Anda di halaman 1dari 6

Farmaka

Volume 16 Nomor 1 21

WEWENANG DAN ALUR PEMERIKSAAN OLEH BALAI BESAR PENGAWASAN


OBAT DAN MAKANAN BANDUNG TERHADAP KASUS TEMUAN PARASIT
CACING PADA PRODUK MAKEREL

Yovia Rizki Arrahman, Resmi Mustarichie


Program Studi Profesi Apoteker, Fakultas Farmasi Universitas Padjadjaran
Jl. Raya Bandung-Sumedang KM 21 Jatinangor 45363
Email : yoviaarrahman@gmail.com

ABSTRAK

Sistem Pengawasan Obat dan Makanan (SISPOM) terdiri dari tiga lapis, antara lain sub-sistem
pengawasan pelaku usaha (produsen), sub-sistem pengawasan pemerintah/BPOM, dan sub-
sistem pengawasan konsumen. Kegiatan pengawasan obat dan makanan dilakukan melalui
pengawasan pre-market dan post-market. Salah satu bentuk pengawasan post-market yang
dilakukan yaitu sampling yang dilakukan oleh BPOM adalah terhadap sampel kasus makerel
Artikel ini bertujuan untuk menjelaskan wewenang dan alur pemeriksaan oleh Balai Besar
Pengawasan Obat dan Makanan (BBPOM) terhadap kasus temuan parasit cacing pada produk
makerel di Bandung, Jawa Barat. makerel termasuk kedalam pangan olahan yang wajib
teregistrasi dan diproduksi skala industri sehingga menjadi kewenangan BPOM untuk
melaksanakan pengawasan terhadap produk yang telah dihasilkan. Alur pemeriksaan oleh
BBPOM Bandung dimulai dari sampling pada sarana distribusi secara acak sampai dibuatnya
laporan hasil uji atau (LHU) untuk dilaporkan kepada Badan POM.

Kata Kunci: pengawasan, post-market, sampling, makerel. parasit cacing, obat dan makanan.

ABSTRACT

The Food and Drug Control System (SISPOM) consists of three sub-systems, including
producer monitoring sub-systems, government / BPOM monitoring sub-systems, and consumer
sub-systems. Drug and food control activities are conducted through pre-market and post-
market. One of the forms of post market surveillance is sampling conducted by BPOM against
the sample of mackerel cases. This article is intended to explain the authority and step of
inspection by BBPOM on the case of parasite worm findings on mackerel products in Bandung,
West Java. Mackerel is included in processed foods that are obliged to be registered and
manufactured by industrial scale into the authority of BPOM to apply supervision to the
products that have been produced. The inspection flow by BBPOM Bandung starts from
sampling at random distribution facility until the result of test result (LHU) to be reported to
Badan POM.

Keywords: inspection, post-market, sampling, mackerel, parasitic worm, food and drug

Diserahkan: 11 Mei 2018, Diterima 18 Juni 2018


Farmaka
Volume 16 Nomor 1 22

PENDAHULUAN: dari pelaku usaha di bidang obat dan


Pengawasan obat dan makanan makanan sehingga menghasilkan
memiliki aspek permasalahan yang konsistensi dalam memproduksi dan
berdimensi luas dan kompleks. Oleh karena menyalurkan produk yang bermutu.
itu, diperlukan sistem pengawasan obat dan Kunci utama dalam pemeriksaan dan
makanan yang komprehensif, mulai dari pengawasan adalah produk karena
awal proses suatu produk hingga produk digunakan oleh masyarakat secara langsung
tersebut beredar di masyarakat untuk dan merupakan komponen utama dalam
menekan sekecil mungkin risiko yang bisa sarana produksi dan distribusi. Apabila
terjadi. Sistem Pengawasan Obat dan terdapat kesalahan pada produk maka dapat
Makanan (SISPOM) terdiri dari tiga lapis, dipastikan terjadi kesalahan pada proses
antara lain sub-sistem pengawasan pelaku produksi atau distribusinya. Kegiatan
usaha (produsen), sub-sistem pengawasan pengawasan obat dan makanan dilakukan
pemerintah/BPOM, dan sub-sistem melalui pengawasan pre-market dan post-
pengawasan konsumen. market (Presiden RI, 2017).
Berdasarkan Peraturan Kepala Pengawasan pre-market dilakukan
Badan Pengawas Obat dan Makanan No. 14 dengan mengajukan perizinan pembuatan
tahun 2014 pada pasal 13, bahwa seksi sarana, izin produksi, dan izin edar produk
pemeriksaan mempunyai tugas untuk tergantung kategori. Pengawasan post-
melakukan pemeriksaan setempat, market dilakukan dengan melaksanakan
pengambilan contoh untuk pengujian, kegiatan sampling terhadap produk yang
pemeriksaan sarana produksi dan distribusi terdapat di pasaran, pemeriksaan penandaan,
produk teraupetik, narkotika, psikotropika, pengawasan iklan, serta pemeriksaan sarana
zat adiktif, obat tradisional, kosmetik, produksi ataupun distribusi secara berkala.
produk komplemen, pangan dan bahan Sampling bertujuan untuk melindungi
berbahaya. konsumen terhadap produk obat dan
Pemeriksaan dilakukan dengan makanan yang tidak memenuhi konsep
menghimpun dan mengolah data, kualitas dan menjamin konsistensi produk
keterangan, dan/atau bukti yang sesuai dengan spesifikasi dan standar mutu
dilaksanakan secara objektif dan yang sesuai dengan izin registrasinya.
professional berdasarkan suatu standar Pelaksanaan sampling dilakukan
pemeriksaan dalam rangka melaksanakan sesuai dengan buku pedoman sampling yang
ketentuan yang dilandaskan dengan diterbitkan oleh BPOM, buku ini berisi
peraturan yang berlaku. Pemeriksaan kategori dan jenis sproduk yang harus
bertujuan untuk meningkatkan kepatuhan disampling, jumlah produk yang harus di
Farmaka
Volume 16 Nomor 1 23

sampling, parameter uji, serta metode pemeriksaan dan penyidikan BBPOM


analisis untuk pengujian. Buku ini dibuat Bandung.
berdasarkan kajian risiko yang dilakukan
HASIL DAN PEMBAHASAN:
oleh BPOM. Target sampling untuk
BBPOM Bandung tahun 2017 berjumlah
4507 sampel, terdiri dari:
- Sampel obat (20%)
- Sampel suplemen (5%)
- Sampel OT (15%)
- Sampel kosmetik (30%) Gambar 1. Wewenang pengawasan produk
- Sampel pangan (30%) pangan
Selain daripada sampling yang sudah
direncanakan diatas, BBPOM juga Badan POM memiliki wewenang
melakukan sampling terhadap kasus pengawasan terhadap produk pangan olahan.
tertentu. Salah satu sampling yang dilakukan Menurut Peraturan Kepala BPOM RI No. 12
oleh BPOM adalah sampel kasus makerel. Tahun 2016, pangan olahan adalah makanan
Menindaklanjuti temuan parasit atau minuman hasil proses dengan cara atau
cacing pada ikan makerel dalam kaleng, metode tertentu dengan atau tanpa bahan
Balai Besar Pengawasan Obat dan Makanan tambahan, termasuk pangan olahan tertentu,
Bandung (BBPOM) sebagai Unit Pelaksana bahan tambahan pangan, pangan produk
Teknis (UPT) dari BPOM melakukan audit rekayasa genetik dan pangan iradiasi.
komprehensif untuk memastikan bahwa Pangan olahan dibagi menjadi 2 kategori
hasil temuan tersebut benar dan terbukti. berdasarkan skala produksi yaitu skala
Artikel ini bertujuan untuk menjelaskan rumah tangga yang disebut Pangan Industri
wewenang, tata cara, dan alur pemeriksaan Rumah Tangga (P-IRT) dan pangan olahan
sampai kepada dirilisnya siaran pers pada skala industri dalam negeri (MD). Setiap
website BPOM terhadap hasil temuan. Pangan Olahan baik yang diproduksi di
dalam negeri atau yang dimasukan ke dalam
METODE: wilayah Indonesia, untuk diperdagangkan
Pengumpulan data dalam menunjang dalam kemasan eceran wajib memiliki surat
pembuatan artikel dilakukan melalui studi persetujuan pendaftaran dari badan POM,
pustaka dari berbagai referensi Peraturan kecuali produk P-IRT, mempunyai masa
Pemerintah, Peraturan Kepala BPOM, dan simpan kurang dari 7 hari pada suhu kamar,
melalui observasi saat pelaksanaan Praktek pangan yang dijual dan dikemas langsung di
Kerja Profesi Apoteker (PKPA) pada bidang hadapan pembeli dalam jumlah kecil,
Farmaka
Volume 16 Nomor 1 24

dimasukkan ke wilayah Indonesia dalam Produk makerel pada BBPOM bandung


jumlah kecil untuk keperluan penelitian dimasukkan kedalam laboratorium
ataupun yang lainnya (Presiden RI, 2012). mikrobiologi dengan penandaan “M”.
6. Bidang pemeriksaan dan penyidikan
Makerel termasuk kedalam pangan
membuat Surat Permintaan Uji (SPU)
olahan yang wajib teregistrasi dan
yang sudah disahkan oleh kepala Balai
diproduksi skala industri sehingga menjadi
Besar POM Bandung untuk selanjutnya
kewenangan BPOM untuk melaksanakan
diserahkan pada manajer administrasi
pengawasan terhadap produk yang telah
pengujian.
dihasilkan. Tahapan pemeriksaan dari kasus
7. SPU bersama sampel akan diserahkan
diatas adalah sebagai berikut:
kepada manajer teknis laboratorium
1. Laporan kasus adanya parasit cacing
mikrobiologi melalui TPS.
pada makerel kemasan kaleng dari
8. Manajer teknis akan membuat surat
masyarakat atau bidang sertifikasi dan
perintah kerja (SPK) untuk selanjutnya
layanan infomasi konsumen (Serlik)
diteruskan kepada penyelia.
melalui Unit Layanan Pengaduan
9. Penyelia akan memberikan Surat
Konsumen (ULPK).
Perintah Pengujian (SPP) kepada staff
2. Tim pemeriksaan melakukan
penguji.
investigasi awal untuk mencari tahu
10. Staf penguji membuat Catatan
kebenaran laporan tersebut.
Pengujian (CP) / Laporan Catatan
3. Pembuatan surat tugas dari BBPOM
Pengujian (LCP) sebagai bentuk
kepada sarana yang akan dituju untuk
pelaporan kepada penyelia.
melakukan kegiatan sampling kasus.
11. Penyelia membuat Laporan Hasil Uji
4. Pengisian data kunjungan dilengkapi
(LHU) kepada manajer teknis untuk
dengan stempel sarana tersebut.
kemudian diteruskan kepada kepala
5. Sampel yang telah terkumpul diberikan
Balai Besar POM Bandung dan bidang
penandaan “K” untuk pengujian kimia,
Pemeriksaan dan Penyidikan (Pemdik).
“M” untuk pengujian mikrobiologi, dan
“KM” untuk pengujian keduanya.
Farmaka
Volume 16 Nomor 1 25

Sampel TPS (Tempat SPU


Pemohon Manajer
Penerimaan
Administrasi
LHU Sampel)

LHU SPU

SPP SPK
Penguji Penyelia Manajer
Teknis
CP & LCP LHU

BPOM RI bersama Kementerian bahan baku ikan makerel di laut yang berasal
Kelautan dan Perikanan serta Kementerian dari impor. Kementerian Kelautan dan
Perindustrian secara sinergis telah Perikanan akan melakukan langkah
melakukan audit komprehensif dengan pencegahan antara lain dengan pemeriksaan
mekanisme joint inspection ke sarana lebih intensif terhadap fenomena alam yang
produksi dalam negeri yang memproduksi mempengaruhi kualitas bahan baku ikan
produk ikan makerel dalam kaleng. Upaya makerel (BPOM RI, 2018).
penjaminan produk berkualitas tinggi Adanya temuan parasit cacing ini
dilakukan oleh BPOM RI dengan terus dapat dijadikan pelajaran dalam
memantau proses penarikan berdasarkan meningkatkan SISPOM dan efektivitas
kode produksi (bets) terdampak parasit pengawasan. Pelaku usaha harus terus
cacing yang dilakukan oleh pelaku usaha. memperbaiki dan mengingkatkan
Dipastikan bahwa seluruh bets produk ikan profesionalisme dalam keamanan dan mutu
makerel dalam kaleng yang disebutkan produk. Sistem pengawasan internal oleh
dalam lampiran produk yang ditarik, sudah produsen adalah melalui konsistensi dalam
dalam proses penarikan produk oleh pelaku pelaksanaan dan cara produksi yang baik
usaha dan dalam pengawasan BPOM RI. Hal atau good manufacturing practices agar
itu telah diverifikasi dalam joint inspection setiap bentuk penyimpangan dari standar
yang dilakukan bersama Kementerian mutu dapat dideteksi sejak awal. Secara
Kelautan dan Perikanan serta Kementerian hukum, produsen bertanggung jawab atas
Perindustrian sampai dinyatakan selesai dan mutu dan keamanan produk yang
memenuhi ketentuan yang berlaku. dihasilkannya. Apabila terjadi enyimpangan
Berdasarkan hasil audit dan pelanggaran terhadap standar yang telah
komprehensif diketahui bahwa parasit ditetapkan maka produsen dikenakan sanksi,
cacing merupakan cacing laut jenis baik secara administratif maupun pro-
Anisakis, bukan cacing pita, berasal dari justisia.
Farmaka
Volume 16 Nomor 1 26

Sistem pengawasan oleh masyarakat DAFTAR PUSTAKA


konsumen sendiri ialah melalui peningkatan
kesadaran dan peningkatan pengetahuan BPOM RI. 2018. Siaran pers temuan parasit
cacing dalam ikan makerel kaleng:
mengenai kualitas produk yang digunakan komitmen perlindungan masyarakat
dan cara-cara penggunaan produk yang dan daya saing produk nasional
[diunduh 06 Mei 2018]. Tersedia dari
rasional. Pengawasan oleh masyarakat http://www.pom.go.id/new/view/mor
sendiri sangat penting dilakukan karena e/ pers / 407 / SIARAN - PERS -
TEMUAN – PARASIT - CACING-
keputusan untuk membeli dan menggunakan DALAM - IKAN - MAKEREL-
suatu produk ada di tangan konsumen. KALENG – Komitmen - Perlindungan
-Masyarakat-Dan-Daya-Saing-Produk
Masyarakat sebagai konsumen dapat -Nasional.html.
berperan aktif dalam pengawasan obat dan Kepala BPOM RI. 2014. Peraturan Kepala
Badan Pengawas Obat dan Makanan
makanan dengan melaporkan jika Republik Indonesia Nomor 14 Tahun
menemukan produk yang bermasalah. 2014 Tentang Organisasi dan Tata
Kerja Unit Pelaksana Teknis di
Lingkungan Badan Pengawas Obat
SIMPULAN:
dan Makanan, Jakarta.
Badan POM memiliki wewenang Kepala BPOM RI. 2016. Peraturan Kepala
Badan Pengawas Obat dan Makanan
terhadap pengawasan produk pangan olahan
Republik Indonesia Nomor 12 Tahun
yang diproduksi skala industri termasuk 2016 Tentang Pendaftaran Pangan
Olahan, Jakarta.
produk olahan ikan dalam kaleng. Badan
Peraturan Presiden RI. 2017. Peraturan
POM melakukan audit secara komprehensif Presiden Republik Indonesia Nomor
80 Tahun 2017 Tentang Badan
melalui joint inspection. Pengawasan post-
Pengawas Obat dan Makanan, Jakarta.
market yang dilakukan oleh BBPOM Presiden Republik Indonesia. 2012.
Undang-Undang Nomor 18 Tahun
Bandung adalah dengan melakukan
2012 Tentang Pangan, Jakarta.
investigasi awal terhadap laporan kasus
temuan parasit cacing pada makerel
Investigasi awal dilakukan dengan
melakukan sampling (kategori kasus)
terhadap produk makerel pada sarana
distribusi secara acak pada provinsi jawa
barat. Sistem pengawasan obat dan makanan
dilakukan melalui tiga pilar utama yaitu
produsen, pemerintah, dan konsumen.

Anda mungkin juga menyukai