahkan
Memberi label Mengubah Membangun Mendiagnosa Mengarang Memprediksi
Memberi indek Mempertahankan Membiasakan Menyeleksi Membangun Memperjelas
Memasangkan Menguraikan Menggambarkan Memerinci Merancang Menegaskan
Menamai Menyalin Menilai Menominasikan Menghubungkan Menafsirkan
Menandai Membedakan Melatih Mendiagramkan Menciptakan Mempertahankan
Membaca Mendiskusikan Menggali Mengorelasikan Mengkreasikan Memerinci
Menyadari Menggali Mengadaptasi Merasionalkan Mengoreksi Mengukur
Menghafal Mencontohkan Menyelidiki Menguji Merencanakan Merangkum
Meniru Menerangkan Mengonsepkan Menjelajah Mendikte Membuktikan
Mencatat Mengemukakan Melaksanakan Membagankan Meningkatkan Mendukung
Mengulang Mempolakan Meramalkan Menyimpulkan Memperjelas Memvalidasi
Mereproduksi Memperluas Mengaitkan Menemukan Membentuk Mengetes
Meninjau Menyimpulkan Mengomunisasikan Menelaah Merumuskan Mencoba
Memilih Meramalkan Menyusun Memaksimalkan Menggeneralisasi Mendudkung
Menyatakan Merangkum Mensimulasikan Memerintahkan Menggabungkan Memilih
Mempelajari Menjabarkan Memecahkan Mengedit Memadukan memproyeksikan
Mentabulasi Menjelaskan Melakukan Memilih Membatasi
Memberi kode Mengelompokka Memproses Mengukur Menampilkan
n
Menelusuri Menggolongkan Menyelesaikan Melatih Merangkum
Mentransfer Merekonstruksi

5. Teknik Penilaian pada Mata Pelajaran Bahasa Dan Sastra


Menurut Kunandar (2015: 173) guru menilai kompetensi pengetahuan
melalui: (1) Tes tertulis dengan menggunakan butir soal, (2) Tes lisan dengan

13
bertanya langsung kepada peserta didik, dan (3) Penugasan atau poyek dengan
lembar kerja tertentu yang harus dikerjakan oleh peserta didik dalam kurun waktu
tertentu.
a. Tes Tertulis
Penilaian secara tertulis yang dilakukan dengan tes tertulis. Tes tertulis
merupakan tes dimana soal dan jawaban yang di berikan kepada peserta didik
dalam bentuk tulisan.
1. Bentuk tes tertulis
a) Bentuk pilihan ganda
Tes pilihan ganda dapat digunakan untuk menilai kemampuan mengingat
dan memahami. Pilihan ganda mempunyai kelemahan, yaitu peserta didik
tidak mengambangkan sendiri jawabannya, tetapi cenderung hanya
memilih jawaban yang benar dan jika peserta didik tidak mengetahui
jawaban yang benar, maka peserta didik akan cenderung menerka
jawaban. Hal ini menimbulkan kecenderungan peserta didik tidak belajar
untuk memahami pelajaran tetapi menghafalkan soal dan jawabannya.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam tes pilahan ganda :
(1) Instruksi pengerjaannya harus jelas dan bila di pandang perlu disertai
contoh mengerjakannya.
(2) Hanya ada satu jawaban yang benar atau paling benar.
(3) Tiap butir soal hendakanya hanya mengandung satu idea meskipun idea
tersebut dapat komplek.
(4) Susunlah agar jawaban manapun mempunyai kesesuaian tata bahasa
dengan kalimat pokoknya.
(5) Hindarkan menggunakan susunanan kalimat dalam buku paket atau
pelajaran, karena yang terungkap mungkin bukan pengertiannya melainkan
hafalannya.
(6) Jangan gunakan kata-kata indikator seperti selalu, kadang-kadang,
biasanya, dan pada umumnya.
Jenis-jenis Tes Bentuk Pilihan Ganda
Menurut Kunandar (2015: 184) jenis-jenis tes bentuk pilihan ganda sebagai berikut

14
(a) Distracters, yaitu setiap pertanyaan atau pernyataan mempunyai
beberapa pilohan yang salah, tetapi disediakan satu pilihan jawaban
yang benar. Tugas peserta didik adalah memilih satu jawaban yang
benar.
Distracters, yaitu setiap pertanyaan atau pernyataan mempunyai beberapa
pilihan jawaban yang salah, tetapi disediakan satu pilihan jawaban yang benar.
Tugas peserta didik adalah memilih satu jawaban yang benar itu. Contoh :
Hubungan dua mahluk hidup yang saling menguntungkan disebut simbiosis ......
a. Komensalisme c. Mutualisme
b. Parasitisme d. Alamisme
Kunci Jawaban : C
(b) Variasi negatif, yaitu setiap pertanyaan atau pernyataan mempunyai
beberapa pilihan jawaban yang benar, tetapi disediakan satu
kemungkinan jawaban yang salah. Tugas peserta didik adalah memilih
jawaban yang salah tersebut.
Variasi negatif, yaitu setiap pertanyaan dan pernyataan mempunyai
beberapa pilihan jawaban yang benar, tetapi disediakan satu kemungkinan jawaban
salah. Tugas peserta didik adalah memilih jawaban yang salah tersebut. Contoh :
Ciri-ciri khusus samudera Arktrik adalah sebagai berikut kecuali .......
a. Merupakan samudera paling smpit
b. Mempunyai suhu permukaan paling dingin dibanding samudera-
samudera lainnya karena letaknya paling jauh dari khatulistiwa
c. Tidak dilewati garis khatulistiwa
d. Seluruhnya terdapat di garis lintang selatan
Kunci Jawaban : d
(c) Variasi berganda, yaitu memilih beberapa kemungkinan jawaban yang
semuanya benar, tetapi ada satu jawaban yang paling benar. Tugas
peserta didik adalah emilih jawaban yang benar.
Variasi berganda, yaitu memilih beberapa kemungkinan jawaban yang
semuanya benar, tetapi ada satu jawaban yang paling benar. Tugas peserta didik
adalah memilih satu jawaban yang paling benar. Contoh :
Dalam pergaulan di sekolah, siswa harus menghormat.....
a. Guru
b. Siswa yang lain
c. Kepala sekolah

15
d. Seluruh warga sekolah
Kunci Jawaban : d
(d) Variasi yang tidak lengkap, yaitu pertanyaan atau pernyataan yang
memiliki beberapa kemungkinan jawaban yang belum lengkap. Tugas
peserta didik adalah mencari satu kemungkinan jawaban yang benar
dan melengkapinya.
Variasi yang tidak lengkap, yaitu pertanyaan atau pernyataan yang
memiliki beberapa kemungkinan jawaban yang belum lengkap. Tugas peserta
didik adalah mencari satu kemungkinan jaaban yang benar dan melengkapinya.
Contoh :
Kepadatan penduduk berdasarkan lahan pertanian dapat dibedakan jadi dua, yakni
kepadatan penduduk agraris dan kepadatan penduduk....
a. Fsiologis
b. Industri
c. Alami
d. Gabung
Kunci Jawaban : a
Kaidah penulisan soal pilihan ganda
Kaidah penulisan soal adalah petunjuk atau pedoman yang perlu di
perhatikan penulis agar soal yang dihasilkan memiliki kualitas yang baik. Salah
satu hal yang harus diperhatikan dalam menulis soal adalah harus menggunakan
kata kerja yang oprasional, terukur dan dapat diamati.
Soal pilihan ganda terdiri dari aspek:
a. Dasar pertanyaan (stimulus)
b. Pokok soal (stem)
c. Pilihan jawaban (option)
Kaidah penulisan soal pilihan ganda meliputi tiga aspek, yakini
aspek materi, konstruksi dan bahasa. Berikt ini penjelasan dari ketiga aspek
tersebut.

Aspek Materi
Aspek materi terdiri dari tiga hal, yakni:

16
1. Soal harus sesuai dengan indikator
2. Pengecoh berfungsi
3. Mempunyai jawaban yang benar atau paling benar
Aspek Konstruksi
Aspek konstruksi terdiri dari sepuluh hal, yaitu :
1. Pokok soal dirumuskan secara jelas dan tegas.
2. Rumusan soal dan rumusan jawaban merupakan pernyataan yang
diperlukan saja.
3. Pokok soal tidak memberi petunjuk ke arah jawaban yang benar.
4. Pokok soal tidak mengandung pernyataan yang bersifat negatif ganda.
5. Pilihan jawaban homogen dan logis ditinjau dari segi materi.
6. Panjang rumusan jawaban relatif sama.
7. Pilihan jawaban tidak mengandung pernyataan “semua pilihan jawaban
di atas salah” atau “semua pilihan jawaban di atas benar”.
8. Pilihan angka yang berbentuk angka atau waktu disusun berdasarkan
urutan besar kecilnya nilai angka tersebut atau kronologis waktunya.
9. Gambar, grafik, tabel, diagram, dan sejenisnya jelas dan berfungsi.
10. Butir soal tidak bergantung pada soal sebelumnya. Ketergantungan
pada soal sebelumnya menyebabkan siswa yang tidak dapat menjawab
benar soal berikutnya.
Aspek Bahasa
Aspek bahasa terdiri enam hal, yakni:
1. Soal menggunakan bahasa yang sesuai dengan kaidah Bahasa Indonesia
2. Tidak menggunakan bahasa yang berlaku setempat
3. Pilihan jawaban tidak mengulang kata atau frase yang bukan
merupakan satu kesatuan pengertian
Syarat Tes Tertulis Pilihan Ganda
Syarat tes tertulis pilihan ganda yang baik adalah:
1. Memiliki validitas yang tinggi, artinya mampu mengungkapkan aspek
hasil belajaryertentu secara tepat.

17
2. Memiliki realibitas yang tinggi, artinya mampu memberikan gambaran
yang relatif tetap dan konsisten tentang kompetensi yang dimiliki oleh
peserta didik.
3. Tiap butir soal memiliki daya pembeda yang memadai, artinya tiap butir
dalam tes itu dapat membedakan peserta didik yang belajar atau
menguasai materi (kompetensi) dan peserta didikyang belum belajar atau
belum menguasai materi (kompetensi).
4. Tingkat kesukaran tes berdasar kelompok yang akan dites, kira-kira 30%
soal mudah, 50% soal sedang, dan 20% soal sulit.
5. Mudah diadministrasikan, artinya tes tersebut memiliki petunjuk tentang
bagaimana cara pelaksanannya, cara mengerjakannya dan cara
mengoreksinya.
b) Tes benar-salah
Tes benar-salah merupakan tes yang berupa pernyataan-pernyataan
(statement) yang mengandung dua kemungkinan jawaban yaitu benar atau
salah, dan testi diminta menentukan pendapatnya mengenai pernyataan-
pernyataan tersebut sesuai dengan petunjuk pengerjaannya.

Kaidah Menyususn Tes Tertulis Bentuk Benar Salah


Hal-hal yang harus diperhatikan dalam menyusun soal tertulis benar salah
adalah sebagai berikut:
1. Hati-hati dalam memilih kalimat yang dapat memberi petunjuk kepada
peserta didik untukmenebak jawaban hanya secara spekulatif
2. Hindarkan penggunaan kalimat negatif lebih dari dua kali, sebab hal
ini akan membingungkan peserta didik
3. Hindarkan penggunaan kalimat yang diambil secara persis sama
seperti dalam buku teks
4. Hindarkan penggunaan kalimat yang sekedar bertujuan untuk
menjebak peserta didik
5. Hindarkan penggunaan kalimat yang memiliki arti ganda
6. Sebaiknya menggunakan kalimat atau pernyataan positif
7. Hindari penggunaan kata-kata yang mengganggu pada pilihan jawaban

18
8. Gunakan kalimat yang singkat, tetapi padat isi
9. Hindarkan penggunaan kalimat atau ilustrasi yang tidak dikenal oleh
peserta didik
10. Hindarkan penggunaan kalimat yang panjang dengan struktur bahasa
yang rumit, sebab hal ini akan menyebabkan kecenderungan kepada
peserta didik untuk menganggap benar dan akan membingungkan
peserta didik
11. Usahakan jumlah jawaban yang benar tidak terlalu berbeda secara
menyolok dengan jumlah jawaban yang salah
12. Hendaknya dapat dihindarkan pernyataan yang sebagian benar dan
sebagian salah
13. Sedapat mungkin jangan menggunakan bahasa yang kualitatif ataupun
kuantitatif yang dapat diketahui dengan pasti maksudnya.
14. Penyusunan pernyataan benar dan salah dilakukan secara acak dan
jangan disusun secara sistematik
15. Benar atau salah yang disusun dalam pernyataan ini hendaknya
didasarkan atas isi atau konsep.
c) Tes menjodohkan (matching test)
Tes menjodohkan merupakan tes yang terdiri dari satu seri pertanyaan dan
satu seri jawaban. Tugas testi adalah mencari dan menempatkan jawaban-
jawaban sehingga sesuai atau cocok dengan pertanyannya.

Kaidah Menyusun Tes Tertulis Bentuk Menjodohkan


Beberapa petunjuk praktis dalam menyusun teks menjodohkan adalah
sebagai berikut:
1. Masalah-masalah yang dikemukakan dalam menyusun tes
menjodohkan hendaknya terdiri dari masalah yang sejenis.
2. Jumlah kata-kata yang dipakai dalam pernyataan kurang lebih 15 kata.
3. Jumlah pernyataan yang dijadikan jawaban hendaknya lebih banyak
bila dibandingkan dengan pernyataan yang dijadikan soal.
Perbandingan tersebut dapat berkisar 10:15

19
4. Pernyataan yang menjadi jawaban hendaknya disusun dalam kalimat
yang lebih pendek dan ringkas.
5. Pernyataan yang menjadi soal, diletakkan sebelah kiri dengan diberi
nomor, sedangkan jawaban diletakkan di sebalah kanan dengan
menggunakan abjad.
6. Susunlah pernyataan soal dan pilihan jawaban dengan suatu
sistematika tertentu. Apabila terdiri dari angka-angka susunlah mulai
dari angka terbesar. Apabila terdiri nama-nama susunlah menurut
urutan abjad.
7. Janganlah membuat pasangan yang terlalu banyak dalam suatu paket
soal tertulis menjodohkan.
8. Janganlah menulis suatu pernyataan soal menjodohkan yang
bersambung ke halaman berikutnya.
9. Karena kecilnya faktor terkaan dalam menjawab tes tertulis bentuk
menjodohkan, nilai dihitung dari jumlah jawaban yang benar.
d) Tes isian singkat (completion test)
Tes bentuk jawaban atau isian singkat dibuat dengan menyediakan tempat
kosong yang disediakan bagi siswa untuk menuliskan jawaban. Jenis soal
jawaban singkat ini bisa berupa pertanyaan dan melengkapi atau isian.
e) Tes uraian (essay test)
Tes uraian merupakan sejenis teks kemajuan belajar yang memerlukan
jawaban yang bersifat pembahasaan atau uraian-uraian kata-kata dengan
tujuan ingin mengungkapkan daya ingat dan pemahaman testi terhadap
materi pelajaran yang ditanyakan dalam tes dan ingin mengungkapkan
daya ingat testi dalam memahami berbagai macam konsep dan
aplikasinya.
b. Tes Lisan
Tes-tes lisan adalah bentuk tes yang dipergunakan untuk mengukur
tingkat pencapaian kompetensi, terutama pengetahuan (kognitif) di mana
guru memberikan pertanyaan langsung kepada peserta didik secara verbal
(bahasa lisan) dan ditanggapi oleh peserta didik secara langsung dengan
menggunakan bahasa verbal (lisan) juga (Kunandar: 2014). Tes lisan

20
menuntut peserta didik memberikan jawaban secara lisan. Tes lisan
biasanya dilaksanakan dengan cara mengadakan percakapan antara siswa
dengan tester tentang masalah yang diujikan.
Tes lisan berfungsi untuk mengukur tingkat tidak hanya intelegensi
peserta didik tetapi juga mengukur tingkat kecepatan berpikir peserta didik.
Dengan tes lisan pendidik juga bisa mengukur pengetahuan umum maupun
khusus. Tes lisan bisa digunakan pada ulangan harian, ulangan tengah
semester ulangan akhir semester ujian tingkat kompetensi, ujian mutu
kompetensi, dan ujian sekolah. Dalam setiap tes tidak selalu berjalan
lancar, pastinya selalu memilki kekurangan dan kelebihan masing-masing.
Salah satu di antara kekurangan tersebut yaitu apabila hubungan antara
guru dengan peserta didik kurang baik, misalnya tegang, menakutkan akan
mempengaruhi objektifitas hasil terlepas dari itu semua kelebihan dari tes
tersebut adalah dapat digunakan untuk menilai kepribadian dan kompetensi
penguasaan pengetahuan peserta didik, karena dilakukan secara face to
face (tata muka).
c. Penugasan
Penugasan adalah penilaian yang dilakukan oleh pendidik yang
dapat berupa pekerjaan rumah dan atau proyek baik secara individu
ataupun kelompok sesuai dengan karakteristik tugasnya. Dan dalam
pemberian tugas kepada peserta didik, hendaknya ditentukan lama waktu
pengerjaannya.
Cara-cara Penilaian
Kompetensi yang dingin dicapai “Memahami” dalam Puisi
NO NAMA PAHAM PAHAM MEMAHAMI DAPAT TOTAL
TEORI PENULIS ISI PUISI MENGAPRE- SKOR
PUISI SIASI PUISI

1 NOPI 3 4 2 4 13
2 RANGGA 5 5 5 5 20
3 SONY 0 2 3 1 6
4 ILHAM 5 5 5 5 20

21
Keterangan :

GRADE SKOR AKHIR

A :4 B :3 C :2 D :1 R :0

Rubrik Penilaian Pengetahuan dengan Tes Lisan


Nama :________ Kelas : _______

Kompetensi Jawaban Skor


yang diukur

Analisis Faktanya kuda adalah hewan yang berkaki 4


empat dan memiliki suara khasnya yang
berbeda dengan hewan berkaki empat
lainnya.
Pohon Mangga adalah pohon yang berbuah 4
ketika datang musim hujan atau berbuah
pohonnya pada bulan November-Desember.

Harimau mempunyai jenisnya masing- 3


masing yang tersebar di seluruh dunia.
Harimau adalah hewan karnivora yaitu 5
hewan pemakan daging.
Di Indonesia Harimau hanya terdapat satu 5
spesies, yaitu harimau sumatera.

Total Skor diperoleh 21

Skor yang diperoleh peserta didik


Nilai Peserta Didik = x 100
Skor total (30)

Instrumen Penilaian Keterampilan

22
Nama Peserta Didik : ___________ Kelas:______
No Aspek Penilaian Baik Tidak Baik
1 Posisi Tanda Baca
2 Korelasi Antar Kalimat
3 Penempatan Huruf Kapital
4 Perumusan Kesimpulan
Skor Yang Diperoleh
Skor Maksimum

Keterangan
Baik Memperoleht Skor :1
Tidak Baik Memperoleh Skor :0
Penilaian unjuk kerja yang menggunakan skala penilaian memungkinkan
penilai memberi nilai tengah terhadap penguasaan kompetensi tertentu, karena
pemberian nilai secara kontinum di mana pilihan kategori nilai lebih dari dua.
Skala penilaian terentang dari tidak terangkai sampai sangat sempurna. Misalnya:
1 = Tidak Kompeten,  2 = Cukup Kompeten, 3 = Kompeten dan 4 = Sangat
Kompeten. Untuk memperkecil faktor subjektivitas, perlu dilakukan penilaian oleh
lebih dari satu orang, agar hasil penilaian lebih akurat.

Teknik Penilaian Keterampilan


Berdasarkan Permendikbud nomor 66 tahun 2013 tentang Standar
Penilaian. Pendidik menilai kompetensi keterampilan melalui penilaian kinerja,
yaitu penilaian yang menuntut peserta didik mendemonstrasikan suatu kompetensi
tertentu dengan menggunakan tes praktik, projek, dan penilaian portofolio.
a. Performance/Kinerja
Penilaian kinerja adalah suatu penilaian yang meminta siswa untuk
melakukan suatu tugas padasituasi yang sesungguhnya yang mengaplikasikan
pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan.

No Aspek Yang Dinilai Baik Tidak Baik

23
1 Intonasi membaca
Puisi
2 Gestur Tubuh
3 Penghafalan Dialog
Skor
Diperoleh
Skor
Maksimum

Keterangan
Baik memperoleh skor :1
Tidak baik memperoleh skor : 0
b. Penilaian Produk
penilaian produk adalah penilaian terhadap proses pembuatan dan kualitas
suatu produk. Penilaian produk meliputi penilaian Daftar cek, skala penilaian.
Sehingga proses penilaian serta mengukur kemampuan peserta didik membuat
produk-produk teknologi dan seni dapat ternilai secara objektif.
Penilaian Produk Kendi dari Tanah Liat
No KD Aspek yang dinilai Skor
Menguji 1 2 3 4
1 produk Daya Tahan Kendi x
2 siswa Estetika Warna x
3 dengan list Bentuk Kendi x
check
Jumlah 9
Skor Maksimum 12
Keterangan
1: tidak kompeten
2 : cukup kompeten
3 : Kompeten
4 : Sangat Kompeten

c. Penilaian Proyek
penilaian proyek merupakan kegiatan penilaian terhadap suatu tugas yang
harus diselesaikan dalam periode atau waktu tertentu.tugas tersebut merupakan
suatu bentuk investigasi sejak dari perencanaan, pengumpulan data,
pengorganisasian, pengolahan dan penyajian data.

24
d. Portofolio
Portofolio adalah penilaian melalui sekumpulan karya peserta didik yang
tersusun secara sistematisdan terorganisasi yang dilakukan secara kurun waktu
tertentu. Biasanya bentuk penilaian Portofolio adalah Daftar cek, skala penilaian
penilaian. Portofolio digunakan oleh guru dan peserta didik untum memantau
secara terus menerus perkembangan pengetahuan dan keterampilan peserta didik
dalam bidang tertentu. Dengan demikian, penilaian portofolio memberikan
gambaran secara menyeluruh tentang proses dan pencapaian hasil belajar peserta
didik.
No Karya peserta didik Skor Prestasi Keterangan
. (1-4) (T-BT)
1 Produk membuat Puisi 3 T TUNTAS
Balada
2 Menciptakan Cerpen 4 T TUNTAS
3 Membuat Pantun 2 BT BELUM
TUNTAS
Total Skor

6.Faktor Pendukung dan Penghambat Penilaian Autentik Pada Mata


Pelajaran Bahasa Indonesia dan Sastra
Dalam melaksanakan penilaian sebagai bahan informasi untuk menentukan
prestasi peserta didik merupakan sesuatu yang sangat penting dan strategis dalam
kegiatan pembelajaran. Dengan melakukan penilaian hasil belajar, maka dapat
diketahui seberapa besar keberhasilan peserta didik telah menguasai kompetensi
atau materi yang telah diajarkan oleh guru. Melalui penilaian juga dapat dijadikan
acuan untuk melihat tingkat keberhasilan atau efektivitas guru dalam
pembelajaran. Oleh karena itu, penilaian hasil belajar harus dilakukan dengan baik
mulai dari penentuan instrumen, penyusunan instrumen, telaah instrumnen,
pelaksanaan penilaian, analisis hasil penilaian dan program tindak lanjut hasil
penilaian. Dengan penilaian hasil belajar yang baik akan memberikan informasi
yang bermanfaat dalam perbaikan kualitas proses pembelajaran. Sebaliknya, kalau
terjadi kesalahan dalam penilaian hasil belajar, maka akan terjadi salah informasi
tentang kualitas proses pembelajaran dan pada akhirnya tujuan pendidikan yang
sesungguhnya tidak akan tercapai.

25
Hasil belajar adalah kompetensi atau kemampuan tertentu baik kognitif,
afektif maupun psikomotorik yang dicapai atau dikuasai oleh peserta didik setelah
mengikuti proses pembelajaran. Hasil belajar adalah pola-pola perbuatan, nilai-
nilai, pengertian-pengertian dan sikap-sikap serta kemampuan peserta didik. Hasil
belajar dapat dikatakan pula kemampuan-kemampuan yang dimiliki peserta didik
setelah menerima pengalaman belajarnya. Tentunya dalam pelaksanaan penilaian
pembelajaran ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi, baik faktor
pendukung maupun faktor penghambat.
Faktor Pendukung
Ketika penerapan penilaian autentik pada mata pelajaran Bahasa Indonesia
dilakukan, ada beberapa faktor yang mendukung kegiatan penilaian itu, sehingga
bisa dilaksanakan dengan sebaik-baiknya, yaitu; (1) kompetensi yang dimiliki oleh
guru, (2) kesiapan peserta didik, (3) pola kepemimpinan kepala sekolah, (4)
terwujudnya lingkungan belajar yang kondusif, dan (5) adanya kegiatan ekstra
kurikuler. Faktor-faktor inilah yang mendukung pada pelaksanaan kegiatan
penilaian autentik pada mata pelajaran Bahasa Indonesia, tentunya akan
menentukan keberhasilan pencapaian tingkat kompetensi yang dimiliki peserta
didik baik pada ranah kognitif, afektif maupun psikomotorik.
Faktor Penghambat
(1) Kurangnya sosialisasi tentang kurikulum 2013, sebab penilaian autentik
pada dasarnya merupakan keharusan untuk dilaksanakan karena adanya
kurikulum 2013.
(2) Penilaian Sikap pada mata pelajaran B.Indonesia tidak mencangkup
keseluruhan penilaian sikap seperti pada Guru PPKN dan Agama.

26
BAB III
PENUTUP
1. Kesimpulan
Penilaian adalah bagian dari integral sebuah pembelajaran. Ketika penilaian
diterapkan di dalam kelas, penilaian ini adalah hal yang paling penting. Penilaian
dilakukan jika ada sebuah pembelajaran dan melalui pembelajaran yang baik kita
dapat meningkatkan pencapaian hasil belajar siswa.
Penilaian pengetahuan merupakan proses untuk mendapatkan informasi
dalam bentuk apapun yang dapat digunakan untuk dasar pengambilan keputusan
tentang siswa.penilaian pengetahuan dapat berupa tes tulis, tes lisan, dan
penugasan. Sedangkan penilaian keterampilan keterampilan melalui penilaian
kinerja, yaitu penilaian yang menuntut peserta didik mendemonstrasikan suatu
kompetensi tertentu dengan menggunakan tes praktik, proyek, dan penilaian
portofolio.
2. Saran
Dalam implementasi kurikulum 2013 hendaknya menggunakan sistem
penilaian yangg sesuai dengan peraturan pemerintah (Permendiknas), agar dapat
berjalan dengan lancar, membantu siswa agar mencapai tujuan kurikulum 2013 itu
sendiri, dan dapat mempertanggungjawabkan proses penilaian yang diberikan
kepada siswa secara tepat dan akurat. Diharapkan dengan penilaian autentik
mampu membantu siswa untuk mengerti serta dapat mengasah kemampuannya.

27
DAFTAR PUSTAKA

Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia. (2013). Konversi Sertifikat


Pendidik dan Perluasan Kewenangan Mengajar sesuai Kurikulum 2013.
Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Brown, Douglas H. (2004). Language Assessment, Principle and


Classroom Practices.
San Francisco: Longman.

Lynch, Brian K. (1996). Language Program Evaluation. Cambridge:


Cambridge University
Press.

Gronlund, N.E. (1998). Assessment of Student Achievement. 6th ed. Boston:


Allyn and Bacon.

Mueller, John. (2014). Authentic Assessment Toolbox. North Central College


Neperville,
http://jonathan.mueller.faculty.noctrl.edu/toolbox/index.htm (Diunduh
pada 7 April
2015).

Nurgiyantoro, Burhan. (2012). Penilaian Pembelajaran Bahasa. Yogyakarta:


BPFE.
Sugiyono. (2005). Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta.

Supranata, Sumarna dan Muhammad Hatta. (2004). Penilaian Portofolio,


Implementasi Kurikulum. Bandung: Rosda Karya.

Wiggins, G. (1990). The Case for Authentic Assessment. ERIC Digest


ED238611 (online). Available:
http://www.ed.gov/databases/ERIC_Digests/ed238611.html

Wiggins, G. (2005). Grant Wiggins on Assessment. Edutopia. The George Lucas


Educational Foundation (online). Available: http://www.glef.org.

Permendikbud RI No 66 Tahun 2013 tentang Standar Penilaian Pendidikan

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005

tentang Standar Pendidikan Nasional.

28
Kata Pengantar

Assalamualaikum WR. WB.

Segala puji serta syukur pada Allah Swt yang telah memberikan kekuatan
cinta hingga seluruh makhluknya bisa merasakan indahnya kebersamaan. Juga kepada
rasulullah Saw kita curahkan selawat dan salam semoga kita mendapatkan syafaatnya di
yaumil akhir nanti. Kita bisa belajar dari sejarah beliau yang memberikan pengetahuan
yang luar biasa untuk setiap insan yang punya mimpi untuk berkarya.

Kali ini penulis menyempatkan untuk menyajikan sebuah tulisan yang cukup
ringkas sebagai kewajiban menunaikan perintah dari dosen pengampu mata kuliah Pend.
Bahasa Indonesia MI/SD Kelas Tinggi dengan judul makalah “Penilaian Autntik dalam
Pembelajaran Bahasa dan Sastra yang berorientasi pada pendidikan karakter.

. Semoga penulisan ini bisa memberikan pencerahan pola pikir kita ke arah yang
lebih positif lagi. Amin ya rabb. Jazakallah Khairan katsiron.

Banjarbaru, 1 November 2018

Penyusun

29
Daftar isi

Bab I Pendahuluan................................................................................................... 1

1. Latar Belakang........................................................................................ 1

Bab II Pembahasan ................................................................................................. 2

1. Pengertian Penilaian Autentik........................................................ 1

2. Bentuk Penilaian Autentik ............................................................. 3

3. Tugas (Tasks) Penilaian Autentik.................................................. 10

4. Penilaian pada Pendidikan Karakteristik ....................................... 12

5. Teknik Penilaian pada Mata Pelajaran Bahasa Dan Sastra............. 14

6. Faktor Pendukung dan Penghambat Penilaian Autentik Pada Mata

Pelajaran Bahasa Indonesia dan Sastra .......................................... 25

Bab II Penutup......................................................................................................... 27

1. Kesimpulan............................................................................................. 27

2. Saran ...................................................................................................... 27

30
MAKALAH

Penilaian Autntik dalam Pembelajaran Bahasa dan Sastra

yang berorientasi pada pendidikan karakter

Disusun untuk memenuhi Tugas Perkuliahan : Pend. Bahasa Indonesia MI/SD


Kelas Tinggi

yang dibina oleh : M.Fahmi, M.Pd

Oleh :

Nurhayati NPM : 16.52.0037


Rif’ah Hikmah NPM : 16.52.0038
Hj.Romila NPM : 16.52.0046
Yunita NPM : 16.52.0047
Facrurrazi NPM : 16.52.0048

UNIVERSITAS ISLAM KALIMANTAN (UNISKA)


FAKULTAS STUDI ISLAM
PRODI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIIDAIYAH
TAHUN AKADEMIK
2018/2019

31

Anda mungkin juga menyukai