Anda di halaman 1dari 3

Partisipasi Masyarakat

Masyarakat merupakan aktor penting dalam pembangunan karena menjadi obyek sekaligus subyek
pembangunan. Masyarakat selama ini telah banyak dilibatkan dalam proses pengambilan kebijakan
khususnya dalam merencanakan kebijakan program atau kegiatan dalam forum-forum resmi, seperti
Musrenbang, Public Hearing, dan forum sejenis lainnya. Namun dalam proses implementasi kebijakan
yang ditetapkan melalui program atau kegiatan yang dilaksanakan, partisipasi masyarakat masih minim.
Masyarakat hanya dilibatkan pada tahapan paling awal sebagai bentuk legitimasi, tetapi sulit untuk
memantau status aspirasi mereka di tingkat berikutnya, termasuk ketika telah menjadi dokumen peraturan
daerah, perencanaan, implementasi, serta monitoring dan evaluasi (monev) dalam rangka feedback untuk
perencanaan pembangunan berikutnya.

Pemerintahan Berjenjang

Guna menyusun Rencana Kerja Perangkat Daerah (RKPD) yang berfungsi sebagai dokumen perencanaan
tahunan, maka dilakukan sistem perencanaan yang dilakukan secara berjenjang, misalnya melalui
Musrenbang Kelurahan atau Desa, Kecamatan, Kabupaten atau Kota, Provinsi dan Nasional.

Apa saja produk yang dihasilkan oleh Pemerintah DIY? Manfaat dan kegunaan produk-produk
tersebut?

1. Dataku (e-Data)
Dataku berfungsi untuk menjaga agar proses pembangunan mendapatkan capaian yang
diinginkan guna memonitor, mengevaluasi dan menginformasikan hasil pembangunan dari waktu
ke waktu. Dataku sangat bermanfaat dalam membantu proses perencanaan dan pengambilan
keputusan yang akurat karena adanya sumber data yang valid dan terintegrasi. Dataku mampu
menampilkan perkembangan pembangunan dari waktu ke waktu serta menginformasikan
permasalan yang terjadi di DIY untuk  dijadikan dasar perencanaan pembangunan di tahun
berikutnya.
Manfaat Dataku

a. Sebagai wujud Satu Data Pembangunan di DIY, hasil kerjasama DIY dengan Kabupaten
Kota dan Lembaga Vertikal yang ada di DIY
b. Memberikan informasi profil daerah dan hasil pembangunan dari tahun ke tahun kepada
setiap pihak baik pemerintah (G to G), pebisnis (G to B), akademisi (G to A), maupun
masyarakat (G to C)
c. Sebagai landasan dalam penyusunan perencanaan yang berbasiskan pada data dan informasi
yang akurat.
d. Mewujudkan keterbukaan informasi kepada publik dengan memberikan kemudahan bagi
masyarakat untuk mendapatkan data dengan mudah dan cepat tanpa melalui birokrasi yang
tidak efektif. Fitur pencarian di dalam Dataku didesain semudah mencari dengan G
e. Menjawab perkembangan teknologi dengan tersedianya versi mobile apps yang lebih user
friendly terhadap para pengguna
2. Sistem Informasi Penataan Ruang (e-Spatial)
Sistem Informasi Penataan Ruang (SIPR) berfungsi untuk menampilkan informasi berupa Peta
Online, Data Tabular, dan Statistik yang teranimasi. SIPR  memungkinkan pengguna untuk bisa
membuat peta tematik sebaran data tertentu hanya dengan menginputkan angka-angka di lokus
yang ditentukan (misal mengentrikan data kualitas udara tiap kabupaten). Sistem akan otomatis
men-generate peta tematik yang ditampilkan secara online.
Manfaat SIPR:
a. Mampu berfungsi sebagai katalog dan perpustakaan semua data spasial;
b. Mampu memberikan informasi akurat terkait dengan data tata ruang kepada masyarakat,
pemerintah, elemen pendidikan dan berbagai elemen lainnya;
c. Mampu membuat peta tematik berdasarkan data tabular profil daerah dalam hitungan waktu
5 menit melalui input data yang sangat mudah bahkan oleh seorang operator yang tidak
menguasai ilmu pemetaan sekalipun.
d. SIPR memiliki menu khusus yang ditujukan kepada para pemangku kebijakan agar dapat
dengan cepat memahami kondisi sebuah wilayah. Melalui alat bantu GIS pada aplikasi ini,
proses pengambilan keputusan dapat dilakukan lebih cepat dengan didukung data yang
akurat.
e. “Perencanaan yang baik adalah yang didukung dengan data spasial.” (Esri)
f. SIPR mampu melakukan analisis RTRW yang dapat melakukan pemeriksaan kesesuaian tata
ruang, pola ruang, dan kawasan strategis Kabupaten terhadap Provinsi. Hal ini bisa
membantu Bappeda untuk mengetahui di mana letak ketidaksesuaian yang terjadi untuk
diperbaiki dan disesuaikan sesuai amanah yang terkandung dalam UU Nomor 26 Tahun 2007
mengenai Tata Ruang. Proses analisis yang sebelumnya bisa memakan waktu hingga
berbulan-bulan bahkan harus dengan bantuan pakar berbagai bidang, saat ini dengan aplikasi
kebutuhan tersebut dapat dilakukan dalam hitungan detik.
g. Mengingat sangat dinamisnya faktor mutasi dan promosi jabatan yang terjadi di
pemerintahan khususnya pada sebuah SKPD, untuk menyediakan SDM yang ahli dalam hal
pemetaan bukanlah hal yang mudah. Dengan menggunakan aplikasi ini, kesulitan tersebut
bisa diatasi dengan baik.
3. Metadata Spasial Daerah (e-Metadata)
Metadata Spasial Daerah merupakan media informasi dan komunikasi birokrasi pemerintahan di
bidang perencanaan yang transparan dan bersifat global kepada publik, salah satunya dengan
penyediaan peta yang didukung dengan teknologi SIG (Sistem Informasi Geografis). Teknologi
SIG berperan dalam memberikan hasil keputusan yang lebih baik. Dari beberapa pengalaman
menunjukan adanya perbedaan signifikan antara hasil-hasil analisis yang disesuaikan dengan pola
ruang dan hasil-hasil yang belum disesuaikan secara statistik. Perbedaan ini memberikan suatu
keyakinan yang lebih besar kepada perencana kebijakan bahwa hasil-hasil analisis ruang (data
spasial) merepresentasikan situasi yang lebih nyata. Itulah mengapa perlu dibuat Metadata Sistem
Informasi Spasial Daerah, yaitu agar keadaan dari data spasial yang ada di Daerah Istimewa
Yogyakarta dapat diketahui.
4. Jogjaplan (e-Planning)
Jogjaplan merupakan aplikasi penyusunan perencanaan yang optimal. Jogjaplan adalah sebuah
alat penyusunan RKPD, KUA PPAS, KUA/PPAS Perubahan, RKPD Perubahan agar dapat
terselesaikan dengan mudah, cepat, tepat dan sesuai dengan kebijakan dan aturan yang berlaku.
Dengan adanya Jogjaplan, Bappeda dapat memaksimalkan sistem dan sistem juga mampu
menyajikan analisa yang sangat informatif bagi para pemangku kepentingan.
Manfaat Jogjaplan:
a. Input data, proses, alur dan laporan sesuai dengan Permendagri No 54 Tahun 2010, dan
Urusan sesuai dengan Undang Undang Nomor 23 Tahun 2014.
b. Menjaga konsistensi RKPD - KUA/PPAS - RKPD Perubahan - KUA/PPAS Perubahan
sehingga sesuai dengan RPJMD dan memproteksi SKPD agar hanya bisa mengambil
program kegiatan yang menjadi urusannya saja.
c. Penyusunan laporan secara manual yang sebelumnya memakan waktu berminggu-minggu
bisa selesai dalam waktu hitungan detik.
d. Bappeda memiliki kemampuan untuk mengkoreksi dan memodifikasi rencana
program/kegiatan yang telah diinput oleh SKPD.
e. Bappeda dapat membuat batasan pagu indikatif untuk setiap SKPD sesuai dengan
pertimbangan ketersediaan anggaran, kepentingan dan prioritas daerah.
f. Data dapat dieksport ke dalam bentuk file excel.
g. Terdapat menu analisis bagi pemangku kepentingan agar dapat memahami dengan cepat
kesesuaian antara rencana yang telah disusun terhadap visi misi, prioritas, sasaran dan lokasi.
h. Dapat diakses oleh masyarakat sebagai wujud keterbukaan informasi pemerintah.
i. Dapat menampung usulan masyarakat sebagai wujud mekanisme bottom up yang
komunikatif.
j. Memiliki fitur GIS dan entri data spasial guna membangun konsep perencanaan berbasiskan
kewilayahan
k. Telah berhasil membawa DIY sebagai juara Pangripta tahun 2014, 2015 dan 2016 sebagai
wujud perencanaan daerah yang baik.
l. Membawa DIY menjadi 5 besar kompetisi Inovasi Pelayanan Publik yang diadakan oleh
Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Tahun 2016
5. Jogja Kendali (e-Monev APBD)
Jogja Kendali berfungsi untuk memantau serapan anggaran APBD secara konsisten, efektif dan
akurat. Melalui Jogja Kendali progress serapan masing-masing SKPD dapat dilihat. Informasi
tersebut dapat diakses oleh siapapun sebagai wujud dari keterbukaan informasi kepada publik.
Tidak hanya berbicara tentang serapan dana, Jogja Kendali juga menampilkan informasi progres
fisik dari setiap kegiatan yang sedang berjalan di DIY. Konsentrasi terhadap pengawalan serapan
fisik merupakan salah satu kunci keberhasilan DIY untuk tidak hanya fokus pada proses namun
juga mulai berkonsentrasi terhadap hasil. Inovasi-inovasi manajemen di dalam Jogja Kendali
merupakan wujud kepekaan Bappeda DIY dalam merespon kondisi eksisting untuk mambangun
formulasi pemantauan yang optimal.
6. Monitoring dan Evaluasi APBN (e-Monev APBN)
e-Monev APBN berfungsi untuk memantau serapan anggaran APBN secara konsisten, efektif dan
akurat. Melalui e-Monev APBN bisa dilihat progress serapan masing-masing SKPD. Informasi
tersebut dapat diakses oleh siapapun sebagai wujud dari keterbukaan informasi kepada publik.
Tidak hanya berbicara tentang serapan dana, e-Monev APBN juga menampilkan informasi
progres fisik dari setiap kegiatan yang sedang berjalan di DIY. Konsentrasi terhadap pengawalan
serapan fisik merupakan salah satu kunci keberhasilan DIY untuk tidak hanya fokus pada proses
namun juga mulai berkonsentrasi terhadap hasil. Inovasi-inovasi manajemen di dalam e-Monev
APBN merupakan wujud kepekaan Bappeda DIY dalam merespon kondisi eksisting untuk
mambangun formulasi pemantauan yang optimal.
 

Anda mungkin juga menyukai