Anda di halaman 1dari 30

Pendidikan Pancasila

CRITICAL JOURNAL REPORT


“PANCASILA AS INTEGRATION PHILOSOPHY OF EDUCATION AND
NATIONAL CHARACTER”
(Pancasila Sebagai Integrasi Filsafat Pendidikan Dan Karakter Bangsa)

D
I
S
U
S
U
N
Oleh:

Febi Alamsyah 4173230008

Dosen Pengampu:

JURUSAN MATEMATIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2018
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas  rahmat dan karunia-
Nya yang telah memberikan saya kesempatan untuk menyelesaikan tugas makalah Critical
Journal Report (CJR) ini dengan sebaik-baiknya.
Makalah ini membahas tentang “Pancasila Sebagai Integrasi Filsafat Pendidikan Dan
Karakter Bangsa” yang berisikan identitas dan ringkasan jurnal, kelebihan dan kekurangan
isi jurnal, Hubungan rumusan masalah dengan hasil penelitian, Hubungan judul dengan
instrumen, Kesimpulan dan saran serta lampiran yang akan dipaparkan didalam makalah ini.
Harapan saya semoga makalah “Critical Journal Report“ ini bisa bermanfaat serta
mempermudah dalam memahami materi tentang Pancasila Sebagai Integrasi Filsafat
Pendidikan Dan Karakter Bangsa khususnya pada mata kuliah Pendidikan Pancasila. Saran
dan kritik yang konstruktif  akan banyak membantu makalah lebih sempurna dan komplit.
Mohon maaf bila dalam penyusunan makalah masih banyak terdapat kekurangan. Akhir kata,
saya ucapkan terimakasih. Semoga makalah ini dapat bermanfaat dan menambah ilmu
pengetahuan bagi kita semua.

Medan, 1 November 2018

Febi Alamsyah

2
DAFTAR ISI

BAGIAN AWAL
1. Judul (Cover) Laporan CJR...............................................................................
2. Kata Pengantar................................................................................................... i
3. Daftar isi (Daftar Tabel, Lampiran, dsb)........................................................... ii

BAGIAN INTI
BAB I INFORMASI ARTIKEL JURNAL YANG DILAPORKAN..................... 1
1.1 Informasi Lengkap Identitas Artikel Jurnal yang Dilaporkan............................. 1
1.2 Penjelasan Singkat Tentang Relevansi dan Kontribusi Pemahaman dan
Pengetahuan Mahasiswa Terhadap Kajian MKWU Pendidikan Pancasila........ 1
BAB II PEMBAHASAN SECARA UMUM ARTIKEL JURNAL........................ 4
2.1 Terjemahan Artikel Jurnal yang dilaporkan/direview......................................... 4
2.2 Resume Artikel Jurnal yang dilaporkan/direview............................................... 15
BAB III PEMBAHASAN CRITICAL JOURNAL REPORT................................ 19
3.1 Latar Belakang Masalah yang Dikaji.................................................................. 19
3.2 Permasalahan yang Dikaji................................................................................... 20
3.3 Kajian Teori / Konsep yang Digunakan.............................................................. 20
3.4 Analisis Critical Journal Report.......................................................................... 22
BAB IV PENUTUP..................................................................................................... 26
4.1 Kesimpulan......................................................................................................... 26
4.2 Saran.................................................................................................................... 26

BAGIAN AKHIR
1. Daftar Pustaka .................................................................................................. 27
2. Lampiran Laporan CJR ....................................................................................

3
BAGIAN INTI

BAB I

INFORMASI ARTIKEL JURNAL YANG DILAPORKAN

1.1 Informasi Lengkap Identitas Artikel Jurnal yang Dilaporkan

 Judul : Pancasila As Integration Philosophy of Education And


National Character (Pancasila Sebagai Integrasi Filsafat
Pendidikan Dan Karakter Bangsa)
 Tahun Terbit : 2013
 Penulis : Syafruddin Amir
 Penerbit : Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Gunung Djati
 Kota Terbit : Bandung
 ISSN : 2277-8616
 Volume : 2
 Nomor : 1
 Alamat Website : http://www.ijstr.org/paper-references.php?ref=IJSTR-0113-
5636

1.2 Penjelasan Singkat Tentang Relevansi dan Kontribusi Pemahaman dan


Pengetahuan Mahasiswa Terhadap Kajian MKWU PENDIDIKAN PANCASILA

Pendidikan Pancasila adalah bagian dari kelompok mata kuliah wajib umum
(MKWU) yang keseluruhannya terdiri atas mata kuliah agama, kewarganegaraan, bahasa
Indonesia, dan Pancasila itu sendiri. Ini merupakan mata kuliah yang merupakan kurikulum
nasional sehingga memiliki visi dan misi terkait dengan fungsi dan tujuan pendidikan
nasional itu tersendiri. Tujuannya adalah untuk berkembangnya potensi peserta didik
khususnya mahasiswa agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang
Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara
yang demokratis serta bertanggung jawab.

1
Mata kuliah Pendidikan Pancasila merupakan usaha sadar dan terencana untuk
mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar mahasiswa secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki pengetahuan, kepribadian, dan keahlian,
sesuai dengan program studinya masing-masing. Pendidikan tentang Pancasila merupakan
salah satu cara untuk menanamkan pribadi yang bermoral dan berwawasan luas dalam
kehidupan berbangsa dan bernegara. Pendidikan tentang Pancasila memegang peranan
penting dalam membentuk kepribadian mahasiswa di perguruan tinggi. Setelah lulus dari
perguruan tinggi di hadapan mereka tidak sekedar berkembang dari intelektualnya saja
namun juga sikap dan perilaku. Sikap dan perilakunya itu diharapkan menjadi dasar keilmuan
yang dimilikinya agar bermanfaat pada diri, keluarga, dan masyarakat. Selain itu, mahasiswa
diharapkan mampu memberikan kontribusi yang konstruktif dalam bermasyarakat,
berbangsa, dan bernegara, dengan mengacu kepada nilai-nilai Pancasila. Pancasila
merupakan rumusan dan pedoman kehidupan berbangsa dan bernegara bagi seluruh rakyat
Indonesia. Pancasila menjadi falsafah dan ideologi bangsa yang harus dihormati dan
dijunjung tinggi oleh segenap rakyatnya.
Sebagai seorang mahasiswa yang memiliki peran sebagai 'Agent Of Change'
dan 'Social Control' Mahasiswa harus dapat menerapkan dan menjalankan Pancasila sebagai
pedoman hidup di dalam masyarakat dan kehidupan akademik, mahasiswa juga diharapkan
tetap terus menempa dirinya menjadi pribadi-pribadi yang memiliki kematangan intelektual,
kreatif, percaya diri, inovatif, dan memiliki kesetiakawanan sosial dan semangat pengabdian
terhadap masyarakat, bangsa dan negara yang tinggi.
Untuk dapat menerapkan Pancasila mahasiswa di harapkan dapat memahami
Pancasila dengan mengikuti mata kuliah pendidikan kewarganegaraan, Adapun peran yang
dapat dilakukan mahasiswa dalam menerapkan pancasila dalam kehidupan
bermasyarakat,berbangsa,dan bernegara adalah sebagai berikut:
 Mewariskan nilai-nilai ideal pancasila kepada generasi muda di bawahnya.
 Membekali diri dengan pendidikan yang berlandaskan Pancasila
 Memperkuat jati diri sebagai sebuah Bangsa.
 Penguatan nilai etik dan nasionalisme generasi muda.
 Pengambil peran dalam pengentasan dalam kemiskinan dan pendidikan.
 Keikutsertaan mahasiswa dalam organisasi kampus dapat mengembangkan pengetahuan
di bidang moralitas dan social, mahasiswa yang kritis terhadap suatu masalah akan
melahirkan masalah intelektual yang mampu menciptakan ide-ide dan gagasan baru yang

2
bersifat positif, dalam organisasi dapat menerapkan sila ke 4 kemusyawaratan yang
dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratn dan perwakilan, disini
mahasiswa juga dapat mempersiapkan diri jadi pemimpin.

Untuk dapat mempertahankan pancasila dan menerapkan nya Mahasiswa


harus dapat menerima mata kuliah pendidikan pancasila, Pancasila sebagai ideologi juga
dapat memberikan Orientasi,Asas,dan Pedoman Normative dalam bidang kehidupan Negara,
sebagai Mahasiwa kita mempunyai sejarah yang sangat berpengaruh terhadapap kemajuan
bangsa dan Negara, salah satu contoh nya adalah perpindahan rezim orba ke rezim reformasi.
Di situ mahasiswa merupakan pelopor terbesar dalam perubahan sistem
ketatanegaraan di Indonesia, dan oleh karena itu saat ini mahasiswa di harapkan dapat
menjalankan pancasila yang telah menjadi pedoman hidup bangsa Indonesia dan kembali
menegakkan hal yang telah menyimpang dari pancasila, adapun untuk dapat berperan aktif
dalam melaksanakan pancasila sebagai ideology bangsa, mahasiswa harus terlebih dahulu
dapat menerapkan pancasila di dalam kehidupan yang bermasyarakat dan di kehidupan
akademik.

3
BAB II

PEMBAHASAN SECARA UMUM ARTIKEL JURNAL

2.1 Terjemahan Artikel Jurnal yang dilaporkan / direview

PARAGRAF ASAL YANG


TERJEMAHAN PERPARAGRAF DALAM
DITERJEMAHKAN DARI BAHASA
BAHASA INDONESIA
INGGRIS
The influence of the ideology of neo- Pengaruh ideologi neo-liberalisme dengan
liberalism with a set of values such as seperangkat nilai-nilai seperti individualisme,
individualism, materialism, secularism, materialisme, sekularisme, hedonisme,
hedonism, rationalism, materialism, the high rasionalisme, materialisme, tingginya budaya
of consumerism culture and the effect of konsumerisme dan pengaruh budaya pasar
market culture with the values of capitalism dengan nilai-nilai kapitalisme telah
has hit the Indonesian national identity with a menghantam Identitas nasional Indonesia
democratic political life, so that we as a dengan kehidupan politik yang demokratis,
nation of Indonesia almost forgotten the sehingga kita sebagai bangsa Indonesia
values of its own local culture and religion hampir melupakan nilai-nilai budaya dan
which we believe. In effect, values and local agama lokal sendiri yang kita yakini.
wisdom did not give color Indonesia Efeknya, nilai-nilai dan kearifan lokal tidak
education. However, more influenced by memberi warna pendidikan Indonesia.
western values compared with the European Namun, lebih banyak dipengaruhi oleh nilai-
community and the United States though. The nilai barat dibandingkan dengan komunitas
author tries to present “Integrity Of Pancasila Eropa dan Amerika Serikat sekalipun.
Philosophy As Character Education Nation Penulis mencoba menyajikan “Integritas
Indonesia” which is expected to provide the Filsafat Pancasila Sebagai Pendidikan
best solutions for education in Indonesia is Karakter Bangsa Indonesia” yang diharapkan
more colored by the values of the partial, not dapat memberikan solusi terbaik untuk
integrated, which will be presented by some pendidikan di Indonesia yang lebih diwarnai
of the experts of education in Indonesia oleh nilai-nilai parsial, tidak terintegrasi,
yang akan dihadirkan oleh beberapa ahli
pendidikan di Indonesia
Educational Thinkers of Indonesia is currently Pemikir Pendidikan Indonesia saat ini sedang

4
seeking and formulating the foundation and mencari dan merumuskan landasan dan dasar
basis of the national education system that can dari sistem pendidikan nasional yang dapat
built an excellent Indonesian society and membangun masyarakat Indonesia yang
national character as the identity of a civilized sangat baik dan karakter nasional sebagai
society, dignified and modern. Education itself identitas masyarakat yang beradab,
can be understood as a process of bermartabat dan modern. Pendidikan itu
empowerment in order to reveal a variety of sendiri dapat dipahami sebagai proses
human potential as individuals, which in turn pemberdayaan untuk mengungkap berbagai
can contribute to the community that fostered potensi manusia sebagai individu, yang pada
from the local level so that can contribute to gilirannya dapat memberikan kontribusi
the nation, is also able to influence in any kepada masyarakat yang dipupuk dari tingkat
global event. There for, education should be lokal sehingga dapat berkontribusi bagi
directed to explore, discover and develop bangsa, juga mampu mempengaruhi acara
potential possessed by each of the students to global apa pun. Untuk itu, pendidikan harus
be able to work it into his potential for diarahkan untuk mengeksplorasi,
competitiveness in an increasingly complex life menemukan, dan mengembangkan potensi
competition. Every students need to be given a yang dimiliki oleh masing-masing siswa
variety of skills in the development of a variety untuk dapat mengolahnya menjadi potensi
of things, such as ideology, the concept of life, daya saingnya dalam persaingan hidup yang
creativity, responsibility, and skills. These semakin kompleks. Setiap siswa perlu
clauses are important in education should diberikan berbagai keterampilan dalam
always be understood by educators. In other pengembangan berbagai hal, seperti ideologi,
words, educators should develop the aspect of konsep hidup, kreativitas, tanggung jawab,
cognitive, affective, and psychomotor to get the dan keterampilan. Klausul-klausul ini penting
best result of education. In Webster's New dalam pendidikan harus selalu dipahami oleh
World Dictionary, as cited by Nana Fattah, para pendidik. Dengan kata lain, pendidik
education is defined as the process of harus mengembangkan aspek kognitif,
development and training aspects of afektif, dan psikomotor untuk mendapatkan
knowledge, skills and character, especially hasil terbaik dari pendidikan. Dalam
those done in a form formula of education Webster's New World Dictionary,
activities includes a process of producing and sebagaimana dikutip oleh Nana Fattah,
transferring of knowledge by the individual or pendidikan didefinisikan sebagai proses
learning organization. It is undeniable that pengembangan dan pelatihan aspek
education is a basic need for all human beings pengetahuan, keterampilan dan karakter,

5
who have a sense as a means of thinking, terutama yang dilakukan dalam bentuk rumus
because education is going to deliver people to kegiatan pendidikan termasuk proses
the science and knowledge that will give all the memproduksi dan mentransfer pengetahuan
obsession and all their goals. Religion, oleh individu atau organisasi pembelajaran.
Pancasila, and UUD'45 is a reference in which Tak bisa dipungkiri bahwa pendidikan adalah
all motion activity measures in the country of kebutuhan dasar bagi semua manusia yang
Indonesia in any form must rely to it. The three memiliki rasa sebagai sarana berpikir, karena
basic references guidelines that can be pendidikan akan mengantarkan orang ke ilmu
synergistically to create order in a variety of dan pengetahuan yang akan memberikan
dynamics of life in this country, including the semua obsesi dan semua tujuan mereka.
problems of education. Religion showed the Agama, Pancasila, dan UUD'45 adalah
highest values by putting education as a basis referensi di mana semua tindakan gerakan di
of struggle, while Pancasila ideology to realize negara Indonesia dalam bentuk apa pun harus
the spirit and doctrine to all children of the bersandar padanya. Tiga pedoman acuan
nation to always love their homeland. And the dasar itu dapat bersinergi untuk menciptakan
1945 Constitution is a constitution that tatanan dalam berbagai dinamika kehidupan
regulates various matters concerning of the di negeri ini, termasuk masalah pendidikan.
education implementation which then must be Agama menunjukkan nilai-nilai tertinggi
the guide for all stakeholders, especially the dengan menempatkan pendidikan sebagai
government as executor. The results of the basis perjuangan, sedangkan ideologi
fourth amendment UUD'45 ratified on August Pancasila untuk mewujudkan semangat dan
10, 2002 (in the opening paragraph four) there doktrin kepada semua anak bangsa untuk
are four meaningful conclusions the purpose of selalu mencintai tanah air mereka. Dan UUD
the establishment of the State of Indonesia is: 1945 adalah konstitusi yang mengatur
1. Protect all the people of Indonesia and berbagai hal menyangkut penyelenggaraan
the entire country of Indonesia; pendidikan yang kemudian harus menjadi
pedoman bagi semua pemangku kepentingan,
2. Promote the general welfare;
terutama pemerintah sebagai pelaksana. Hasil
3. Intellectual life of the nation, and dari amandemen keempat UUD'45 yang
diratifikasi pada tanggal 10 Agustus 2002
4. Participate in the establishment of a
(dalam paragraf pembukaan empat) ada
world order based on freedom, abiding
empat kesimpulan yang berarti bahwa tujuan
peace and social justice
pembentukan Negara Indonesia adalah:
1. Melindungi semua orang Indonesia dan

6
seluruh negara Indonesia;
2. Promosikan kesejahteraan umum;
3. Kehidupan intelektual bangsa, dan
4. Berpartisipasi dalam pembentukan tatanan
dunia berdasarkan kebebasan, perdamaian
abadi dan keadilan sosial
First, The scholars who make Pancasila as Pertama, Para sarjana yang menjadikan
the basic capital of character education, are: Pancasila sebagai modal dasar pendidikan
karakter, adalah
IG Kingkin Space Teja in his writings, 1. IG Kingkin Space Teja dalam
"Pancasila-based character education", states tulisannya, "pendidikan karakter
that the value of diversity in the Pancasila is berbasis Pancasila", menyatakan
the basic capital character education. We no bahwa nilai keragaman dalam
longer need to look for shapes and even other Pancasila adalah pendidikan karakter
character education model for the character of dasar modal. Kita tidak perlu lagi
the nation's power base we already have it: mencari bentuk dan bahkan model
1. Thanon Aria Dewangga in his pendidikan karakter lain untuk
article, "Character Education to karakter basis kekuatan bangsa yang
Build Human Indonesia sudah kita miliki
Excellence", states that Pancasila 2. Thanon Aria Dewangga dalam
philosophy and religion who have artikelnya, "Pendidikan Karakter
owned this nation, has been unable untuk Membangun Keunggulan
to eliminate the inter- communal Indonesia Indonesia", menyatakan
violence or inter-religious. The bahwa filsafat Pancasila dan agama
necessity of integration character yang telah memiliki bangsa ini, tidak
education with local values and mampu menghilangkan kekerasan
religious philosophy of Pancasila as antar-komunal atau antar-agama.
a reference so that character Perlunya pendidikan karakter
education is not only at the level of integrasi dengan nilai-nilai lokal dan
discourse introduction of values and filsafat agama Pancasila sebagai
norms, access but to go further referensi sehingga pendidikan
towards internalization levels in karakter tidak hanya pada tingkat
daily life applications. pengenalan wacana nilai dan norma,
akses tetapi untuk melangkah lebih

7
2. Sukandi in his article jauh menuju tingkat internalisasi
"Understanding and Student dalam aplikasi kehidupan sehari-hari.
Orientation Pancasila Value in 3. Sukandi dalam artikelnya
Vehicle Character Education “Memahami dan Orientasi Siswa
Nation", states that a correlation Nilai Pancasila dalam Pendidikan
between high levels of national Karakter Kendaraan Bangsa”,
identity crisis in the absence of menyatakan bahwa adanya korelasi
commitment to the community in antara tingginya tingkat krisis
the practice of Pancasila values in identitas nasional dengan tidak
the life of the nation. Not only that, adanya komitmen kepada masyarakat
the crisis led to the incessant dalam praktik nilai-nilai Pancasila
influence of religious fundamentalist dalam kehidupan masyarakat. bangsa.
movements are violent, the influence Tidak hanya itu, krisis menyebabkan
of the values of the movement of pengaruh tak henti gerakan
ethnic assertiveness powerful, fundamentalis agama adalah
primordial tribal values and interests kekerasan, pengaruh nilai-nilai
of the powerful, and the influence of gerakan etnis ketegasan kuat, nilai-
the neo-liberalism ideology with a nilai kesukuan primordial dan
set of values, such as individualism, kepentingan dari kuat, dan pengaruh
materialism, secularism, hedonism, ideologi neo-liberalisme dengan
rationalism, materialism, the high of seperangkat nilai, seperti
consumerism culture, and the effect individualisme, materialisme,
of market culture with the values of sekularisme, hedonisme,
capitalism rasionalisme, materialisme, tingginya
budaya konsumerisme, dan pengaruh
budaya pasar dengan nilai-nilai
kapitalisme.

Second, the scholars which makes religious Kedua, para ulama yang menjadikan nilai-
values as character education capital, are: nilai agama sebagai modal pendidikan
karakter, adalah
1. Sofyan Sauri in his seminar paper, 1. Sofyan Sauri dalam makalah
"Building a Nation of Faith and seminarnya, "Membangun Kesetiaan
Piety Character Value in Learning" dan Nilai Kesalehan dalam

8
states that, the importance of Pembelajaran" menyatakan bahwa,
religious values or with the term pentingnya nilai-nilai agama atau
divine values in shaping the dengan istilah nilai-nilai ilahi dalam
character transmitted by the parents membentuk karakter yang
since early childhood. ditransmisikan oleh orang tua sejak
usia dini.
2. Askar writes, "The mission
2. Askar menulis, "Misi Kenabian
Prophetic Islamic Education:
Pendidikan Islam: Membentuk
Shaping Character Building
Karakter Membangun Menuju
Towards Social Transformation of
Transformasi Sosial Peradaban"
Civilization" claimed that the
mengklaim bahwa spiritualitas Islam
spirituality of Islam in shaping the
dalam membentuk karakter dominan
character is dominant where the
di mana Nabi Muhammad SAW
Prophet Muhammad as the figure
sebagai tokoh karakter. Pembentukan
of character. Character formation
karakter berdasarkan nilai-nilai Islam
based on Islamic values is very
sangat penting dalam pencarian
important in the search for national
identitas nasional dan titik poros
identity and a point of the main
utama titik balik keberhasilan
shaft turning point of civilization's
peradaban.
success.
3. Firdaus Abdullah., Et al. dalam
3. Firdaus Abdullah., Et al. in his artikelnya, "Upaya untuk
article, "Efforts to improve the meningkatkan karakter dan
character and personality through kepribadian melalui pemahaman dan
understanding and religious pendidikan agama". Tujuan
education". The purpose of Islamic pendidikan Islam tidak hanya
education is not only transmitting mentransmisikan pengetahuan, tetapi
knowledge, but a good character in karakter yang baik sesuai dengan
accordance with Islamic law. hukum Islam. Transmisi pengetahuan
Transmission of knowledge without tanpa karakter akan menghasilkan
character will produce learners that peserta didik yang menjadi bumerang
backfired for the public. In this bagi publik. Dalam hal ini,
case, it is expected that learners are diharapkan peserta didik dapat
able to appreciate and implement mengapresiasi dan menerapkan nilai-
Islamic values in daily life so much nilai Islam dalam kehidupan sehari-

9
further able to filter the values that hari sehingga jauh lebih mampu
are inconsistent with Islamic breath menyaring nilai-nilai yang tidak
sesuai dengan nafas Islam.
Third, the scholars which makes local Ketiga, para ulama yang menjadikan nilai-
values as the basis of character, are: nilai lokal sebagai dasar karakter, adalah:
1. Keke T. Aritonang writes, "The 1. Keke T. Aritonang menulis,
implementation of Character "Implementasi Pendidikan Karakter
Education Through Learning Melalui Pembelajaran Menulis Cerita
Writing Short Story Based on Pendek Berdasarkan frase Batak Toba
Traditional Batak Toba phrase" did Tradisional" melakukan penelitian
some research to incorporate untuk memasukkan unsur-unsur
elements of the local culture, the budaya lokal, batak toba tradisional.
traditional batak toba. According to Menurut Keke, ekspresi tradisional
Keke, traditional expression has a memiliki kekayaan nilai-nilai karakter
wealth of values of good character yang baik untuk dipelajari.
to learn. While media stories were Sedangkan cerita media dipilih untuk
chosen to stimulate students to merangsang siswa untuk membuat
create characters that are full of karakter yang penuh dengan pesan
character moral message. moral karakter.
2. Yadi Ruyadi dalam studinya, “Model
2. Yadi Ruyadi in his study,
Pendidikan Karakter Berdasarkan
“Character Education Model Based
Kearifan Budaya Lokal (Penelitian
on Local Cultural Wisdom
Masyarakat Desa Kerep Cirebon Jawa
(Research Village Community
Barat untuk Mengembangkan
Kerep Cirebon West Java to
Pendidikan Karakter di Sekolah”
Develop Character Education in
menyatakan bahwa masyarakat
Schools" states that the Indonesia's
Indonesia yang beragam terdiri dari
diverse society composed of units
unit-unit yang memiliki pendidikan
that have indigenous traditions
tradisi pribumi di dalamnya akan
education in it will be full of good
penuh dengan pendidikan karakter
character education. This
yang baik. Kesadaran ini sangat
awareness is very important
penting karena praktik pendidikan
because of the existing educational
yang ada di Indonesia terlalu
practices in Indonesia are too
berorientasi Barat dan melupakan

10
Western-oriented and forgot the kebenaran yang ada di nusantara ini.
righteousness that exist in this 3. Al Musanna dalam tulisan-tulisannya,
archipelago. "Revitalisasi Kurikulum Konten
Lokal untuk Pendidikan Karakter
3. Al Musanna in his writings,
Melalui Evaluasi Responsif"
"Revitalization of Local Content
menyatakan bahwa tujuan
Curriculum for Character
pembelajaran dari konten lokal adalah
Education Through Responsive
untuk meningkatkan kesadaran siswa
Evaluation" states that learning
untuk memiliki karakter yang baik
goals of the local content is to raise
yang diwarisi dari generasi ke
awareness of students to have good
generasi. Oleh karena itu, pendidikan
characters that are inherited from
karakter dan budaya lokal ibarat
generation to generation. Therefore,
tubuh yang tidak bisa dipisahkan.
character education and the local
culture is like a body that cannot be
separated

In this study, researchers used the descriptive Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan
analytical method is a method that provides an metode deskriptif analitis yaitu metode yang
overview and analysis of national education, memberikan gambaran umum dan analisis
national character, and the Pancasila to produce pendidikan nasional, karakter nasional, dan
in-depth and meticulous research. Pancasila untuk menghasilkan penelitian
yang mendalam dan teliti.
There is something exhilarating in the culture Ada sesuatu yang menggembirakan dalam
of education in Indonesia, gradually approaches budaya pendidikan di Indonesia, secara
of religious understanding of educators bertahap pendekatan pemahaman agama
(teachers) begin to realize that education is one terhadap pendidik (guru) mulai menyadari
area of devotion to Almighty God, the nation bahwa pendidikan adalah salah satu bidang
and the state, as well as devotion to humanity. pengabdian kepada Tuhan Yang Maha Esa,
The Indonesia Teachers who have spirited bangsa dan negara, serta pengabdian kepada
Pancasila and loyal to the Constitution of 1945, umat manusia. Para Guru Indonesia yang
take responsibility for the realization of the telah berjiwa Pancasila dan setia kepada
ideals of the proclamation of independence of UUD 1945, bertanggung jawab atas
the Republic of Indonesia August 17, 1945. terwujudnya cita-cita proklamasi
This means that the Pancasila serve as a kemerdekaan Republik Indonesia 17 Agustus

11
reflection of the educational character of the 1945. Ini berarti bahwa Pancasila berfungsi
Indonesian nation in shaping the national sebagai cerminan dari pendidikan karakter
identity of Indonesia as a great nation, modern, bangsa Indonesia dalam membentuk identitas
dignified and civilized. Nevertheless, the nasional Indonesia sebagai bangsa yang
authors argue that the views of education besar, modern, bermartabat dan beradab.
thinkers Indonesia still partial. Like, the idea of Kendati demikian, penulis berpendapat
Pancasila, Islamic thought, the concept of bahwa pandangan para pemikir pendidikan
culture, and even public opinion about Indonesia masih parsial. Seperti, gagasan
falasafah still be alone and separated from each Pancasila, pemikiran Islam, konsep budaya,
other yet both conceptually integrated. But it dan bahkan opini publik tentang falasafah
was the founder of the Republic, each value masih menyendiri dan terpisah satu sama lain
above trying to be mixed into a single unit namun keduanya terintegrasi secara
Pancasila values in the frame. Actually there konseptual. Tapi itu adalah pendiri Republik,
have been a reflection of Pancasila inside Islam setiap nilai di atas mencoba dicampur
and local culture called the personality values menjadi satu unit nilai Pancasila dalam
of the Indonesian nation. Pancasila is an bingkai. Sebenarnya ada refleksi Pancasila di
independent Indonesian civilization. On 30 dalam Islam dan budaya lokal yang disebut
September 1960 the General Assembly to the nilai-nilai kepribadian bangsa Indonesia.
XV Assembly of the United Nations (UN), Pancasila adalah peradaban Indonesia yang
Bung Karno with rhetoric typical, dynamic and independen. Pada 30 September 1960 Majelis
revolutionary states that Pancasila better reflect Umum kepada Majelis XV Perserikatan
humanity civilized than the American Bangsa-Bangsa (PBB), Bung Karno dengan
Declaration of Independence of Thomas retorika khas, dinamik dan revolusioner
Jefferson. Pancasila also raise the dignity of menyatakan bahwa Pancasila lebih
human beings with divinity than the mencerminkan kemanusiaan beradab
Communist Manifesto ideology which the daripada Deklarasi Kemerdekaan Amerika
Soviet Union. Profanity moral condition of the Thomas Jefferson. Pancasila juga
nation that we are witnessing today is a poor mengangkat martabat manusia dengan
measure of the prevailing value system. we can keilahian dari ideologi Manifesto Komunis
take an example from the lower levels like, yang mana Uni Soviet. Kondisi moral yang
teenagers are free to smoke, drink alcohol, teen tidak senonoh dari bangsa yang kita saksikan
school age already preoccupied with fighting hari ini adalah ukuran yang buruk dari sistem
agenda. At the highest levels of adults are no nilai yang berlaku. kita dapat mengambil
longer ashamed of mass clashes, corruption and contoh dari tingkat yang lebih rendah seperti,

12
also drug Mafia. Is that a mirror state based on remaja bebas merokok, minum alkohol, usia
Pancasila? However, we must not be remaja sekolah sudah sibuk dengan agenda
discouraged. There is still one important berkelahi. Pada tingkat tertinggi orang
instrument that has not been extensively dewasa tidak lagi malu dengan bentrokan
applied, it is a Character Education. Character massal, korupsi dan juga narkoba Mafia.
education is not directly an obligation for every Apakah itu negara cermin berdasarkan
citizen to behave commendable. This is in line Pancasila? Namun, kita tidak boleh berkecil
with the teachings of any religion in Indonesia hati. Masih ada satu instrumen penting yang
have certainly taught his people to behave well belum banyak diterapkan, itu adalah
and respect each other. One of these is in Islam Pendidikan Karakter. Pendidikan karakter
religion that has taught the greatness of tidak langsung merupakan kewajiban bagi
honorable character, which in Islam is setiap warga negara untuk berperilaku
mentioned that Prophet Muhammad was sent terpuji. Hal ini sejalan dengan ajaran agama
by Allah. to refine the character to be apa pun di Indonesia yang tentunya
honorable. He stated: "“innamâ bu’itstu li mengajarkan umatnya untuk berperilaku baik
utammimâ makârimal akhlak”".Relating to a dan menghormati satu sama lain. Salah
variety of interests, the main issue of the satunya adalah dalam agama Islam yang telah
educators obligation is how to Pancasila spirit mengajarkan kebesaran karakter terhormat,
dwells within every citizen. This is important yang dalam Islam disebutkan bahwa Nabi
as a medium in the form of nationalism leading Muhammad dikirim oleh Allah. untuk
to the belief that the philosophy and ideology of menyaring karakter agar menjadi terhormat.
Pancasila is the best as well as the civilization Dia menyatakan: "" innamâ bu'itstu li
of Indonesia which is able to shape the utammimâ makârimal akhlak ”". Berkaitan
character and identity of the modern, dignified dengan berbagai kepentingan, masalah utama
and civilized society in the midst of the nations dari kewajiban para pendidik adalah
of the world. bagaimana jiwa Pancasila bersemayam di
dalam setiap warga negara. Hal ini penting
sebagai media dalam bentuk nasionalisme
yang mengarah pada keyakinan bahwa
filsafat dan ideologi Pancasila adalah yang
terbaik serta peradaban Indonesia yang
mampu membentuk karakter dan identitas
masyarakat modern, bermartabat dan beradab
di tengah-tengah bangsa-bangsa di dunia.

13
a. As an integral component of this a. Sebagai komponen integral bangsa
nation, we must agree that ini, kita harus sepakat bahwa
Pancasila is a revolutionary Pancasila adalah konsep revolusioner
concept that advanced yang maju peradaban, terutama bagi
civilizations, especially for Indonesia, Pancasila serta membentuk
Indonesia, Pancasila as well as karakter dan identitas bangsa yang
forming the character and identity besar, modern, bermartabat dan
of a great nation, modern, dignified beradab.
and civilized.
b. Pancasila adalah ideologi bangsa
b. Pancasila is the ideology of the yang harus menjadi semangat setiap
nation that should be the spirit of denyut kehidupan warga dan kegiatan
every pulse of life of citizens and konstitusional, karena Pancasila
constitutional activity, because the dipandang sebagai akulturasi media
Pancasila is seen as media dalam berbagai pemikiran parsial
acculturation in various partial agama, pendidikan, budaya, politik,
thoughts on religion, education, sosial dan bahkan ekonomi. Maka
cultural, political, social and even dengan menjadikan filsafat Pancasila
economic. So by making the sebagai sebuah bangsa, kita dapat
philosophy of Pancasila as a merealisasikan nasionalisme
nation, we can realize Indonesian Indonesia.
nationalism.

2.2 Resume Artikel Jurnal yang dilaporkan / direview

1. PENDAHULUAN
Pemikir Pendidikan Indonesia saat ini sedang mencari dan merumuskan landasan dan
dasar dari sistem pendidikan nasional yang dapat membangun masyarakat Indonesia yang
sangat baik dan karakter nasional sebagai identitas masyarakat yang beradab, bermartabat dan
modern. Pendidikan itu sendiri dapat dipahami sebagai proses pemberdayaan untuk
mengungkap berbagai potensi manusia sebagai individu, yang pada gilirannya dapat

14
memberikan kontribusi kepada masyarakat yang dipupuk dari tingkat lokal sehingga dapat
berkontribusi bagi bangsa, juga mampu mempengaruhi acara global apa pun. Untuk itu,
pendidikan harus diarahkan untuk mengeksplorasi, menemukan, dan mengembangkan
potensi yang dimiliki oleh masing-masing siswa untuk dapat mengolahnya menjadi potensi
daya saingnya dalam persaingan hidup yang semakin kompleks.

Setiap siswa perlu diberikan berbagai keterampilan dalam pengembangan berbagai


hal, seperti ideologi, konsep hidup, kreativitas, tanggung jawab, dan keterampilan. Klausul-
klausul ini penting dalam pendidikan harus selalu dipahami oleh para pendidik. Dengan kata
lain, pendidik harus mengembangkan aspek kognitif, afektif, dan psikomotor untuk
mendapatkan hasil terbaik dari pendidikan.

2. METODE PENELITIAN
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode deskriptif analitis yaitu metode
yang memberikan gambaran umum dan analisis pendidikan nasional, karakter nasional, dan
Pancasila untuk menghasilkan penelitian yang mendalam dan teliti.

3. MASALAH SUBJEK
Ada satu instrumen penting yang belum banyak diterapkan, itu adalah Pendidikan
Karakter. Pendidikan karakter tidak langsung merupakan kewajiban bagi setiap warga negara
untuk berperilaku terpuji. Hal ini sejalan dengan ajaran agama apa pun di Indonesia yang
tentunya mengajarkan umatnya untuk berperilaku baik dan menghormati satu sama lain.
Berkaitan dengan berbagai kepentingan, masalah utama dari kewajiban para pendidik adalah
bagaimana jiwa Pancasila bersemayam di dalam setiap warga negara. Hal ini penting sebagai
media dalam bentuk nasionalisme yang mengarah pada keyakinan bahwa filsafat dan ideologi
Pancasila adalah yang terbaik serta peradaban Indonesia yang mampu membentuk karakter
dan identitas masyarakat modern, bermartabat dan beradab di tengah-tengah bangsa-bangsa
di dunia. Dengan mempertimbangkan pemikiran ahli pendidikan, penulis dapat
mengilustrasikan pemikiran mereka untuk membentuk karakter bangsa Indonesia, sebagai
berikut:

Tabel 1:

15
Integritas Pendidikan Karakter

Nama Pancasila Agama Budaya Lokal keutuhan


Nilai-nilai
keragaman
IG Kingkin Pancasila dalam
Teja Angkasa modal dasar
pendidikan
karakter
Kebutuhan
Thanon Aria integrasi
Dewangga pendidikan
karakter
Tidak ada
komitmen
publik untuk
Sukandi
mempraktekkan
nilai-nilai
Pancasila
Pentingnya
nilai-nilai agama
dalam
Sofyan Sauri membentuk
karakter
Indonesia
orang-orang
Pembentukan
karakter
berdasarkan
nilai-nilai Islam
Askar sangat penting
dalam
mencari
identitas
nasional
Abdullah Para pelajar

16
seharusnya
mampu
menghargai dan
Firdaus,dkk
menerapkan
nilai-nilai
islam
Ekspresi
tradisional
memiliki
Keke T.
kekayaan nilai-
Aritonang
nilai karakter
yang baik
praktek
Masyarakat
Indonesia yang
beragam terdiri
dari unit-unit
yang memiliki
tradisi pribumi
Yadi Ruyadi
pendidikan di
mana
pendidikan akan
penuh dengan
karakter yang
baik
Pendidikan
karakter dan
budaya lokal
Al Musanna
ibarat tubuh
yang tidak bisa
dipisahkan
Syafruddin Pengaruh
Amir neoliberalis m
(Penulis) dengan
seperangkat

17
nilai, seperti
individualisme,
materialisme,
sekularisme,
hedonisme,
materialisme,
konsumerisme,
budaya, dan
nilai-nilai
kapitalisme
dapat dihapus
dengan
integralitas
antara nilai-nilai
agama dengan
nilai-nilai lokal,
yang disebut
Pancasila

BAB III

PEMBAHASAN CRITICAL JOURNAL REPORT

3.1 Latar Belakang Masalah yang Dikaji

Jurnal Utama Jurnal Pembanding I Jurnal Pembanding II


Pengaruh ideologi neo- Filsafat pendidikan Terlalu banyak anak muda
liberalisme dengan Pancasila sebagai ruh dari yang menipu dan
seperangkat nilai-nilai sistem pendidikan nasional melanggar hukum tanpa
seperti individualisme, di Indonesia harus benar- penyesalan. Terlalu
materialisme, sekularisme, benar dihayati sebagai banyak media berita kita
hedonisme, rasionalisme, sumber nilai dan rujukan justru mengajarkan
materialisme, tingginya dalam perencanaan generasi muda menjadi
budaya konsumerisme dan strategis dibidang pahlawan pahlawan maya
pengaruh budaya pasar pendidikan di Indonesia.

18
dengan nilai-nilai Filsafat Pendidikan yang dimplementasikan
kapitalisme telah Pancasila harus dalam perilaku kekerasan,
menghantam Identitas diimplementasikan secara pragmatis, berpikir
nasional Indonesia dengan nyata dan konsisten agar pendek, sikat dulu urusan
kehidupan politik yang pembangunan manusia belakang, mereka menjadi
demokratis, sehingga kita Indonesia sebagaimana budak industri dunia
sebagai bangsa Indonesia yang diamanatkan dalam maya, sehingga para
hampir melupakan nilai- cita-cita besar bangsa remaja asik dengan dirinya
nilai budaya dan agama Indonesia dapat tercapai sendiri dalam permainan
lokal sendiri yang kita dengan prinsip-prinsip games on line, pornografi
yakini. Efeknya, nilai-nilai dasar dari nilai Pancasila dan lain sebagainya. Hal
dan kearifan lokal tidak yaitu prinsip religiusitas, ini membuat generasi
memberi warna perwujudan dan muda pasif, reksioner
pendidikan Indonesia. penghargaan atas nilai negatif, dan tidak kreatif
Namun, lebih banyak kemanusiaa, berpegang positif.
dipengaruhi oleh nilai- teguh pada jiwa persatuan Terlalu banyak para
nilai barat dibandingkan sebagai bangsa, semangat pemimpin atau tokoh
dengan komunitas Eropa menghargai perbedaan dan politik, para profesional
dan Amerika Serikat penghormatan pada dan bisnis telah
sekalipun kehidupan yang meninggalkan etika,
demokratis serta menghalalkan cara demi
perwujudan nilai-nilai tujuan. Banyak fakta yang
keadilan, yang semuanya membuktikan perilaku
harus terwujudkan melalui pemimpin kita yang
proses pendidika yang mengabaikan nilai dan
bermartabat etika disegala bidang
seperti: bidang politik para
politisi kita banyak yang
mengabaikan etika
berpolitik, dalam bidang
ekonomi, sudah bukan
rahasia lagi para pembisnis
melanggar etika bisnis;
dalam bidang sosial sudah
terlalu banyak para tokoh,
para remaja, bahkan awam
yang mengabaikan etika
sosial, tidak ada lagi sopan
dan santun.

3.2 Permasalahan yang Dikaji

Jurnal Utama Jurnal Pembanding I Jurnal Pembanding II


Apakah nilai-nilai Apakah implementasi 1) Mengapa nilai-nilai
integritas filsafat Pancasila sistem pendidikan nasional Pancasila (lima Prinsip
sebagai pendidikan bangsa ini sudah Nasional Indonesia) belum
karakter bangsa dapat mencerminkan pandangan- sepenuhnya dipahami dan
merealisasikan pandangan filosofis yang bertindak dalam bahasa

19
nasionalisme bangsa berakar pada Pancasila? Indonesia?
Indonesia? 2) Bagaimana Nilai-nilai
Pancasila dapat
direvitalisasi sehingga
dapat secara khas
terinternalisasi dalam
kegiatan masyarakat
sehari-hari?

3.3 Kajian Teori/ Konsep yang digunakan

Jurnal Utama Jurnal Pembanding I Jurnal Pembanding II


Pertama, Para sarjana Pendidikan suatu Pancasila adalah
yang menjadikan bangsa akan secara merupakan suatu
Pancasila sebagai modal otomatis mengikuti pandangan hidup bangsa
dasar pendidikan karakter, ideologi bangsanya. Oleh yang nilai- nilainya sudah
adalah karenanya sistem ada sebelum secara yuridis
4. IG Kingkin Space pendidikan nasional bangsa Indonesia
Teja dalam tulisannya, Indonesia dijiwai, didasari, membentuk negara. Bangsa
"pendidikan karakter dan mencerminkan Indonesia secara historis
berbasis Pancasila", identitas Pancasila. ditakdirkan oleh Tuhan
5. Thanon Aria Sementara cita dna karsa YME, berkembang melalui
Dewangga dalam bangsa Indonesia, tujuan suatu proses dan
artikelnya, "Pendidikan nasional dan hasarat luhur menemukan bentuknya
Karakter untuk rakyat Indonesia, sebagai suatu bangsa
Membangun Keunggulan tersimpul dalam dengan jati- dirinya sendiri.
Indonesia Indonesia" Pembukaan UUD 1945 Secara kultural dasar-
6. Sukandi dalam sebagi perwujudan jiwa dasar pemikiran tentang
artikelnya “Memahami dan nilai Pancasila. Cita Pancasila dan nilai-nilai
dan Orientasi Siswa Nilai dan karsa ini dilembagkan Pancasila berakar pada
Pancasila dalam dalam sistem pendidikan nilai-nilai kebudayaan dan
Pendidikan Karakter nasional yang berumpu nilai-nilai religius yang
Kendaraan Bangsa” dan dijiwai oleh suatu dimiliki oleh bangsa
Kedua, para ulama keyakinan, dan pandangan Indonesia sendiri sebelum
yang menjadikan nilai- hidup Pancasila. Hal inilah mendirikan negara”
nilai agama sebagai modal yang menjadi alasan (Kaelan,2011:8)
pendidikan karakter, mengapa filsafat Pancasila merupakan
adalah pendidikan Pancasila konstruksi pikir yang
4. Sofyan Sauri merupakan tuntutan merupakan suatu keharusan
dalam makalah nasional, sedangkan untuk mengarahkan hukum
seminarnya. filsafat pendidikan dan perilaku masyarakat
5. Askar menulis, pancasila adalah subsistem kepada cita-cita yang
"Misi Kenabian dar sistem negara diinginkan masyarakat.
Pendidikan Islam: Pancasila. Dengan kata Oleh karena itu, integritas
Membentuk Karakter lain, sistem negara Pancasila sebagai sistem
Membangun Menuju Pancasila wajar tercermin filsafat menjadi asas
Transformasi Sosial dan dilaksanakan di dalam kerohanian bangsa harus
Peradaban" berbagai subsistem dijadikan basis dan inti

20
6. Firdaus Abdullah., kehidupan bangsa dan dalam membangun
Et al. dalam artikelnya, masyarakat (Jalaludin, karakter bangsa (nation
"Upaya untuk 2007:170) and haracter building)
meningkatkan karakter Pancasila adalah yang sinergi dengan sistem
dan kepribadian melalui dasar negara bangsa pembangunan
pemahaman dan Indonesia yang memiliki nasional(Syam,2009)
pendidikan agama". fungsi dalam hidupan dan Furqon (2010:12-13),
Ketiga, para ulama kehidupan bangsa dan menulis dalam bukunya
yang menjadikan nilai- negara Indonesia tidak saja Pendidikan Karakter
nilai lokal sebagai dasar sebagai dasar negara RI, membangun peradaban
karakter, adalah: tetapi juga alat untuk bangsa bahwa karakter
4. Keke T. Aritonang mempersatukan bangsa, adalah kualitas mental atau
menulis, "Implementasi kepribadian bangsa, moral, kekuatan moral,
Pendidikan Karakter pandangan hidupa bangsa, nam, reputasi; sifat-sifat
Melalui Pembelajaran sumber dari segala sumber kejiwaan, akhlak atau budi
Menulis Cerita Pendek hukum positif dan sumber pekerti yang membedakan
Berdasarkan frase Batak ilmu pengetahuan di dari orang lain; watak,
Toba Tradisional". Indonesia ( Aziz, tabi’at, mempunyai
5. Yadi Ruyadi 1984:70). kepribadian. Lebih lanjut
dalam studinya, “Model Pancasila sebagai menurut Furqon, seseorang
Pendidikan Karakter filsafat bangsa dan negara berkarakter jika telah
Berdasarkan Kearifan Indonesia didasarkan atas berhasil menyerap nilai dan
Budaya Lokal (Penelitian prinsip konstitusionlisme. keyakinan yang
Masyarakat Desa Kerep Sebuah konsensus yang dikehendaki masyaarakat
Cirebon Jawa Barat untuk menjamin tegaknya serta digunakan sebagai
Mengembangkan konstitusionalisme negara kekuatan moral dalam
Pendidikan Karakter di modern pada proses hidupnya (Furqon,2010).
Sekolah” reformasiuntuk
6. Al Musanna dalam mewujudkan demokrasi,
tulisan-tulisannya, pada umumnya bersandar
"Revitalisasi Kurikulum pada tiga elemen
Konten Lokal untuk kesepakatan, yaitu : 1),
Pendidikan Karakter keseakatan tentang tujuan
Melalui Evaluasi dan cita- cita bersama ( the
Responsif" general goal of society or
general acceptance of the
same philosophy of
goerment), 2).
Kesepakatan tentang the
rule of law sebagai
landasan pemerintahan
atau penyelenggaraan
pemerintahan negara ( the
basis of goverment), 3).
Kesepakatan tentang
bentuk insitusi- institusi
dan prosedur
ketatanegaraan ( the form
of institutions and
procedures). ( Andrews,

21
1968:12).

3.4 Metode yang digunakan

Jurnal Utama Jurnal Pembanding I Jurnal Pembanding II


Metode deskriptif analitis Metode deskritptif-analitis
yaitu metode yang serta mengggunakan
memberikan gambaran metode hermeneutik,
umum dan analisis kemudian dilakukan
pendidikan nasional, pencarian data-data yang
karakter nasional, dan paling relevan dan utama
Pancasila untuk terkait dengan kajian
menghasilkan penelitian tentang Pancasila dan
yang mendalam dan teliti. pendidikan serta
selanjutnya dilakukan
analisis yang lebih tajam
sehingga menghasilkan
gagasan atau ide yang
kreatif

3.5 Analisis Critical Journal Report

JURNAL UTAMA
(PANCASILA AS INTEGRATION PHILOSOPHY OF EDUCATION AND
NATIONAL CHARACTER)

KELEBIHAN KEKURANGAN
1. Jurnal ber-ISSN, memiliki volume dan 1. Karena jurnal tersebut adalah jurnal
nomor sehingga penelitian sudah Internasional, maka reviewer harus
dipastikan resmi dan diakui layak untuk menerjemahkan jurnal ke dalam bahasa
dibaca. Indonesia baru akan dilakukan tindakan
2. Jenis jurnal merupakan jurnal mereview jurnal.
Internasional yang berarti jurnal tersebut 2. Pada pendahuluan, penulis tidak
sedah mencakup seluruh dunia dan memaparkan beberapa teori yang
terindeks bereputasi tinggi. dikemukakan oleh para ahli. Sehingga
3. Struktur penulisan sudah cukup tepat / tidak dapat menguatkan argumen-
beruntut. Seperti Abstrak, Pendahuluan, argumen yang dipaparkan oleh penulis.
Metode Penelitian, Kajian Literatur, 3. Penulis tidak memaparkan prosedur
Kesimpulan, serta Referensi. pengumpulan data , teknik analisis data
4. Abstrak jelas, sehingga dengan membaca dan tahap pelaksanaan tindakan.
abstraknya saja pembaca dapat 4. Tidak terdapat instrumen penelitian
mengetahui hasil dari penelitian tersebut. sehingga pembaca tidak dapat
5. Pada kajian literatur, penulis menyajikan mengetahui dengan pasti kriteria apa saja
banyaknya teori-teori yang dikemukakan yang dilakukan pada penelitian ini.
oleh para peneliti-peneliti sebelumnya. 5. Tidak terdapat hasil penelitian dan
6. Metode yang dilakukan oleh peneliti pembahasan. Penulis hanya menyajikan

22
adalah metode deskriptif analitis yaitu kajian literatur yang diperkuat oleh teori-
metode yang memberikan gambaran teori yang dikemukakan oleh beberapa
umum dan analisis. pakar ahli.
7. Referensi yang terdapat pada jurnal 6. Tidak terdapat persentase keberhasilan
sangat banyak sehingga topik yang maupun kegagalan hasil penelitian yang
dibahas oleh penulis sangat diperkuat dilakukan oleh peneliti
oleh banyaknya referensi tersebut. 7. Tidak terdapat saran dari penulis untuk
8. Bahasa yang digunakan sangat baik dan penelitian-penelitian selanjutnya.
formal sehingga pembaca dapat dengan 8. Pada jurnal penulis tidak mencantumkan
mudah memahami maksud dan tujuan harapan dan tuntutan pemerintah maupun
yang ingin disampaikan oleh penulis masyarakat, maupun dosen yang ikut
9. Pada seluruh isi jurnal tidak ada salah terlibat dalam sistem pembelajaran di
pengetikan kampus terutama dengan mata kuliah
10. Penulis menyajikan tabel integritas yang telah diemban oleh dosen tersebut.
pendidikan karakter yang sesuai dengan 9. Jurnal tersebut merupakan jurnal yang
teori-teori yang dikemukakan oleh para sudah dikategorikan lama sehingga
pakar ahli pendidikan. pengangkatan masalahnya adalah bukan
11. Softcopy jurnal mudah didapatkan dan masalah terbaru walaupun masih sering
didownload terjadi di masyarakat sekitar.

JURNAL PEMBANDING 1
(MENEGUHKAN PANCASILA SEBAGAI FILSAFAT PENDIDIKAN NASIONAL)

KELEBIHAN KEKURANGAN
1. Struktur penulisan sudah cukup tepat / 1. Nomor ISSN pada jurnal hanya
beruntut. Seperti Abstrak, Pendahuluan, dicantumkan pada websitenya saja
Metode Penelitian, Hasil dan sedangkan di dalam isi jurnal tidak
Pembahasan, Kesimpulan, serta terdapat.
Referensi. 2. Pada pendahuluan, penulis tidak
2. Abstrak jelas, sehingga dengan membaca memaparkan beberapa teori yang
abstraknya saja pembaca dapat dikemukakan oleh para ahli. Sehingga
mengetahui hasil dari penelitian tersebut. dapat menambah referensi dan
3. Metode yang dilakukan oleh peneliti menguatkan materi-materi yang akan
adalah metode deskritptif-analitis serta disampaikan serta dapat diambil definisi
mengggunakan metode hermeneutik, operasionalnya.
kemudian dilakukan pencarian data-data 3. Penulis tidak memaparkan prosedur
yang paling relevan dan utama terkait pengumpulan data , teknik analisis data
dengan kajian tentang Pancasila dan dan tahap pelaksanaan tindakan.
pendidikan serta selanjutnya dilakukan 4. Tidak terdapat hasil penelitian dan
analisis yang lebih tajam sehingga pembahasan. Penulis hanya menyajikan
menghasilkan gagasan atau ide yang kajian literatur yang diperkuat oleh teori-
kreatif. teori yang dikemukakan oleh beberapa
4. Pada hasil dan pembahasan, penulis pakar ahli.
menyajikan banyaknya teori-teori yang 5. Tidak terdapat saran dari penulis untuk
dikemukakan oleh para peneliti-peneliti penelitian-penelitian selanjutnya.
sebelumnya. 6. Pada jurnal penulis tidak mencantumkan
5. Referensi yang terdapat pada jurnal harapan dan tuntutan pemerintah maupun

23
cukup banyak sehingga topik yang masyarakat, maupun dosen yang ikut
dibahas oleh penulis sangat diperkuat terlibat dalam sistem pembelajaran di
oleh banyaknya referensi tersebut. kampus terutama dengan mata kuliah
6. Bahasa yang digunakan sangat baik dan yang telah diemban oleh dosen tersebut.
formal sehingga pembaca dapat dengan 7. Tidak terdapat instrumen penelitian
mudah memahami maksud dan tujuan sehingga pembaca tidak dapat
yang ingin disampaikan oleh penulis mengetahui dengan pasti kriteria apa saja
7. Pada seluruh isi jurnal tidak ada salah yang dilakukan pada penelitian ini.
pengetikan. 8. Tidak terdapat persentase keberhasilan
8. Softcopy jurnal mudah didapatkan dan maupun kegagalan hasil penelitian yang
didownload dilakukan oleh peneliti.
9. Jurnal tersebut merupakan jurnal yang
masih bisa dikategorikan baru.

JURNAL PEMBANDING 2
(AKTUALISASI NILAI-NILAI PANCASILA SEBAGAI DASAR FALSAFAH
NEGARA DAN IMPLEMENTASINYA DALAM PEMBANGUNAN KARAKTER
BANGSA)

KELEBIHAN KEKURANGAN
1. Jurnal ber-ISSN, memiliki volume dan 1. Pada pendahuluan, penulis tidak
nomor sehingga penelitian sudah memaparkan beberapa teori yang
dipastikan resmi dan diakui layak untuk dikemukakan oleh para ahli. Sehingga
dibaca. dapat menambah referensi dan
2. Abstrak jelas, sehingga dengan membaca menguatkan materi-materi yang akan
abstraknya saja pembaca dapat disampaikan serta dapat diambil definisi
mengetahui hasil dari penelitian tersebut. operasionalnya
3. Pada argumen teoritis, penulis 2. Struktur penulisan tidak tepat seperti
menyajikan banyaknya teori-teori yang jurnal pada umumnya. Tidak ada metode
dikemukakan oleh para peneliti-peneliti penelitian, hasil dan pembahasan,
sebelumnya. kesimpulan dan saran.
4. Metode yang dilakukan oleh peneliti 3. Tidak terdapat instrumen penelitian
adalah metode deskriptif analitis yaitu sehingga pembaca tidak dapat
metode yang memberikan gambaran mengetahui dengan pasti kriteria apa saja
umum dan analisis. yang dilakukan pada penelitian ini.
5. Penelitian ini memaparkan dan 4. Tidak terdapat hasil penelitian dan
menjelaskan dengan sangat lengkap pembahasan. Penulis hanya menyajikan
materi yang dipaparkannya. kajian literatur yang diperkuat oleh teori-
6. Bahasa yang digunakan sangat baik dan teori yang dikemukakan oleh beberapa
formal sehingga pembaca dapat dengan pakar ahli.
mudah memahami maksud dan tujuan 5. Referensi yang terdapat pada jurnal hanya
yang ingin disampaikan oleh penulis sedikit sehingga topik yang dibahas oleh
7. Pada seluruh isi jurnal tidak ada salah penulis tidak bbanyak didukung oleh
pengetikan teori-teori para ahli atau penelitian-
8. Softcopy jurnal mudah didapatkan dan penelitian sebelumnya.
didownload 6. Pada jurnal penulis tidak mencantumkan
9. Jurnal tersebut merupakan jurnal yang harapan dan tuntutan pemerintah maupun

24
bisa dikategorikan terbaru sehingga masyarakat, maupun dosen yang ikut
pengangkatan masalahnya terbaru yang terlibat dalam sistem pembelajaran di
terjadi di sekitar masyarakat kampus terutama dengan mata kuliah
yang telah diemban oleh dosen tersebut.
7. Tidak terdapat persentase keberhasilan
maupun kegagalan hasil penelitian yang
dilakukan oleh peneliti

BAGIAN AKHIR

BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

25
Sebagai komponen integral bangsa ini, kita harus sepakat bahwa Pancasila adalah
konsep revolusioner yang maju peradaban, terutama bagi Indonesia, Pancasila serta
membentuk karakter dan identitas bangsa yang besar, modern, bermartabat dan beradab.

Pancasila adalah ideologi bangsa yang harus menjadi semangat setiap denyut
kehidupan warga dan kegiatan konstitusional, karena Pancasila dipandang sebagai akulturasi
media dalam berbagai pemikiran parsial agama, pendidikan, budaya, politik, sosial dan
bahkan ekonomi. Maka dengan menjadikan filsafat Pancasila sebagai sebuah bangsa, kita
dapat merealisasikan nasionalisme Indonesia

4.2 Saran

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan ada beberapa saran yang dapat peneliti
sampaikan, yaitu nilai-nilai seperti individualisme, materialisme, sekularisme, hedonisme,
rasionalisme, materialisme, tingginya budaya konsumerisme dan pengaruh budaya pasar
dengan nilai-nilai kapitalisme tidak akan menghantam Identitas nasional Indonesia dengan
kehidupan politik yang demokratis, sehingga kita sebagai bangsa Indonesia hampir
melupakan nilai-nilai budaya dan agama lokal sendiri yang kita yakini.
Untuk generasi sekarang atau yang akan datang harus bisa mengimplementasikan
nilai-nilai filsafat pancasila dalam kehidupan sehari-hari dan harus bisa membentuk karakter
bangsa agar menjadi warga negara yang selalu berkontribusi untuk negara dan
membangkitkan jiwa nasionalisme dalam diri.

DAFTAR PUSTAKA

Amir, Syafruddin. 2013 . Pancasila As Integration Philosophy of Education And National


Character. International Journal of Scientific & Technology Research . Vol.2(1)

Sutono, Agus. 2015 . Meneguhkan Pancasila Sebagai Filsafat Pendidikan Nasional. Jurnal
Pendidikan Ilmu Sosial . Vol.5(1)

26
Zabda, Sutan Syahrir. 2016 . Aktualisasi Nilai-Nilai Pancasila Sebagai Dasar Falsafah Negara
dan Implementasinya Dalam Pembangunan Karakter Bangsa. Jurnal Pendidikan
Ilmu Sosial . Vol.26(2)

27

Anda mungkin juga menyukai