Anda di halaman 1dari 11

Kelompok Sosial

(Part 3)
Moch.Shofiyuddin, S.Sos
Guru Sosiologi SMAN 1 Gedeg
A. Faktor pembentuk
kelompok sosial

• Kepentingan yang sama


• Pertalian darah / keturunan yang sama
• Daerah/wilayah yang sama

Misal :
- IMM (Ikatan Mahasiswa Mojokerto)
- Keluarga Besar Bani Abdul Shomad
- Serikat Pekerja Pabrik Tjiwi Kimia
B. Berbagai bentuk & jenis kelompok kepentingan
di masyarakat
1. Solidaritas Mekanik dan Solidaritas Organik
 
Emile Durkheim membagi kelompok sosial menjadi dua yakni
kelompok sosial yang didasarkan pada solidaritas mekanik dan
kelompok sosial yang didasarkan pada solidaritas organik
sebagai berikut.

• Solidaritas mekanik, merupakan ciri dari masyarakat yang


masih sederhana dan belum mengenal pembagian kerja.
Yang diutamakan adalah persamaan perilaku dan sikap.
Seluruh warga masyarakat diikat oleh kesadaran kolektif,
yaitu kesadaran bersama. Contoh : Keluarga, Suku Jawa,
Suku Dani Papua
• Solidaritas organik, merupakan bentuk solidaritas yang telah
mengenal pembagian kerja. Bentuk solidaritas ini bersifat
mengikat, sehingga unsur-unsur di dalam masyarakat
tersebut saling bergantung. Karena adanya
kesalingtergantungan ini, ketiadaan salah satu unsur akan
mengakibatkan gangguan pada kelangsungan hidup
bermasyarakat. Contoh : Pemerintahan Desa Kemlagi, SMAN
1 Gedeg, Pabrik Ajinomoto Tbk.
2. Gemeinschaft (Paguyuban) dan Gesellschaft
(Patembayan)
 
Menurut Ferdinand Tonnies, kelompok di masyarakat
dibedakan menjadi dua, yaitu gemeinschaft dan
gesellschaft.

• Gemeinschaft atau paguyuban, merupakan kehidupan


bersama yang intim, pribadi, dan eksklusif. Suatu
keterikatan yang dibawa sejak lahir. Contohnya adalah
ikatan perkawinan, agama, bahasa, adat, dan rumah
tangga. Gemeinschaft dibedakan menjadi 3 tipe :
 Gemeinschaft by blood (mengacu pada ikatan
darah/ikatan kekeluargaan)
 Gemeinschaft by place (ikatan yang didasarkan pada
persamaan tempat tinggal)
 Gemeinschaft of mind (hubungan yang didasarkan
pada persamaan ideologi atau pengetahuan dan
keahlian pada bidang-bidang tertentu)
Contoh : Paguyuban Pasundan, Paguyuban Ludruk Karya
Budaya, RT/RW, Paguyuban Batak Sawahlunto
• Gesellschaft atau patembayan, merupakan
kehidupan publik sebagai sekumpulan
orang yang secara kebetulan hadir
bersama, tetapi setiap orang tetap mandiri.
Bersifat sementara dan semu. Contohnya
adalah ikatan pekerja dan ikatan
pengusaha.

Misal :
- Serikat Pekerja PT. Mertex
- CV. Indo Arta Manunggal
3. Kelompok Primer dan Sekunder
 
Charles H. Cooley dan Ellsworth Farris membagi kelompok
sosial menjadi kelompok primer dan kelompok sekunder.

• Kelompok primer, ditandai dengan pergaulan, kerja sama, dan


tatap muka yang intim. Ruang lingkup kelompok primer yang
terpenting adalah keluarga, teman bermain pada masa kecil,
rukun warga, dan komunitas orang dewasa. Contoh :
keluarga, teman sebaya,
• Kelompok sekunder, kelompok sekunder yang formal, tidak
pribadi, dan berciri kelembagaan. Contohnya adalah koperasi
dan partai politik. Contoh : Lembaga pendidikan, SMK
Angkasa, PKB, Gerindra, KSP Arta Pribadi Sentosa, Dll
4. In-Group dan Out-Group
 
W.G Sumner membagi kelompok sosial menjadi dua yaitu in-group dan
out-group.
 
• In-group (kelompok dalam), dijumpai persahabatan, kerja sama,
keteraturan, dan kedamaian. Dimana itu menimbulkan perasaan
solidaritas kuat dalam kelompok. Contoh : BONEK & Anggotanya
• Out-group (kelompok luar), apabila kelompok dalam berhubungan
dengan kelompok luar muncullah rasa kebencian, dendam dan hasrat
mengalahkan dan menyakiti terhadap yang bukan anggotanya. Contoh :
AREMA dan Anggotanya
5. Membership Group dan Reference Group
 
Robert K. Merton membagi kelompok sosial menjadi
dua yakni membership group dan reference group.

• Membership group, adalah kelompok di mana


setiap orang secara fisik menjadi anggota dari
kelompok tersebut. Contoh PGRI, MGMP, TNI,
POLRI, DPR, MPR, OSIS, Paskibraka dll.
• Reference group, adalah kelompok sosial yang
menjadi acuan bagi seseorang secara psikologis
sehingga dapat membentuk pribadi dan
perilakunya. Contoh : Fitness Club, Kelompok
Keagamaan NU, Muhammadiyah, LDII, dll.

Ada 2 tipe Reference Group :


• Tipe Normatif : tipe yang berpegang teguh pada
nilai individu (Contoh kelompok keagamaan)
• Tipe perbandingan : tipe ini memiliki pegangan bagi
individu dalam menilai (Kelompok olahraga)
 6. Kelompok Formal – Informal

• Kelompok formal, adalah kelompok yang


memiliki aturan tegas dan kelompok ini sengaja
diciptakan untuk mengatur hubungan
antarsesama anggota. Contoh : IDI (Ikatan
Dokter Indonesia), PSSI (Persatuan Sepakbola
Seluruh Indonesia, IPNU (Ikatan Pelajar NU), dll

• Kelompok informal, adalah kelompok yang tidak


memiliki organisasi dan struktur yang pasti.
Kelompok informal ini umumnya terbentuk atas
dasar seringnya pertemuan di antara anggota
kelompok yang memiliki pengalaman dan
kepentingan yang sama. Contoh : CIC (Corona
Indonesia Club), Fans K-Pop BTS ARMY,
Saudara New Palapa, Nella Lovers, Maniak
Kicau (Pecinta Burung), dll.
7. Kelompok Okupasional dan Volunter
 
• Kelompok okupasional, adalah kelompok yang tercipta karena
semakin memudarnya fungsi kekerabatan. Kelompok ini terdiri
atas berbagai profesi atau memiliki pekerjaan yang sama.
Anggota kelompok ini biasanya memiliki aturan atau pedoman
dalam bertingkah laku, yaitu berupa kode etik. Contoh : HIPMI
(Himpunan Pengusaha Muda Indonesia), PPNI (Persatuan
Perawat Nasional Indonesia), dll
• Kelompok volunter, adalah kelompok yang terdiri atas
berbagai anggota yang memiliki kepentingan yang sama juga.
Namun, yang membedakan kelompok ini dengan kelompok
okupasional adalah keberadaan kelompok ini tidak
mendapatkan perhatian dari masyarakat. SSCS (Save Street
Children Surabaya), SEMAR Mojokerto, dll.
Terima kasih
DI LANJUTKAN PERTEMUAN KEDEPAN…..
Masih tetap dalam pembahasan tentang kelompok-kelompok sosial

Anda mungkin juga menyukai