2. Norrahman (1903069) 3. Putro Dwi Yulianto (1903076) 4. Rizky Santoso ( 1903082) 5. Sekar Laras M. (1903085) 6. Thessalonika A. N (1903090) 7. Yusti Wardhana (1903100) NSTEMI: Non-ST-Segment Elevation Myocardial Infraction Definisi: Merupakan jenis kerusakan pada jantung yang tidak menimbulkan kelainan khas pada hasil pemeriksaan rekam jantung. Meski tidak seberbahaya STEMI(ST- Segment Elevation Myocardial Infraction), kondisi ini tetap perlu diwaspadai dan ditangani dengan cermat. Pada NSTEMI, pembuluh darah arteri jantung tidak tersumbat seluruhnya, sehingga kerusakan otot jantung tidak seberat ketika mengalami STEMI. NSTEMI juga lebih jarang terjadi. Frekuensi kejadiannya hanya sekitar 3 kasus per 1000 orang per tahun, atau sekitar 30% dari total kasus serangan jantung. Etiologi: Biasanya disebabkan oleh penyempitan arteri coroner yang berat, sumbatan arteri coroner sementara, atau mikroemboli dari thrombus dana tau materi-materi artheromatous. Prognosis: merupakan kondisi koroner yang tidak stabil dengan kecenderungan untuk terjadi iskemia berulang dan komplikasi lain yang dapat mengarah kekematian atau infark miokard. Penilaian risiko merupakan proses yang berkelanjutan hingga penderita dipulangkan karena dapat merubah strategi pengobatan setiap saat. Manifestasi Klinis: Salah satu gejala khasnya adalah nyeri dada kiri yang menjalar ke lengan, leher, atau rahang. Gejala lain yang mungkin terjadi adalah sesak napas, keringat dingin, dan pusing. Hasil pemeriksaan fisik pada pasien NSTEMI juga bisa sama dengan pasien jenis serangan jantung yang lain. Patofisiologi: Patofisiologi NSTEMI/ sindrom koroner akut, baik angina tidak stabil maupun non-ST segment elevation myocardial infarction (NSTEMI), adalah sama, yakni ruptur plak aterosklerosis yang diikuti pembentukan trombus pada lesi. Trombus yang terbentuk kemudian kembali ditutupi oleh plak aterosklerosis sehingga pembuluh darah semakin menyempit.[1] Plak yang ruptur akan menyumbat pembuluh darah dan menyebabkan perubahan pada pemeriksaan elektrokardiogram (EKG) yang menunjukkan gambaran iskemik. Bila iskemik berlanjut, nekrosis dapat terjadi pada otot miokardium yang ditandai dengan peningkatan level enzim jantung.