PENDAHULUAN
1
1.2 Tujuan
Adapun tujuan dari praktikum pengelasan ini adalah :
1.3 Manfaat
Adapun manfaat dari praktikum pengelasan ini adalah :
1.4 BatasanMasalah
Adapun batasan masalah dari praktikum pengelasan ini adalah :
DaftarPustaka.
Lampiran
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Proses pengecoran
Proses pengecoran adalah suatu proses manufaktur yang menggunakan
logam cair dan cetakan untuk menghasilkan bahan dengan bentuk yang
mendekati bentuk geometri akhir produk jadi. Adapun proses pengecoran
dapat dilihat pada Gambar 2.1
3
B. Proses Deep Drawing
C. Proses Pengelasan
Proses pengelasan adalah proses produksi berupa penggabungan dua buah
material atau lebih untuk mendapatkan suatu produk yang diinginkan.
Adapun proses penyambungan dapat dilihat pada Gambar 2.3
4
2.1.2 Komponen mesin perkakas
Adapun komponen dari mesin perkakas antara lain :
A. Proses pengelasan
Komponen mesin las dapat dilihat pada Gambar 2.4
2. Dioda
Mungkin beberapa dari anda sudah tahu fungsi alat ini.Ya dioda berfungsi
sebagai perubah arus ac atau arus bolak balik menjadi arus dc atau arus sejajar.
3. Soft Star
Soft Star yaitu sebuah rangkaian yang berfungsi untuk membendung dari
sumber tegangan yang naik atau tinggi pada dikala star atau stat awal.
5. Power suplay
Regulator pada lasPada Las sendiri power suplay regulator berfungsi sebagai
halnya seperti trafo, Melainkan power suplay lebih bagus dari trafo karna api atau
5
arus yang keluar dari power suplay konsisten stabil meskipun terjadinya lonjakan
spaning tinggi pada listrik.
6. Driver
Driver pada Mesin las sendiri berfungsi sebagai penguat gelombang
gelombang osilasi..supaya sanggup menswith bagian bagian pada switching
seperti mosfet dan igbt dan lainnya.
8. Trafo
Osilasi pada Mesin lasTrafo Osilasi Berfungsi sama halnya seperti Ic
optocoupler, Bagian Berperan sebagai Pembatas sebuah tegangan tinggi dan
rangkaian Kontrol.
9.Switching
Switching sendiri berfungsi sebagai switching transformator sehingga trafo
sanggup mengeluarkan arus atau tegangan yang layak keperluan untuk
pelaksanaan pengelasan. Bagian switching sendiri banyak memakai bagian
mosfet, igbt dan bgt.
B. Proses pengecoran
6
Gambar 2.5 Proses pengecoran
1. Botol, yang mana pendukung cetakan itu sendiri. Cetakan dua potong terdiri
dari sebuah menghadap ke atas dan menarik di bagian bawah: lapisan antara
mereka adalah garis pemisah. Bila lebih dari dua buah digunakan dalam cetakan
pasir, bagian penambahan dapat disebut cheeks.
2. Sebuah cawan tuang atau pouring cup, dimana logam cair dituang.
4. Sistem saluran, yang memiliki saluran yang membawa logam cair dari sprue
ke rongga cetakan. Gates adalah lubang dalam rongga cetakan.
7. Vent, dapat ditempatkan dalam cetakan untuk melakukan off gas cair yang
dihasilkan ketikalogam datang ke dalam kontak dengan pasir dalam cetakan dan
inti. Vent pembuangan udara dari rongga cetakan sebagai aliran logam cair ke
dalam cetakan.
7
Komponen mesin deep drawing dapat dilihat pada Gambar 2.6
1. Punch
2. Die
3. Blankholder
8
Blankholder berfungsi memegang blank atau benda kerja berupa lembaran
logam, pada gambar diatas blankholder berada diatas benda kerja, walaupun
berfungsi untuk memegang benda kerja, benda kerja harus tetap dapat bergerak
saat proses drawing
9
SAW merupakan proses pengelasan busur rendah. SAW mirip dengan
GMAW tetapi cara pengumpanan flux untuk melindungi proses
menggantikan gas pelindung.Pada bagian busurnya api menyala untuk api
listrik untuk mencegah oksidasi cairan metal induk dan bahan benda tambah
untuk menggunakan win peed acometer. Las SAW dapat dilihat pada
Gambar 2.8
D. SW (Stud Welding)
10
Stud Welding merupakan proses las busur yang khusus untuk
menggabungkan Stud atau komponen mirip lain dengan benda dasar. Pelindung
las pada stud welding adalah ceramic ferrul. Stud sendiri dicekam pada gun
khusus yang memiliki kontrol otomatis dan parameter daya pada tiap-tiap
tahap. Las SW dapat dilihat pada Gambar 2.10
Gambar 2.10Las SW
11
menghapus kemungkinan terjadi kosidasi atau kontaminasi. Las EBW dapat
dilihat pada Gambar 2.12
H. GMAW
GMAW adalah suatu proses dimana menggunakan suatu elektroda
dengan penggerak kawat dengan menggunakan gas dan dibagian elektroda
terumpan terdapat gas pelindung membungkus elektroda sehingga elektroda
12
tersebut menyatu dengan elektroda dengan benda kerja sehingga menghasilkan
suatu sambungan. Las GMAW dapat dilihat pada Gambar 2.14
Untuk desain sambungan las adalah istilah yang digunakan untuk lokasi
dimana dua atau lebih bagian logam yang akan atau telah dilas. Desain
sambungan las yang baik akn menghasilkan kekuatan yang diperlukan sesuai
dengan spesifikasi yang ditentukan. Desain sambungan yang benar akan
menghasilkan lasan dengan kualitas terbaik yang dibuat dengan biaya yang
ekonomi. Desain sambungan las dapat dilihat pada Gambar 2.15
13
2.2.3 Macam-macam bentuk kampuh
Adapun macam-macam bentuk kampuh antara lain:
B. Kampuh V Tunggal
Kampuh ini terdiri dari kampuh V tunggal terbuka dan tertutup. Kampuh
ini lebih kuat dari kampuh persegi dan dapat menerima gaya tekan statis yang
besar. Adapun kampuh V tunggal dapat dilihat pada Gambar 2.17
C. Kampuh U Tunggal
Kampuh U tunggal dapat dibuat secara tertutup dan terbuka.Kampuh ini
lebih kuat menerima beban statis dan diperlukan untuk sambungan berkualitas
tinggi. Umumnya dipakai pada pelat 12-25 mm. Adapun kampuh U tunggal
dapat dilihat pada Gambar 2.18
14
Gambar 2.18 Kampuh U Tunggal
D. Kampuh U Ganda
Kampuh U ganda dapat juga dibuat secara terbuka dan tertutup. Kampuh
ini lebih kuat dalam menerima beban statis dan dinamis, dengan ketebalan plat
umumnya 12-25 mm. Adapun kampuh U Ganda dapat dilihat pada Gambar
2.19
15
F. Kampuh T Alur V Miring Ganda
Kampuh ini lebih kuat daripada sambungan T dengan alur V miring
tunggal. Adapun kampuh T alur V miring ganda dapat dilihat pada Gambar
2.21
16
Gambar 2.23 Kampuh Las T dengan Alur J Ganda
I. Kampuh Sudut
Kampuh sudut dapat dibagi 4 cara, yaitu :
a. Kampuh sudut rapat
17
Gambar 2.25 Kampuh Sudut Setengah Terbuka
18
2.2.4 Jenis-Jenis Cacat Las
Adapun jenis-jenis cacat las adalah :
19
C. Cacat Surface Underfill
Cacat ini biasanya terjadi karena suhu metal terlalu rendah, sisi
kampuh kotor dan ayunan tidak sempurna. Dapat dilihat pada Gambar 2.30
20
Gambar 2.32 Cacat Surface Under Cut
H. Cacat Retak
Cacat ini biasanya terjadi karena takik atau notch, tegangan,
penghilangan tegangan. Adapun cacat retak dapat dilhat pada Gambar
2.35
21
Gambar 2.35 Cacat Retak
22
Cara untuk menanggulanginya, jika kecurigaan tidak terbukti maka cold
lap cakup digerinda saja sisi jalur uniform, jika kecurigaan terbukti maka seluruh
jalur yang bermasalah dibongkar, dikampuh ulang dan dilas ulang.
1. Mistar Baja
Mistar baja digunakan untuk mengukur panjang dari specimen yang
dilakukan proses pengelasan. Karena dapat menjangkau dimensi yang
panjang. Adapun mistar baja, dapat dilihat pada Gambar 2.38
2. Busur Derajat
Alat yang digunakan untuk mengukur serta menggambar sudut.Adapun
busur derajat dapat dilihat pada Gambar 2.39
23
1. Kejutan Listrik
Resiko yang terjadi dapat berupa luka bakar, terjatuh, pingsan dan dapat
meninggal dunia.
2. Sinar Las
Sinar las terjadi akibat percikan bunga api, sinar las terbagi menjadi :
a. Cahaya Tampak
Benda kerja dan bahan gambar yang mencair pad alas busur manual
menggunakan cahaya tampak.
b. Sinar Inframerah
Akibat dari sinar inframerah terhadap mata sama dengan pengaruh
panas, yaitu akan terjadinya pembekuan pada kelopak mata.
c. Sinar Ultraviolet
Sinar ultraviolet sebenarnya adalah pancaran yang mudah
diserap.Tetapi sinar ini mempunyai pengaruh yang besar terhadap
reaksi kimia.
4. Luka Bakar
Luka bakar dapat diakibatkan oleh logam panas karena adanya proses
pencairan benda kerja antara 1200 °C - 1500°C, sinar ultraviolet dan
inframerah, hal ini dapat mengakibatkan luka bakar pada kulit. Luka bakar
24
pada kulit membuat kulit menjadi melepuh atau menjadi terkelupas dan
menyebabkan kanker.
5. Kacamata Las
Bentuk dari kacamata ini seperti kacamata renang tetapi mempunyai lensa
yang panjang dan lebar. Jadi bukan hanya dapat melindungi mata, namun juga
area di sekitar mata. Dengan demikian bukan hanya terhindar dari percikan
,serpihan, tetapi juga menutup celah akan percikan,serpihan tersebut yang
dapat masuk ke dalam mata.Kacamata las dapat dilihat pada Gambar 2.40
25
sepatu ini juga melindungi dari bahaya sengatan listrik.Sepatu las dapat dilihat
pada Gambar 2.42
26
BAB III
METODOLOGI
STUDI LITERATUR
KAMPUH
PENGELASAN
PENGAMBILAN DATA
HASIL DAN
PEMBAHASAN
KESIMPULAN
Pada pratikum proses pengelasan yang harus dilakukan adalah harus mulai
dengan studi literatur dan dengan cara mencari data dari berbagai sumber yang
tertulis ataupun tidak tertulis yang berasal dari website, pada laporan dan jurnal
27
yang relevan dengan permasalahan yang dikaji. Sehingga informasi yang didapat
ini bisa dijadikan rujukan untuk bisa memperkuat argumentasi-argumentasi dan
sebagai bahan penyusunan pada laporan praktikum pengelasan. Kemudian
mempersiapkan alat dan bahan yang untuk digunakan dalam praktikum
pengelasan, alat dan bahan antara lain, mesin las, mesin gerinda, mata gerinda,
elektroda dan benda kerja.
28
3.2 Alat dan Bahan
Alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum proses pengelasan adalah
3.2.1 Alat
Alat yang digunakan dalam praktikum pengelasan adalah
29
Spesifikasi Mesin Las Rebdo
Merk Rebdo
Berat 10 kg
Voltase 220 V
Frekuensi 50-120 Hz
2. Gerinda Tangan
30
Spesifikasi Gerinda Tangan
Merk Modern
Type M-2300
Kuat Arus 26 A
Daya 540 W
Voltase 220 V
Frekuensi 50-60 Hz
3. Gerinda Duduk
4. Sikat Kawat
31
Sikat Kawat merupakan alat yang digunakan untuk membersikan bnda
kerja setelah pengelasan. Sikat kawat yang digunakan dalam pengelasan ini
dapat dilihat pada Gambar 3.5
5. Tang
Tang adalah alat yang digunakan untuk menjepit benda kerja. Tang yang
digunakan dapat dilihat pada Gambar 3.6
6. Palu Instrumen
32
Palu instrumen adalah alat yang digunakan untuk menghilangkan kerak
bekas pengelasan. Palu instrumen dapat dilihat pada Gambar 3.7
7. Ragum
Ragum adalah alat yang digunakan untuk menjepit benda kerja. Adapun
ragum yang digunakan dapat dilihat pada Gambar 3.8
8. Penggaris (Mistar)
33
Penggaris (mistar) adalah alat yang digunakan untuk mengukur panjang
benda kerja.Penggaris yang digunakan dapat dilihat pada Gambar 3.9
9. Busur
Busur adalah yang digunakan untuk mengukur drajat benda kerja atau
sudut benda kerja. Busur yang digunakan dapat dilihat pada Gambar 3.10
34
Sarumg tangan merupakan alat yang digunakan untuk melindungi
tangan dalam proses pengelasan. Adapun sarung tangan dapat dilihat pada
Gambar 3.11
35
Gambar 3.12 Helm Las
3.2.2 Bahan
Bahan yang digunakan dalam praktikum proses pengelasan adalah
1. Baja Karbon
36
Gambar 3.13 Baja Karbon
2. Elektroda RD-260
37
Spesifikasi Elektroda RD-260
Diameter 2.6 mm
Panjang 350 mm
Arus 80-110 A
3. Mata Gerinda
Mata gerinda yang digunakan dalam proses pengelasan ini yaitu gerinda
potong untuk memotong benda kerja dan mata gerinda penghalus untuk
menghaluskan dan meratakan spesimen.Mata gerinda ini dapat dilihat pada
Gambar 3.15
4. Spidol
38
Spidol merupakan bahan yang dgunakan untuk menandai benda kerja.
Spidol yang digunakan dapat dilihat pada Gambar 3.16
2. Hidupkan mesin las dengan menekan tombol power. Dapat dilihat pada
Gambar 3.17
39
Gambar 3.17 Menghidupkan Mesin Las
3. Memilih voltase pada mesin las. Dapat dilihat pada Gambar 3.18
40
Gambar 3.19 Menjepit elektroda
1. Kampuh I
Prosedur pembuatan kampuh I adalah sebagai berikut
a. Untuk menentukan sudut dan ukuran kampuh I dapat dilihat pada tabel
standar AWS-0.1.5.M-0.1.5-2008 seperti pada Tabel 3.1
Tabel 3.1 Dimensi Kampuh I
41
Gambar 3.20 Pengukuran Ulang Kampuh
c. Benda kerja yang sudah diukur dari sketsa yang telah dibuat
selanjutnya dipotong menggunakan mesin gerinda tangan. Dapat
dilihat pada Gambar 3.21
42
Gambar 3.22 Pengkuran Ulang Kampuh
2. Kampuh U
Prosedur pembuatan kampuu U adalah sebagai berikut:
a. Untuk menentukan sudut dan ukuran kampuh U dapat dilihat pada
tabel standar AWS-D.1.5M-D1.5-2008 seperti terlihat pada Tabel 3.2
43
Gambar 3.23 kampuh U
c. Lakukan proses perhitungan dengan rumus pytagoras dengan sudut
22,5o
B
4
cosɵ=
x
4
cos 22,5=
x
4
x=
0,92
x=4,3 mm
B= √ 4,32+ 4 2
B=1,5 mm
44
Gambar 3.24 Pembuatan Kampuh
3. Kampuh V
Prosedur pembuatan Kampuh V adalah sebagai berikut:
a. Menentukan sudut dan ukuran kampuh V dapat dilihat pada tabel
standar ASW D1.5M-D1.5-2008 seperti pada Tabel 3.3
45
Tabel 3.3 Dimensi Kampuh V
c. Benda kerja yang telah diberi sketsa sesuai ukuran yang telah
ditentukan dipotong menggunakan mesin gerinda. Hal ini dapat
dilihat pada Gambar 3.27
46
d. Benda kerja yang telah dipotong, selanjutnya diukur kembali
sesuai dengan ukuran yang telah ditentukan. Hal ini dapat dilihat
pada Gambar 3.28
47
Gambar 3.29 Kampuh X
2,5
x
tanɵ=
2,5
x
cos 22,5=
2,5
x=1,44 mm
d. Selanjutnya benda kerja yang telah diberi ukuran dipotong
mengguanakan mesin gerinda. Hal ini dapat dilihat pada Gambar 3.30
48
Gambar 3.31 Pengukuran Ulang Kampuh
A B C
D E F
49
Gambar 3.32 (a) Mesin Las
(b) Ragum
(e) Elektroda
50
3. Benda kerja yang sudah dipotong, selanjutnya menghaluskan permukaan
benda kerja. Dapat dilihat pada Gambar 3.34
51
5. Memotong benda kerja pada bagian yang telah diberi sketsa hingga
membentuk kampuh yang diinginkan yaitu kampuh I, V, U,dan X. Hal ini
dapat dilihat pada Gambar 3.36
52
Gambar 3.38 Proses Pengelesan
8. Benda kerja yang telah dilas, selanjutnya dipukul dengan palu instrumen
bagian kampuh yang ada kerak atau logam yang melebar keluar agar
terlepas dari benda kerja. Hal ini dapat pada Gambar 3.39
53
Gambar 3.40 Penggerindaan Benda Kerja
10. Selanjutnya, didaptkan hasil pengelasan. Dapat dilihat pada Gambar 3.41
54
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
55
2.Pengelasan Pada Kampuh U
Pada kampuh U memiliki sudut sebesar 45ºsetiap bagian benda kerjanya dan
memiliki jarak sebesar 2 mm, ketebalan bidang permukaanya sebesar 4 mm pada
bagian bawah benda kerja, bentuk dari kampuh U ini dapat dilihat pada Gambar
4.3
Hasil dari pengelasan benda kerja dengan kampuh U dapat dilihat pada
Gambar 4.4
56
Gambar 4.5 Kampuh V
Hasil dari epngelasan Benda kerja dengan pemberian kampuh V dapat dilihat
pada Gambar 4.6
57
Gambar 4.7 Kampuh X
Hasil dari pengelasan benda kerja dengan pemberian Kampuh X dapat dilihat
pada Gambar 4.8
4.2 Perhitungan
4.2.1 Hasil Pengukuran
Parameter perhitungan pengelasan SMAW adalah sebagai berikut :
Dengan ukuran benda uji 100 mm x 100 mm x 4 mm
1. Panjang daerah las (L) = 100 mm
2. Waktu Pengelasan = 15 menit = 900 s
3. Arus yang digunakan = 60 A
58
4. Voltase pengelasan = 100 V
59
4.2.2 Perhitungan
Perhitungan pada pratikum penegelasan sebagai berikut:
Pengelasan (t)
= 100 mm/900 s
= 0,11 mm/s
E.I
Head Inputnya ( HI) =
V
1tt V.6t A
= tt11 mm/s
= 54545,45 J/mm
= 54,545 kJ/mm
60
4.3 Pembahasan
Pada praktikum las kali ini menggunakan metode pengelasan SMAW (Shield
Metal Arc Welding) sering juga disebut Las Busur Listrik adalah proses
pengelasan yang menggunakan panas untuk mencairkan material dasar atau logam
induk dan elektroda (bahan pengisi).
Pada proses praktikum las menggunakan empat jenis Kampuh, yaitu Kampuh
I, U, V dan X, Untuk Kampuh I memiliki sudut 90 derajat dengan jarak celahnya
sebesar 2 mm, untuk kampuh U memiliki sudut 45 derajat dengan jarak celahnya
sebesar 2 mm, untuk kampu V memiliki sudut 60 derajat dengan jarak celahnya 2
mm dan bidang permukaanya memiliki ketebalan 3 mm, sedangkan untuk kampuh
X memiliki sudut 60 derajat dengan jarak celah 2 mm dengan ketebalan
permukaanya sebesar 4 mm.
Dalam praktikum pengelasan yang dilakukan, untuk keempat jenis kampuh ini
memiliki perlakuan yang sama yaitu menggunakan mesin las Redbo serta
elektroda yang digunakan adalah elektroda RD-260. Pada benda kerja yang telah
dibuat kampuh I, U, V dan X menggunakan gerinda kemudian di las, setelah
dilakukan pengelasan dilakukan proses pembersihan kerak dengan cara di pukul di
bagian yang di las dengan menggunakan palu instrumen dan tahap akhir dilakukan
pengerindaaan untuk meratakan hasil lasan.
Pada proses pengelasan tentu didapatkan kendala, diantaranya hasil dari
pembentukan bahan-bahan yang dilas tidak terlalu rapi, seperti pada pengelasan
kumpuh I maupun kumpuh X. Kendala yang terjadi pada saat pengelasan, bahan
mudah meleleh karena busur listrik terlalu besar arusnya. Selain itu saat
melakukan pengelasan sering terganggu karena gangguan pada listrik seperti
pemadaman listrik. Dalam proses pengelasan yang telah dilakukan dapat diambil
kesimpulan bahwa dalam proses pengelasan diperlukan teknik teknik yang telah
dipelajari supaya bisa mendapatkan proses dan hasil pengelasan yang sempurna.
61
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Kesimpulan dari praktikum proses pengelasan yang dilakukan adalah :
1. Ada bebrapa jenis-jebis pengelasan yaitu, SMAW(Shielding
Metal Arc Welding), GMAW(Gas Metal Arc Welding),
PAW(Plasma Arc Welding), dan SAW(Shiled Arc Welding).
2. Proses pengelasan adalah salah satu penyambungan antara dua
buah atau lebih logam akibat panas dari pengaruh atau tekan
dapat juga didefinisikan sebagai ikatan metalurgi yang timbul
oleh gaya tarik menarik anatara atom
3. Mekanisme penyatuan bahan dan energi lasan yaitu
menggunakan listri AC, elektroda secara mekanis terus kedalam
busur listrik yang terbentuk diantara ujung elektroda dan bahan
lasan.
4. Ada beberapa jenis-jenis cacat pada proses pengelasan yaitu,
cacat lubang jamur, cacat gelembung gas, cacat Surface
Underfill, cacat percikan las, cacat Surface Under Cut, cacat Wide
Bead, cacat lasan cekung, cacat retak, cacat salah pengganti
elektroda, dan cacat Surface Cold Lap.
5.2 Saran
Saran dari praktikum pengelasan yang dilakukan adalah :
1. Pada saat melakukan pengelasan atur besar tegangan arusnya agar hasil
pengelasan sempurna.
2. Pada saat melalukan pengelasan harus memakai pelindung diri antara lain
kacamata las, sarung tangan.
62
DAFTAR PUSTAKA
63