Anda di halaman 1dari 20

MATERI BIOLOGI

SISTEM PERNAPASAN PADA MANUSIA DAN HEWAN

Dibuat Oleh :

KKN Kelompok 121

Ribka

Allsya Farah Azzahra

Noval Ahmad Maulana

Nanang Faddilah

Chantika Azzahra Putri

Daffa Ali Muhammad

Apriliantina

INSTITUT TEKNOLOGI SUMATERA

2020/2021
SISTEM PERNAPASAN

Pernapasan merupakan suatu proses pengambilan O dari lingkungan luar ke dalam tubuh
2

dan pelepasan CO2 dari dalam tubuh ke lingkungan yang ditujukan untuk mendapatkan energi.
Bernapas merupakan salah satu ciri makhluk hidup, semua makhluk hidup melakukan proses ini.
Mengapa harus menghirup oksigen, dikarenakan setiap sel penyusun tubuh membutuhkan
oksigen, tanpa oksigen, sel-sel penyusun tubuh manusia terutama sel-sel otak akan rusak hanya
dalam beberapa menit. Oksigen digunakan untuk pembakaran zat-zat makanan (protein, lemak,
dan karbohidrat) dalam sel-sel tubuh. Pembakaran itu menghasilkan energi serta karbon
dioksida. Energi inilah yang digunakan untuk melakukan kegiatan sehari-hari.

SISTEM PERNAPASAN MANUSIA

Proses respirasi ini dapat berlangsung dengan dua cara, yaitu respirasi aerob dan respirasi
anaerob.

1. Respirasi Aerob (Oksidasi)


Proses ini merupakan pemecahan molekul dengan menggunakan oksigen, reaksi umumnya
sebagai berikut :

C6H12O6 + 6O2 6CO2 + 6H2O + 675 kalori

reaksi kimia pada proses tersebut menghasilkan energi yang banyak, yaitu sebesar 675 kalori.
Pada umumnya dalam keadaan normal manusia menggunakan cara ini.

2. Respirasi Anerob
Proses ini merupakan pemecahan molekul tidak menggunakan oksigen. Reaksi umumnya
sebagai berikut.
C6H12O6 2C2H5OH + CO2 + 28 kalori
Pada proses respirasi anaerob terjadi pemecahan molekul yang tidak sempurna, karena masih
dihasilkan zat organik sehingga energinya belum terbebaskan semua. Pada proses tersebut
hanya terhenti sampai glikolisis dan terbentuk asam laktat, sehingga energi yang dihasilkan
sedikit dan dampaknya mengakibatkan kelelahan pada tubuh. Proses ini umumnya terjadi
pada organisme tingkat rendah, yaitu pada ragi dan bakteri. Pada organisme tingkat tinggi
proses ini hanya berlangsung dalam keadaan darurat, yaitu apabila persediaan oksigen kurang
mencukupi. Ini terjadi ketika otot bekerja terlalu keras dan berlebih. Respirasi dapat
berlangsung dalam tiga tahap, yaitu :
a. Glikolisis
Pada proses glikolisis ini terjadi pengubahan glukosa menjadi asam piruvat. Reaksi
glikolisis adalah sebagai berikut :

C6H12O6 asam piruvat + 2 ATP + 2 NADH2

Reaksi di atas berlangsung di dalam sitoplasma dan bersifat anaerob. Reaksi ini
melepaskan energi untuk menghasilkan ATP dan NADH2. Asam piruvat yang dihasilkan
dalam proses di atas akan diubah menjadi asetil-KoA di dalam mitokondria. Setelah
dirubah menjadi asetil-KoA, maka akan masuk ke dalam siklus Krebs.
b. Siklus Krebs
Rangkaian reaksi yang mengubah asetil KoA menjadi CO2 dengan melalui proses
oksidasi. Pada reaksi sebelumnya, yaitu reaksi glikolisis telah dihasilkan asam piruvat.
Asam piruvat yang terbentuk ini dapat memasuki siklus Krebs, setelah bereaksi dengan
NAD+ dan Ko-enzim A membentuk senyawa asetil Ko–A.
Gambar 1. Siklkus Krebs

Rantai Transpor Elektron

Transpor elektron terjadi di dalam mitokondria yang banyak menghasilkan ATP. Reaksi
menghasilkan ATP melibatkan sistem elektron pembawa. Pada reaksi ini yang berperan penting
adalah NADH, FAD, dan molekulmolekul khusus dalam respirasi antara lain Ko-enzim A,
flavoprotein, dan sitokrom. Hasil akhir dari reaksi transpor elektron adalah H2O. Reaksi
tersebut dapat dituliskan sebagai berikut :

+
10 NADH + 5 O2 ----> 10 NAD + 10 H2O + 30 ATP
2 FADH2 + O2 ----> 2 FAD + 2 H2O + 4 ATP

Alat Pernapasan Manusia


1. Hidung
Berfungsi sebagai alat pernapasan dan indra pembau, terdiri atas lubang hidung, rongga
hidung, dan ujung rongga hidung. Rongga hidung memiliki rambut, banyak kapiler darah, dan
selalu lembap dengan adanya lendir yang dihasilkan oleh selaput mukosa. Di dalam rongga
hidung, udara disaring oleh rambut-rambut kecil (silia) dan selaput lendir yang berguna untuk
menyaring debu, melekatkan kotoran pada rambut hidung, mengatur suhu udara pernapasan,
maupun menyelidiki adanya bau. Pada pangkal rongga mulut yang berhubungan dengan rongga
hidung terdapat suatu katup yang disebut anak tekak. Saat menelan makanan anak tekak ini akan
terangkat ke atas menutup rongga hidung sehingga makanan tidak dapat masuk ke dalam rongga
hidung.
2. Faring (Tekak)
Persimpangan antara rongga mulut ke kerongkongan dengan hidung ke tenggorokan
persimpangan jalan masuk udara dan makanan.

3. Laring (Pangkal Tenggorok atau Kotak Suara)


Terdiri atas tulang rawan yang membentuk jakun, yang tersusun atas tulang lidah, katup
tulang rawan, perisai tulang rawan, piala tulang rawan, dan gelang tulang rawan. Pangkal
tenggorok dapat ditutup oleh katup pangkal tenggorokan (epiglotis). Pada pangkal tenggorok
terdapat selaput suara atau lebih dikenal dengan pita suara.
4. Trakea
Merupakan pipa yang dindingnya terdiri atas 3 lapis, yaitu:
a. Lapis luar terdiri atas jaringan ikat.
b. Lapis tengah terdiri atas otot polos dan cincin tulang rawan.
c. Lapis terdalam terdiri atas jaringan epitel bersilia yang menghasilkan banyak lendir yang
berfungsi untuk menangkap dan mengembalikannya ke hulu saluran pernapasan benda-benda
asing yang akan masuk ke paru-paru bersama udara pernapasan.
5. Bronkus
Merupakan cabang batang tenggorok. Jumlahnya sepasang, yang satu menuju ke paru-paru
kanan dan yang satu lagi menuju ke paru-paru kiri. Dinding bronkus juga terdiri atas 3 lapis,
yaitu jaringan ikat, otot polos, dan jaringan epitel, seperti pada trakea, perbedaannya adalah
bahwa dinding trakea jauh lebih tebal dan cincin tulang rawan pada bronkus tidak berbentuk
lingkar sempurna. Kedudukan bronkus yang ke kiri dan ke kanan berbeda. Yang ke kiri lebih
mendatar daripada yang ke kanan. Hal ini merupakan salah satu sebab paru-paru kanan lebih
mudah terserang penyakit.
6. Bronkiolus
Merupakan cabang dari bronkus. Bronkiolus ini bercabang-cabang menjadi saluran yang
semakin halus. Sel-sel epitel bersilianya berubah menjadi sisik epitel.
7. Alveolus
Merupakan saluran akhir dari alat pernapasan. Alveolus berupa gelembung-gelembung udara.
Pada bagian alveolus. inilah terjadi pertukaran O2 dari udara bebas ke sel-sel darah, dan CO 2 dari
sel-sel darah ke udara bebas.

Gambar 2. Bagian Paru-Paru Manusia

8. Paru-Paru
Paru-paru manusia berjumlah sepasang kanan dan kiri. Masing-masing dibungkus oleh selaput
pembungkus paru-paru yang dikenal dengan pleura. Pleura ini merupakan selaput tipis rangkap
dua. Di antaraselaput tersebut dengan paru-paru terdapat cairan limfa, yang berfungsi untuk
melindungi paru-paru dari gerakan pada waktu mengembang dan mengempis. Mengembang dan
mengempisnya paru-paru disebabkan perubahan tekanan dalam rongga dada.
Mekanisme Pertukaran Gas O2 dan CO2

Bernapas merupakan kegiatan mengambil dan mengeluarkan udara pernapasan melalui paru-
paru. Arti yang lebih khusus yaitu pertukaran gas yang terjadi di dalam sel dengan
”lingkungannya”. Pada pernapasan langsung, pengambilan udara pernapasan dilakukan secara
langsung oleh permukaan tubuh dan pada pernapasan tidak langsung melalui saluran pernapasan.
Manusia bernapas secara tidak langsung, artinya udara pernapasan tidak berdifusi langsung
melalui seluruh permukaan kulit. Selaput tipis tempat berlangsungnya difusi gas tersebut
terlindung di bagian dalam tubuh, berupa gelembung paru-paru (alveolus). Pernapasan atau
pertukaran gas pada manusia berlangsung melalui dua tahap yaitu pernapasan luar (eksternal)
dan pernapasan dalam (internal).

Gambar 3. Proses Pernapasan Internal dan Eksternal Pada Manusia

a. Pernapasan Luar (Eksternal)


Pertukaran gas di dalam paru-paru. Oleh karena itu, berlangsung difusi gas dari luar masuk ke
dalam aliran darah. Dengan kata lain, pernapasan luar merupakan pertukaran gas (O 2 dan CO2)
antara udara dan darah. Pada pernapasan luar, darah akan masuk ke dalam kapiler paru-paru yang
mengangkut sebagian besar karbon dioksida sebagai ion bikarbonat (HCO 3 ) dengan persamaan

reaksi seperti berikut :

+ –
H + HCO3  H2CO3
Sisa karbon dioksida berdifusi keluar dari dalam darah dan melakukan reaksi sebagai berikut :

H2+ CO3 H2O+CO2

Enzim karbonat anhidrase yang terdapat dalam sel-sel darah merah dapat mempercepat
reaksi. Ketika reaksi berlangsung, hemoglobin melepaskan ion-ion hidrogen yang telah
diangkut; HHb menjadi Hb. Hb merupakan singkatan dari haemoglobin, yaitu jenis
protein dalam sel darah merah. Selanjutnya, hemoglobin mengikat oksigen dan
menjadioksihemoglobin (HbO2).

Hb+ O2  HbO2
Selama pernapasan luar, di dalam paru-paru akan terjadi pertukaran gas yaitu CO2
meninggalkan darah dan O2 masuk ke dalam darah secara difusi. Terjadinya difusi O 2 dan
CO2 ini karena adanya perbedaan tekanan parsial. Tekanan udara luar sebesar 1 atm (760
mmHg), sedangkan tekanan parsial O2 di paru-paru sebesar ±160 mmHg. Tekanan parsial
pada kapiler darah arteri ±100 mmHg, dan di vena ±40 mmHg. Hal ini menyebabkan O 2
dari udara berdifusi ke dalam darah.
Sementara itu, tekanan parsial CO2 dalam vena ±47 mmHg, tekanan parsial CO2 dalam
arteri ± 41 mmHg, dan tekanan parsial CO2 dalam alveolus ±40 mmHg. Adanya
perbedaan tekanan parsial tersebut menyebabkan CO2 dapat berdifusi dari darah ke
alveolus.
b. Pernapasan Dalam (Internal)
Pada pernapasan dalam (pertukaran gas di dalam jaringan tubuh) darah masuk ke dalam
jaringan tubuh,oksigen meninggalkan hemoglobin dan berdifusi masuk ke dalam cairan
jaringan tubuh. Reaksinya sebagai berikut :

Hb+ O2  HbO2

Difusi oksigen keluar dari darah dan masuk ke dalam cairan jaringan dapat terjadi, karena
tekanan oksigen di dalam cairan jaringan lebih rendah dibandingkan di dalam darah. Hal
ini disebabkan karena sel-sel secara terus-menerus menggunakan oksigen dalam respirasi
selular. Dari proses pernapasan yang terjadi di dalam jaringan menyebabkan terjadinya
perbedaan komposisi udara yang masuk dan yang keluar paru-paru.
Perlu diketahui bahwa tekanan parsial O 2 pada kapiler darah nadi ± 100 mmHg dan
tekanan parsial O2 dalam jaringan tubuh kurang dari 40 mmHg. Sebaliknya tekanan
karbon dioksida tinggi, karena karbon dioksida secara terus-menerus dihasilkan oleh sel-
sel tubuh. Tekanan parsial CO2 dalam jaringan ± 60 mmHg dan dalam kapiler darah ± 41
mmHg. Hal inilah yang menyebabkan O2 dapat berdifusi ke dalam jaringan dan CO 2
berdifusi ke luar jaringan.
Dalam keadaan biasa, tubuh kita menghasilkan 200 ml karbon dioksida per hari. Pengangkutan
CO2 di dalam darah dapat dilakukan dengan tiga cara berikut :
 Sekitar 60–70% CO2 diangkut dalam bentuk ion bikarbonat (HCO3–) oleh plasma darah,
setelah asam karbonat yang terbentuk dalam darah terurai menjadi ion hidrogen (H +) dan ion
bikarbonat (HCO3–). Ion H+ bersifat racun, oleh sebab itu ion ini segera diikat Hb, sedangkan ion
HCO3– meninggalkan eritrosit masuk ke plasma darah.
Kedudukan ion HCO3– dalam eritrosit diganti oleh ion klorit. Persamaan reaksinya sebagai
berikut :
-
H2O+ CO2 H2CO3  H+ + HCO3
 Lebih kurang 25% CO2 diikat oleh hemoglobin membentuk karbosihemoglobin. Secara
sederhana, reaksi CO2 dengan Hb ditulis sebagai berikut :

CO2b  HbCO2
Karboksihemoglobin disebut juga karbominohemoglobin, karena bagian dari hemoglobin
yang mengikat CO2 adalah gugus asam amino. Reaksinya sebagai berikut :

CO2 + RNH2  RNHCOOH


 Sekitar 6%-10% CO2 diangkut plasma darah dalam bentuk senyawa asam karbonat
(H2CO3).
Gambar 4. Pernapasan Dalam Dan Pernapasan Luar Manusia
Mekanisme Pernapasan Manusia
 Ada 2 proses fase mekanisme pernapasan pada manusia meliputi :
1. Inspirasi/Inhalasi merupakan pengambilan udara (menghirup udara) dari lingkungan.

Gambar 5. Mekanisme dan pengaturan pernapasan. Gambar 6. Fase inspirasi. Udara turun memasuki paru-
Penaikan/elevasi tulang iga dan penurunan/depresi paru akibat melebarnya rongga dada ketika rusuk
diafragma pada waktu inspirasi meningkatkan terangkat
besarnya rongga dada yang ditandai dengan bagian
yang dihitamkan

Dalam proses bernapas, terhirupnya udara bukan karena aktivitas paru-paru sebab paru-paru
tidak memiliki otot untuk berkontraksi, melainkan karena kontraksi sekat diafragma dan otot-otot
dada. Pada inspirasi, otot diafragma turun ±1,5 cm dan otot-otot dada berkontraksi menyebabkan
tulang-tulang rusuk terangkat. Hal ini menyebabkan rongga dada membesar, tetapi tekanannya
menurun, dapat menyebabkan hampir 500 mililiter udara masuk pada sekali inspirasi (Gambar 5
dan Gambar 6) .

2. Ekspirasi/Ekshalasi merupakan pengeluaran udara (menghembuskan udara) sisa hasil


perombakan dalam tubuh.
Gambar 7. Fase Ekspirasi. Udara Terdorong Ke Luar
dari Paru-Paru Ketika Otot Mengendur.

Pada saat ekspirasi sekat diafragma dan otot-otot dada melakukan relaksasi (pengenduran).
Diafragma kembali naik, mengecilkan rongga dada, tetapi memperbesar rongga perut. Rongga
dada yang mengecil menyebabkan tekanan intrapleura dan tekanan udara paru-paru meningkat
serta mendorong udara keluar melalui trakea, faring, dan keluar melalui rongga hidung.
Demikian pula otot-otot dada yang mengendur menyebabkan tulang-tulang rusuk ke bawah dan
melengkung dalam (Gambar 4).
 Berdasarkan proses pernapasan tersebut, pernapasan manusia dibedakan menjadi dua macam,
yaitu :
1. Pernapasan Dada
Pada pernapasan dada melibatkan otot antar tulang rusuk (interkortalis).
Saat inspirasi (udara dihirup), otot interkostalis berkontraksi  tulang rusuk terangkat 
rongga dada membesar  tekanan udara dalam dada (toraks) menurun  paru-paru
mengembang  tekanan udara dalam paru-paru lebih rendah daripada tekanan luar sehingga
udara masuk ke paru-paru.
Saat ekspirasi (udara diembuskan), otot interkostalis berelaksasi  tulang rusuk turun 
rongga dada mengecil  tekanan udara dalam torak meningkat  paru-paru mengempis 
tekanan udara dalam paru-paru lebih tinggi dibandingkan dengan tekanan udara luar sehingga
udara keluar dari paru-paru.
2. Pernapasan Perut
Dalam pernapasan perut, otot yang terlibat adalah otot diafragma.
Saat inspirasi, otot diafragma berkontraksi  diafragma menjadi datar  rongga dada
membesar  paru-paru mengembang  tekanan udara dalam paru-paru lebih rendah
daripada tekanan udara luar sehingga udara masuk ke paru-paru.
Saat ekspirasi, otot diafragma berelaksasi  diafragma melengkung ke arah rongga dada 
rongga dada mengecil  paru-paru mengempis  tekanan dalam paru-paru lebih tinggi dari
tekanan udara luar, sehingga udara keluar dari paru-paru.

Gambar 8. Ekspirasi dan Inspirasi

Volume dan Kapasitas Paru-Paru


 Setiap orang memiliki volume udara yang berbeda-beda. Hal ini dipengaruhi oleh ukuran
paru-paru, cara bernapas, dan kekuatan orang dalam bernapas.
Untuk orang dewasa, volume paru-paru rata-rata 5 - 6 liter. Volume paru-paru terdiri atas :
a. Volume Tidal merupakan volume udara yang dapat diinspirasikan maupun diekspirasikan.
Setiap pernapasan normal volume tidal + 500 ml.
b. Volume Cadangan Inspirasi (VCI), merupakan volume tambahan udara yang dapat
diekspirasikan setelah volume tidal normal. Jumlah volume cadangan inspirasi + 3000 ml.
c. Volume Cadangan Ekspirasi (VCE), merupakan volume udara yang dapat diekspirasikan
setelah ekspirasi tidak normal. Jumlah voume cadangan ekspirasi + 1100 ml.
d. Volume Sisa, merupakan volume yang masih tersisa di dalam paru-paru setelah melakukan
ekspirasi dengan kuat. Volume udara sisa + 1200 ml.
Gambar 9. Volume Udara Pernapasan

 Pada peristiwa pernapasan diperlukan penyatuan dua volume paru-paru atau lebih. Hal ini
disebut kapasitas paruparu. Kapasitas paru-paru terdiri atas :
a. Kapasitas Inspirasi, merupakan jumlah volume udara yang dapat dihirup dari eksperimen
normal sampai paru-paru dapat mengembang secara maksimum. Jumlah KI + 3500 ml.

KI = VT + VCI

b. Kapasitas Residu Fungsional, merupakan jumlah volume udara yang tersisa di dalam
paru-paru setelah melakukan ekspirasi normal. Jumlah KRF + 2300 ml.
c.Kapasitas Vital, merupakan jumlah volume udara maksimum yang dapat dikeluarkan dari
paru-paru setelah inspirasi secara maksimum dan diekspirasikan secara maksimum.
Jumlah KV + 4600 ml.
KV = VCI + VCE + VT

d. Kapasitas Total Paru-paru, merupakan volume udara maksimum pengembangan paru-


paru dengan inspirasi sekuatkuatnya. Jumlah KTP + 5800 ml.

KTP = KV + VR

 Frekuensi paru-paru merupakan kecepatan bernapas. Frekuensi pernapasan pada setiap orang
berbeda-beda. Frekuensi pernapasan ini dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain:
a. Jenis Kelamin
Secara umum, laki-laki lebih banyak membutuhkan oksigen dibandingkan perempuan, karena
laki-laki memiliki aktivitas lebih tinggi dibandingkan perempuan, sehingga energinya lebih
banyak dibutuhkan.
b. Suhu tubuh
Metabolise tubuh akan meningkat saat suhu tubuh menurun. Metabolisme tubuh ini berfungsi
untuk menghasilkan panas sehingga membutuhkan oksigen lebih banyak.
c. Posisi tubuh
Saat orang tidur dan sedang berdiri berbeda dalam kebutuhan oksigen. Orang yang berdiri lebih
banyak membutuhkan oksigen dibandingkan dengan posisi tidur.
d. Aktivitas
Orang yang memiliki aktivitas tinggi, frekuensi pernapasan lebih cepat dan oksigen dibutuhkan
lebih banyak. Hal ini disebabkan, karena metabolisme meningkat untuk menghasilkan energi.
e. Umur
Bayi dan balita memiliki frekuensi bernapas lebih banyak dibanding orang dewasa. Hal itu
disebabkan volume paru-paru yang relatif kecil dan sel-sel tubuh sedang berkembang, sehingga
membutuhkan banyak oksigen. Orang tua juga memiliki frekuensi napas lebih banyak karena
kontraksi otot-otot dada dan diafragma tidak sebaik saat masih muda, sehingga udara pernapasan
lebih sedikit.

Kelainan pada Sistem Pernapasan


Pernapasan merupakan proses kontak langsung antara tubuh bagian dalam dan udara luar,
sehingga banyak risiko yang menjadi beban saluran pernapasan. Terlebih jika udara sudah
terkena polusi. Beberapa kelainan pada sistem respirasi, yaitu :
a. Asma, penyakit kronis dan menurun ini terjadi akibat menyempitnya bronki dan bronkiolus
sehingga udara yang masuk di bawah batas minimal. Asma akan terpicu oleh alergi terhadap
beberapa jenis makanan dan partikel di udara seperti serbuk sari dan debu.
b. Bronkitis, merupakan radang tenggorokan (bronki) akibat infeksi bakteri yang menyerang
selaput epitel bronki.
c. Pneumonia, radang paru-paru menyerang dinding alveolus. Biasanya disebabkan oleh infeksi
bakteri, jamur, dan virus.
d. TBC, disebabkan oleh infeksi bakteri Mycobacterium tuberculosa pada jaringan paru-paru.
Dapat menular melalui udara.
e. Kanker paru-paru, kasus ini sebagian besar disebabkan oleh polusi, baik polusi tidak langsung
yang berasal dari limbah teknologi ataupun polusi langsung bagi perokok. Polutan antara lain
CO, CO2, H2SO4, HCO, dan asbestos. Rokok menyimpan nikotin dan polutan lainnya.
f. Mimisan, perdarahan di hidung akibat pecahnya kapiler sampai ke permukaan jaringan epitel
rongga hidung.
g. Laringitis, merupakan radang pada laring, berasal dari iritasi ataupun infeksi. Iritasi biasanya
dari rokok. Jika radang sampai ke pita suara, penderita akan kehilangan suara. Perokok berat
biasanya menderita serak berkepanjangan.
h. Emboli adalah gumpalan darah yang menyumbat kapiler di paru-paru. Penyumbatan dapat
menyebabkan aliran darah yang membawa oksigen dan karbon dioksida terhambat. Emboli paru-
paru dapat terjadi jika seseorang terkena serangan jantung, keracunan, overdosis obat, atau
tersengat listrik. Bagi penderita dapat berakibat fatal.
i. Emfisema penyakit ini ditandai dengan gejala hilangnya elastisitas paru-paru karena terendam
cairan atau terkikisnya sekat antara alveoli yang menimbulkan luas permukaan membran
berkurang. Akibatnya, udara yang dihirup sedikit sekali. Gejala yang ditimbulkan berupa sulit
bernapas dan sangat sakit. Emfisema akan terjadi pada setiap orang sejalan dengan
bertambahnya usia, dan akan terjadi lebih dini pada para perokok dan orang- orang yang
bermukim di lingkungan yang mengalami polusi cukup berat.
j. Pleuritis. Merupakan radang pada pleura di sekeliling paru-paru. Jika radangnya sangat parah,
udara paru-paru akan keluar menuju rongga antara pleura.
SISTEM PERNAPASAN HEWAN
Selain manusia, hewan pun bernapas dalam mempertahankan hidupnya. Alat pernapasan pada
hewan berbeda-beda sesuai dengan perkembangan struktur tubuh dan tempat hidupnya.
Misalnya, hewan bersel satu (Amoeba dan paramecium) bernapas secara difusi. Terjadi
pertukaran CO2 dan O2 secara difusi menggunakan seluruh permukaan tubuhnya. Hewan
invertebrata, seperti cacing, CO2 dan O2 berdifusi melalui kulit permukaan tubuhnya yang selalu
basah. O2 diedarkan ke seluruh tubuh.
Pada serangga, sistem pernapasannya disebut sistem pembuluh trakea. Udara masuk ke dalam
tubuh melalui lubang kecil pada permukaan tubuh yang disebut spirakel atau stigma. O2
diedarkan ke seluruh tubuh melalui pembuluh trakea. Pada ikan, alat pernapasannya berupa
insang (Gambar 11). Amfibi, contohnya katak, pada saat berudu bernapas dengan insang, karena
hidupnya di air. Sedangkan, saat katak dewasa bernapas dengan paru-paru dan kulit. Hal ini
dikarenakan katak dewasa lebih banyak hidup di darat. Reptil memiliki alat pernapasan yang
berkembang lebih sempurna dibandingkan pada amfibi.
Pada hewan mammalia cara bernapasnya sama dengan manusia menggunakan paru-paru. Gas
O2 masuk ke dalam tubuh melalui lubang hidung  faring  laring  trakea  bronkus 
paru-paru. Kemudian gas O2 dari paru-paru diangkut darah ke jantung. Dari jantung, gas O2
diedarkan ke seluruh jaringan tubuh oleh darah. Dari jaringan tubuh, gas CO2 diangkut menuju
jantung  paru-paru, dan keluar melalui organ-organ yang sama pula.
Pada kelompok hewan vertebrata yang lain adalah burung. Burung sebagian besar dapat terbang,
memiliki sayap yang berkembang dengan baik. Namun, ada pula burung yang tidak terbang.
Pernapasan burung dilakukan dengan dua cara, yaitu pada waktu terbang dan tidak terbang. Pada
waktu tidak terbang, pernapasan terjadi karena gerakan tulang dada sehingga tulang-tulang rusuk
bergerak ke muka dan ke arah bawah. Akibatnya, rongga dada membesar dan paru-paru
mengembang. Mengembangnya paru-paru, menyebabkan udara luar masuk (inspirasi).
Sebaliknya, dengan mengecilnya rongga dada, paru-paru akan mengempis sehingga udara dari
kantong udara kembali ke paru-paru. Jadi, udara segar mengalir melalui parabronkus pada waktu
inspirasi dan ekspirasi, sehingga fungsi paru-paru burung lebih efisien daripada paru-paru
mamalia. Pada waktu terbang, gerakan aktif dari rongga dada tak dapat berlangsung, karena
tulang-tulang dada dan tulang rusuk merupakan pangkal pelekatan yang kuat untuk otot-otot
terbang. Akibatnya, inspirasi dari ekspirasi dilakukan oleh kantong udara di antara tulang
korakoid dan kantong udara di ketiak dengan cara menggerak-gerakkan sayap ke atas dan ke
bawah. Gerakan ini dapat menekan dan melonggarkan kantong udara tersebut sehingga terjadi
pertukaran udara di dalam paru-paru. Semakin tinggi burung terbang, harus semakin cepat
menggerakkan sayap untuk memperoleh O2 yang banyak. Frekuensi bernapas burung ± 25 kali
permenit, sedangkan pada manusia hanya 15 sampai 20 kali permenit.

Gambar 10. Sistem Pernapasan Burung


Gambar 11. Sistem Pernapasan Ikan

Gambar 12. Bentuk Paru-Paru Amfibi

Gambar 13. Sistem Pernapasan Katak


Gambar 14. Bentuk Paru-Paru Reptil

Anda mungkin juga menyukai