Dibuat Oleh :
Ribka
Nanang Faddilah
Apriliantina
2020/2021
SISTEM PERNAPASAN
Pernapasan merupakan suatu proses pengambilan O dari lingkungan luar ke dalam tubuh
2
dan pelepasan CO2 dari dalam tubuh ke lingkungan yang ditujukan untuk mendapatkan energi.
Bernapas merupakan salah satu ciri makhluk hidup, semua makhluk hidup melakukan proses ini.
Mengapa harus menghirup oksigen, dikarenakan setiap sel penyusun tubuh membutuhkan
oksigen, tanpa oksigen, sel-sel penyusun tubuh manusia terutama sel-sel otak akan rusak hanya
dalam beberapa menit. Oksigen digunakan untuk pembakaran zat-zat makanan (protein, lemak,
dan karbohidrat) dalam sel-sel tubuh. Pembakaran itu menghasilkan energi serta karbon
dioksida. Energi inilah yang digunakan untuk melakukan kegiatan sehari-hari.
Proses respirasi ini dapat berlangsung dengan dua cara, yaitu respirasi aerob dan respirasi
anaerob.
reaksi kimia pada proses tersebut menghasilkan energi yang banyak, yaitu sebesar 675 kalori.
Pada umumnya dalam keadaan normal manusia menggunakan cara ini.
2. Respirasi Anerob
Proses ini merupakan pemecahan molekul tidak menggunakan oksigen. Reaksi umumnya
sebagai berikut.
C6H12O6 2C2H5OH + CO2 + 28 kalori
Pada proses respirasi anaerob terjadi pemecahan molekul yang tidak sempurna, karena masih
dihasilkan zat organik sehingga energinya belum terbebaskan semua. Pada proses tersebut
hanya terhenti sampai glikolisis dan terbentuk asam laktat, sehingga energi yang dihasilkan
sedikit dan dampaknya mengakibatkan kelelahan pada tubuh. Proses ini umumnya terjadi
pada organisme tingkat rendah, yaitu pada ragi dan bakteri. Pada organisme tingkat tinggi
proses ini hanya berlangsung dalam keadaan darurat, yaitu apabila persediaan oksigen kurang
mencukupi. Ini terjadi ketika otot bekerja terlalu keras dan berlebih. Respirasi dapat
berlangsung dalam tiga tahap, yaitu :
a. Glikolisis
Pada proses glikolisis ini terjadi pengubahan glukosa menjadi asam piruvat. Reaksi
glikolisis adalah sebagai berikut :
Reaksi di atas berlangsung di dalam sitoplasma dan bersifat anaerob. Reaksi ini
melepaskan energi untuk menghasilkan ATP dan NADH2. Asam piruvat yang dihasilkan
dalam proses di atas akan diubah menjadi asetil-KoA di dalam mitokondria. Setelah
dirubah menjadi asetil-KoA, maka akan masuk ke dalam siklus Krebs.
b. Siklus Krebs
Rangkaian reaksi yang mengubah asetil KoA menjadi CO2 dengan melalui proses
oksidasi. Pada reaksi sebelumnya, yaitu reaksi glikolisis telah dihasilkan asam piruvat.
Asam piruvat yang terbentuk ini dapat memasuki siklus Krebs, setelah bereaksi dengan
NAD+ dan Ko-enzim A membentuk senyawa asetil Ko–A.
Gambar 1. Siklkus Krebs
Transpor elektron terjadi di dalam mitokondria yang banyak menghasilkan ATP. Reaksi
menghasilkan ATP melibatkan sistem elektron pembawa. Pada reaksi ini yang berperan penting
adalah NADH, FAD, dan molekulmolekul khusus dalam respirasi antara lain Ko-enzim A,
flavoprotein, dan sitokrom. Hasil akhir dari reaksi transpor elektron adalah H2O. Reaksi
tersebut dapat dituliskan sebagai berikut :
+
10 NADH + 5 O2 ----> 10 NAD + 10 H2O + 30 ATP
2 FADH2 + O2 ----> 2 FAD + 2 H2O + 4 ATP
8. Paru-Paru
Paru-paru manusia berjumlah sepasang kanan dan kiri. Masing-masing dibungkus oleh selaput
pembungkus paru-paru yang dikenal dengan pleura. Pleura ini merupakan selaput tipis rangkap
dua. Di antaraselaput tersebut dengan paru-paru terdapat cairan limfa, yang berfungsi untuk
melindungi paru-paru dari gerakan pada waktu mengembang dan mengempis. Mengembang dan
mengempisnya paru-paru disebabkan perubahan tekanan dalam rongga dada.
Mekanisme Pertukaran Gas O2 dan CO2
Bernapas merupakan kegiatan mengambil dan mengeluarkan udara pernapasan melalui paru-
paru. Arti yang lebih khusus yaitu pertukaran gas yang terjadi di dalam sel dengan
”lingkungannya”. Pada pernapasan langsung, pengambilan udara pernapasan dilakukan secara
langsung oleh permukaan tubuh dan pada pernapasan tidak langsung melalui saluran pernapasan.
Manusia bernapas secara tidak langsung, artinya udara pernapasan tidak berdifusi langsung
melalui seluruh permukaan kulit. Selaput tipis tempat berlangsungnya difusi gas tersebut
terlindung di bagian dalam tubuh, berupa gelembung paru-paru (alveolus). Pernapasan atau
pertukaran gas pada manusia berlangsung melalui dua tahap yaitu pernapasan luar (eksternal)
dan pernapasan dalam (internal).
+ –
H + HCO3 H2CO3
Sisa karbon dioksida berdifusi keluar dari dalam darah dan melakukan reaksi sebagai berikut :
Enzim karbonat anhidrase yang terdapat dalam sel-sel darah merah dapat mempercepat
reaksi. Ketika reaksi berlangsung, hemoglobin melepaskan ion-ion hidrogen yang telah
diangkut; HHb menjadi Hb. Hb merupakan singkatan dari haemoglobin, yaitu jenis
protein dalam sel darah merah. Selanjutnya, hemoglobin mengikat oksigen dan
menjadioksihemoglobin (HbO2).
Hb+ O2 HbO2
Selama pernapasan luar, di dalam paru-paru akan terjadi pertukaran gas yaitu CO2
meninggalkan darah dan O2 masuk ke dalam darah secara difusi. Terjadinya difusi O 2 dan
CO2 ini karena adanya perbedaan tekanan parsial. Tekanan udara luar sebesar 1 atm (760
mmHg), sedangkan tekanan parsial O2 di paru-paru sebesar ±160 mmHg. Tekanan parsial
pada kapiler darah arteri ±100 mmHg, dan di vena ±40 mmHg. Hal ini menyebabkan O 2
dari udara berdifusi ke dalam darah.
Sementara itu, tekanan parsial CO2 dalam vena ±47 mmHg, tekanan parsial CO2 dalam
arteri ± 41 mmHg, dan tekanan parsial CO2 dalam alveolus ±40 mmHg. Adanya
perbedaan tekanan parsial tersebut menyebabkan CO2 dapat berdifusi dari darah ke
alveolus.
b. Pernapasan Dalam (Internal)
Pada pernapasan dalam (pertukaran gas di dalam jaringan tubuh) darah masuk ke dalam
jaringan tubuh,oksigen meninggalkan hemoglobin dan berdifusi masuk ke dalam cairan
jaringan tubuh. Reaksinya sebagai berikut :
Hb+ O2 HbO2
Difusi oksigen keluar dari darah dan masuk ke dalam cairan jaringan dapat terjadi, karena
tekanan oksigen di dalam cairan jaringan lebih rendah dibandingkan di dalam darah. Hal
ini disebabkan karena sel-sel secara terus-menerus menggunakan oksigen dalam respirasi
selular. Dari proses pernapasan yang terjadi di dalam jaringan menyebabkan terjadinya
perbedaan komposisi udara yang masuk dan yang keluar paru-paru.
Perlu diketahui bahwa tekanan parsial O 2 pada kapiler darah nadi ± 100 mmHg dan
tekanan parsial O2 dalam jaringan tubuh kurang dari 40 mmHg. Sebaliknya tekanan
karbon dioksida tinggi, karena karbon dioksida secara terus-menerus dihasilkan oleh sel-
sel tubuh. Tekanan parsial CO2 dalam jaringan ± 60 mmHg dan dalam kapiler darah ± 41
mmHg. Hal inilah yang menyebabkan O2 dapat berdifusi ke dalam jaringan dan CO 2
berdifusi ke luar jaringan.
Dalam keadaan biasa, tubuh kita menghasilkan 200 ml karbon dioksida per hari. Pengangkutan
CO2 di dalam darah dapat dilakukan dengan tiga cara berikut :
Sekitar 60–70% CO2 diangkut dalam bentuk ion bikarbonat (HCO3–) oleh plasma darah,
setelah asam karbonat yang terbentuk dalam darah terurai menjadi ion hidrogen (H +) dan ion
bikarbonat (HCO3–). Ion H+ bersifat racun, oleh sebab itu ion ini segera diikat Hb, sedangkan ion
HCO3– meninggalkan eritrosit masuk ke plasma darah.
Kedudukan ion HCO3– dalam eritrosit diganti oleh ion klorit. Persamaan reaksinya sebagai
berikut :
-
H2O+ CO2 H2CO3 H+ + HCO3
Lebih kurang 25% CO2 diikat oleh hemoglobin membentuk karbosihemoglobin. Secara
sederhana, reaksi CO2 dengan Hb ditulis sebagai berikut :
CO2b HbCO2
Karboksihemoglobin disebut juga karbominohemoglobin, karena bagian dari hemoglobin
yang mengikat CO2 adalah gugus asam amino. Reaksinya sebagai berikut :
Gambar 5. Mekanisme dan pengaturan pernapasan. Gambar 6. Fase inspirasi. Udara turun memasuki paru-
Penaikan/elevasi tulang iga dan penurunan/depresi paru akibat melebarnya rongga dada ketika rusuk
diafragma pada waktu inspirasi meningkatkan terangkat
besarnya rongga dada yang ditandai dengan bagian
yang dihitamkan
Dalam proses bernapas, terhirupnya udara bukan karena aktivitas paru-paru sebab paru-paru
tidak memiliki otot untuk berkontraksi, melainkan karena kontraksi sekat diafragma dan otot-otot
dada. Pada inspirasi, otot diafragma turun ±1,5 cm dan otot-otot dada berkontraksi menyebabkan
tulang-tulang rusuk terangkat. Hal ini menyebabkan rongga dada membesar, tetapi tekanannya
menurun, dapat menyebabkan hampir 500 mililiter udara masuk pada sekali inspirasi (Gambar 5
dan Gambar 6) .
Pada saat ekspirasi sekat diafragma dan otot-otot dada melakukan relaksasi (pengenduran).
Diafragma kembali naik, mengecilkan rongga dada, tetapi memperbesar rongga perut. Rongga
dada yang mengecil menyebabkan tekanan intrapleura dan tekanan udara paru-paru meningkat
serta mendorong udara keluar melalui trakea, faring, dan keluar melalui rongga hidung.
Demikian pula otot-otot dada yang mengendur menyebabkan tulang-tulang rusuk ke bawah dan
melengkung dalam (Gambar 4).
Berdasarkan proses pernapasan tersebut, pernapasan manusia dibedakan menjadi dua macam,
yaitu :
1. Pernapasan Dada
Pada pernapasan dada melibatkan otot antar tulang rusuk (interkortalis).
Saat inspirasi (udara dihirup), otot interkostalis berkontraksi tulang rusuk terangkat
rongga dada membesar tekanan udara dalam dada (toraks) menurun paru-paru
mengembang tekanan udara dalam paru-paru lebih rendah daripada tekanan luar sehingga
udara masuk ke paru-paru.
Saat ekspirasi (udara diembuskan), otot interkostalis berelaksasi tulang rusuk turun
rongga dada mengecil tekanan udara dalam torak meningkat paru-paru mengempis
tekanan udara dalam paru-paru lebih tinggi dibandingkan dengan tekanan udara luar sehingga
udara keluar dari paru-paru.
2. Pernapasan Perut
Dalam pernapasan perut, otot yang terlibat adalah otot diafragma.
Saat inspirasi, otot diafragma berkontraksi diafragma menjadi datar rongga dada
membesar paru-paru mengembang tekanan udara dalam paru-paru lebih rendah
daripada tekanan udara luar sehingga udara masuk ke paru-paru.
Saat ekspirasi, otot diafragma berelaksasi diafragma melengkung ke arah rongga dada
rongga dada mengecil paru-paru mengempis tekanan dalam paru-paru lebih tinggi dari
tekanan udara luar, sehingga udara keluar dari paru-paru.
Pada peristiwa pernapasan diperlukan penyatuan dua volume paru-paru atau lebih. Hal ini
disebut kapasitas paruparu. Kapasitas paru-paru terdiri atas :
a. Kapasitas Inspirasi, merupakan jumlah volume udara yang dapat dihirup dari eksperimen
normal sampai paru-paru dapat mengembang secara maksimum. Jumlah KI + 3500 ml.
KI = VT + VCI
b. Kapasitas Residu Fungsional, merupakan jumlah volume udara yang tersisa di dalam
paru-paru setelah melakukan ekspirasi normal. Jumlah KRF + 2300 ml.
c.Kapasitas Vital, merupakan jumlah volume udara maksimum yang dapat dikeluarkan dari
paru-paru setelah inspirasi secara maksimum dan diekspirasikan secara maksimum.
Jumlah KV + 4600 ml.
KV = VCI + VCE + VT
KTP = KV + VR
Frekuensi paru-paru merupakan kecepatan bernapas. Frekuensi pernapasan pada setiap orang
berbeda-beda. Frekuensi pernapasan ini dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain:
a. Jenis Kelamin
Secara umum, laki-laki lebih banyak membutuhkan oksigen dibandingkan perempuan, karena
laki-laki memiliki aktivitas lebih tinggi dibandingkan perempuan, sehingga energinya lebih
banyak dibutuhkan.
b. Suhu tubuh
Metabolise tubuh akan meningkat saat suhu tubuh menurun. Metabolisme tubuh ini berfungsi
untuk menghasilkan panas sehingga membutuhkan oksigen lebih banyak.
c. Posisi tubuh
Saat orang tidur dan sedang berdiri berbeda dalam kebutuhan oksigen. Orang yang berdiri lebih
banyak membutuhkan oksigen dibandingkan dengan posisi tidur.
d. Aktivitas
Orang yang memiliki aktivitas tinggi, frekuensi pernapasan lebih cepat dan oksigen dibutuhkan
lebih banyak. Hal ini disebabkan, karena metabolisme meningkat untuk menghasilkan energi.
e. Umur
Bayi dan balita memiliki frekuensi bernapas lebih banyak dibanding orang dewasa. Hal itu
disebabkan volume paru-paru yang relatif kecil dan sel-sel tubuh sedang berkembang, sehingga
membutuhkan banyak oksigen. Orang tua juga memiliki frekuensi napas lebih banyak karena
kontraksi otot-otot dada dan diafragma tidak sebaik saat masih muda, sehingga udara pernapasan
lebih sedikit.