Anda di halaman 1dari 5

PENGUKURAN TINGKAT KEBISINGAN PADA KAPAL COASTER

Eko Julianto Sasono


Program Studi Diploma III Teknik Perkapalan, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro

ABSTRACT

The noise on the ship is a fitness factor. When it is over, can effect the healthy and concentration of crews,
finally it can effect safety of ships. The rules of noise level for commercial ship is inserted in ”Code on noise
levels on board ships” of IMO. The noise level evaluate of Coaster ship have done when the main machine
speed is 85 % MCR. The evaluate used Noise Onsoku of equipment. The navigation when it was evaluated was
sea trial. As a result, the noise level of Coaster ship is still get the specification of IMO codes.

Keywords : Noise, Coaster ship, IMO codes.

1. PENDAHULUAN. disyaratkan tingkat kebisingannya rendah


Bunyi bising atau kebisingan yang ditempatkan jauh atau terbebas dari kamar
terjadi di kapal pada saat kapal beroperasi mesin kapal, atau bila tidak memungkinkan
adalah salah satu penentu kenyamanan bagi maka haruslah dipisahkan dari engine casing
para penumpangnya. Diatas batas ambang dengan menempatkan gang-gang/koridor,
tingkat kebisingan tertentu, selain dapat ruangan untuk gudang dan lain sebagainya
mempengaruhi bahkan dapat membahayakan untuk pemisah. Selain itu supaya diusahakan
kesehatan awak kapalnya, juga dapat mengatur pemasangan pipa-pipa, saluran udara
mengganggu konsentrasi awak kapal yang cukup jauh dari ruangan-ruangan yang
sedang bertugas pada saat kapal berlayar diisyaratkan tidak bising.
sehingga dapat membahayakan keselamatan
kapalnya. 2. TINJAUAN PUSTAKA.
Pengaturan batas-batas tingkat Untuk dapat mengendalikan bunyi bising yang
kebisingan pada kapal niaga termuat dalam terjadi di kapal, terlebih dahulu perlu dipelajari
”Code on Noise Levels on Board Ships” yang bagaimana cara penyebaran bunyi bising
merupakan resolusi No. A.468 (XII) dari tersebut.
Organisasi Dunia Negara – negara Maritim Adapun penyebaran dan perambatan bunyi
atau International Maritime Organization bising keberbagai ruangan di kapal dapat
(IMO). melalui dua jalur, yaitu :
Sumber – sumber bunyi bising dengan  Melalui udara dan menjadi bunyi
tingkat kebisingan yang tinggi diantaranya bising berawal dari udara sehingga
adalah permesinan, seperti mesin diesel, diesel dinamakan ”air borne noise”.
generator & turbogenerator, kompresor, mesin  Melalui bagian-bagian konstruksi baja
pendingin untuk ruangan pendingin dan ruang lambung kapal yang kemudian bunyi
beku, instalasi ”air condition”, blower bising terjadi disebut sebagai
ventilasi udara untuk kamar mesin, ketel dan ”structure borne noise”.
”forced draught fan” berbagai pompa dan lain Air borne noise yang disebarkan oleh suatu
sebagainya. Diketahui pula, bahwa propeller sumber kebisingan setelah sampai di suatu
juga merupakan sumber kebisingan yang ruangan yang berdinding dapat menjadi
cukup potensial terutama untuk ruangan- penyebab timbulnya getaran dan dapat
ruangan di buritan di muka ruangan mesin menimbulkan bunyi bising yang berasal dari
kemudi kapal. dinding yang bergetar tersebut. Dengan
Dalam tahapan rancangan kapal yakni dalam demikian air borne noise tersebut dapat
menyiapkan gambar rancangan umum kapal berubah menjadi structure borne noise.
agar dapat mengendalikan bunyi kebisingan Sebaliknya structure borne noise yang berasal
yang sumber utamanya dari kamar mesin dari suatu sumber kebisingan setelah merambat
kapal, maka harus diusahakan agar ruangan- dan sampai di suatu dinding baja pada ruangan
ruangan akomodasi ataupun ruangan lain yang lain dapat menggetarkan udara di ruangan

KAPAL, Vol. 4, No.1, Februari 2007 30


tersebut dan dapat menimbulkan bunyi bising dapat menyerap bunyi. Jadi machinery
sehingga berubah menjadi air borne noise. casing pada kamar mesin hendaknya
Pada prinsipnya ada dua cara untuk dapat dilapisi bahan-bahan tersebut.
mengusahakan menurunkan bunyi bising yang 2. Structure borne noise : pondasi dan
merambat lewat udara (air borne noise) dan penumpu-penumpu yang melekat pada
ada tiga cara untuk menurunkan bunyi bising konstruksi badan kapal dengan
yang merambat melalui konstruksi baja badan memakai bantalan yang kenyal
kapal (structure borne noise), seperti berikut (resilient).
ini :  Tempat-tempat atau jalan yang dilewati
1. Air Borne Noise bunyi dan meneruskan bunyi bising ke
a. Gelombang bunyi yang menembus lewat tempat berikutnya :
dinding diisolir dengan cara memakai 1. Air borne noise :
bahan untuk dinding atau pelapisnya dari a. Pintu-pintu dari mesin kapal ke
bahan yang dapat menyusutkan energi; ruangan akomodasi atau ruang
sehingga dapat mengurangi kekuatan kontrol/ruang jaga kamar mesin
bunyi bising yang berhasil melewatinya. dibuat dengan konstruksi ganda.
b. Dengan cara menyerap energi bunyi b. Lobang-lobang pada dek untuk
bising yang berlangsung di udara suatu tangga naik/turun dibuat tertutup
ruangan/kabin dengan menutupi lantai, dengan pintu yang dapat
dinding-dinding dan plafon ruangan mengurangi perambatan bunyi.
tersebut dengan bahan-bahan penyerap c. Bagian permukaan dalam dari
suara seperti karpet yang tebal dan dinding-dinding saluran udara
sebagainya. dilapisi dengan bahan yang dapat
2. Structure Borne Noise menyerap suara.
a. Memantulkan energi getaran untuk 2. Structure borne noise :
memperlemah energi getaran yang dapat a. Bila dapat, dipilih konstruksi yang
menjadi bunyi bising dengan cara tidak menerus (discontinous)
mengisolirnya dengan memakai b. Sesuai keperluanya dipergunakan
pengikat-pengikat yang kenyal ( resilient pelat peredam getaran, yakni
support). untuk memperkecil radiasi suara.
b. Meredam energi getaran yang  Ruangan-ruangan yang menerima bunyi
merupakan structure borne noise dengan bising :
bantuan bahan-bahan peredam getaran 1. Air borne noise :
sehingga bunyi bisingnya diperlemah. a. Dinding-dinding, lantai dan langit-
c. menurunkan besarnya energi getaran langit memakai bahan-bahan yang
dengan memperkokoh/menambah dapat berfungsi sebagai isolasi
ketegaran anggota-anggota penguatnya suara atau yang dapat menyerap
(structure members). suara.
b. Dinding-dinding atau langit-langit
Mengupayakan dapat mengendalikan bunyi dibuat dengan konstruksi ganda.
bising sejak awal sumber kebisingan, jalan- 2. Structure borne noise :
jalan atau tempat-tempat yang dilewatinya dan a. Lantai, dinding-dinding dan langit-
pada ruangan-ruangan yang menerima bunyi langit dibuat dengan konstruksi
bising dengan mengambil langkah sebagai mengapung (floating structure)
berikut : lihat Gambar 1.a dan 1.b dibawah
 Sumber bunyi bising : ini.
1. Air borne noise : disamping
mengupayakan dapat memilih
permesinan/peralatan yang relatif tidak
keras kebisingannya dan bila
memungkinkan memasang peredam
suara (isolasi) maka perlu menutupi
untuk mengisolasi sumber
kebisingannya dengan penutup atau
casing dengan dilapisi bahan yang

KAPAL, Vol. 4, No.1, Februari 2007 31


yang biasanya dikenal sebagai ”soundproofing
materials” harus memenuhi persyaratan
noncombustibility dan persyaratan
perlindungan bahaya kebakaran menurut
Konvensi Internasional SOLAS – 1974 dengan
amandemennya serta peraturan pemerintah
Negara Bendera Kapal yang diberlakukannya.
Adapun batas ambang tingkat kebisingan yang
diperkenankan menurut ketentuan ”Code” dari
IMO tersebut seperti yang tercantum dalam
Tabel – 1, sedangkan Gambar 2 menunjukan
pembatasan kerasnya bunyi bising dengan
batas lamanya bunyi berlangsung yang dapat
diperbolehkan dialami oleh seseorang yang
naik kapal. IMO – Code untuk tingkat
(a) kebisingan di kapal dapat dipakai untuk
Keterangan : menilai sebagai tolok ukur terhadap hasil
1) Karet pengukuran tingkat kebisingan di kapal
2) Lantai Vinyl khususnya kapal penumpang. International
3) Deck Composition Code tersebut dapat diterapkan pada kapal-
4) Rock Wool kapal berukuran 1600 G/T keatas.
Tabel 1 Ambang batas tingkat
kebisingan di kapal menurut
IMO

Lokasi :
Batas max. dB (A)
1. Ruangan – ruangan Kerja
 Machinery Spaces :
 Continously manned
90
 Not Continously manned
110
 Machinery Control Room
(b) 75
Keterangan :  Workshop
1) Karet 85
2) Pelat Penguat Dek  Non Specified Work Spaces
3) Penguat Lantai - lantai 90
4) Papan Asbestos 2. Ruangan Navigasi
5) Glass Wool  Navigation Bridge ; Chart Rooms
6) Papan Asbestos 65
7) Penumpu Karet  Listening post, including navigating
8) Lantai Vinyl 70
9) Deck Composition Bridge Wings & Windows
10) Rock Wool  Radio Rooms (with equipment
11) Papan Asbestos Tebal 60
12) Pelat Baja/Strip operating but not producing audio
signals)
Gambar 1. Contoh konstruksi terapung  Radar Rooms
(Floating structure) 65
3. Ruangan Akomodasi
Bahan-bahan yang dapat dipakai untuk isolasi  Cabins ; Hospitals
udara ataupun yang dapat menyerap bunyi 60

KAPAL, Vol. 4, No.1, Februari 2007 32


 Mess Rooms Pada saat pengetesan dilakukan dengan
65 pertimbangan kondisi laut, kondisi muatan
 Recreation Rooms kapal dan lain-lain.
65 Data Kapal :
 Open Recreation Areas 1. Nama Kapal : KM. Papua Tiga
75 2. Type : Coaster
 Offices 3. Owner : Perhubungan Laut
65 4. Klas : KI
4. Ruangan – ruangan Pelayanan
 Galleys without food procesing Ukuran Utama :
75 1. Loa : 58.00 m
Equipment operating 2. Lbp : 53.07 m
 Serveries ; Pantries 3. B : 10.20 m
75 4. H : 4.50 m
5. Ruangan – ruangan yang biasanya orang 5. M/E : 2 x 760 HP
tidak ada 6. Speed : 12 knot
7. Crew : 18 person
 Spaces not specified
8. Passenger Seat : 122 person
90
9. Passenger economy class single bed
60 persons
10. passenger economy class double bed
168 persons

Posisi kapal KM. Papua Tiga selama


percobaan dilaksanakan di perairan pantai
jakarta. Jenis pelayaran adalah pelayaran
percobaan atau sea trial dan pengukuran noise
level pada saat endurance. Kondisi cuaca pada
saat kecepatan angin (m/s), kecepatan ombak
pada kondisi tenang. Pengukuran noise level
atau tingkat kebisingan dilakukan pada saat
kecepatan mesin utama 85 % MCR. Peralatan
Pegukuran yang digunakan adalah Noise
Onsoku.

4. HASIL PENGUKURAN

Poop Deck
Putaran 1300 rpm.
Noise
No. Uraian
(dB)
1 Emergensi Genset 50
Gambar 2. Batas-batas kerasnya bunyi Fr. 0 – Fr. 3
kebisingan dan lama 2 Crew Kiri 52
berlangsungnya yang Fr. 3 – Fr. 12
diperkenankan menurut 3 Crew Kiri 55
IMO. Fr. 3 – Fr. 12
4 122 Passenger Seats 50
Fr. 27 – Fr. 43
3. METODE PENELITIAN 5 Cafetaria 50
Pengukuran noise level ditekankan pada Fr. 46 – Fr. 48
bangunan atas seperti wheel house deck, poop
deck dan ruangan penumpang (passenger)
serta kamar mesin.

KAPAL, Vol. 4, No.1, Februari 2007 33


Wheel House Deck 5. KESIMPULAN
Putaran 1300 rpm. Dari data lapangan yang diperoleh pada hasil
Noise pengukuran noise level tidak ditemukan
No. Uraian
(dB) kebisingan yang melewati standar spesifikasi.
1 Wheel House Room 55 Agar kondisi tetap baik dan layak dioperasikan
Fr. 40 – Fr. 49 dalam jangka waktu lama disarankan agar
2 Chief Room 50 pengujian noise level dilaksanakan secara
Fr. 36 – Fr. 40 kontinyu dan berkala.
3 Captain Room 52 Untuk menghindarkan hal-hal yang akan
Fr. 36 – Fr. 40 menjadi kendala, berkaitan dengan kebisingan
4 Electric Room 50 di kapal, seyogyanya pihak pemesan kapal
Fr. 27 – Fr.36 memasukkan persyaratan Code IMO dalam
5 Batterai Room 50 technical specification yang merupakan bagian
Fr. 34 – Fr. 36 dari surat perjanjian pemesanan kapal baru,
6 Mosque/Owner Room 50 khususnya kapal-kapal penumpang berukuran
di atas 1600 G/T.
Main Deck
Putaran 1300 rpm.
Noise DAFTAR PUSTAKA
No. Uraian
(dB)
1 Mess Room 50 1. Biro Klasifikasi Indonesia, 2002, “
Fr. 01 – Fr. 06 Peraturan, Klasifikasi dan Konstruksi
2 Crew Room 53 Kapal Laut”, Jakarta.
3 Galley 50 2. International Maritime Organization,
Fr. 2 – Fr. 09 1966, ”International Load Line
4 Prove Store 52 Convention”, London.
Fr. 1 – Fr. 4 3. International Maritime Organization,
5 WC/KM. Ladies 50 1966, ”Safety Of Life At Sea”,
Fr. 9 – Fr. 17 London.
6 WC/KM. Ladies 52 4. IMO, 1982, “Noise Level on Board
Fr. 9 – Fr. 17 Ships”.
7 Pantry 52 5. Nippon Kaiji Kyokai, 1986, “Guide to
Fr. 14 – Fr. 17 Ship Noise Control”.
6. Sastrodiwongso Teguh, 1985,
Hold Plan “Pengukuran Tingkat Kebisingan
Putaran 1300 rpm. Diatas Kapal”, Transtel Indonesia
Noise
No. Uraian
(dB)
1 Engine Room 101
Fr. 07 – Fr. 29
2 Crew Room 90
Fr. 2 – Fr. 3
3 60 Passenger 55
Fr. 30 – Fr. 55

KAPAL, Vol. 4, No.1, Februari 2007 34

Anda mungkin juga menyukai