Anda di halaman 1dari 12

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Persalinan adalah proses membuka dan menipisnya serviks hingga 10 cm dan


janin turun kedalam jalan lahir. Persalinan dan kelahiran normal adalah proses
pengeluaran janin yang terjadi pada kehamilan cukup bulan yaitu (37-42
minggu), lahir spontan dengan presentasi belakang kepala, tanpa komplikasi baik
ibu maupun janinya. Persalinan terdiri dari kala I sampai kala IV. Untuk itu disini
kita akan membahas tentang Perubahan fisiologi sistem reproduksi dan sistem
lainya serta perubahan psikologis pada persalinan kala I. Persalinan kala I atau
disebut juga Kala Pembukaan waktu untuk pembukaan serviks sampai menjadi
pembukaan lengkap (10 cm).

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah tesebut, maka dirumuskanlah


beberapa permasalahan sebagai berikut:

1. Bagaimana perubahan fisiologi sistem reproduksi dan sistem lainya


pada persalinan kala I ?
2. Bagaimana perubahan psikologis pada persalinan kala I?
3. Bagaimana manajemen kala I?

1.3 Tujuan Penulisan

Penulisan makalah ini bertujuan untuk melakukan pengkajian terhadap


hal-hal sebagai berikut :

1. Untuk mendiskripsikan perubahan fisiologi sistem reproduksi dan


sistem lainya pada persalinan kala I.
2. Untuk mendiskripsikan perubahan psikologis pada persalinan kala I.
3. Untuk mendiskripsikan manajemen kala I.

1
1.4 Manfaat Penulisan
Penyusunan makalah ini diharapkan dapat mengembangkan ilmu
pengetahuan dan wawasan mengenai beberapa hal penting yang harus
diketahui oleh berbagai pihak baik bidan ataupun masyarakat yang
berhubungan dengan asuhan persalinan kala I.

2
BAB II

PEMBAHASAN ISI

2.1 Perubahan Fisiologi Sistem Reproduksi dan Sistem Lainnya Pada


Persalinan Kala I
Kala I ( Kala Pembukaan)
Waktu untuk pembukaan serviks sampai menjadi pembukaan lengkap (10
cm). Dalam kala pembukaan dibagi menjadi 2 fase :

a. Fase Laten

Dimulai sejak awal kontraksi yang menyebabkan penipisan dan pembukaan


serviks secara bertahap :
 Pembukaan kurang dari 4 cm
 Biasanya berlangsung kurang dari 8 jam

b. Fase aktif
 Frekuensi dan lama kontraksi uterus umumnya meningkat (kontraksi
adekuat/3 kali atau lebih dalam 10 menit dan berlangsung selama 40 datik
atau lebih)
 Serviks membuka dari 4 ke 10, biasanya dengan kecepatan 1cm/lebih
perjam hingga pembukaan lengkap (10)
 Terjadi penurunan bagian terbawah janin
 Berlangsung selama 6 jam dan di bagi atas 3 fase, yaitu:

Berdasarkan kurva friedman:


 Periode akselerasi, berlangsung selama 2 jam pembukaan menjadi 4cm
 Periode dilatasi maksiamal, berlangsung selama 2 jam pembukaan
berlangsung cepat dari 4 menjadi 9 cm
 Periode diselerasi, berlangsung lambat dalam waktu 2 jam pembukaan
9cm menjadi 10cm/lengkap

3
Sejumlah perubahan fisiologis yang normal akan menjadi selama
persalinan, hal ini bertujuan untuk mengetahui perubahan-perubahan yang
dapat dilihat secara klinis bertujuan untuk dapat secara tepat dan cepat
mengintreprestasi tanda-tanda, gejala tertentu dan penemuan perubahan fisik
dan laboratorium apakah normal apa tidak persalinan kala 1.
a. Perubahan tekanan darah
Perubahan tekanan darah meningkat selama kontraksi uterus dengan
kenaikan sistolik rata-rata sebesar 10-20mmHg dan kenaikan sistolik rata-
rata 5-10mmHg di antara kontraksi-kontraksi uterus, tekanan darah akan
turun seperti sebelum masuk persalinan dan akan naik lagi bila terjadi
kontraksi. Arti penting dan kejadian ini adalah untuk memastikan tekanan
darah yang sesungguhnya, sehingga diperlukan pengukuran diantara
kontraksi. Jika seorang ibu dalam keadaan yang sangat takut/khawatir,rasa
takutnyalah yang menyebabkan kenaikan tekanan darah. Dalam hal ini
perlu dilakukan pemeriksaan lainnya untuk mengesampingkan
preeklamsia. Oleh karena itu diperlukan asuhan yang mendukung yang
dapat menimbulkan ibu rileks/santai.
Posisi tidur telentang selama bersalin akan menyebabkan penekanan
uterus terhadap pembulu darah besar (aorta) yang akan menyebabkan
sikluasi darah baik untuk ibu maupun janin akan terganggu, ibu dapat
terjadi hipotensi dan janin dapat asfiksia.
b. Perubahan metabolisme
Selama persalinan baik metabolisme karbohidrat aerobik maupun
anaerobik akan naik secara perlahan. Kenaikan ini sebagian besar
diakibatkan karena kecemasan serta kegiatan otot rangka tubuh, kegiatan
metabolisme yang meningkat tercermin dengan kenaikan suhu badan,
denyut nadi, pernapasan, kardiak output dan kehilangan cairan.
c. Perubahan suhu Badan
Suhu badan akan sedikit meningkat selama persalinan,suhu mencapai
tertinggi selama persalinan dan segera setelah persalinan. kenaikan ini
dianggap normal asal tidak melebihi 0,5-1 derajat C. suhu badan yang naik
sedikit merupakan hal yang wajar, namun keadaan ini berlangsung lama,

4
keadaan suhu ini mengidintikasikan adanya dehidrasi. Parameter lainnya
harus dilakukan antara lain selaput ketuban pecah atau belum, karena hal
ini merupakan tanda infeksi.
d. Denyut Jantung
Penurunan yang menyolok selama acme kontraksi uterus tidak terjadi jika
ibu berada dalam posisi miring bukan posisi terlentang. Denyut jantung
antara kontraksi sedikit lebih tinggi dibanding selama periode persalinan
atau belum masuk persalinan. Hal ini mencerminkan kenaikan dalam
metabolisme yang terjadi selama persalinan. Denyut jantung yang sedikit
naik merupakan hal yang normal, meskipun normal perlu dikontrol secara
periode untuk mengidentifikasi infeksi.
e. Pernapasan
Kenaikan pernapasan dapat disebabkan karena adanya rasa nyeri,
kekhawatiran serta penggunaan tehnik pernapasan yang tidak benar.
f. Perubahan senal
Polyuria sering terjadi selama persalinan, hal ini disebabkan oleh kardiak
output yang meningkat serta glomelurus serta aliran plasma ke renal.
Polyuria tidak begitu kelihatan dalam posisi telentang, yang mempunyai
efek mengurangi aliran urine selama persalinan. Protein dalam urine (+1)
selama persalinan merupakan hal yang wajar, tetapi proteinuria (+2)
merupakan hal yang tidak wajar, keadaan ini lebih sering pada ibu
primipara, anemia, persalinan lama atau kasus pre ekslamsia.
g. Perubahan gastrointestinal
Kemampuan pergerakan gastrik serta penyerapan makanan padat
berkurang akan menyebabkan pencernaan hampir berhenti selama
persalinan dan akan menyebabkan konstipasi.
h. Perubahan hematologis
Haemoglobin akan meningkat 1,2gr/100ml selama persalinan dan kembali
ketingkat pra persalinan pada hari pertama. Jumlah sel-sel darah putih
meningkat secara profgessif selama kala satu persalinan sebesar 5000s/d
WBC sampai dengan akhir pembukaan lengkap, hal ini tidak berindikasi

5
adanya infeksi. Gula akan turun selama dan akan turun secara menyolok
pada persalinan yang mengalami penyulit atau persalinan lama
i. Kontraksi uterus
Kontraksi uterus terjadi karena adanya rangsangan pada otot polos uterus
dan penurunan hormone progesteron yang menyebabkan keluarnya
hormon oksitosin.
j. Pembentukan segmen atas Rahim dan segmen bawah Rahim
Segmen atas Rahim (SAR) terbentuk pada uterus bagian atas dengan sifat
otot yang lebih tebal dan kontraktif, terdapat banyak otot sorong dan
memanjang. Terbentuk dari fundus sampai ishimus uteri.
Segmen bawah Rahim (SBR) terbentang di uterus bagian bawah antara
ishimus dengan serviks dengan sifat otot yang tipis dan elastis, pada
bagian ini banyak terdapat otot yang melingkar dan memanjang.
k. Perkembangan retraksi ring
Retraksi ring adalah batas pinggiran antara SAR dan SBR, dalam keadaan
persalinan normal tidak tampak dan akan keliatan pada persalinan
obnormal, karena kontraksi uterus yang berlebihan, retraksi ring akan
tampak sebagai garis atau batas yang menonjol di atas simpisis yang
merupakan tanda dan ancaman rupture.
l. Penarikan serviks
Pada akhir kehamilan otot yang mengelilingi ostium uteri internum (OIU)
ditarik oleh SAR yang menyebakan serviks menjadi pendek dan menjadi
bagian dari SBR. Bentuk serviks menghilang karena canalis servikalis
membesar dan membentuk ostium uteri eksterna (OUE) sebagai ujung dan
dan bentuknya menjadi sempit.
m. Pembukaan ostium oteri interna dan ostium oteri exsterna
Pembukaan serviks disebabkan karena membesarnya OUE karena otot
yang melingkar disekitar ostium meregang untuk dapat dilewati kepala.
Pembukaan uteri tidak saja terjadi karena penarikan SAR akan tetapi
karena tekanan isi uterus yaitu kepala dan kantong amnion. Pada
primigravida dimulai dari ostium eksterna membuka pada saat persalinan

6
terjadi. Sedangkan pada multi gravida ostium uteri internum dan
eksternum membuka secara bersama-sama pada saat pesalinan terjadi.
n. Show
Adalah pengeluaran dari vagina yang terdiri lendir yang bercampur dengan
darah,lendir ini berasal dari ekstruksi Lendir yang menyumbat canalis
serviks sepanjang kehamilan, sedangkan darah berasal dari desidua vera
yang lepas.
o. Tonjolan kantong ketuban
Tonjolan kantong ketuban ini disebabkan oleh adanya regangan SBR yang
menyebabkan terlepasnya selaput korior yang menempel pada uterus,
dengan adanya tekanan maka akan terlihat kantong yang berisi cairan yang
menonjol ke ostium uteri internum yang terbuka. Cairan ini terbagi dua
yaitu fore water dan hind water yang berfungsi melindungi selaput amnion
agar tidak terlepas seluruhnya. Tekanan yang diarahkan ke cairan sama
dengan tekanan ke uterus sehingga akan timbul generasi floud presur.
p. Pemecahan kantong ketuban
Pada akhir kala 1 bila pembukaan sudah lengkap dan tidak ada tahanan
lagi, ditambah dengan kontraksi yang kuat serta desakan janin yang
menyebabkan kantong ketuban pecah, diikuti dengan proses kelahiran
bayi.

2.2 Perubahan Psikologis Pada Persalinan Kala I


Pada ibu hamil banyak terjadi perubahan, baik fisik maupun psikologis.
Perubahan psikologis selama persalinan perlu diketahui oleh penolong persalinan
dalam melaksanakan tugasnya sebagai pendamping atau penolong persalinan.
Beberapa keadaan dapat terjadi pada ibu dalam persalinan, terutama pada ibu
yang pertama kali melahirkan sebagai berikut:

a. Perasaan tidak enak


b. Takut dan ragu akan persalinan yang akan dihadapi
c. Sering memikirkan antara lain apakah persalinan normal
d. Menganggap persalinan sebagai percobaan
e. Apakah penolong persalinan dapat sabar dan bijaksana dalam menolongnya

7
f. Apakah bayi normal atau tidak
g. Apakah ia sanggup merawat bayinya
h. Ibu mersa cemas

2.3 Manajemen Kala I


Jika seorang ibu akan bersalin datang kepada keluarga maka, seorang bidan
layaknya dapat menerima ibu dan keluarganya. Seringkali seorang petugas
kesehatan terburu-buru dalam memberikan asuhan kepada wanita yang akan
bersalin. Hal ini akan mengakibatkan rasa takut dan kurang percaya dari pihak
pasien dan keluarga terhadap bidan, terlebih bila dihadapkan dalam kondisi
kegawatan.
Setelah menerima ibu dan keluarga dengan baik, bidan kemudian melakukan
pengkajian terhadap riwayat kesehatan dan melakukan pemeriksaan fisik untuk
menentukan:
1. Apakah ibu sedang dalam persalinan
2. Ibu dan bayi dalam keadaan baik
3. Apakah ada komplikasi/penyulit

Setelah itu layaknya seorang melakukan diagnose apakah ibu sudah masuk
dalam persalinan yang sesungguhnya atau belum, kemudian menentukan apakah
ibu membutuhkan intervensi darurat segera.kemudian bidan membuat rencana
asuhan. Dari rencana asuhan yang telah ditetapkan kemudian di aplikasikan dan
pada akhirnya dievaluasi untuk dinilai keberhasilan atau tidak dari asuhan yang
diberikan.

Langkah 1: pengumpulan data

Riwayat kesehatan

a. Meninjau kartu antenatal untuk:


1. Usia kehamilan
2. Masalah/komplikasi dengan kehamilan yang sekarang
3. Riwayat kehamilan yang terdulu
b. Menanyakan riwayat persalinan

8
1. Bagaimana perasaan ibu
2. Berapa bulan kehamilan ibu sekarang
3. Kapan ibu mulai merasakan nyeri
4. Seberapa sering rasa nyeri terjadi? Dan berapa lama berlangsung?
5. Seberapa kuat rasa nyeri tersebut?
6. Apakah ibu memperhatikan adanya lendir darah?
7. Apakah ibu mengalami pendarahan lewat vagina?
8. Apakah ibu melihat adanya aliran/semburan cairan? Jika ya, kapan?
Bagaimana warnanya? Berapa banyak
9. Apakah bayi bergerak
10. Kapan terakhir ibu buang air besar? Kencing?
11. Persalinan terdahulu: berapa lama berlangsung? Berat badan bayi?
c. Melakukan pemeriksaan fisik
1. Tekanan darah,nadi,suhu tubuh
2. Adema/pembengkakan pada muka,jari,tangan,kaki dan pretibial tungkai
bawah
3. Warna pucat pada mulut dan kongjungtiva
4. Refleks-refleks
5. Abdomen: luka bekas operasi, TFU,gerakan janin,kontraksi,pemeriksaan
leopold’s, penurunan kepala janin,
6. Djj
7. Genital luar: luka, cairan, lendir darah,pendarahan,cairan ketuban
8. Genital dalam: penipisan serviks, dilatasi, penurunan kepala
janin,membran/selaput ketuban

Langkah 2: menilai dan membuat diagnose


Dari temuan pada masa datang diatas maka bidan dapat mengambil keputusan
apakah ibu sudah masuk ke dalam persalinan sesungguhnya atau belum, jika
sudah masuk dalam persalinan sesungguhnya maka dalam kala berapa ibu
sekarang. Asesmen pada persalinan sesungguhnya: persalinan juga harus dicurigai
pada ibu dengan umur kehamilan >22 minggu usia kehamilan, dimana ibu mersa
nyeri abdomen berulang dengan disertai cairan lendir yang mengandung darah

9
atau “show”. Agar dapat mendiagnosa persalnan, bidan harus memastikan
perubahan serviks dan kontraksi yang cukup bagaimana cara membedakan
persalinan sesungguhnya dengan persalinan semu?

Langkah 3: membuat rencana asuhan


1. Selama persalinan seorang bidan harus melakukan asasmen dan intervensi
agar dapat:
2. Memantau perubahan tubuh ibu untuk menentukan apakah persalinan dalam
kemajuan yang normal
3. Memeriksa perasaan ibu dan respon fisik terhadap persalinan
4. Memeriksa bagaimana bayi bereaksi saat persalinan dan kelahiran
5. Membantu ibu memahami apa yang sedang terjadi sehingg ia berperan serta
aktif dalam menentukan asuhan
6. Membantu keluarga dalam merawat ibu selama persalinan, menolong kelahiran
dan memberikan asuhan pasca persalinan dini
7. Mengenali masalah secepatnya dan mengambil keputusan serta tindakan yang
tepat guna dan tepat waktu (efektif dan efisien)
Asesmen yang wajib/harus dimasukan dalam rencana tindakan:
a. Memantau terus menerus kemajuan persalinan menggunakan partograf
b. Memantau terus menerus TTV ibu
c. Memantau terus menerus keadaan bayi
d. Memenuhi kebutuhan hidrasi ibu
e. Menganjurkan perubahan posisi dan ambulasi
f. Menganjurkan tindakan yang memberikan pada rasa nyaman
g. Menganjurkan keluarga memberi dukungan.

10
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Dari pembahasan yang saya buat diatas dapat disimpulkan bahwa terdapat
perubahan fisiologi dan psikologi pada persalinan kala I. Oleh karna itu kita
sebagai seorang bidan harus dapat menjadi bidan yang terampil dalam
memberikan asuhan kepada masyarakat dan menerapkan komunikasi kepada
pasien agar pasien tidak merasa takut, cemas, dalam menghadapi proses
persalinan yang akan dialaminya.

3.2 Saran

Dengan adanya makalah ini kita sebagai mahasiswi kebidanan disarankan


agar mampu mempratekkan ilmu yang kita peroleh berdasarkan materi dalam
makalah ini yakni asuhan persalinan kala I sesuai dengan tahap perkembangannya
dalam lingkup masyarakat dan menerapkannya dalam kehidupan.

11
DAFTAR PUSTAKA

Klein, Susan dan Thomson Fiona. 2008. Panduan Lengkap


Kebidanan. Yogyakarta: PalMall
Elisabeth Siwi Walyani, Amd.Keb dan Th. Endang Purwoastuti, S.Pd,
APP, 2015. Asuhan Kebidanan Persalinan & Bayi Baru
Lahir .Yogyakarta : Pustaka Buku Press.
Johariyah, S.ST, M.Keb dan Ema Wahyu Ningrum, S.ST, 2012.
Asuhan Kebidanan Persalinan & Bayi Baru Lahir. Jakarta :
Trans Info Media.
Maryunani, Anik. 2011. Keterampilan Dasar Praktik Klinik
Kebidanan. Jakarta: Trans Info Media
Rukiyah, Ai Yeyeh. 2013. Asuhan Kebidanan 1. Jakarta: Trans Info
Media

12

Anda mungkin juga menyukai