Anda di halaman 1dari 14

BAB IV

ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN

4.1 Image Processing


Image Processing merupakan suatu Teknik untuk mengubah gambar
menjadi format digital dan melakukan operasi untuk mendapatkan gambar
yang telah disempurnakan atau untuk mengekstrak beberapa informasi yang
berguna. Perubahan yang terjadi pada gambar biasanya dilakukan secara
otomatis dan tergantung pada algoritma yang dirancang.
Pada praktikum ini, dilakukan perhitngan pada 2 benda ukur, pada
benda ukur 1 dilakukan pengolahan gambar untuk memperolah diameter
dalam pada benda ukur 1 dan pada benda ukur 2 dilakukan pengolahan
gambar untuk memperoleh diameter luar pada benda ukur 2.

4.1.1 Coding
Berikut adalah coding yang digunakan untuk praktikum ini

clear all
clc

%(1)masukin gambar, convert ke binary, munculin


gambar
objek = imread('bendaterbaru11.jpg');
imshow(objek);

objek10 = im2bw(objek, 0.45);


lubang = imfill(objek10,'holes'); %bikin lubang
kelihatan jelas
imshow(lubang);

%(2)pengukuran
h = imdistline(gca);
api = iptgetapi(h);
api.setLabelVisible(false);

%(3)pause supaya bisa geser2 baru pencet tombol


untuk lanjut
pause();

%(4)Menghitung jarak
dist = 0.2341582207*api.getDistance();

%(5)kata2 result
fprintf("hasil pengukuran benda 1 pada percobaan
1 adalah: %0.4f mm\n", dist )

4.1.2 Penjelasan Coding


Coding pemograman pada Matlab untuk menghitung
ukuran benda ukur dengan teknik image processing diawali
melakukan clearing pada command window, lalu pada tahap
pertama dilakukan proses import gambar ke program mathlab ,
setelah diimport maka gambar di ubah menjadi warna hitam-putih
dengan level hitam-putih sebesar 0,45 ,dan menunjukan hasil
gambar. Kemudian pada tahap kedua dilakukan pengukuran dengan
Teknik perhitungan jarak 2 titik yang dihubungkan melalui suatu
garis. Kemudian pada tahap ketiga dilakukan pause agar dapat
dilakukan penarikan garis sesuai dengan benda ukur yang ingin
diukur pada foto. Lalu tahap keempat , dengan menghitung nilai
pada blok ukur dan diperoleh sebuah nilai ( blok ukur sendiri
bernilai 30 mm) maka dilakukan perhitungan skala pixel yang
digunakan untuk memperoleh nilai benda ukur yang sebenarnya,
dan tahap terakhir untuk menampilkan hasil pengukuran .
4.2 Data Acuan
Berikut adalah data acuan yang digunakan dalam praktikum ini
Benda Ukur Bidang Ukur Data Acuan
1 Diameter Dalam 12.05 mm
2 Diameter Luar 15.15 mm

4.3 Data Praktikum


4.3.1 Benda Ukur 1
Berikut adalah data hasil pengukuran pada benda ukur 1
Percobaan Hasil Pengukuran Data Acuan
1 12.2308
2 12.4217
3 12.3146
12.05
4 12.4218
5 12.4105

4.3.2 Benda Ukur 2


Berikut adalah data hasil pengukuran pada benda ukur 1
Percobaan Hasil Pengukuran Data Acuan
1 15.3478
2 15.4683
3 15.3439
4 15.3473 15.15
5 15.3489
4.4 Analisa Data dan Pembahasan
4.4.1 Benda Ukur 1
4.4.1.1 Grafik Hasil Pengukuran Diameter Dalam Benda 1

Pengukuran Diameter Dalam Benda Ukur 1


Kelompok 5
12.45
12.4
Hasil Pengukuran

12.35
12.3
12.25
12.2
12.15
12.1
1 2 3 4 5
Percobaan ke-

Berikut ini adalah grafik pengukuran diameter luar benda


ukur 2 dengan image processing
Grafik 4.1 Grafik Diameter Dalam Benda Ukur 1
Grafik 4.1 diatas menunjukkan hasil pengukuran diameter
luar dengan image processing yang dilakukan dalam 5 percobaan.
Pada grafik tersebut, dapat dilihat bahwa hasil pengukuran
bervariasi dengan nilai minimum 12.2308 mm dan nilai maksimum
12.4218 mm dengan data acuan 15.15 mm. Pada percobaan ini
pengukuran hanya dilakukan oleh satu anak yang melalkukan
penolahan penguuran menggunakan mathlab dan diperleh data
hasil percobaan 1 sebesar 12.2308, percobaan 2 sebesar 12.4217,
percobaan 3 sebesar 12.3146 , percobaan 4 sebesar 12.4218,dan
pada percobaan 5 sebesar 12.4105.

Berdasarkan data hasil pengukuran, tersebut diperoleh


hasil yang cukup akurat jika dibandingkan dengan data acuan
namun masih terdapat penyimpangan nilai dari data acuan yang
mungkin dapat disebabkan beberapa faktor. Pertama adalah
kesalahan praktikan ketika mengambil foto seperti foto berbayang
dan tidak sejajar dengan blok ukur. Kedua adalah faktor benda ukur
dan lingukngan. Ketiga adalah kesalahan pembacaan hasil
pengukuran karena kurang keprisisian dalam menentukan titik
pengukuran dalam program Mathlab.

4.4.1.2 Contoh Perhitungan


Berikut ini contoh perhitungan dari hasil pengukuran praktikum
yang dilakukan praktikan.

● Mean
n
xi
x=∑ ❑
i=1 n
X 1 + X 2 + X 3+ X 4 + X 5
x=
5
12.2308+12.4217+12.3146+12.4218+12.4105
x=
5
x=12.3599
● Variansi
n

∑ ❑( x− x)2
s2= i=1
n−1

2 ( X 1−x )2 +(X 2−x )2+(X 3−x)2 +( X 4 −x)2 +( X 5−x )2


s=
n−1

(12.2308−12.3599)2+(12.4217−12.3599)2 +(12.3146−12.3599)2+(12.4218−12.
s2=
5−1

s2=0.007
● Deviasi Standar
s= √ s2
s= √0.007=0.08366

4.4.1.3 One Sample T

Pada praktikum ini One Sample T digunakan


Confidence Interval (CI) sebesar 95% sehingga α yang
digunakan adalah 5% atau 0.05. Untuk menentukan
apakah suatu hasil pengukuran valid atau tidak, maka
digunakan hipotesis bahwa nilai mean pengukuran sama
dengan nilai aktual yang dalam hal ini adalah 12.05 mm.
Jika nilai P-value yang dikalkulasi nilainya lebih besar
dari nilai α, maka hasil pengukuran sesuai dengan
hipotesis. Dengan kata lain hasil pengukuran tersebut
diterima atau gagal ditolak. Sedangkan jika nilai P-value
lebih rendah dari α, maka hasil pengukuran ditolak. Dalam
pengukuran yang telah dilakukan, praktikan kelompok 5
menunjukkan nilai P-value sebesar 0.001. Nilai P-value
dari seluruh praktikan kurang dari nilai alfa yaitu 0.05.
Dengan demikian, hasil pengukuran yang telah dilakukan
tidak diterima atau ditolak.

4.4.2 Benda Ukur 2


4.4.2.1 Grafik Hasil Pengukuran Diameter Luar Benda Ukur
2
Berikut ini adalah grafik pengukuran diameter luar benda ukur 2
dengan image processing

Pengukuran Diameter Luar Benda 2


Kelompok 5
15.48
15.46
15.44
Hasil Pengukuran

15.42
15.4
15.38
15.36
15.34
15.32
15.3
15.28
1 2 3 4 5
Percobaan ke-
Grafik 4.2 Grafik Pengukuran Diameter Luar Benda Ukur 2

Grafik 4.2 diatas menunjukkan hasil pengukuran diameter luar dengan


image processing yang dilakukan dalam 5 percobaan. Pada grafik
tersebut, dapat dilihat bahwa hasil pengukuran bervariasi dengan nilai
minimum 15.3439 mm dan nilai maksimum 15.4683 mm dengan data
acuan 15.15 mm. Pada percobaan ini pengukuran hanya dilakukan oleh
satu anak yang melalkukan penolahan penguuran menggunakan
mathlab dan diperleh data hasil percobaan 1 sebesar 15.3478, percobaan
2 sebesar 15.4683, percobaan 3 sebesar 15.3439 , percobaan 4 sebesar
15.3472,dan pada percobaan 5 sebesar 15.3489.

Berdasarkan data hasil pengukuran, tersebut diperoleh hasil yang


cukup akurat jika dibandingkan dengan data acuan namun masih
terdapat penyimpangan nilai dari data acuan yang mungkin dapat
disebabkan beberapa faktor. Pertama adalah kesalahan praktikan ketika
mengambil foto seperti foto berbayang dan tidak sejajar dengan blok
ukur. Kedua adalah faktor benda ukur dan lingukngan. Ketiga adalah
kesalahan pembacaan hasil pengukuran karena kurang keprisisian
dalam menentukan titik pengukuran dalam program Mathlab.

4.4.2.2 Contoh Perhitungan


Berikut ini contoh perhitungan dari hasil pengukuran praktikum
“Dio”

● Mean
n
xi
x=∑ ❑
i=1 n
X 1 + X 2 + X 3+ X 4 + X 5
x=
5
15.3478+15.4683+15.3439+15.3472+15.3489
x=
5
x=15.37122
● Variansi
n

∑ ❑(x− x)2
s2= i=1
n−1

2 ( X 1−x )2 +( X 2−x )2+( X 3−x)2 +( X 4 −x)2 +( X 5−x )2


s=
n−1

(15.3478−15.37122)2 +(15.4683−15.37122)2+(15.3439−15.37122)2+(15.3
s2=
5−1

s2=0.002948637
● Deviasi Standar
s= √ s2
s= √0.002948637=0.05430135357

4.4.2.3 One Sample T

Pada One Sample T digunakan Confidence Interval (CI) sebesar


95% sehingga α yang digunakan adalah 5% atau 0.05. Untuk
menentukan apakah suatu hasil pengukuran valid atau tidak, maka
digunakan hipotesis bahwa nilai mean pengukuran sama dengan nilai
aktual yang dalam hal ini adalah 15.15 mm. Jika nilai P-value yang
dikalkulasi nilainya lebih besar dari nilai α, maka hasil pengukuran
sesuai dengan hipotesis. Dengan kata lain hasil pengukuran tersebut
diterima atau gagal ditolak. Sedangkan jika nilai P-value lebih
rendah dari α, maka hasil pengukuran ditolak. Dalam pengukuran
yang telah dilakukan, praktikan kelompok 5 menunjukkan nilai P-
value sebesar 0.001. Nilai P-value dari seluruh praktikan lebih besar
dari nilai alfa yaitu 0.05. Dengan demikian, hasil pengukuran yang
telah dilakukan diterima atau gagal ditolak,
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil praktikum, maka kesimpulan yang didapatkan
adalah sebagai berikut:

1. A) Penggunaan jangka sorong dilakukan dengan mengendurkan


baut pengunci dan menggeser rahang geser dan memastikan
rahang geser bekerja dengan baik. Setelah itu, praktikan
membersihkan benda yang ingin diukur agar tidak ada kotoran
yang menempel dan menggeser rahang geser agar benda ukur
terapit oleh rahang geser. Kemudian, praktikan melihat skala
utama dan noniusnya. Rahang atas digunakan untuk mengukur
diameter dalam dan rahang bawah sebagai pengukur utama
digunakan untuk mengukur diameter luar. Skala utama terdiri
dari dua standard: metric dan internasional.

B) Penggunaan mikrometer adalah dengan memastikan


pengunci dalam keadaan terbuka. Rahang dibuka dengan cara
memutar pemutar, sehingga benda ukur dapat dimasukkan ke
rahang (antara poros tetap dan poros geser). Benda ukur
diletakkan pada rahang dan putar kembali sampai tepat dan
benda ukur terapit dengan tepat. Praktikan memutar pengunci
sampai skala putar tidak dapat digerakkan, dan hasil pengukuran
dibaca oleh praktikan.

C) Penggunaan Bevel Protactor adalah dengan memosisikan


benda kerja atau benda ukur pada meja datar. Kemudian,
praktikan menggerakan bilah dan menempelkan bevel protactor
pada kedua permukaan benda ukur yang akan dilakukan
pengukuran sudut. Kunci bilah serta kunci piringan
dikencangkan oleh praktikan skala agar tidak bergeser.
Kemudian, praktikan membaca hasil pengukuran pada skala
utama dan skala nonius.

2. A) Berdasarkan data acuan diameter dalam Benda 1 dengan


menggunakan jangka sorong sebesar 12.05 mm didapatkan hasil
melalui metode One-Sample T diperoleh data praktikan
“Athallah” dan “Rianti” menunjukkan nilai P-value yang sama
yaitu sebesar 0.017, lalu praktikan “Dio”, “Charminuel”, dan
“Gracia” menunjukkan nilai P-value yang sama pula yaitu
sebesar 0.025, praktikan “Johan E.” menunjukkan nilai P-value
sebesar 0.038, praktikan “Johan N.” menunjukkan nilai P-value
sebesar 0.005, praktikan “Parulian” menunjukkan nilai P-value
sebesar 0.035, dan praktikan “Rifqi” menunjukkan nilai P-value
sebesar 0.038. Nilai P-value dari seluruh praktikan kurang dari
nilai alfa yaitu 0.05, maka data praktikan ditolak. Menggunakan
metode ANOVA, CI yang digunakan juga sama yaitu 95%,
sehingga α nya memiliki nilai sebesar 0.05. Pada hasil kalkulasi
didapat nilai P-value sebesar 1 sehingga hasil pengukuran
seluruh praktikan diterima atau gagal ditolak.
B) Berdasarkan data acuan kedalaman Benda 1 dengan
menggunakan jangka sorong sebesar 2.90 mm didapatkan hasil
melalui metode One-Sample T diperoleh data dari praktikan
“Athallah”, “Rifqi”, “Johan N”, dan “Rianti” menunjukkan nilai
P-value yang sama yaitu 0.033, data dari praktikan “Dio” dan
“Gracia” menunjukkan nilai P-value yang sama yaitu 0.142,
data dari praktikan “Charminuel” dan “Johan E” menunjukkan
nilai P-value yang sama yaitu 0.178, data dari praktikan
“Parulian” menunjukkan nilai P-value sebesar 0.021. Data
praktikan yang diterima atau gagal ditolak karena P > α adalah
Dio, Charminuel, Johan E., dan Gracia, sedangkan data
praktikan Athallah, Parulian, Rianti, Rifqi, dan Johan N ditolak.
Pada One Way ANOVA, pada hasil kalkulasi didapat nilai P-
value sebesar 0.895 sehingga hasil pengukuran seluruh
praktikan diterima atau gagal ditolak.

C)

D) Berdasarkan data acuan diameter luar Benda 3 dengan


menggunakan Mikrometer sebesar 15,15 mm didapatkan hasil
melalui metode One-Sample T diperoleh P-Value praktikan
“Athallah” dan “Rianti” menunjukkan nilai P-value sebesar
0.815, praktikan “Dio” menunjukkan nilai P-value sebesar
0.621, praktikan “Johan E” dan “Gracia” menunjukkan nilai P-
value sebesar 0.426, praktikan “Johan N” menunjukkan nilai P-
value sebesar 0.501, praktikan “Charminuel” dan “Rifqi”
menunjukkan nilai P-value sebesar 1.0, praktikan “Parulian”
menunjukkan nilai P-value sebesar 0.799. Dengan demikian,
hasil pengukuran yang telah dilakukan diterima atau gagal
ditolak karena P-value > α. Pada One Way ANOVA, didapat
nilai P-value 0.995 sehingga hasil pengukuran seluruh praktikan
diterima atau gagal ditolak.

E) Berdasarkan data acuan diameter luar Benda 4 dengan


menggunakan mikrometer sebesar 8.73 mm didapatkan hasil
melalui metode One-Sample T diperoleh P-Value oleh praktikan
“Athallah”, “Parulian”, dan “Rianti” sebesar 0.374, praktikan
“Rifqi” sebesar 0.178, dan praktikan “Gracia” dan “Johan N”
mendapatkan P-value sebesar 0.016. Dari analisis One Sample-T
tersebut, didapat data gagal ditolak terdiri dari P-Value Athallah,
Parulian, Rianti dan Rifqi dengan P-Value lebih dari nilai α =
0.05. Pada One Way ANOVA, pada hasil kalkulasi didapat nilai
P-value sebesar 0.001 sehingga hasil pengukuran seluruh
praktikan ditolak.

3. Dari pembahasan data hasil pengukuran dua benda di atas


terdapat ketidaksesuaian data kelompok dengan data acuan. Hal
ini dapat disebabkan oleh beberapa faktor yang dapat
mempengaruhi hasil pengukuran, antara lain kesalahan operator,
lingkungan, dan alat ukur. Kesalahan operator antara lain adalah
operator belum melakukan kalibrasi alat ukur dengan baik,
kesalahan operator dalam penguncian alat ukur, kesalahan
operator dalam pembacaan hasil pengukuran, dan operator tidak
memposisikan benda ukur pada alat ukur dengan baik sehingga
benda ukur berdeformasi. Faktor lingkungan salah satunya
adalah temperatur ruangan yang berubah-ubah sehingga terjadi
pemuaian pada benda ukur. Alat ukur yang sudah tidak akurat
dan tidak teliti juga dapat menyebabkan tidak sesuainya data
hasil pengukuran dengan data acuan.
4.
5.2 Saran
Berikut adalah saran dari praktikum yang telah dilakukan, antara
lain:

1. Penggunaan Alat Ukur dengan kecermatan sesuai dengan data


acuan, sehingga bisa meminimalisir kesalahan ukur.
2. Pengambilan gambar ditempat yang layak ( benda tidak
berbayang), agar memudahkan praktikan dalam pengukuran benda
ukur.

Anda mungkin juga menyukai