Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Klasifikasi
c) Rekristalisasi
Yaitu pengkristalan kembali suatu mineral dari suatu larutan kimia yang
berasal dari pelarutan material sedimen selama diagenesa atu sebelumnya.
Rekristalisasi sangat umum terjadi pada pembentukan batuan karbonat.
d) Autigenesis
Yaitu terbentuknya mineral baru di lingkungan diagenesa, sehingga adanya
mineral tersebut merupakan partikel baru dlam suatu sedimen. Mineral autigenik ini
yang umum diketahui sebagai berikut : karbonat, silica, klorita, gypsum dan lain-lain.
e) Metasomatisme
Yaitu pergantian material sedimen oleh berbagai mineral autigenik, tanpa
pengurangan volume asal.
Batuan sedimen Non-Klastik merupakan batuan sedimen yang terbentuk sebagai hasil
penguapan suatu larutan, atau pengendapan material di tempat itu juga (insitu). Proses
pembentukan batuan sedimen kelompok ini dapat secara kimiawi, biologi /organik, dan
kombinasi di antara keduanya (biokimia). Secara kimia, endapan terbentuk sebagai hasil
reaksi kimia, misalnya CaO + CO2 ® CaCO3. Secara organik adalah pembentukan sedimen
oleh aktivitas binatang atau tumbuh-tumbuhan, sebagai contoh pembentukan rumah binatang
laut (karang), terkumpulnya cangkang binatang (fosil), atau terkuburnya kayu-kayuan sebagai
akibat penurunan daratan menjadi laut. Contohnya; Limestone (batu gamping), Coal (batu
bara), dan lain-lain.
4 – 64 Pebble
Konglomerat
(bentuk / kebundaran butiran
2–4 Granule (kerikil)
membulat)
Pemilahan
Keseragaman dari ukuran besar butir penyusun batuan sedimen, artinya bila semakin
seragam ukurannya dan besar butirannya maka pemilahannya baik. Dalam hal ini pemilahan
dibagi atas:
a) Well Sorted
b) Moderate Sorted
c) PoorlySorted
Derajad Kebundaran
Kemas
a) Kemas terbuka, apabila butiran tidak saling bersentuhan.
b) Kemas tertutup, apabila butiran saling bersentuhan.
Struktur
Komposisi Mineral
Fragmen adalah, Butiran yang berykyran paling besar dapat berupa pecahan batuan mineal
dan cangkang fosil.
Matrik, Butiran yang lebih kecil dari fragmen dan terletak diantara fragmen sebagian masa
dasar. Matrikjuga berupa batuan mineral atau fosil.
Semen adalah bahan pengikat antara butiran/fragmen dan metrik. Bahan yang umum adalah:
o Semen Karbonat (Berwarna putih)
o Semen silika (Berwarna putih)
o Semen oksida besi (Berwarna kemerahan)
Tekstur
Kristalin, terdiri dari kristal-kristal yang interlocking, kristal saling mengunci satu sama
lain.
Amorf terdiri dari mneral yang tidak mempunyai sistem kristal.
Struktur
Fosiliferous, struktur yang ditunjukkan oleh fosil atau komposisi organik.
Geoge, rongga yang terisi oleh kristal dengan pertumbuhan konsentris
Stylolit, merupakan struktur bergerigi akibat pelarutan.
Komposisi Mineral
Komposisi mineral sedimen non kalstik umumnya menominera (satu macam mineral),
Contohnya:
Batu gamping kristalin : Klasit
Chert : Kalsedon
Gipsum : Mineral gypsum
Penaman batuan sedimen secara deskriptif, tergantung pada data pemerian (data
deskriptif) yang meliputi warna, tekstur, struktur dan komposisi. Pembagian batuan
sedimen silisiklastika umumnya berdasar ukuran butir, ditambah dengan bentuk butir,
struktur dan komposisi yaitu :
1. Rudit (f > 2 mm), termasuk breksi (fragmen meruncing), konglomerat (fragmen
membulat). Apabila komposisi fragmen batuan secara megaskopik dapat diamati,
maka penamaaan tambahan dapat diberikan berdasarkan komposisi utama fragmen
batuan tersebut. Misalnya breksi andesit, breksi batuapung, konglomerat kuarsa.
2. Arenit, adalah batuan sedimen berbutir pasir (batupasir). Penamaan batupasir ini dapat
ditambahkan berdasar kenampakan struktur sedimen (contoh batupasir berlapis,
batupasir silangsiur), atau komposisi penyusun utamanya, misal batupasir kuarsa.
3. Lutit, terdiri dari batulempung, batulanau, dan serpih. Batulempung berbutir lempung,
batulanau tersusun oleh mineral/fragmen batuan berbutir lanau. Serpih adalah
batulempung atau batulanau berstruktur laminasi.
Untuk batuan klastika gunungapi, tata namanya mengikuti batuan piroklastika yang telah
dijelaskan pada acara analisis batuan beku, yaitu terdiri dari tuf (halus dan kasar), batulapili,
breksi gunungapi dan aglomerat (Gambar 3.8). Dalam beberapa hal, secara megaskopik,
warna yang sangat khas dapat ditambahkan untuk penamaan batuan, contoh tuf hijau,
batupasir merah, batulempung hitam dsb.