Oleh :
Penulis
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pelayanan Keperawatan dilakukan dalam upaya peningkatan serajat kesehatan,
mencegah penyakit, penyembuhan, pemulihan serta pemeliharaan kesehatan
dengan penekanan pada upaya pelayanan kesehatan untuk mencapai hidup sehat.
Penerapan proses keperawatan dalam asuhan keperawatan dalam asuhan
kepaerawatan untuk klien merupakan salah satu wujud tanggung jawab perawat
terhadap klien. Penerapan proses keperawatan ini akan meningkatan kualitas
pelayanan keperawatn kepada klien dengan optimal.
Hipertensi merupakan peningkatan tekanan darah diatas nilai normal. Menurut
Nurarif A.H. & Kusuma H. (2016), hipertensi adalah peningkatan tekanan darah sistolik
sekitar 140 mmHg atau tekanan diastolik sekitar 90 mmHg. Hipertensi merupakan
masalah yang perlu diwaspadai, karena tidak ada tanda gejala khusus pada penyakit
hipertensi dan beberapa orang masih merasa sehat untuk beraktivitas seperti biasanya.
Hal ini yang membuat hipertensi sebagai silent killer (Kemenkes, 2018), orang-orang
akan tersadar memiliki penyakit hipertensi ketika gejala yang dirasakan semakin parah
dan memeriksakan diri ke pelayanan kesehatan. Gejala yang sering dikeluhkan penderita
hipertensi adalah sakit kepala, pusing, lemas, kelelahan, sesak nafas, gelisah, mual,
muntah, epitaksis, dan kesadaran menurun (Nurarif A.H. & Kusuma H., 2016).
Hipertensi terjadi karena dipengaruhi oleh faktor-faktor risiko. Faktor-faktor risiko
yang menyebabkan hipertensi adalah umur, jenis kelamin, obesitas, alkohol, genetik,
stres, asupan garam, merokok, pola aktivitas fisik, penyakit ginjal dan diabetes melitus
(Sinubu R.B., 2015).
1.3 Tujuan
1. Untuk menegtahui bagaimana konsep penyakit keluarga yang mengalami
Hipertensi
2. Untuk mengetahui apa saja data fokus keluarga yang mengalami Hipertensi
3
3. Untuk mengetahui bagiaman diagnosa keperawatan keluarga yang mengalami
Hipertensi
4. Untuk mengetahui bagaimana intervensi keluarga yang mengalami Hipertensi
5. Untuk mengetahui bagaimana evaluasi pada keluarga yang mengalami
Hipertensi
4
BAB II
PEMBAHASAN
2. Epidemiologi
Prevalensi hipertensi terus meningkat tak hanya pada populasi di negara miskin
dan berkembang, tetapi juga di negara maju. Dalam 20 tahun, jumlah penderita
bertambah 400 juta hingga total mencapai 1 triliun pengidap hipertensi pada tahun
2008. 40% penduduk usia ≥ 25 tahun mengalami hipertensi.[15].Tingginya kasus
hipertensi diduga disebabkan oleh peningkatan usia, obesitas serta pola diet tinggi
garam.
Data Riset Kesehatan Dasar 2013 menunjukkan hipertensi diderita oleh 26,5 %
penduduk Indonesia usia ≥18 tahun. Berdasarkan sebaran, wilayah yang tinggi
populasi hipertensi yakni Bangka Belitung (30,9%), Kalimantan Selatan (30,8%),
Kalimantan Timur (29,6%) dan Jawa Barat (29,4%).
3. Manifestasi Klinis
Hipertensi sulit dideteksi oleh seseorang sebab hipertensi tidak memiliki tanda/
gejala khusus. Gejala-gejala yang mudah untuk diamati seperti terjadi pada gejala
ringan yaitu pusing atau sakit kepala, cemas, wajah tampak kemerahan, tengkuk
terasa pegal, cepat marah, telinga berdengung, sulit tidur, sesak napas, rasa berat di
tengkuk, mudah lelah, mata berkunang-kunang, mimisan (keluar darah di hidung)
(Fauzi, 2014; Ignatavicius, Workman, & Rebar, 2017). Selain itu, hipertensi
memiliki tanda klinis yang dapat terjadi, diantaranya adalah (Smeltzer, 2013):
1. Pemeriksaan fisik dapat mendeteksi bahwa tidak ada abnormalitas lain selain
tekanan darah tinggi.
2. Perubahan yang terjadi pada retina disertai hemoragi, eksudat, penyempitan
arteriol, dan bintik katun-wol (cotton-wool spots) (infarksio kecil), dan
papiledema bisa terlihat pada penderita hipertensi berat.
3. Gejala biasanya mengindikasikan kerusakan vaskular yang saling berhubungan
dengan sistem organ yang dialiri pembuluh darah yang terganggu.
6
4. Dampak yang sering terjadi yaitu penyakit arteri koroner dengan angina atau
infark miokardium.
5. Terjadi Hipertrofi ventrikel kiri dan selanjutnya akan terjadi gagal jantung.
6. Perubahan patologis bisa terjadi di ginjal (nokturia, peningkatan BUN, serta
kadar kreatinin).
7. Terjadi gangguan serebrovaskular (stroke atau serangan iskemik transien [TIA]
[yaitu perubahan yang terjadi pada penglihatan atau kemampuan bicara, pening,
kelemahan, jatuh mendadak atau hemiplegia transien atau permanen]).
7
4. Penyebab atau Faktor Resiko
Penyebab hipertensi sesuai dengan tipe masing-masing hipertensi, yaitu :
a. Hipertensi esensial atau primer
Penyebab pasti dari hipertensi esensial belum dapat diketahui, sementara
penyebab sekunder dari hipertensi esensial juga tidak ditemukan. Pada
hipertensi esensial tidak ditemukan penyakit renivaskuler, gagal ginjal
maupun penyakit lainnya, genetik serta ras menjadi bagian dari penyebab
timbulnya hipertensi esensial termasuk stress, intake alkohol moderat,
merokok, lingkungan dan gaya hidup (Triyanto, 2014)
b. Hipertensi sekunder
Hipertensi sekunder penyebabnya dapat diketahui seperti kelainan
pembuluh darah ginjal, gangguan kelenjar tiroid (hipertiroid),
hiperaldosteronisme, penyakit parenkimal (Buss & Labus, 2013).
Faktor resiko
1) Faktor resiko yang bisa dirubah
a) Usia
Faktor usia merupakan salah satu faktor resiko yang berpengaruh
terhadap hipertensi karena dengan bertambahnya usia maka
semakin tinggi pula resiko mendapatkan hipertensi. Insiden
hipertensi meningkat seiring dengan bertambahnya usia, hal ini
disebabkan oleh perubahan alamiah dalam tubuh yang
mempengaruhi pembuluh darah, hormon serta jantung(Triyanto,
2014).
b) Lingkungan (stres)
Faktor lingkungan seperti stress juga memiliki pengaruh terhadap
hipertensi. Hubungan antara stress dengan hipertensi melalui saraf
simpatis, dengan adanya peningkatan aktivitas saraf simpatis akan
meningkatkan tekanan darah secara intermitten (Triyanto, 2014).
c) Obesitas
Faktor lain yang dapat menyebabkan hipertensi adalah kegemukan
atau obesitas. Perenderita obesitas dengan hipertensi memiliki daya
pompa jantung dan sirkulasi volume darah yang lebih tinggi jika
dibandingkan dengan penderita yang memiliki berat badan normal
(Triyanto, 2014)
d) Rokok
Kandungan rokok yaitu nikotin dapat menstimulus pelepasan
katekolamin. Katekolamin yang mengalami peningkatan dapat
menyebabkan peningkatan denyut jantung, iritabilitas miokardial
8
serta terjadi vasokontriksi yang dapat meningkatkan tekanan darah
(Ardiansyah, 2012).
e) Kopi
Substansi yang terkandung dalam kopi adalah kafein. Kafein sebagai
anti-adenosine (adenosine berperan untuk mengurangi kontraksi
otot jantung dan relaksasi pembuluh darah sehingga menyebabkan
tekanan darah turun dan memberikan efek rileks) menghambat
reseptor untuk berikatan dengan adenosine sehingga menstimulus
sistem saraf simpatis dan menyebabkan pembuluh darah mengalami
konstriksi disusul dengan terjadinya peningkatan tekanan
darah(Blush, 2014).
2) Faktor resiko yang tidak bisa dirubah
a) Genetik
Faktor genetik ternyata juga memiliki peran terhadap angka kejadian
hipertensi. Penderita hipertensi esensial sekitar 70-80 % lebih
banyak pada kembar monozigot (satu telur) dari pada heterozigot
(beda telur). Riwayat keluarga yang menderita hipertensi juga
menjadi pemicu seseorang menderita hipertensi, oleh sebab itu
hipertensi disebut penyakit turunan (Triyanto, 2014).
b) Ras
Orang berkulit hitam memiliki resiko yang lebih besar untuk
menderita hipertensi primer ketika predisposisi kadar renin plasma
yang rendah mengurangi kemampuan ginjal untuk mengekskresikan
kadar natrium yang berlebih (Kowalak, Weish, & Mayer, 2011).
3. Fungsi Perawatan
a. Kemampuan keluarga dalam mengenal masalah
Menurut Friedman, Bowden, dan Jones (2003) fungsi perawatan kesehatan
keluarga meliputi tiga aspek yang terdiri dari pengetahuan, kepercayaan, dan
praktik kesehatan keluarga. Berdasarkan hasil penelitian Classen, dkk (2010)
diketahui bahwa pengetahuan keluarga tentang riwayat kesehatan keluarga akan
memotivasi keluarga untuk meningkatkan perilaku hidup sehat. Sedangkan
praktik kesehatan keluarga meliputi praktik diet keluarga, praktik tidur dan
istirahat, praktik latihan dan rekreasi, praktik penggunaan obat terapeutik dan
penenang, praktik perawatan diri keluarga, praktik lingkungan dan hygien, dan
praktik pencegahan berbasis pengobatan. Peningkatan pengetahuan keluarga
tentang perilaku perawatan kesehatan, diharapkan dapat menjalankan fungsi
keluarganya dengan lebih baik.
4. Fungsi Keluarga
Fungsi utama keluarga salah satu diantaranya adalah fungsi perawatan
keluarga, dimana keluarga memberikan perawatan kesehatan yang bersifat
preventif dan secara bersama-sama merawat anggota keluarga yang sakit.
Kesanggupan keluarga melaksanakan perawatan atau pemeliharaan kesehatan
dapat dilihat dari tugas kesehatan keluarga yang dilaksanakan (Mubarak,
Chayatin, & Santoso, 2010).
11
Diagnosa Keperawatan Keluarga
1. Analisa Data
Tabel Analisa Data Diagnosa Keperawatan Keluarga
No Data Penyebab Masalah
1 DS : Ketidakmampuan Nyeri Akut
1. Ny.A mengeluh kepala keluarga
terasa sakit. merawat anggota
P: Ny.A mengatakan keluarga sakit
timbulnya keluhan karena
tekanan darahnya yang
kembali naik.
Q: Ny.A mengatakan
keluhan yang dirasakan
seperti tertekan benda berat
R: Ny.A mengatakan
keluhan dirasakan pada
daerah kepala dan leher
S: Skala nyeri 6 (sedang)
T: Ny.A mengatakan
keluhan timbul secara tiba-
tiba, sakit kepala yang
dirasakan hilang timbul
2. Ny.A mengatakan pusing,
nyeri pada leher dan terasa
berat.
DO:
1. Ny.A tampak meringis
2. Ny.A tampak gelisah.
3. Tanda-tanda vital.
TD:180/110
N: 96x/m
RR: 18x/m
S : 37 C
12
2 DS : Ketidakmampuan Defisiensi
1. Keluarga mengatakan tidak keluarga pengetahuan
mengetahui tentang mengenal
penyakit hipertensi masalah
2. Keluarga mengatakan tidak
tahu cara merawat anggota
keluarga yang sakit dengan
hipertensi
3. Ny.A mengatakan masih
sering mengosumsi garam
yang berlebih
4. Ny.A mengatakan masih
sering mengosumsi yang
bersantan, ikan asin.
DO :
1. TD : 180/110 mmHg
2. Ny.A dan keluarga kurang
dapat mengingat
3. Ny.A dan keluarga tampak
bingung dan tidak mengerti
ketika ditanya mengenai
penyakit hipertensi.
13
Intervensi Keperawatan Keluarga
Tabel Intervensi Keperawatan Keluarga
No Diagnosa keperawatan Tujuan dan kriteria hasil (NOC) Intervensi (NIC)
1 Nyeri akut berhubungan NOC : NIC
dengan ketidakmampuan Setelah dilakukan kunjungan rumah Manejemen nyeri
keluarga merawat sebanyak 3 kali kunjungan rumah 1. Kaji nyeri secara komprehensif.
anggota keluarga sakit. diharapkan nyeri teratasi. 2. Observasi tanda-tanda vital
Kriteria hasil : 3. Ajarkan/demonstrasikan teknik manajemen nyeri (teknik
1. Klien mampu mengontrol nyeri relaksasi)
(tahu penyebab nyeri, mampu 4. Ajarkan/demonstrasikan teknik manajemen nyeri
menggunakan teknik (distraksi)
nonfarmakologi untuk 5. Anjurkan/demonstrasikan pada klien dan keluarga
mengurangi nyeri, mencari kompres hangat pada kepala bagian belakang.
bantuan) 6. Anjurkan klien untuk meningkatkan istrahat.
2. Melaporkan bahwa nyeri 7. Beri lingkungan yang nyaman untuk mengurangi nyeri.
berkurang dengan manajemen 8. Beri informasi pada klien dan keluarga tentang nyeri dan
nyeri. perawatan yang diberikan.
3. Menyatakan rasa nyaman 9. Kolabari pemberian terapi farmakologi (analgetik) untuk
setelah nyeri berkurang. megurangi nyeri (katopril 25 mg)
2 Defisiensi pengetahuan NOC : NIC
berhubungan dengan Setelah dilakukan kunjungan rumah Teaching : disease proses
ketidakmampuan sebanyak 3 kali kunjungan rumah 1. Kaji pengetahuan klien dan keluarga tentang hipertensi
keluarga mengenal diharapkan keluarga mengetahui 2. Diskusikan dengan keluarga tentang hipertensi dengan
masalah. proses penyakit. menggunakan leaflet/lembar balik meliputi pengertian
Kriteria hasil : hipertensi, penyebab, tanda dan gejalah, proses penyakit,
1. Pasien dan keluarga menyatakan komplikasi, perawatan dan pencegahan hipertensi.
pemahaman tentang penyakit, 3. Diskusikan dengan keluarga tentang keputusan untuk
merawat anggota kelaurga sakit.
14
kondisi, dan program 4. Diskusikan dengan keluarga cara merawat anggota
pengobatan. keluarga yang sakit.
2. Pasien dan keluarga mampu 5. Jelaskan makanan yang harus dikonsumsi dan dihindari
melaksanakan prosedur yang penderita hipertensi.
dijelaskan secara benar. 6. Diskusikan dengan keluarga tentang lingkungan yang
3. Pasien dan keluarga mampu menunjang kesehatan.
menjelaskan kembali apa yang 7. Diskusikan bersama keluarga tentang pemanfaatan fasilitas
dijelaskan perawat. kesehatan.
4. Klien dan keluarga mengetahui
komplikasi hipertensi
15
Implementasi Dan Evaluasi Keperawatan Keluarga
Tabel Implementasi Dan Evaluasi Keperawatan Keluarga
Hari Hari
Diagnosa Evaluasi
Tanggal Implementasi Paraf Tanggal Paraf
keperawatan Jam Jam SOAP
Nyeri akut b.d Senin 1. Mengkaji nyeri secara Selasa Subjektif :
ketidakmampuan 28/5/18 komprehensif. 29/5/18 - Klien mengatakan nyeri masih
keluarga merawat 16.00 Hasil : 15.55 dirasakan namun sudah sedikit
anggota keluarga P: Ny.A mengatakan berkurang (skala nyeri 4).
sakit. timbulnya keluhan karena - Klien mengatakan mampu
tekanan darahnya yang mengontrol nyeri dengan teknik
kembali naik. relaksasi dan distraksi (klien
Q: Ny.A mengatakan melakukan teknik distraksi nyeri
keluhan yang dirasakan dengan membaca Al-Quran).
seperti tertekan benda berat - Klien menyebutkan penyebab
R: Ny.A mengatakan terjadinya dan nyeri.
keluhan dirasakan pada - Klien mengatakan nyeri sedikit
daerah kepala dan leher berkurang setelah melakukan
S: Skala nyeri 6 (sedang) teknik menejeman nyeri yang
T: Ny.A mengatakan diajarkan.
keluhan timbul secara tiba- - Klien mengatakan merasa lebih
tiba, sakit kepala yang nyaman dan nyeri berkurang
dirasakan hilang timbul setelah melakukan kompres
2. Mengobservasi tanda-tanda hangat pada kepala bagian
vital. belakang.
Hasil : Objektif :
TD:180/110 - Klien mampu
N: 96x/m mendemonstrasikan teknik
RR: 18x/m relaksasi, distraksi dan kompres
16
S : 37 C hangat pada kepala bagian
3. Mengajarkan/demonstrasika belakang.
n teknik manajemen nyeri - Klien mampu menyebutkan
(teknik relaksasi). penyebab terjadinya nyeri.
Hasil : - Ny.A tidak lagi terlihat gelisah
DS : Klien mengatakan dan meringis.
bersedia diajarkan - Tanda-tanda vital :
teknik relaksasi TD : 150/100.
DO : Klien mengikuti teknik N : 90 x/m
relaksasi yang RR : 18 x/m
diajarkan. S : 36,8 C
4. Mengajarkan/demonstrasika A : Masalah teratasi sebagian
n teknik manajemen nyeri Planning :
(distraksi). - Kaji skala nyeri
DS : Klien mengatakan - Observasi TTV
belum tahu apa itu - Anjurkan melakukan teknik
teknik distraksi. relaksasi.
DO : Tampak klien - Anjurkan melakukan teknik
menyimak teknik distraksi.
distraksi yang - Anjurkan memberi kompres
diajarkan. hangat pada kepala bagian
5. Menganjurkan/demonstrasik belakang.
an pada klien dan keluarga - Anjurkan klien meningkatkan
kompres hangat pada kepala istrahat.
bagian belakang.
Hasil : Klien dan keluarga
kooperatif.
6. Menganjurkan klien untuk
meningkatkan istrahat.
17
Hasil :
DS : Klien mengatakan
paham dengan instruksi
yang disampaikan.
DO : Klien kooperatif.
Tampak menyimak
dengan baik instruksi
yang disampaikan.
7. Menganjurkan keluarga
memberi lingkungan yang
nyaman untuk klien untuk
mengurangi nyeri.
Hasil :
DS : Keluarga mengatakan
paham dengan instruksi
yang disampaikan
DO : Keluarga kooperatif.
8. Memberikan informasi pada
klien dan keluarga tentang
nyeri dan perawatan yang
diberikan.
Hasil :
DS : Klien mengatakan
bersedia mendengarkan
informasi.
DO : Tampak klien dan
keluarga menyimak
informasi yang
disampaikan.
18
Defisiensi Senin 1. Mengkaji pengetahuan klien Selasa Subjektif :
pengetahuan b.d 28/5/18 dan keluarga tentang 29/5/18 - Keluarga mengatakan paham
ketidakmampuan 16.25 hipertensi. 16.05 tentang penyakit, kondisi, dan
keluarga Hasil : program pengobatan yang
mengenal DS : Klien mengatakan diberikan pada Ny.A.
masalah. hipertensi adalah darah - Keluarga mengatakan
tinggi. melaksanakan program
DO : Klien dan keluarga pengobatan sesuai dengan yang
tampak bingung ketika dijelaskan perawat.
ditanya tentang - Keluarga menyebutkan
hipertensi. pengertian hipertensi,
2. Mendiskusikan dengan penyebabnya, tanda dan gejalah,
keluarga tentang hipertensi komplikasi, perawatan dan
dengan menggunakan pencegahan penyakit hipertensi
leaflet/lembar balik meliputi dengan bahasa sendiri.
pengertian hipertensi, Objektif :
penyebab, tanda dan gejalah, - Klien dan keluarga mampu
proses penyakit, komplikasi, melaksanakan prosedur yang
perawatan dan pencegahan dijelaskan secara benar.
hipertensi. - Klien dan keluarga mampu
DS : Keluarga mengatakan menjelaskan kembali apa yang
bersedia mendengarkan dijelaskan namun masih sering
informasi. lupa dan tidak lancar.
DO : Keluarga kooperatif. - Klien dan keluarga mengetahui
3. Mendiskusikan dengan komplikasi hipertensi
keluarga tentang keputusan A : Masalah teratasi sebagian.
untuk merawat anggota Planning :
kelurga sakit. - kaji pengetahuan keluarga
DS : Keluarga mengatakan tentang hipertensi.
memanfaatkan
19
Puskesmas untuk - Diskusikan dengan keluarga
mengobati Ny.A tentang hipertensi dengan
DO : Keluarga kooperatif menggunakan leaflet/lembar
4. Mendiskusikan dengan balik meliputi pengertian
keluarga cara merawat hipertensi, penyebab, tanda dan
(program pengobatan) gejalah, proses penyakit,
anggota keluarga yang sakit. komplikasi, perawatan dan
DS : Keluarga mengatakan pencegahan hipertensi.
bersedia diajarkan - Diskusikan dengan keluarga cara
tentang cara merawat merawat (program pengobatan)
Ny.A. anggota keluarga sakit.
DO : Keluarga kooperatif.
5. Menjelaskan makanan yang
harus dikonsumsi dan
dihindari penderita
hipertensi.
DS : Klien menyebutkan diet
makanan yang baik
untuk hipertensi.
DO : Klien mampu
mengulang informasi
yang disampaikan.
6. Mendiskusikan dengan
keluarga tentang lingkungan
yang menunjang kesehatan.
DS : Keluarga menyebutkan
lingkungan yang baik
untuk menunjang
kesehatan.
20
DO : Keluarga mampu
mengulang informasi
yang disampaikan.
7. Mendiskusikan bersama
keluarga tentang
pemanfaatan fasilitas
kesehatan.
Hasil :
DS : Keluarga menyebutkan
manfaat faskes untuk
kesembuhan anggota
keluarga sakit.
DO : Keluarga mampu
mengulang informasi
yang disampaikan.
Nyeri akut b.d Selasa 1. Mengkaji skala nyeri. Rabu Subjektif :
ketidakmampuan 29/5/18 Hasil : Ny.A mengatakan 30/5/18 - Ny.A mengatakan nyeri sudah
keluarga merawat 16.15 skala nyeri yang dirasakan 16.25 sedikit berkurang daripada
anggota keluarga adalah 4 (nyeri sedang). kemarin (skala nyeri 3).
sakit. 2. Mengobservasi tanda-tanda - Klien mengatakan mampu
vital. mengontrol nyeri dengan teknik
Hasil : relaksasi dan distraksi (klien
TD : 150/100. melakukan teknik distraksi nyeri
N : 90 x/m dengan membaca Al-Quran).
RR : 18 x/m - Klien menyebutkan penyebab
S : 36,8 C terjadinya dan nyeri.
3. Menganjurkan melakukan - Klien mengatakan nyeri
teknik manajemen nyeri berkurang setelah melakukan
(teknik relaksasi).
21
Hasil : teknik menejeman nyeri yang
Ny.A mendemonstrasikan diajarkan.
teknik relaksasi. - Klien mengatakan merasa lebih
4. Menganjurkan klien nyaman dan nyeri berkurang
melakukan teknik setelah melakukan kompres
manajemen nyeri hangat pada kepala bagian
(distraksi) sesuai kebiasaan belakang.
klien. Objektif :
Hasil : klien mengatakan - Ny.A mampu
melakukan teknik distraksi mendemonstrasikan teknik
dengan membaca kitab suci relaksasi, distraksi dan kompres
Al-Quran. hangat pada kepala bagian
5. Menganjurkan pada klien belakang.
dan keluarga kompres - Ny.A tidak lagi terlihat gelisah
hangat pada kepala bagian dan meringis.
belakang. - Tanda-tanda vital :
Hasil : Klien dan keluarga TD : 140/90.
kooperatif. N : 84 x/m
6. Menganjurkan klien untuk RR : 18 x/m
meningkatkan istrahat. S : 37 C
Hasil : A : Masalah teratasi sebagian
DS : Klien mengatakan Planning :
paham dengan - Kaji skala nyeri
instruksi yang - Observasi TTV
disampaikan. - Anjurkan melakukan teknik
DO : Klien kooperatif. relaksasi.
Tampak menyimak - Anjurkan melakukan teknik
dengan baik instruksi distraksi.
yang disampaikan.
22
- Anjurkan memberi kompres
hangat pada kepala bagian
belakang.
- Anjurkan klien meningkatkan
istrahat.
Defisiensi Selasa 1. Mengkaji pengetahuan klien Rabu Subjektif :
pengetahuan b.d 29/5/18 dan keluarga tentang 30/5/18 - Keluarga mengatakan paham
ketidakmampuan 16.25 hipertensi. 16.35 tentang penyakit, kondisi, dan
keluarga Hasil : program pengobatan yang
mengenal masalah DS : klien dan keluarga diberikan pada Ny.A.
menyebutkan tentang - Keluarga menyebutkan
hipertensi dengan pengertian hipertensi,
bahasa sendiri. penyebabnya, tanda dan gejalah,
DO : Klien dan keluarga komplikasi, perawatan dan
mampu menyebutkan pencegahan penyakit hipertensi
tentang hipertensi dengan bahasa sendiri.
namun masih sering Objektif :
lupa dan tidak lancar. - Klien dan keluarga mampu
2. Mendiskusikan dengan menjelaskan kembali apa yang
keluarga tentang hipertensi dijelaskan namun masih sering
dengan menggunakan lupa dan tidak lancar.
leaflet/lembar balik
meliputi pengertian - Klien dan keluarga mengetahui
hipertensi, penyebab, tanda komplikasi hipertensi
dan gejalah, proses A : Masalah teratasi sebagian.
penyakit, komplikasi, Planning :
perawatan dan pencegahan - kaji pengetahuan keluarga
hipertensi. tentang hipertensi.
DS : Keluarga mengatakan - Diskusikan dengan keluarga
bersedia mendengarkan
informasi. tentang hipertensi dengan
23
DO : Keluarga kooperatif. menggunakan leaflet/lembar
3. Mendiskusikan dengan balik meliputi pengertian
keluarga cara merawat hipertensi, penyebab, tanda dan
(program pengobatan) gejalah, proses penyakit,
anggota keluarga yang sakit. komplikasi, perawatan dan
DS : Keluarga mengatakan pencegahan hipertensi.
melaksanakan program - Diskusikan dengan keluarga cara
pengobatan sesuai merawat (program pengobatan)
dengan yang dijelaskan anggota keluarga sakit.
perawat.
DO : Keluarga kooperatif.
Nyeri akut b.d Rabu 1. Mengkaji skala nyeri. Kamis Subjektif :
ketidakmampuan 30/5/18 Hasil : Ny.A mengatakan 31/5/18 - Klien mengatakan nyeri sudah
keluarga merawat 16.45 skala nyeri yang dirasakan 16.10 tidak dirasakan.
anggota keluarga adalah 3 (nyeri ringan). - Klien mengatakan mampu
sakit. 2. Mengobservasi tanda-tanda mengontrol nyeri dengan teknik
vital. menejemen nyeri.
Hasil : - Klien mengatakan nyeri
TD : 140/90. berkurang dengan manajemen
N : 84 x/m nyeri.
RR : 18 x/m - Klien mengatakan sudah merasa
S : 37 C nyaman karena nyeri yang
3. Menganjurkan melakukan dirasakan sudah hilang.
teknik manajemen nyeri Objektif :
(teknik relaksasi). - Klien menyatakan rasa nyaman
Hasil : setelah nyeri berkurang.
Ny.A mendemonstrasikan - Klien mampu
teknik relaksasi. mendemonstrasikan teknik
relaksasi, distraksi dan kompres
24
4. Menganjurkan klien hangat pada kepala bagian
melakukan teknik belakang.
manajemen nyeri - Klien mampu menyebutkan
(distraksi) sesuai kebiasaan penyebab terjadinya nyeri.
klien. - Ny.A tidak terlihat gelisah dan
Hasil : klien mengatakan meringis.
melakukan teknik distraksi - Tanda-tanda vital :
dengan membaca kitab suci TD : 130/90.
Al-Quran. N : 78 x/m
5. Menganjurkan pada klien RR : 18 x/m
dan keluarga kompres S : 36,6 C
hangat pada kepala bagian A : Masalah teratasi
belakang. Planning :
Hasil : Klien dan keluarga Intervensi dipertahankan klien dan
kooperatif. keluarga.
6. Menganjurkan klien untuk
meningkatkan istrahat.
Hasil :
DS : Klien mengatakan
paham dengan
instruksi yang
disampaikan.
DO : Klien kooperatif.
Tampak menyimak
dengan baik instruksi
yang disampaikan.
25
Defisiensi Rabu 1. Mengkaji pengetahuan klien Kamis Subjektif :
pengetahuan b.d 30/5/18 dan keluarga tentang 31/5/18 - Keluarga mengatakan paham
ketidakmampuan 16.55 hipertensi. 16.20 tentang penyakit, kondisi, dan
keluarga Hasil : program pengobatan yang
mengenal DS : klien dan keluarga diberikan pada Ny.A.
masalah. menyebutkan tentang - Keluarga mengatakan
hipertensi dengan melaksanakan program
bahasa sendiri. pengobatan sesuai dengan yang
DO : Klien dan keluarga dijelaskan perawat.
mampu menyebutkan - Keluarga menyebutkan
tentang hipertensi meski pengertian hipertensi,
masih sering lupa. penyebabnya, tanda dan gejalah,
2. Mendiskusikan dengan perawatan dan pencegahan
keluarga tentang hipertensi penyakit hipertensi dengan
dengan menggunakan bahasa sendiri.
leaflet/lembar balik - Klien dan keluarga menyebutkan
meliputi pengertian komplikasi hipertensi
hipertensi, penyebab, tanda Objektif :
dan gejalah, proses - Klien dan keluarga mampu
penyakit, komplikasi, melaksanakan prosedur yang
perawatan dan pencegahan dijelaskan secara benar.
hipertensi. - Klien dan keluarga mampu
DS : Keluarga mengatakan menjelaskan kembali apa yang
bersedia mendengarkan dijelaskan perawat tentang
informasi. hipertensi.
DO : Keluarga kooperatif. - Klien dan keluarga mengetahui
3. Mendiskusikan dengan komplikasi hipertensi
keluarga cara merawat A : Masalah teratasi.
26
(program pengobatan) Planning : Intervensi dipertahankan
anggota keluarga yang sakit. keluarga.
DS : Keluarga mengatakan
melaksanakan program
pengobatan sesuai
dengan yang dijelaskan
perawat.
DO : Keluarga kooperatif.
(program pengobatan) Planning : Intervensi dipertahankan
anggota keluarga yang keluarga.
sakit.
DS : Keluarga mengatakan
melaksanakan program
pengobatan sesuai
dengan yang
dijelaskan perawat.
DO : Keluarga kooperatif.
komplementer
Berdasarkan hasil literature review Elly Trisnawati, dkk (2019) diketahui
bahwa 6 jenis terapi komplementer seperti Aromaterapy,Meditasi & yoga ,
akupresure, bekam, akupuntur pada thaicong acupoint efektif dalam
menurunkan tekanan darah pada penderita hipertensi. literature review ini
menunjukan bahwa terapi komplementer memiliki peranan penting dalam
pengobatan traditional sebagai terapi non farmakologi. Terapi komplementer
memiliki efek samping yang aman dibandingkan dengan efek samping dari
reaksi obat kimia. Pengobatan dengan menggunakan terapi komplementer juga
mempunyai manfaat selain dapat meningkatkan kesehatan secara lebih
menyeluruh juga lebih murah karena biaya pengeluaran biaya yang rendah.
2.5 Evaluasi
1. Formatif (Tujuan Khusus/Jangka Pendek)
Evaluasi keperawata merupakan salah satu langkah dalam menilai
hasil asuhan yang dilakukan dengan membandingkan hasil yang
dicapai berupa respon keluarga terhadap tindakan yang dilakukan
dengan indikator yang diterapkan. Hasil asuhan keperawatan dapat
diukur melalui: Keadaan fisik, Sikap/psikologis, Pengetahuan atau
kelakuan belajar, dan Perilaku kesehatan.
3.2 Saran
Agar terhindar dari penyakit hipertensi yang mematikan ini
sebaiknya kita menerapkan pola hidup sehat seperti mengkonsumsi
makanan yang sehat dan bergizi, mengatur pola makan, mengatur pola
aktivitas dan mengatur pola istrahat. Jika sudah terkena penyakit
hipertensi sebaiknya kita menghindari berbagai macam makanan dan
minuman seperti Makanan yang berkadar lemak jenuh tinggi (otak, ginjal,
paru, minyak kelapa,gajih), Makanan yang diolah dengan menggunakan
garam natrium (biscuit, crackers, keripikdan makanan keringyangasin),
Makanan dan minuman dalam kaleng (sarden, sosis, korned, sayuran serta
buah-buahan dalam kaleng, soft drink), Makanan yang diawetkan
(dendeng, asinan sayur/buah, abon, ikan asin, pindang, udang kering, telur
asin, selai kacang), Susu full cream, mentega, margarine, keju mayonnaise,
serta sumber protein hewani yang tinggi kolesterol seperti daging merah
(sapi/kambing), kuning telur, kulit ayam), Bumbu-bumbu seperti kecap,
maggi, terasi, saus tomat, saus sambal, tauco serta bumbu penyedap lain
yang pada umumnya mengandunggaram natrium dan Alkohol serta
makanan yang mengandung alkohol seperti durian, tape.
DAFTAR PUSTAKA
Fauzi, Isma. 2014. Buku Pintar Deteksi Dini Gejala, & Pengobatan Asam Urat,
Diabetes & Hipertensi. Yogyakarta: Araska.
Ghanie Ali. (2014). Buku ajar ilmu penyakit dalam. Jilid II. Edisi IV. Jakarta:
Interna.
Longo, Dan L. MD., Kasper, Dennis L. MD., et al. 2012. Harrison’s Principle of
Internal Medicine ed.18 Chapter 231: Rheumatoid Arthritis. McGrawHill
Companies, Inc. USA.
Sinubu, R. B., Rondonuwu, R., Onibala, F., 2015. Hubungan Beban Kerja Dengan
Kejadian Hipertensi Pada Tenaga Pengajar di SMA N 1 Amurang Kabupaten
Minahasa Selatan. e-Journal Keperawatan (e-Kp) Volume 3 Nomor 2
.
Setiati Siti, et al. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam . 6th rev. Jakarta : Internal.
Publishing Pusat Penerbitan Ilmu Penyakit Dalam; 2015. h. 2014 -1134. 2
Ignatavicius, Workman, & Rebar. 2017. Medical Surgical Nursing: Concepts For.
Interprofessional Collaborative Care (9 th ed.)
Wahid Tri Wahyudi dkk (2020) Hubungan Dukungan Keluarga Pada Pasien
Dengan Tekanan Darah Tinggi Dalam Pengendalian Hipertensi,
[MANUJU: MALAHAYATI NURSING JOURNAL, P- ISSN: 2655-2728 E-ISSN:
2655-4712 VOLUME 2, NOMOR 3 JULI 2020] HAL 525-534