Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

ANTROPOLOGI II

http://www.mercubuana-yogya.ac

Oleh,

1. Ayu Minati (18071092) 6. Nooralim Naim (18071035) 11.UmikhaPeise (18071051)

2. Jessy Fahik (18071074) 7. Ridho Pramono (18071116) 12. FahrulAzhari (18071055)

3. Chika Yoma (18071036) 8. Suci Millenia J (18071124)

4. Soraya Arfadilla (18071266) 9. Ade Alianur F (18071276)

5. Nabilia Iman (18071004) 10. Yemima (18071174)


PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam mempelajari dasar-dasar ilmu sosial perlu pula dipelajari tentang antropologi.
Dimana antropologi adalah ilmu yang mempelajari tentang manusia. Pada kesempatan
ini kami akan membahas tentang antropologi 2 di mana kami memfokuskan tentang
antropologi fisik dengan menggunakan buku pengantar ilmu sosial yang ditulis oleh
Dadang Supardan sebagai sumber referensi kami.

B. Rumusan Masalah
1. Apa itu Antropologi ?
2. Apa itu Antropologi Fisik ?
3. Teori-teori Antropologi ?
4. Pendekatan, Metode, Ilmu Bantu, dan Jenis Penelitian Antropologi ?
5. Konsep-Konsep Antropologi ?

C. Tujuan
1. Menjelaskan Pengertian Antropologi
2. Menjelaskan Antropologi Fisik
3. Menjelaskan Teori-Teori Antropologi
4. Menyebutkan, Menjelaskan tentang Pendekatan, Metode, Ilmu Bantu, dan Jenis
Penelitian Antropologi
5. Menjelaskan singkat Konsep-Konsep Antropologi
PEMBAHASAN
A. Pengertian Antropologi

Istilah antropologi berasal dari kata Yunani yakni kata anthropus berarti manusia, dan
logos berarti ilmu. Dengan demikian antropologi adalah suatu studi ilmu yang
mempelajari tentang manusia baik dari segi budaya, perilaku, keanekaragaman, warna-
warna dan lain sebagainya.

Objek utama dari antropologi adalah manusia di dalam masyarakat suku bangsa,
kebudayaan dan prilakunya. Ilmu pengetahuan antropologi memiliki tujuan untuk
mempelajari manusia dalam bermasyarakat suku bangsa, berperilaku dan berkebudayaan
untuk membangun masyarakat itu sendiri.

B. Antropologi Fisik

Koentjaraningrat (1981 : 244) membuat bagan pembagian dalam ilmu antropologi yakni,
antropologi fisik dan antropologi budaya.

Dalam materi antropologi II ini kami akan membahas secara khusus mengenai
ANTROPOLOGI FISIK.

Antropologi fisik adalah bagian dari ilmu antropologi yang mempelajari pengertian


tentang sejarah terjadinya aneka warna makhluk manusia dipandang dari sudut ciri-ciri
tubuhnya, yang memakai sebagai bahan penelitiannya ciri-ciri tubuh, baik yang
lahir (fenotip) seperti warna kulit, warna dan bentuk rambut, indeks tengkorak, bentuk
muka, warna mata, bentuk hidung, tinggi dan bentuk tubuh, maupun yang
dalam (genotip), seperti frekuensi golongan darah dan sebagainya. 

Manusia di muka bumi ini dapat digolongkan ke dalam beberapa golongan tertentu
berdasarkan atas persamaan mengenai beberapa ciri tubuh. Adapun ciri-ciri tubuh itu
terdapat pada sebagian besar dari individu-individunya, walaupun tiap individu memiliki
ciri-ciri tubuh yang berbeda-beda. Kelompok manusia seperti itu dalam ilmu antropologi
disebut ras. 
Antropologi fisik berkembang pesat dengan melakukan penelitian-penelitian terhadap
asal mula dan perkembangan manusia. Berdasarkan tulisan Darwin ”The Origin of
Species”, manusia asalnya monyet, karena makhluk hidup mengalami evolusi.
Antropologi ingin membuktikan dengan melakukan berbagai penelitian terhadap kera dan
monyet di seluruh dunia. Antropologi fisik mempelajari manusia dari segi biologi
misalnya, bentuk tubuh, warna rambut, warna kulit, dan lainnya.
Adapun ilmu yang termasuk Antropologi fisik yaitu :
 Paleoantropologi :  Bagian dari antropologi fisik yang menelaah tentang asal usul
atau terjadinya dan perkembangan mahkluk manusia. Obyek penelitiannya adalah
fosil manusia (sisa-sisa tubuh manusia yang telah membatu) yang terdapat dalam
lapisan-lapisan bumi.
 Somatologi : Bagian dari antropologi fisik yang menelaah tentang variasi atau
keanekaragaman ras manusia melalui ciri-ciri tubuh manusia secara keseluruhan
(ciri-ciri genotipe dan fenotipe).

Contoh:
a. Dengan melakukan pengamatan mengenai perbedaan fisik orang dari ras
Mongoloid  dengan orang ras Negroid. Penelitian dan pengamatan yang dilakukan
dengan melihat perbedaan ciri-ciri fisik yang dimiliki oleh masing-masing ras, antara
lain dilihat dari warna kulit, warna dan bentuk rambut, indeks tengkorak, bentuk
muka, warna mata, bentuk hidung, tinggi dan bentuk tubuh, maupun yang dalam
(genotipik), seperti frekuensi golongan darah dan sebagainya.
b. Seseorang peneliti ingin membuat suatu descriptive integration dari kebudayaan
suku bangsa Ngada di Flores Tengah, ia mengumpulkan bahan tentang kehidupan
masyarakat dan kebudayaan orang Ngada sekarang, tetapi di samping itu ia juga
memperhatikan fosil-fosil yang terdapat di Flores. Dan ia memperhatikan ciri-ciri ras
orang Ngada dan suku-suku bangsa lain di sekitarnya, di Flores, ia juga mengolah ke
dalam bahannya, artefak-artefak yang digali atau ditemukan di daerah Flores Tengah.
Dengan mengolah menjadi satu semua bahan itu, ia mencoba mencapai pengertian
tentang asal mula dan sejarah perkembangan dari suku bangsa Ngada.
C. Teori Antropologi
 Teori Evolusi Deterministik

Adalah teori tertua yang dikembangkan oleh 2 tokoh pertama dalam


Antropologi, ialah Edward Burnet Tylor (1832-1917) dan Lewis Henry
Morgan (1818-1889). Teori ini berangkat dari anggapan bahwa ada suatu
hukum (aturan) universal yang mengendalikan perkembangan semua
kebudayaan manusia. Menurut teori ini setiap kebudayaan mengalami evolusi
melalui jalur dan fase-fas yang sudah pasti.

 Teori Partikularisme

Pada awal abad ke-20 berakhirlah kejayaan evolusionisme dan berkembanglah


pemikiran yang menentang teori tersebut. Pemikiran baru tersebut dipelopori
oleh Franz Boas (1858-1942) yang kemudian disebut teori partikularisme
historic. Boas tidak setuju dengan teori evolusi dalam hal asumsi tentang
adanya hukum universal yang menguasai kebudayaan manusia. Ia
menunjukkan betapa sangat kompleksnya variasi kebudayaan, dan percaya
bahwa terlalu premature merumuskan teori yang universal.

 Teori Fungsionalisme

Teori ini dikembangkan oleh Bronislaw Malinowski (1884-1942) yang selama


Perang Dunia II mengisolir bersama penduduk asli Pulau Trobrian untuk
mempelajari cara hidup mereka dengan jalan melakukan observasi
partisipatoric. Ia mengajukan teori fungsionalisme, yang berasumsi bahwa
semua unsure kebudayaan merupakan bagian-bagian yang berguna bagi
masyarakat dimana unsure-unsur tersebut terdapat. Dengan kata lain,
pandangan fungsional atas kebudayaan menekankan bahwa setiap pola
tingkah-laku, setiap kepercayaan dan sikap yang merupakan bagian dari
kebudayaan suatu masyarakat, memerankan fungsi dasar di dalam kebudayaan
bersangkutan.
D. Pendekatan, Metode, Ilmu Bantu, dan Jenis Penelitian
Antropologi

a) Pendekatan

Antropologi perlu memperoleh banyak informasi dari berbagai pendekatan baik


secara umum maupun khusus. Pendekatan-pendekatan ini berfungsi untuk mengetahui
peristiwa yang dialami manusia  dan mengkaji suatu hal dengan lebih intensif.
Pendekatan antropologi bukan hanya digunakan dalam penelitian sosial namun juga
dapat digunakan dalam memberi kesimpulan umum.

 Pendekatan Holistic

Pendekatan Holistic memandang kebudayaan secara utuh atau holistik. Para ahli
antropologi mengumpulkan semua aspek (sejarah, ekonomi, geografi, teknologi
serta bahasa) untuk medapatkan generalisasi mengenai suatu kebudayaan yang
kompleks.

 Pendekatan Komparatif

Pendekatan komparatif menjadi sebuah pendekatan yang unik dalam antropologi.


Pendekatan ini digunakan untuk memahami kebudayaan masyarakat yang belum
mengenal baca-tulis (pra-aksara). Para ahli antropologi yakin bahwa setiap teori
harus diuji pada sebanyak mungkin populasi di kebudayaan sebelum dapat
diverifikasi. Ahli antropologi merasa lebih mudah untuk mempelajari kebudayaan
dari masyarakat kecil yang relatif sama atau homogen dari pada masyarakat-
masyarakat modern yang lebih kompleks.

 Pendekatan Historic

Pendekatan ini berfokus pada asal-usul unsur kebudayaan. Awalnya para ahli
antropologi tertarik pada asal  unsur kebudayaan kemudian tertarik mengenai
unsur kebudayaan yang khusus dan unik.
b) Metode Antropologi

Adapun metode penelitian antropologi yang dapat digunakan yaitu, deskriptif,


komparitif, studi kasus, etnografis, dan survei.

Namun dari buku “pengantar ilmu sosial” dari Dadang Supardan dimana buku ini juga
menjadi salah satu sumber referensi kami dituliskan bahwa metode yang difokuskan
adalah penelitian komparitif karena merupakan ciri khas dalam penelitian antropologi.
Metode komparatif antropologi adalah metode penelitian yang mencabut unsur-unsur
kebudayaan dari konteks masyarakat yang hidup dan dibandingkan dengan sebanyak
mungkin unsur-unsur dan aspek suatu kebudayaan.

c) Ilmu Bantu Antropologi

Menurut Koentjaraningrat mencakup 5 disiplin ilmu, antara lain paleoantropologi,


antropologi fisik, etnolinguistik, antropologi prehistori, dan etimologi. Namun dalam
antropologi fisik disiplin ilmu yang digunakan adalah :

 Paleoantropologi

Merupakan ilmu tentang asal-usul atau soal terjadinya evolusi makhluk


manusia menggunakan bahan penelitian yaitu fosil-fosil manusia dari zaman
ke zaman yang tersimpan dalam lapisan bumi dan didapat dengan berbagai
penggalian.

 Antropologi Fisik

Merupakan bagian ilmu antropologi yang mempelajari suatu pengertian


tentang sejarah terjadinya aneka warna makhluk manusia jika dipandang dari
sudut ciri-ciri tubuhnya. Seperti warna kulit, warna dan bentuk rambut, indeks
tengkorak, bentuk muka, warna mata, dan bentuk tubuh maupun sifat bagian
dalam(genotipik), seperti golongan darah. Pengelompokan manusia
berdasarkan persamaan beberapa ciri tubuh disebut ras.
d) Jenis Penelitian Antropologi

Jika ditelaah dari macam-macam penelitiannya, dalam antropologi dikenal


beberapa bentuk penelitian, seperti:

 Penelitian descriptive integration (aliran diakronik)

Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran yang menyeluruh


tentang suatu suku bangsa, misalnya suku bangsa tersebut termasuk ke
dalam ras apa, bagaimana asal-usulnya, sejarah perkembangannya,
cara hidupnya, adat istiadat dan aspek-aspek lainnya secara
menyeluruh.

 Penelitian generalizing approach (aliran sinkronik)

Aliran ini bertujuan untuk mencari asas persamaan dari sejumlah suku
bangsa yang beranekaragam. Metode yang dipergunakannya dapat
dikelompokkan atas dua golongan. Pertama, dengan melakukan
penelitian yang mendalam dan utuh dari sejumlah suku bangsa
(misalnya 3 sampai 5 suku bangsa). Kedua, dengan melakukan studi
perbandingan unsur budaya tertentu (misalnya bahasa saja) pada
sejumlah besar suku bangsa (misalnya ratusan suku bangsa).

 Peneltian Komparatif

Penelitian komparatif adalah penelitian yang bersifat membandingkan.


Penelitian inidilakukan untuk membandingkan persamaan dan
perbedaan dua atau lebih fakta-fakta dan sifat-sifat objek yang di teliti
berdasarkan kerangka pemikiran tertentu. Pada penelitian ini
variabelnya masih mandiri tetapi untuk sampel yang lebih dari satu
atau dalam waktu yang berbeda.

Menurut Nazir (2005: 58) penelitian komparatif adalah sejenis


penelitian deskriptif yang ingin mencari jawaban secara mendasar
tentang sebab-akibat, dengan menganalisis faktor-faktor penyebab
terjadinya ataupun munculnya suatu fenomena tertentu.
Jadi peneitian komparatif adalah jenis penelitian yang digunakan untuk
membandingkan antara dua kelompok atau lebih dari suatu variabel
tertentu.

E. Konsep-Konsep Antropologi

1. Kebudayaan : Kumpulan pengetahuan yang secara sosial diwariskan


dari satu generasi ke generasi berikutnya.
2. Evolusi : Mengacu pada sebuah transformasi atau perubahan yang
bertahap.
3. Daerah Budaya : Suatu daerah geografis yang memiliki ciri-ciri
budaya.
4. Enkulturasi : Mengacu kepada suatu proses embelajaran kebudayaan.
5. Difusi : Proses penyebaran unsur-unsur kebudayaan secara meluas.
6. Akulturasi : Proses saling tukar kebudayaan.
7. Etnosentrisme : Rasa bahwa kebudayaab dirinya paling unggul.
8. Tradisi Pola perilaku atau kepercayaan sejak lama.
9. Ras dan Etnik : Ras yakni sekelompok orang yang memiliki sejumlah
ciri fisik. Etnik adalah kelompok sosial bagian dalam ras.
10. Stereotip : Suatu rencana yang begitu dibentuk susah diubah.
11. Kekerabatan : Ini merupakan konsep inti dalam antropologi.
12. Magis : Salah satu khayalan paling merusak umat manusia.
13. Tabu : Yang terlarang
14. Perkawinan.

Contoh Kasus tentang RAS


Bullyng terhadap Josep Sebastian Zebua Kelas IV SD - SDN
Pekayon 16, Pasar Rebo - Jakarta Timur. Ia dibully oleh teman
temannya.
Dengan Cerita Kasus Sebagai Berikut :

semenjak kejadian kasus Ahok anak ini di sebut sebut sebagai ahok disekolahnya karena
mirip ahok (latar belakang kepercayaan yang sama dan dari segi fisik), teman temanya juga
mengatakan bunuh ahok yakni Josep Sebastian Zebua, sebagai ahok di kelasnya. Bentuk
bullyng yang didapat diantaranya adalah tangannya ditusuk oleh teman teman nya. Ia dipukul
serta pernah dimasuki pasir dalam baju melalui kerah bajunya. Bahkan tak jarang hal-hal
seperti itu terjadi di depan mata Ibu Josep.

Hingga josep sebastian zebua dua minggu tidak pergi sekolah karena dia takut. Lalu dari
pihak keluarga memindakhan Josep ke Sekolah Katolik dan juga melaporkan hal ini kepada
pihak pihak yang berwajib.

Sumber http://redaksiindonesia.com/read/siswa-dianiaya-dan-dibully-karena-ras-dan-agama-
di-dki-bukan-hoax.html

Penyelesaian Kasus menurut kami yang seharusnya diambil adalah:

 Pihak Sekolah menindak lanjuti dengan melaporkan anak (si pembully) pada
orangtuanya, memberi penyuluhan khusus,dll.

 Josep dipindahkan ke sekolah yang memiliki ras yang sama agar dia merasa aman
serta perlahan trauma nya akan hilang.

 Hal ini juga menjadi PR besar bagi pemerintah dan paling utama adalah para orangtua
agar hal seperti ini tidak dapat terulang lagi.

Sumber Referensi :(Supardan, H. Dadang.2011.Pengantar ilmu sosial:Sebuah Kajian


Pedekatan Struktural.Jakarta.Bumi Aksara)

http://bungasarisebelasbahasasman1ciparay.blogspot.com/2013/06/antropologi-fisik.html

https://dosenpsikologi.com/antropologi

Anda mungkin juga menyukai