Anda di halaman 1dari 7

Nama : Siti Nurul Falah

Semester : 5 PAI Non Regular


Mata Kuliah : Sejarah Pendidikan Islam
Dosen : Drs. Anas Ubaidillah

1.Pola pendidikan pada masa dinasti Abbasiyah

Kekuasaan dinasti bani abbas, sebagaimana disebutkan melanjutkan kekuasaan dinasti bani
Umayyah.Dinamakan khilafah Abbasiyah karena para pendiri dan penguasa dinasti ini adalah
keturunan Al-Abbas paman Nabi Muhammad Saw, dinasti didirikan oleh Abdullah Alsaffah Ibnu
Muhammad Ibn Ali Ibn Abdullah Ibn Al- Abbas.

Dinasti Abbasiyah merupakan dinasti islam yang sempat membawa kejayaan umat islam pada
masanya. Zaman keemasan islam dicapai pada masa dinasti-dinasti ini berkuasa. Pada masa ini pula
umat islam banyak melakukan kajian kritis terhadap ilmu pengetahuan. Akibatnya pada masa ini
banyak para ilmuan dan cendikiawan bermunculan sehinnnngga membuat ilmu pengetahuan
menjadi maju pesat. Popularitas daulah Abbasiyah mencapai puncaknya di zaman khalifah Harun Al-
Rasyid (786-809 M) dan puteranya Al-Ma’mum (813-833 M). Kekayaan yang dimanfaatkan Harun
Arrasyid untuk keperluan sosial, rumah sakit, lembaga pendidikan, dokter, dan farmasi didirikan,
pada masanya sudah terdapat paling tidak sekittar 800 orang dokter. Disamping itu, pemandian-
pemandian umum juga dibangun.Tingkat kemakmuran yang paling tinggi terwujud pada zaman
khalifah ini. Kesejahteraan sosial, kesehatan, pendidikan, ilmu pengetahuan, dan kebudayaan serta
kesusasteraan berada pada zaman keemasannya.pada masa inilah Negara islam menempatkan
dirinya sebagai Negara terkuat dan tak tertandingi.

Al- Ma’mun pengganti Al- Rasyid, dikenal sebagai khalifah yang sangat cinta kepada ilmu. Pada
masa pemerintahannya, penerjemahan buku-buku asing digalakan, untuk menerjemahkan buku-
buku Yunani, ia mengkaji penerjemah-penerjemah dari golongan kristen dan penganut golongan lain
yang ahli. Ia juga banyak mendirikan sekolah, salah satu karya besarnya yang terpenting adalah
pembangunan Bait Al- Hikmah, pusat penerjemah yang berfungsi sebagai perguruan tinggi dengan
perpustakaan yang besar dan menjadi perpustakaan umum dan diberi nama ”Darul Ilmi” yang berisi
buku-buku yang tidak terdapat di perpustakaan lainnya. Pada masa Al-Ma’mun inilah Bagdad mulai
menjadi pusat kebudayaan dan ilmu pengetahuan, kekota inilah para pencari datang berduyun-
duyun, dan pada masa ini pula kota Bagdad dapat memancarkan sinar kebudayaan dan peradaban
islam keberbagai penjuru dunia.

Diantara bangunan-bangunan atau sarana untuk pendidikan pada masa Abbasiyah yaitu:

•         Madrasah yang terkenal ketika itu adalah madrasah Annidzamiyah, yang didirikan oleh seorang
perdana menteri bernama Nidzamul Muluk (456-486 M). Bangunan madrasah tersebut tersebar luas
di kota Bagdad, Balkan, Muro, Tabaristan, Naisabur dan lain-lain.

•         Kuttab, yakni tempat belajar bagi para siswa sekolah dasar dan menengah.
•         Majlis Munadharah, tempat pertemuan para pujangga, ilmuan, para ulama, cendikiawan dan para
filosof dalam menyeminarkan dan mengkaji ilmu yang mereka geluti.

•         Darul Hikmah, gedung perpustakaan pusat.[4]

D.    Lembaga-lembaga Pendidikan

a.       Lembaga-lembaga pendidikan sebelum madrasah

Adapun lembaga-lembaga pendidikan islam yang sebelum kebangkitan madrasah pada masa
klasik, adalah[5]:

1)      Suffah

Pada masa Rasulullah SAW, suffah adalah suatu tempat yang dipakai untuk aktivitas pendidikan
biasanya tempat ini menyediakan pemondokan bagi pendatang baru dan mereka yang tergolong
miskin disini para siswa diajari membaca dan menghafal al-qur’an secara benar dan hukum islam
dibawah bimbingan langsung dari Nabi, dalam perkembangan berikutnya, sekolah shuffah juga
menawarkan pelajaran dasar-dasar menghitung, kedokteran, astronomi, geneologi dan ilmu filsafat.

2)      Kuttab atau maktab.

Kuttab atau maktab berasal dari kata dasar yang sama, yaitu kataba yang artinya menulis.
Sedangkan kuttab atau maktab berarti tempat untuk menulis atau tempat dimana dilangsungkan
kegiatan tulis menulis.

Philip K. Hitti mengatakan bahwa kurikulum pendidikan dikuttab ini berorientasi kepada al-
qur’an sebagai suatu tex book, hal ini mencakup pengajaran membaca dan menulis, kaligrafi,
gramatikal bahasa arab. Sejarah Nabi hadits, khususnya yang berkaitan dengan Nabi SAW.Bahkan
dalam perkembangan kuttab dibedakan menjadi dua, yaitu kuttab yang mengajarkan pengetahuan
non agama (secular learning) dan kuttab yang mengajarkan ilmu agama (religius learning).Dengan
adanya perubahan kurikulum tersebut dapat dikatakan bahwa kuttab pada awal perkembangan
merupakan lembaga pendidikan yang tertutup dan setelah adanya persentuhan dengan peradaban
helenisme menjadi lembaga pendidikan yang terbuka terhadap pengetahuan umum, termasuk
filsafat.[6]

3)      Halaqah.

Halaqah artinya lingkaran. Artinya proses belajar mengajar disini dilaksanakan dimana murid dan
meringkari gurunya. Seorang guru biasanya duduk dilantai menerangkan, membacakan
karangannya, atau memberikan komentar atas karya pemikiran orang lain. Kegiatan di halaqah ini
tidak khusus untuk megajarkan atau mendiskusikan ilmu agama, tetapi juga ilmu pengetahuan
umum, termasuk filsafat.

4)      Majlis.

Istilah majlis telah dipakai dalam pendidikan sejak abad pertama islam, mulanya ia merujuk pada
arti tempat-tempat pelaksanakan belajar mengajar. Pada perkembangan berikutnya disaat dunia
pendidikan islam mengalami zaman keemasan, majlis berarti sesi dimana aktivitas pengajaran atau
berlangsung.

Seiring dengan perkembangan pengetahuan dalam islam, majlis digunakan sebagai kegiatan
transfer ilmu pengetahuan sebagai majlis banyak ragamnya, menurut Muniruddin Ahmad ada 7
(tujuh) macam majlis, sebagai berikut:

a)      Majlis al-hadits

b)      Majlis al-tadris

c)      Majlis al-manazharah

d)     Majlis muzakarah

e)      Majlis al-syu’ara

f)       Majlis al-adab

g)      Majlis al-fatwa dan al-nazar

5)      Masjid

Semenjak berdirinya di zaman Nabi SAW, masjid telah menjadi pusat kegiatan dan informasi
berbagai masalah kaum muslimin, baik yang menyangkut pendidikan maupun sosial
ekonomi.Namun, yang lebih penting adalah sebagai lembaga pendidikan.

Perkembangan masjid sangat signifikan dengan perkembangan yang terjadi di masyarakat,


terlebih lagi pada saat masyarakat islam mengalami kemajuan. Urgensi masyarakat terhadap masjid
menjadi semakin kompleks, hal ini menyebabkan karakteristik masjid berkembang menjadi dua
bentuk yaitu mesjid sebagai tempat sholat jum’at atau jami dan masjis biasa. Kurikulum pendidikan
dimasjid biasanya merupakan tumpuan pemerintah untuk memperoleh pejabat-penjabat
pemerintah, seperti, qodhi, khotib dan iman masjid.

6)      Khan.

Khan biasanya difungsikan sebagai penyimpanan barang-barang dalam jumlah besar atau
sebagai sarana komersial yang memiliki banyak toko, seperti, khan al narsi yang berlokasi di alun-
alun karkh di bagdad.

7)      Ribarth

Ribath adalah tempat kegiatan kaum sufi yang ingin menjauhkan diri dari kehidupan duniawi dan
mengkonsentrasikan diri untuk semata- mata ibadah.

8)      Rumah – Ulama

Rumah sebenarnya bukan temapat yang nyaman untuk kegiatan belajar mengajar, namun para
ulama dizaman klasik banyak yang mempergunakan rumahnya secara ikhlas untuk kegiatan belajar
mengajar dan pengembangan ilmu pengetahuan.[7]
9)      Toko-toko buku dan perpustakaan.

Toko-toko buku memiliki peranan penting dalam kegiatan keilmuan islam, pada awalnya
memang hanya manjual buku-buku, tetapi berikutnya menjadi sarana untuk berdiskusi dan
berdebat, bahkan pertemuan rutin sering dirancang dan dilaksanakan disitu.  Disamping tokobuku,
perpustakan juga memilki peranan penting dalam kegiatan transfer keilmuan islam.

10)  Rumah sakit.

Rumah sakit pada zaman klasik bukan saja berfungsi sebagai tempat merawat dan mengobati
orang-orang sakit, tetapi juga mendidik tenaga-tenaga yang berhungan dengan perawatan dan
pengobatan.Pada masa itu, percabaan dalam bidang kedokteran dan obat-oibatan dilaksanakan
sehingga ilmu kedoteran dan obat-obatan cukup pesat. Rumah sakit juga merupan tempat
praktikum sekolah kedoteran yang didirikan diluar rumah sakit, rumah sakit juga berfungsi sebagai
lembaga pendidikan .

11)  Badiah (padang pasir, dusun tempat tinggal badui)

Badiah merupakan sumber bahasa arab yang asli dan murni, dan mereka tetap
mempertahankan keaslian dan kemurnian bahasa arab. Oleh karena itu badiah-badiah menjadi
pusat untuk pelajaran bahasa arab yang asli dan murni. Sehingga banyak anak-anak khulifah, ulama-
ulama dan para ahli ilmu pengetahuan pergi kebadiah-badiah dalam rangka mempelajari bahasa dan
kesusastraan arab. Dengan begitu badiah-badiah telah berfungsi sebagai lembaga pendidikan.

b.      Madrasah

1.      Sejarah dan motivasi pendirian madrasah

Beberapa paradigma dapat digunakan dalam memandang sejarah dan motivasi pendirian
madrasah. Paling tidak ada 3 teori tentang timbulnya madrasah:

a.       Madrasah selalu dikaitkan dengan nama nidzam al-mulk (W. 485 H/1092 M), salah seorang wajir
dinasti saljuk sejak 456 H/1068 M sampai dengan wafatnya, dengan usahanya membangun
madrasah nizhamiyah diberbagai kota utama daerah kekuasaan saljuk begituh dominannya peran
nidzam al-mulk adalah orang pertama yang membangun madrasah.

b.      Menurut al-makrizi, ia berasumsi bahwa madrasah pertama adalah madrasah nizhamiyah yang
didirikan tahun 457 H.

c.       Madrasah sudah eksis semenjak awal islam seperti bait al-hikmah yang didirikan Al-Makmun di
Bagdad abad ke-3 H.[8]

Dari informasi diterima diatas dapat diketahui bahwa madrasah yang pertama di
Nisyapur.Namun demikian, madrasah itu kurang dikenal mengingat motivasi pendirian madrasah itu
sendiri pada waktu itu masih bersifat ahliyah (keluarga) berdasarkan wakaf keluarga dan sejarah
baru mencatat sesuatu bila telah menjadi fenomena yang meluas. Lahirnya lembaga pendidikan
formal dalam bentuk madrasah merupakan pengembangan dari sistem pengajaran dan pendidikan
yang pada awalnya berlangsung di mesjid-mesjid. Disisi lain, syalabi mengemukakan bahwa
perkembangan dari masjid ke madrasah terjadi secara tidak langsung, menurutnya madrasah
sebagai konsekuensi logis dari semakin ramainya pengajian di masjid yang fungsi utamanya adalah
ibadah. Agar tidak kegiatan ibadah, dibuatlah tempat khusus untuk belajar yang dikenal madrasah.

Dengan berdirinya madrasah, maka pendidikan islam mesasuki periode baru. Yaitu pendidikan
menjadi fungsi bagi negara dan madrasah- madrasah dilembagakan untuk tujuan pendidikan
sektarian dan indoktrinasi politik. Meskipun madrasah sebagai lembaga pendidikan dan pengajaran
didunia islam baru timbul sekitara abad ke-14 H, ini bukan berarti bahwa sejak awal
perkembangannya islam tidak mempunyai lembaga pendidikan dan pengajaran. Pada awal telah
berdiri madrasah yang menjadi cikal bakal munculnya madrasah nizamiyah, madrasah tyersebut
berada diwilayah Persia, tepatnya di daerah Nisyapur, misalnya madrasah al- baihaqiyah, madrasah
sa’idiyah dan madrasah yang terdapat di Khusan.

2.      Madrasah Nizhamiyah.

Madrasah nizhamiyah merupakan pertotipe awal bagi lembaga pendidikan tinggi, ia juga
dianggap sebagai tonggak baru dalam penyelenggaraan pendidikan islam, dan merupakan
karakteristik tradisi pendidikan islam sebagai suatu lembaga pendidikan resmi dengan sistem
asrama. Pemerintah atau penguasa ikut terlibat didalam menentukan tujuan, kurikulum, tenaga
pengajar, pendanaan, sarana fisik dan lain-lain. Kendati madrasah nizhamiyah mampu melestarikan
tradisi keilmuan dan menyebarkan ajaran islam dalam persi tertentu. Tetapi keterkaitan dengan
standarisasi dan pelestarian ajaran kurang mampu menunjang pengembangan ilmu dan penelitian
yang inofatif.

3.      Madrasah di Mekah dan Madinah.

Informasi tentang madrasah mendapat dukungan banyak dari berbagai leteratur.Namun sayang
para sejarawan tidak cukup tertarik berbicara madrasan di Mekah dan Madinah.Hal ini
mengakibatkan pelacakan informasi tentang permasalahan tersebut kurang lengkap.Lebih lanjut
secara kuantitatif madrasah di Mekah lebih banyak dibandingkan di Madinah. Diantara madrasah
Abu Hanifah, Maliki, madrasah ursufiyah, madrasah muzhafariah, sedangkan madrasah megah yang
dijumpai di Mekah adalah madrasah qoi’it bey, didirikan oleh Sultan Mamluk di Mesir.

2.Pola pendidikan Islam dimasa Andalusia


Kehebatan sistem pendidikan di Andalusia menyebabkan Andalusia menjadi salah satu Negara yang
memiliki sistem pendidikan terbaik pada zamannya hal ini dikarenakan faktor-faktor berikut :

1. Adanya dukungan dari penguasa, membuat pendidikan Islam cepat sekali majunya, karena
penguasa sangat mencintai ilmu pengetahuan dan berwawasan jauh ke depan.

2. Adanya beberapa sekolah dan universitas di beberapa kota di Spanyol yang sangat terkenal
(Universitas Cordova, Sevilla, Malaga, dan Granada).
3. Banyaknya para sarjana Islam yang datang dari ujung Timur dan ujung Barat wilayah islam dengan
membawa berbagai buku dan berbagai gagasan. Ini menunjukkan bahwa, meskipun umat Islam
terdiri dari beberapa kesatuan politik, terdapat juga apa yang di sebut kasatuan budaya Islam.

4. Adanya persaingan antara Abbasiyah di Baghdad dan Umayyah di Spanyol dalam bidang ilmu
pengetahuan dan peradaban. Kompetisi dalam bidang ilmu pengetahuan dengan didirikannya
Universitas Cordova yang menyaingi Universitas Nizamiyah di Baghdad yang merupakan persaingan
positif, tidak selalu dalam peperangan.

5. Pemerintah juga memberikan subsidi yang banyak terhadap pendidikan, yakni dengan murahnya
buku-buku bacaan, atau diberikan penghargaan yang tinggi berupa emas murni kepada penulis atau
penerjemah buku, seberat buku yang diterjemahkannya.

Pada masa kejayaan Islam di Andalusia pusat-pusat pendidikan berada pada kuttab-kuttab, dan
perguruan tinggi.

1. Kuttab

Kuttab adalah sebuah lembaga pendidikan dasar yang mengajarkan cara membaca dan menulis
kepada anak-anak atau remaja, kemudian meningkat pada pengajaran pengetahuan Al-Qur’an dan
pengetahuan dasar.[6] di Andalusia terdapat banyak kuttab-kuttab yang menyebar sampai ke
pinggiran kota. Pada lembaga ini, para siswa mempelajari berbagai macam disiplin ilmu
pengetahuan, seperti fikih, bahasa dan sastra, musik, dan kesenian. Kuttab termasuk lembaga
pendidikan terendah yang sudah tertata dengan rapi di saat itu, sehingga kuttab-kuttab itu
mempunyai banyak tenaga pendidikan dan siswa-siswanya. Pada lembaga ini siswa-siswanya
mempelajari berbagai macam ilmu pengetahuan diantaranya adalah:

a. Fikih

Pemeluk Islam di Andalusia menganut mazhab Maliki, maka para ulama memperkenalkan materi-
materi fikih dari mazhab imam Malik. Tokoh-tokoh yang termasyhur disini diantaranya Ziyad ibnu
Abd Ar-Rahman dan dilanjutkan oleh Ibn Yahya. Yahya sempat menjadi kadi pada masa Hisyam ibn
Abd Rahman, dan masih banyak nama-nama lain, seperti Abu Bakar ibn al-Qutiyah, Munzir Ibn Said
al Baluthi, dan Ibn Hazm yang sangat populer di kala itu.[7]

b. Bahasa dan Sastra

Bahasa Arab menjadi bahasa resmi umat Islam di Spanyol, bahasa ini dapat dipelajari di kuttab,
bahkan kepada siswanya diwajibkan untuk selalu melakukan dialog dengan memakai bahasa resmi
Islam (bahasa Arab), sehingga bahasa ini menjadi cepat populer dan menjadi bahasa keseharian.
Tokoh-tokoh bahasa itu antara lain Ibn Sayidih, Ibn Malik yang mengarang Al-fiyah, Ibn khuruf, Ibn
al-Hajj, Abu Ali al-Isyibili, Abu al-Hasan ibn Usfur, dan Abu Hayyan al-Gharnathi. Di bidang sastra
tersohor nama Ibn Abd. Rabbih dengan karya al-'Iqd al- Farid, Ibn Bassam dengan karyanya al-
Dzakhirah fi Mahasin ahl al-Jazirah, dan Al- F ath ibn Khaqan dengan karyanya kitab al-Qalaid, dan
lain-lain.[8]

c. Musik dan Seni

Di Spanyol berkembang musik-musik yang bernuansa Arab yang merangsang tumbuhnya nilai-nilai
kepahlawanan. Banyak tokoh musik dan seni bermunculan ketika itu, diantaranya, Al-Hasan ibn Nafi
yang dijuluki Ziryab (789-857). Ziryab selalu tampil pada acara-acara penjamuan kenegaraan di
Cordova, karena ia merupakan aransemen musik yang handal dan piawai pula mengubah syair-syair
lagu yang pantas dikonsumtifkan kepada seluruh lapisan dan tingkat umur.[9]
2. Perguruan Tinggi

Universitas Cordova berdiri megah dan menjadi Ikon Spanyol, sehingga Spanyol termasyhur ke
seluruh dunia. Universitas ini tegak bersanding dengan Masjid Abdurrahman III, yang pada akhirnya
berkembang menjadi lembaga pendidikan tinggi yang terkenal yang setara dengan universitas Al
Azhar di Cairo dan universitas Nizamiyah di Baghdad. Perguruan tinggi ini telah menjadi pilihan
utama bagi generasi muda yang mencintai ilmu pengetahuan, baik dari belahan Asia, Eropa, Afrika,
dan belahan dunia lainnya. Perpustakaannya saat itu menampung kurang lebih empat juta buku
yang mencakup berbagai disiplin ilmu. Buku-buku ini dikonsumtifkan untuk seribu lebih mahasiswa
yang sedang menuntut ilmu. Selain itu, terdapat juga universitas Sevilla, Malaga, dan Granada. Pada
perguruan tinggi ini diajarkan ilmu kedokteran, astronomi, teologi, hukum islam, kimia, dan lain-lain.
Pada lembaga ini terdapat para pengajar yang cukup dikenal diantaranya yaitu Ibn Qaitbah yang
dikenal sebagai ahli tatabahasa, Abu Ali Qali yang ahli dibidang biologi. Namun, secara garis besar
pada perguruan tinggi di Spanyol terdapat dua konsentrasi ilmu pengetahuan, yaitu:

a. Filsafat

Universitas Cordova mampu menyaingi Baghdad, salah satu diantaranya, karena mampu mengimpor
ilmu filsafat dari belahan Timur dalam jumlah besar, sekalipun bagdad termasuk pusat ilmu
pengetahuan Islam. Sehingga beberapa waktu sesudahnya melahirkan filosof-filosof besar dengan
karya-karya emasnya. Ibnu Bajjah adalah filosof muslim yang pertama dan utama dalam sejarah
kefilsafatan di Andalus. Nama lengkapnya Abu Bakar Muhammad ibnu Yahya ibnu Al-Sha’ig , yang
lebih terkenal dengan nama Ibnu Bajjah. Orang barat menyebutnya Avenpace. Ia dilahirkan di
Saragossa (Spanyol) pada akhir abad ke-5 H/ abad ke-11 M. Tokoh lainnya ialah Abu Bakar Ibnu
Thufail, penduduk asli Wadi Asy, sebuah dusun kecil di sebelah timur Granada dan wafat pada usia
lanjut tahun 1185 M. Ia banyak menulis masalah kedokteran, astronomi, dan filsafat. Karya
filsafatnya yang sangat terkenal adalah Hay Ibn Yaqzhan. Pada akhir abad ke-12 masehi muncul
seorang pengikut Aristoteles yang terbesar dalam kalangan filsafat islam, dia adalah Abu al-Walid
Muhammad ibnu Ahmad ibnu Muhammad Ruyd dilahirkan di Cordova, Andalus pada tahun 510
H/1126 M, yang terkenal dengan nama Ibn Rusyd. Kepiawaiannya yang luar biasa dalam ilmu hukum,
sehingga dia diangkat menjadi ketua Mahkamah Agung di Cordova (Qadhi al-Qudhat). Karya
besarnya yang termasyhur adalah Bidayah al-Mujtahid.[10]

b. Sains

Tercatat nama Abbas ibn Farnas yang termasyhur dalam ilmu kimia dan astronomi. Ia adalah orang
pertama yang menemukan pembuatan kaca dari batu. Perkembangan sains pada daerah ini diikuti
pula oleh ilmu kedokteran, matematika, kimia dan musik serta ilmu lainnya, bahkan ada ilmuwan
wanita yang ahli kedokteran yaitu Umm al-Hasan binti Abi Ja’far.

Anda mungkin juga menyukai