Anda di halaman 1dari 15

MANAJEMEN STRATEGI PENERTIBAN SISTEM TERA DAN TERA ULANG

TAKARAN POMPA UKUR BAHAN BAKAR MINYAK DI STASIUN PENGISIAN


BAHAN BAKAR UMUM (STUDI PADA BIDANG METROLOGI DINAS
PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN
PROVINSI JAWA TIMUR)

Dedi Setiawan

ABSTRAK

Sistem tera dan tera ulang diperlukan untuk mengatasi masalah ketidakakurasian
antara takaran pompa ukur Bahan Bakar Minyak (BBM) dengan jumlah nominal yang
dibayarkan konsumen kepada operator SPBU, salah satunya dengan dilaksanakannya
sistem tera dan tera ulang yang rutin dan tertib pada setiap SPBU yang ada. Dasar
pelaksanaan kegiatan ini mengacu pada Undang-Undang (UU) No. 2 Tahun 1981
tentang Metrologi Legal dan Peraturan Menteri Perdagangan Republik Indonesia No. 08
Tahun 2010 tentang Alat-Alat Ukur, Takar, Timbang, dan Perlengkapannya (UTTP)
Yang Wajib Ditera dan Ditera Ulang. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui
penerapan manajemen strategi penertiban sistem tera dan tera ulang takaran pompa ukur
BBM di SPBU.
Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif dengan pendekatan
kualitatif. Penelitian ini menggunakan teori manajemen strategi menurut Hunger dan
Thomas (2003:9) dengan fokus penelitian diantaranya pengamatan lingkungan,
formulasi strategi, implementasi strategi serta evaluasi dan pengendalian. Diantaranya
dengan melihat peluang, hambatan, kekuatan serta mengurangi faktor kelemahan di
lingkungan organisasi Bidang Metrologi pada Disperindag Prov. Jatim. Teknik analisis
data menggunakan teknik analisis menurut Miles dan Huberman dengan pengumpulan
data, reduksi data, penyajian data dan kesimpulan.
Hasil penelitian ini menjelaskan bahwa Dinas Perindustrian dan Perdagangan
Provinsi Jawa Timur melalui Bidang Metrologinya selaku pihak yang berwenang dalam
pengawasan dan evaluasi pada transaksi perdagangan (Metrologi Legal) telah
melakukan upaya dalam manajemen strategi penertiban sistem tera dan tera ulang
takaran pompa ukur BBM di SPBU. Salah satu upaya yang dilakukan ialah dengan
memaksimalkan aturan yang berlaku tentang sistem tera dan tera ulang pada Metrologi
Legal yang disertai dengan dengan reward dan punishment yang tegas. Secara umum,
hasil penelitian menunjukkan bahwa staf Bidang Kemetrologian sudah mampu
menertibkan sistem tera dan tera ulang pompa ukur BBM di setiap SPBU di wilayah
kerjanya. Kendati demikian juga masih ditemukan beberapa hambatan/kendala seperti
keterbatasan tingkat pengetahuan tentang Kemetrologian pada sebagian SDM di Bidang
Metrologi serta kurangnya partisipasi yang dilakukan oleh masyarakat baik sebagai
pengelola SPBU maupun sebagai konsumen. Untuk meningkatkan optimalisasi, Bidang
Metrologi perlu melakukan langkah-langkah kualitas dan kuantitas SDM dan sumber
daya organisasi lainnya, serta sosialisasi kepada masyarakat melalui media cetak dan
elektronik akan pentingnya Metrologi legal.

Kata Kunci: Manajemen Strategi, Tera dan Tera Ulang, Metrologi.

1
LATAR BELAKANG Pengawasan terhadap
keberadaan Alat Ukur Takar Timbang
Sejalan dengan semakin dan Perlengkapannya (UTTP) diatur
meningkatnya kegiatan perekonomian dan dilaksanakan oleh Bidang
baik industri, perdagangan, maupun jasa Metrologi. Adapun salah satu kegiatan
telah berdampak pada penggunaan alat- dalam Metrologi legal yang diatur oleh
alat Ukur, Takar, Timbang dan Bidang Metrologi adalah persoalan
Perlengkapannya (UTTP) di masyarakat tentang sistem tera dan tera ulang
juga semakin meningkat. Guna volume takaran pompa ukur Bahan
melindungi kepentingan umum di Bakar Minyak (BBM) pada setiap
sektor industri dan perdagangan perlu Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum
adanya jaminan dalam kebenaran (SPBU).
pengukuran serta adanya ketertiban dan Kendati proses kegiatan tera dan
kepastian hukum dalam pemakaian tera ulang telah sesuai dengan
satuan ukuran, standar satuan, metode peraturan-peraturan yang berlaku,
pengukuran alat-alat Ukur, Takar, namun faktanya masih terdapat
Timbang dan Perlengkapannya (UTTP). masalah-masalah di lapangan mengenai
Berdasarkan Pasal 12 Undang- ketidakakurasian antara jumlah nominal
Undang (UU) No. 2 Tahun 1981 yang tertera pada dispenser pompa
tentang Metrologi Legal menyatakan BBM dengan volume BBM yang
bahwa dengan Peraturan Pemerintah dikeluarkan dari nozzle BBM. Adapun
ditetapkan alat-alat UTTP yang wajib beberapa keluhan dari masyarakat
ditera dan ditera ulang, dibebaskan dari mengenai ketidaksesuaian volume
tera atau tera ulang, atau dari kedua- takaran pompa ukur BBM terhadap
duanya. Pasal 12 dari UU No. 2 Tahun jumlah nominal uang yang dibayarkan
1981 merupakan ketentuan pertama kepada operator SPBU.
yang dalam hal ini dapat dipandang Masalah-masalah Metrologi
sebagai ketentuan tentang lingkup Legal yang ada di masyarakat,
kegiatan Metrologi Legal yang khususnya yang terjadi pada proses
berkaitan dengan peralatan ukur yang transaksi di SPBU antara konsumen
diatur dalam Undang-Undang. Di sisi dengan pengelola SPBU terhadap
lain, kegiatan metrologi adalah untuk kecenderungan ketidakakurasian
meningkatkan daya saing di bidang takaran pompa ukur BBM dengan
perdagangan. jumlah nominal biaya yang dibayarkan
Penggunaan alat UTTP kepada operator SPBU dapat
memerlukan keterlibatan peran menganggu jalannya tertib ukur yang
pemerintah untuk melindungi konsumen baik bagi kegiatan jasa maupun
dan kepentingan umum. Sejalan dalam perdagangan dan pastinya akan
hal ini ada lembaga atau instansi merugikan konsumen.
pemerintah yang berperan dan Berdasarkan permasalahan
mempunyai kewenangan mengenai seperti di atas, maka dibutuhkan suatu
penggunaan alat-alat ukur. Pengukuran manajemen strategi yang mampu untuk
semacam itu dilakukan oleh lembaga menertibkan ketidakakurasian (sistem
atau instansi yang diberi wewenang tera dan tera ulang) takaran pompa ukur
secara hukum yaitu Dinas Perindustrian Bahan Bakar Minyak (BBM) pada
dan Perdagangan khususnya di Bidang Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum
Metrologi. (SPBU). Sehingga, berdasarkan uraian
2
di atas peneliti tertarik untuk melakukan KAJIAN TEORI
penelitian untuk skripsi dengan judul
“Manajemen Strategi Penertiban Menurut Hunger dan Thomas
Sistem Tera dan Tera Ulang Takaran (2003:9), konsep dasar proses
Pompa Ukur Bahan Bakar Minyak di manajemen strategis meliputi 4 elemen
Stasiun Pengisian Bahan Bakar dasar, yaitu : pengamatan lingkungan
Umum (studi pada Bidang Metrologi (environmental scanning), formulasi
Dinas Perindustrian dan strategi (strategy formulation),
Perdagangan Provinsi Jawa Timur)”. implementasi strategi (strategy
implementation) serta evaluasi dan
Rumusan Masalah : pengendalian (evaluation and control).
Berdasarkan latar belakang di Pada penelitian ini, digunakan teori
atas, maka permasalahan dalam Manajemen Strategi menurut Hunger
penelitian ini dapat dirumuskan sebagai dan Thomas Wheelen (2003:9) karena
berikut : Bagaimana manajemen strategi teori ini menjelaskan secara detail dan
penertiban sistem tera dan tera ulang sistematis kegiatan manajemen strategi
takaran pompa ukur Bahan Bakar yang terdiri dari pengamatan
Minyak di Stasiun Pengisian Bahan lingkungan, formulasi strategi,
Bakar Umum (studi pada Bidang implementasi strategi, evaluasi dan
Metrologi Dinas Perindustrian dan pengendalian strategi.
Perdagangan Provinsi Jawa Timur) ? Gambar 2.1
Bagan Proses Manajemen Strategi
Tujuan Penelitian :
Tujuan penelitian adalah
mendeskripsikan manajemen strategi
penertiban sistem tera dan tera ulang
takaran pompa ukur Bahan Bakar
Minyak di Stasiun Pengisian Bahan
Bakar Umum (studi pada Bidang
Metrologi Dinas Perindustrian dan Sumber: Hunger dan Wheelen, 2003
Perdagangan Provinsi Jawa Timur).
Adapun penjelasan mengenai
konsep dasar proses manajemen
Manfaat Penelitian :
strategis yaitu
Penelitian ini diharapkan dapat
memperkaya kajian tentang Ilmu 1) Tahap pengamatan lingkungan,
Administrasi Negara khususnya tentang yaitu tahap di mana pimpinan perlu
manajemen strategi penertiban sistem memonitor, mengevaluasi, mencari
tera dan tera ulang takaran pompa informasi dari lingkungan eksternal
ukur Bahan Bakar Minyak di Stasiun (peluang dan ancaman) maupun
Pengisian Bahan Bakar Umum (studi lingkungan internal (kekuatan dan
pada Bidang Metrologi Dinas kelemahan) dan menyadari bahwa
Perindustrian dan Perdagangan Provinsi organisasi selalu berinteraksi
Jawa Timur) sebagai bahan referensi dengan lingkungannya. Tujuannya
bagi peneliti lain yang melakukan adalah untuk mengidentifikasi
analisis kajian permasalahan serupa. faktor-faktor strategis elemen
eksternal dan internal yang akan
menentukan masa depan organisasi.

3
Perjalanan organisasi Lingkungan kerja
dipengaruhi oleh suatu peristiwa, perusahaan/organisa
perkembangan dan perubahan yang si sering disebut
terjadi pada lingkungannya. industri.
Perubahan tersebut bisa berasal dari b) Lingkungan sosial
luar organisasi atau faktor eksternal terdiri dari kekuatan
dan dari dalam organisasi atau umum, kekuatan itu
faktor internal. Faktor eksternal tidak berhubungan
terdiri dari peluang (opportunities) langsung dengan
dan ancaman (threats), sedangkan aktivitas-aktivitas
faktor internal terdiri dari kekuatan jangka pendek
(strengths) dan kelemahan organisasi tetapi
(weaknesses). Adapun penjelasan dapat dan sering
dari kedua faktor tersebut adalah: mempengaruhi
a. Analisis Eksternal keputusan-keputusan
Faktor eksternal/lingkungan jangka panjang.
eksternal terdiri dari variabel- Salah satu elemen
variabel (peluang dan tersebut adalah
ancaman) yang berada di luar masyarakat.
organisasi dan tidak secara
khusus ada dalam b. Analisis Internal
pengendalian jangka pendek Lingkungan internal
dari manajemen puncak (top terdiri dari variabel-variabel
management). Variabel- (kekuatan dan kelemahan)
variabel tersebut membentuk yang ada di dalam organisasi
keadaan dalam organisasi di tetapi biasanya tidak dalam
mana organisasi ini hidup. pengendalian jangka pendek
Lingkungan eksternal dari manajemen puncak.
memiliki 2 (dua) bagian yaitu Variabel-variabel tersebut
lingkungan kerja/tugas dan membentuk suasana di mana
lingkungan sosial. pekerjaan dilakukan.
a) Lingkungan kerja Variabel-variabel itu meliputi
terdiri dari elemen- struktur organisasi, budaya
elemen atau organisasi dan sumber daya
kelompok yang organisasi. Adapun
secara langsung penjelasannya sebagai
berpengaruh atau berikut:
dipengaruhi oleh a) Struktur adalah cara
operasi-operasi bagaimana
utama organisasi. perusahaan/instansi
Beberapa elemen diorganisasikan yang
tersebut adalah berkenaan dengan
pemegang saham, komunikasi,
pemerintah, wewenang dan arus
pelanggan, kerja. struktur sering
kelompok disebut rantai
kepentingan khusus perintah dan
(stakeholder). digambarkan secara
4
grafis dengan hasil dari pengamatan
menggunakan bagan lingkungan yang telah dilakukan
organisasi. sebelumnya. Formulasi strategi
b) Budaya adalah pola dapat dilakukan dengan
keyakinan, menggunakan analisis SWOT
pengharapan dan (Strength, Weaknesses,
nilai-nilai yang Opportunities dan Threats).
dibagikan oleh SWOT merupakan alat analisis
anggota organisasi. untuk menciptakan sebuah
Norma-norma strategi dengan memaksimalkan
organisasi secara faktor kekuatan, memanfaatkan
khusus faktor peluang dan mengurangi
memunculkan dan faktor kelemahan. Formulasi
mendefinisikan strategi meliputi menentukan
perilaku yang dapat misi perusahaan, menentukan
diterima anggota tujuan-tujuan yang dapat
dari manajemen dicapai, pengembangan strategi,
puncak sampai dan penetapan pedoman
karyawan operatif. kebijakan. Adapun penjelasan
c) Sumber daya adalah dari 4 (empat) formulasi strategi
aset yang merupakan tersebut meliputi:
bahan baku bagi a. Misi
produksi barang dan Misi organisasi adalah
jasa organisasi. Aset tujuan atau alasan mengapa
itu meliputi keahlian organisasi tersebut berdiri
orang, kemampuan atau ada. Pernyataan misi
dan bakat organisasi yang disusun
manajerial, seperti dengan baik,
aset keuangan dan mengidentifikasikan tujuan
fasilitas pabrik mendasar dan yang
dalam wilayah membedakan suatu
fungsional. perusahaan dengan
Tujuan utama dalam perusahaan lain, dan
manajemen strategis adalah mengidentifikasi jangkauan
memadukan variabel-variabel operasi perusahaan dalam
intenal perusahaan/organisasi produk yang ditawarkan dan
untuk memberikan kompetensi pasar yang dilayani. Misi
unik, yang memampukan mengembangkan harapan
organisasi untuk mencapai pada karyawan dan
keunggulan kompetitif secara mengkomunikasikan
terus-menerus, sehingga pandangan umum untuk
tercapainya visi dan misi dari kelompok pemegang saham
organisasi tersebut. utama dalam lingkungan
2) Tahap formulasi strategi, yaitu kerja perusahaan.
tahap pengambilan keputusan Misi dapat ditetapkan
mengenai alternatif strategi yang secara sempit ataupun secara
akan dipilih oleh organisasi. luas. Tipe pernyataan misi
Strategi yang dipilih merupakan sempit menegaskan secara
5
jelas bisnis utama organisasi, apa yang dikatakan oleh para
misi ini juga secara jelas manajer, melainkan
membatasi jangkauan memperhatikan apa yang
aktivitas perusahaan yang mereka lakukan. Strategi
berhubungan dengan produk implisit dapat berasal dari
atau jasa yang ditawarkan. kebijakan perusahaan,
b. Tujuan program-program yang
Tujuan merupakan hasil disetujui (dan tidak disetujui)
akhir aktivitas perencanaan. dan anggaran yang telah di
Tujuan merumuskan apa sahkan. Program divisi-divisi
yang akan diselesaikan dan yang didukung dengan
kapan akan diselesaikan, dan anggaran yang besar dan
sebaiknya diukur jika ditangani oleh para manajer
memungkinkan. Pencapaian yang dipertimbangkan untuk
tujuan perusahaan merupakan mendapatkan jalur promosi
hasil dari penyelesaian misi. cepat, menunjukkan di mana
c. Strategi perusahaan menempatkan
Strategi perusahaan energi dan biayanya.
merupakan rumusan d. Kebijakan
perencanaan komprehensif Kebijakan menyediakan
tentang bagaimana pedoman luas untuk
perusahaan akan mencapai pengambilan keputusan
misi dan tujuannya. Strategi organisasi secara
akan memaksimalkan keseluruhan. Kebijakan juga
keunggulan kompetitif dan merupakan pedoman luas
meminimalkan keterbatasan yang menghubungkan
kemampuan bersaing. formulasi strategi dan
Strategi ada yang dinamakan implementasi. Kebijakan-
dengan strategi eksplisit kebijakan tersebut
(strategi yang gamblang) diinterpretasi dan
seperti strategi diimplementasi melalui
pengembangan akuisisi lini strategi dan tujuan divisi
produk baru. Akan tetapi, masing-masing. Divisi-divisi
investigasi lebih lanjut kemudian akan
barangkali menyatakan mengembangkan
adanya strategi implisit kebijakannya sendiri, yang
(tersirat) yang sangat akan menjadi pedoman bagi
berbeda. Manajer di semua wilayah fungsionalnya untuk
level mungkin mengakui diikuti.
bahwa perusahaan 3) Tahap implementasi strategi,
digambarkan dalam rencana yaitu tahap pelaksanaan strategi
strategi yang mereka lakukan yang telah dirumuskan atau
berbeda, tetapi beberapa akan direncanakan. Implementasi
berani mengakuinya. strategi merupakan proses
Seringkali satu-satunya dimana manajemen mewujudkan
cara untuk melihat strategi strategi dan kebijakannya
implisit perusahaan adalah melalui pengembangan program,
dengan tidak memperhatikan anggaran dan prosedur. Proses
6
tersebut mungkin meliputi operating procedures
perubahan budaya secara (SOP) adalah sistem
menyeluruh, struktur dan atau langkah-langkah atau
sistem manajemen dari teknik-teknik yang
organisasi secara keseluruhan. berurutan yang
Adapun penjelasan dari proses menggambarkan secara
implemetasi strategi tersebut rinci bagaimana suatu
meliputi: tugas atau pekerjaan
a. Program diselesaikan. Prosedur
Program adalah secara khusus merinci
pernyataan aktivitas- berbagai aktivitas yang
aktivitas atau langkah- harus dikerjakan untuk
langkah yang diperlukan menyelesaikan progra-
untuk menyelesaikan program perusahaan.
perencanaan sekali pakai.
Program melibatkan 4) Tahap evaluasi dan
restrukturisasi pengendalian, yaitu proses
perusahaan, perubahan membandingkan kinerja dengan
budaya internal hasil yang diinginkan dan
perusahaan atau awal memberikan umpan balik yang
dari suatu usaha diperlukan bagi pihak
penelitian baru. manajemen untuk mengevaluasi
b. Anggaran hasil-hasil yang diperoleh serta
Anggaran adalah mengambil tindakan perbaikan
program yang dinyatakan bila diperlukan. Evaluasi dan
dalam bentuk satuan pengendalian mengukur apa
uang, setiap program yang dapat dihasilkan atau diraih
akan dinyatakan secara oleh organisasi. Hal ini berarti
rinci dalam biaya yang membandingkan antara kinerja
dapat digunakan oleh organisasi dengan hasil yang
manajemen untuk diharapkan organisasi. Ukuran
merencanakan dan apa yang dipilih untuk
mengendalikan. Angaran mengukur kinerja tergantung
tidak hanya memberikan pada unit organisasi yang akan
perencanaan rinci dari dinilai dan tujuan yang akan
strategi baru dalam dicapai.
tindakan, tetapi juga Sebagai hasil akhir suatu
menentukan dengan aktivitas, termasuk ke dalam
laporan keuangan kinerja adalah hasil yang aktual
proforma (pendapatan dari proses manajemen strategis.
dan pengeluaran) yang Dalam mengukur kinerja, harus
menunjukkan pengaruh dipertimbangkan ukuran yang
yang diharapkan dari tepat. Selain itu, harus
kondisi keuangan dipertimbangkan pula jenis
perusahaan. pengendalian. Pengendalian
c. Prosedur dibangun harus dengan fokus
Prosedur atau sering pada kinerja aktual, pada
disebut dengan standard aktivitas yang menghasilkan
7
kinerja, atau pada sumberdaya Kerangka Berfikir
yang digunakan dalam
menghasilkan kinerja. Adanya masalah mengenai
Adapun 3 (tiga) ketidakakurasian volume takaran
pengendalian yang dilakukan pompa ukur BBM pada SPBU di
pada tahap evaluasi dan masyarakat khususnya di Surabaya.
pengendalian yaitu pengendalian
perilaku (behavior control),
pengendalian output (output
control) dan pengendalian input Manajemen strategi penertiban
(input control). Pengendalian sistem tera dan tera ulang takaran
perilaku (behavior control) pompa ukur Bahan Bakar
mengkhususkan pada bagaimana Minyak guna melindungi hak-
sesuatu harus dikerjakan melalui hak masyarakat sebagai
kebijakan, aturan, standar konsumen menurut Hunger &
prosedur dan operasi serta Thomas (2003:9) :
perintah dari atasan. Sedangkan 1. Pengamatan Lingkungan
pengendalian output (output 2. Perumusan Strategi
control) mengkhususkan pada 3. Implementasi Strategi
apa yang harus dicapai dengan 4. Evaluasi dan Pengendalian
fokus pada hasil akhir dari
perilaku melalui penggunaan
target tujuan dan kinerja.
Kemudian pengendalian input Terciptanya tertib ukur di segala
(input control) harus fokus pada bidang akan meningkatkan
sumberdaya seperti kualitas produk Indonesia dan
pengetahuan, keahlian, menghindari kerugian pada pihak
kemampuan, nilai, dan motif konsumen khususnya dalam
karyawan. kegiatan peneraan pompa ukur
dispenser BBM pada SPBU,
Berdasarkan proses-proses yang ada sebagaimana yang diamanatkan
di dalam suatu manajemen strategi, oleh Undang- Undang Nomor 2
dapat dikatakan bahwa manajemen Tahun 1981 tentang Metrologi
strategi merupakan suatu usaha yang Legal.
saling berkaitan di dalam suatu
organisasi, mulai dari perumusan
strategi sampai evaluasi strategi. METODE PENELITIAN
Dengan melaksanakan sebuah
manajemen strategi, suatu organisasi Peneliti menggunakan
dapat menciptakan suatu perubahan pendekatan kualitatif menurut Moloeng
dalam jangka waktu yang panjang. (2004:6), hal ini dikarenakan dengan
menggunakan pendekatan kualitatif
peneliti dapat memahami fenomena atau
gejala sosial dengan lebih
menitikberatkan pada gambaran yang
lengkap tentang fenomena yang sedang
dikaji. Harapannya ialah agar diperoleh

8
pemahaman yang mendalam tentang ukur Bahan Bakar Minyak di Stasiun
fenomena yang sedang diteliti. Pengisian Bahan Bakar Umum (studi
pada Bidang Metrologi Dinas
Fokus Penelitian Perindustrian dan Perdagangan Provinsi
Fokus dalam penelitian ini Jawa Timur) yang di mana ini juga
adalah peneliti ingin menjelaskan termasuk menyangkut hajat hidup orang
menggenai manajemen strategi banyak.
penertiban sistem tera dan tera ulang
takaran pompa ukur Bahan Bakar Teknik Pengumpulan Data
Minyak di Stasiun Pengisian Bahan Teknik pengumpulan data dapat
Bakar Umum (studi pada Bidang dilakukan melalui: Wawancara
Metrologi Dinas Perindustrian dan percakapan dengan maksud
Perdagangan Provinsi Jawa Timur) tertentudilakukan dua pihak, yaitu
menurut Hunger dan Thomas (2003:9). pewawancara (interviewer) yang
mengajuakn pertanyaan dan
Sumber Data terwawancara (interviewee)
Sumber data adalah data yang Dokumentasi pengumpulan data dari
diperoleh langsung dari tempat setiap bahan atau sumber yang tertulis
penelitian, baik dengan wawancara, berupa catatan, buku, surat kabar,
observasi, dan alat lainnya. Sumber data agenda, notulen rapat, dan sebagainya.
ini diperoleh dari para narasumber yang Berkenaan dengan hal tersebut,
mengetahui tentang manajemen strategi Observasi yaitu teknik pengumpulan
penertiban sistem tera dan tera ulang data dimana peneliti melakukan
takaran pompa ukur Bahan Bakar pengamatan langsung serta memnerikan
Minyak di Stasiun Pengisian Bahan gambaran terhadap obyek penelitian
Bakar Umum (studi pada Bidang melalui panca indera.
Metrologi Dinas Perindustrian dan
Perdagangan Provinsi Jawa Timur). Instrumen Data
Data diperoleh dalam bentuk verbal Instrumen penelitian adalah
kata-kata yang diucapkan secara lisan, suatu alat yang digunakan mengukur
gerak-gerik atau perilaku yang fenomena alam maupun sosial yang
dilakukan oleh subjek penelitian diamati. Adapun alat yang digunakan
(informan) yang berkenaan dengan pada penelitian ini adalah peneliti
variabel yang diteliti. utama, daftar pertanyaan, handphone,
tape recorder, buku catatandan
Lokasi Penelitian dokumen atau arsip.
Berkenaan dengan lokasi
penelitian, penelitian ini dilakukan di Analisis Data
Bidang Metrologi Dinas Perindustrian Analisis data merupakan upaya
dan Perdagangan Propinsi Jawa Timur dilakukan dengan jalan bekerja dengan
dan Unit Pelaksana Teknis (UPT) data, mengorganisasikan data, memilah-
Kemetrologian Jawa Timur yang milahnya menjadi satuan yang dapat
terletak di Jl. Siwalankerto Utara II/42 dikelola, mencari dan menemukan pola,
Surabaya. Mengapa peneliti tertarik menemukan apa yang penting dan apa
dengan hal ini, karena peneliti ingin yang dipelajari, dan merumuskan apa
mengkaji lebih dalam tentang yang dapat diceritakan kepada orang
manajemen strategi penertiban sistem lain.
tera dan tera ulang takaran pompa
9
Metode analisis data yang dalam penertiban sistem tera dan tera
digunakan penelitian adalah metode ulang takaran pompa ukur BBM pada
yang dikembangkan Miles dan SPBU yang berhasil didapatkan dari
Huberman dimana analisis data hasil penelitian adalah sebagai berikut:
kualitatif dilakukan secara interaktif dan 1. Pengamatan Lingkungan, faktor
berlangsung secara terus-menerus eksternal yaitu peluang
sampai tuntas, sehingga datanya tidak (opportunities) yang terdapat di
jenuh (Miles dan huberman dalam Bidang Metrologi Disperindag Prov.
Sugiyono, 2010: 160). Data Collection Jatim yaitu adanya kepercayaan dari
(Pengumpulan Data); Data Reduction masyarakat kepada Bidang Metrologi
(Reduksi Data); Data Display baik yang dari konsumen maupun
(Penyajian Data); Conclusing Drawing pihak pengelola SPBU, serta adanya
or Verification ( Kesimpulan atau kesadaran dari masyarakat baik dari
verifikasi). konsumen maupun pengelola SPBU
yang berpartisipasi dalam proses
PEMBAHASAN pengawasan tera dan tera ulang.

Manajemen Strategi penertiban Kemudian Bidang Metrologi


sistem tera dan tera ulang takaran juga memiliki ancaman (treaths)
pompa ukur Bahan Bakar Minyak di yaitu ada beberapa pengelola SPBU
1
Stasiun Pengisian Bahan Bakar yang masih rendah tingkat
Umum (studi pada Bidang Metrologi kesadarannya dalam melaporkan
2
Dinas Perindustrian dan perubahan takaran pompa ukur BBM
Perdagangan Provinsi Jawa Timur) di SPBU-nya kepada pihak Bidang
0
Berdasarkan penelitian tentang Metrologi selaku pihak yang
manajemen strategi penertiban sistem berwenang. Kemudian masih adanya
tera dan tera ulang takaran pompa keterbatasan tentang tingkat
ukur Bahan Bakar Minyak (BBM) di pengetahuan dan pemahaman SDM
Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum mengenai penggunaan alat tera
(SPBU), maka peneliti menyimpulkan seperti alat UTTP.
bahwa manajemen strategi penertiban
Lebih jauh lagi, adanya sebagian
sistem tera dan tera ulang takaran
masyarakat sebagai konsumen SPBU
pompa ukur BBM pada SPBU yang
yang masih tidak perduli terhadap
dilaksanakan oleh Bidang Metrologi
pemahaman tera dan tera ulang yang
Dinas Perindustrian dan Perdagangan
dilaksanakan di SPBU. Faktor
Provinsi Jawa Timur sudah berjalan
internal yakni kekuatan (strengths)
baik, meskipun pada beberapa tahap
yang dimiliki Bidang Metrologi yaitu
dalam proses strateginya masih
adanya dasar hukum yang jelas
ditemukan masalah/hambatan.
mengenai tugas pokok dan fungsi
Teori manajemen strategi menurut
Bidang Metrologi. Kemudian adanya
Hunger dan Thomas menjelaskan
sumber daya organisasi seperti
bahwa proses Manajemen Strategis
pengalokasian dana anggaran yang
terdapat empat elemen dasar, yaitu
cukup, serta memiliki sarana dan
Pengamatan Lingkungan, Formulasi
prasarana kemetrologian yang cukup
Strategi, Implementasi Strategi, serta
memadai di lingkungan tugas Bidang
Evaluasi dan pengendalian. Adapun
Metrologi.
rincian dan simpulan dari masing-
masing indikator manajemen strategi
10
Kelemahan (weaknesses) yang tidak ada perubahan maka kebijakan
dimiliki oleh Bidang Metrologi yaitu yang telah dibuat tidak berjalan
dirasa masih kekurangan jumlah dengan baik, akan tetapi apabila ada
SDM yang betul-betul mengerti dan perubahan yang terjadi di lapangan
memahami mengenai penggunaan maka kebijakan/strategi yang dibuat
alat UTTP. Kemudian Bidang sudah efektif dalam penerapan
Metrologi dirasa masih kekurangan manajemen strategi penertiban
unit mobil petugas penera. Lebih sistem tera dan tera ulang takaran
jauh lagi, Bidang Metrologi masih pompa ukur BBM pada SPBU.
kekurangan tenaga penyidik dalam Faktor pendukung utama yang
menindak lanjuti pelanggaran dalam mendukung dalam proses
penerapan sistem tera dan tera ulang. manajemen strategi adalah faktor
sumber daya manusianya karena
2. Formulasi Strategi, dengan melihat dengan SDM yang baik maka
faktor-faktor pendukung yang berada partisipasi semua pihak di dalamnya
di Bidang Metrologi maka merupakan faktor penting untuk
dirumuskanlah suatu strategi kerja memonitoring dan memberikan
yang disusun untuk menjalankan penyuluhan terhadap masyarakat
misi yang telah ditetapkan untuk khususnya pengelola SPBU maupun
menjadikan Bidang Metrologi operator SPBU agar tertib ukur dan
beserta UPT-UPTnya menjadi lebih memberikan pelayanan yang terbaik
baik. Strategi kerja yang disusun kepada konsumen.
adalah tentang ketertiban sistem tera
dan tera ulang takaran pompa ukur SIMPULAN
BBM pada SPBU, baik soal
keakurasian takarannya maupun Berdasarkan penelitian tentang
aturan tentang ketertiban jadwal rutin manajemen strategi penertiban sistem
tera dan tera ulang. tera dan tera ulang takaran pompa
ukur Bahan Bakar Minyak (BBM) di
3. Implementasi Strategi, kebijakan Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum
yang telah disusun bukan jaminan (SPBU), maka peneliti menyimpulkan
bahwa strategi tersebut akan berhasil bahwa manajemen strategi penertiban
namun juga tidak menutup sistem tera dan tera ulang takaran
kemungkinan bahwa strategi tersebut pompa ukur BBM pada SPBU yang
juga efektif untuk dimaksimalkan dilaksanakan oleh Bidang Metrologi
penerapannya. Adanya partisipasi Dinas Perindustrian dan Perdagangan
pada semua pihak di dalamnya Provinsi Jawa Timur sudah berjalan
merupakan faktor penting untuk baik, meskipun pada beberapa tahap
memonitoring dan memberikan dalam proses strateginya masih
penyuluhan terhadap masyarakat ditemukan masalah/hambatan.
khususnya pengelola SPBU maupun
operator SPBU agar tertib ukur dan SARAN
memberikan pelayanan yang terbaik
Berdasarkan kesimpulan yang
kepada konsumen.
diperoleh dari hasil penelitian di atas,
4. Evaluasi dan pengendalian, evaluasi maka peneliti memberikan beberapa
di sini kita bisa melihat dari hasil saran yang dapat dijadikan masukan dan
lapangan dan membutuhkan proses bahan pertimbangan bagi Bidang
yang panjang, namun jika prosesnya Metrologi di Dinas Perindustrian dan
11
Perdagangan Provinsi Jawa Timur DAFTAR PUSTAKA
selaku pihak yang berwenang dalam Sumber Buku :
mengawasi dan menertibkan sistem tera
dan tera ulang, agar manajemen strategi Anthony A. Atkinson, Rajiv D.
penertiban sistem tera dan tera ulang Banker, Robert S. Kaplan dan
takaran pompa ukur BBM di SPBU S. Mark Young. 2003.
dapat berjalan secara maksimal. Adapun Management Accounting. Edisi
saran yang dapat diberikan sebagai ke-2. New Jersey: Prentice
berikut: Hall,Inc.
Arifin, Djainul. 2007. Tepat Mengukur
1. Lebih sering mengadakan dan akurat Menimbang. Bandung:
penyuluhan dan sosialisasi lewat IdeaSpektrum Lintas Media.
media cetak dan elektronik Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur
terhadap masyarakat tentang Penelitian. Jakarta: Rineka
pentingnya tera dan tera ulang. Cipta.
2. Memberikan sanksi yang tegas Bambang, Hariadi. 2005. Strategi
bagi para pengelola SPBU bila Manajemen (Strategi
kedapatan kurang disiplin dan Memenangkan Perang Bisnis).
melanggar peraturan Malang: Bayumedia
kemetrologian yang sudah Publishing.
berlaku. Bogdan, R.C., Biklen, S.K. 1982.
3. Menambah jumlah/merekrut Qualitative Research For
kembali SDM yang Education: An Introduction to
berkompeten di bidang Theory and Method. Boston:
kemetrologian dan menambah Allyn and Bacon, Inc.
unit kendaraan operasional Christensen, C. R., K. R. Andrews
kemetrologian, sehingga dengan dan J. L. Bower. 1973.
jumlah personil dan kendaraan Business Policy, Text and
operasional yang cukup maka Cases, Third Edition.
proses sistem tera dan tera ulang Homewood. Illionis: Richard
dapat tepat waktu dan lebih D. Iriwn Inc.
efektif. Dan Schendel dan Charles Higgins.
4. Memberikan beasiswa 1985. Pengambilan Keputusan
pendidikan terhadap Stratejik. Untuk organisasi
pegawai/staff kemetrologian public dan Organisasi Non
yang berkompeten untuk Profit. Jakarta: Grasindo.
meningkatkan kualitas sumber David, Fred R. 2004. Manajemen
daya manusianya, sehingga Strategis. Jakarta: PT. Indeks
kedepannya Metrologi Legal Kelompok Gramedia.
khususnya di Jawa Timur tetap Dirgantoro, Crown. 2001.
berjalan dengan baik sesuai yang Manajemen Stratejik Konsep,
tertuang pada visi dan misi Kasus, dan Implementasi.
Bidang Metrologi Provinsi Jawa Jakarta: Grasindo.
Timur. Drijarkara, A. P, Ghufron Z.
2005. Metrologi: Sebuah
Pengantar. Pusat Penelitian
Kalibrasi, Instrumentasi dan
Metrologi (Puslit KIM–LIPI).
12
Emzir. 2010. Metodologi Penelitian analysis: An expanded
Kualitatif Pendidikan : sourcebook. New York: SAGE
Kuantitatif Kualitatif. Jakarta: Publications.
Raja Grafindo Persada. Moleong, Lexy. 2011. Metode
Glueck , WF & Jauch LR. Penelitian Kualitatif.
2004. Manajemen strategis dan Bandung : Remaja Rosdakarya.
kebijakan perusahaan. Jakarta: Nasution, M.N. 2004. Manajemen
Penerbit Erlangga. Jasa Terpadu: Total Service
Hunger, J.David & Thomas Management. Bogor: Ghalia
l.Wheelen. 2003. Manajemen Indonesia.
Strategis. Edisi kedua. Nutt, Paul C.& Robert W. Backoff.
Yogyakarta. ANDI press. 1987. “A strategic
Howarth, Preben dan Fiona management process for public
Redgrave. 2008. Metrologi and third-sector
Sebuah Pengantar. Serpong: organizations”. Journal of the
Pusat Penelitian Kalibrasi, American Planning
Instumentasi, dan Metrologi. Association. Hal. 44-57.
Lembaga Ilmu Pengetahuan Rabin et al. 2000. Handbook Of
Indonesia (PUSKIM LIPI). Strategic Management. New
Ibrahim, Amin. 2008. Pokok-Pokok York: Marcell Dekker.
Administrasi Publik dan Salusu, J. 2000. Pengambilan
Implementasinya. Bandung: Keputusan Stratejik : untuk
Refika Aditama. Organisasi Publik &
J. Supranto. 2001. Pengukuran Organisasi Nonprofit. Jakarta :
Tingkat Kepuasan Pelanggan. PT. Grasindo.
Rineka Cipta, Jakarta. 2003. Pengambilan keputusan
Kaarls, R. 2006. Metrology in Stratejik Untuk Organisasi
Chemistry: Rapid Publik dan Organisasi Non
Developments in The Global Profit. Jakarta: Rasindo.
Metrological Infrastructure, Sevilla, G.S. dkk. 1993. Pengantar
the CIPM MRA and its Metodologi Penelitian. Jakarta:
economic and social impact. Universitas Indonesia – Press.
Accred Qual Assur 11, PP. Siagian, P. Sondang.
162-171. 2004. Manajemen Stratejik.
Kaplan, Robert S., David P. Norton. Jakarta: Bumi Aksara.
2004. Strategy Maps: Soekanto, Soerjono. 2009. Sosiologi
Converting Intangible Assets Suatu Pengantar. Edisi Baru.
into Tangible Outcomes. Rajawali Pers Jakarta.
Boston, Massachusetts, USA: Steiner, G dan Miner. 1997.
Harvard Business School Kebijakan dan Strategi
Press. p. 7.ISBN 1-59139-134- Manajemen. Erlangga. Jakarta.
2. Sugiyono. 2008. Metode Penelitian
Koteen J. 1991. Strategic Administrasi (kualitatif).
Management in Publik and Bandung : Alfabeta.
Nonprofit Organization. New Sumardi, Djulia K. 2010. Metrologi
York: Praeger Publisher. Kimia, Warta Kimia Analitik
Miles, M.B. & Huberman, A.M. Nomor 18 Tahun XV. Pusat
1994. Qualitative data Penelitian Kimia-LIPI.
13
Suyanto, M. 2007. Marketing sep-strategi-definisi-
Strategy Top Brand Indonesia. perumusan.html).
Yogyakarta: ANDI Press. “Manajemen Strategis”. Wikipedia.
Suryana, Sumantri. 2001. Perilaku 02 November 2013. Web.
Organisasi. Bandung: Diakses 07 November 2013.
Universitas Padjadjaran. (http://id.wikipedia.org/wiki/M
Tim Disperindag Prov. Jatim. 2012. anajemen_strategis).
Profil Dinas Perindustrian dan “Metrologi”. Data UPT dan UPTD
Perdagangan Provinsi Jawa Metrologi Legal di Indonesia.
Timur Tahun 2012. Surabaya: 01 Desember 2012. Web.
Jaringan Dokumentasi Diakses 28 Maret 2013.
Informasi Hukum Sekretariat (http://www.metrologi.org/201
Daerah Provinsi Jawa Timur. 2/12/data-upt-dan-uptd-
Umar, Husein. 1999. Riset Strategi metrologi-legal-di.html).
Perusahaan. Jkt : Gramedia “Metrologi”. Wikipedia. 05 April
Pustaka Utama. 2013. Web. Diakses 05 Mei
2013.
Sumber Internet (http://id.wikipedia.org/wiki/M
etrologi).
Ayu, Citra. (2011, 08 November).
Pertamina Kaji Kecurangan NN. (2013, 06 Maret). Pertamina:
SPBU Nginden Surabaya. Ratusan SPBU di Pulau Jawa
Antara News Jatim [Online]. Curang. Liputan6.com
Tersedia: [Online]. Tersedia:
http://www.antarajatim.com/lih http://news.liputan6.com/read/
at/berita/75677/pertamina-kaji- 126489/pertamina-ratusan-
kecurangan-spbu-nginden- spbu-di-pulau-jawa-curang.
surabaya. [Diakses 4 [Diakses 04 November 2013].
November 2013]. NN. (2013, 01 Juli). Kecurangan di
“Konsep Manajemen Strategik”. Pom Bensin Perlu Dicermati.
Warta Warga Universitas Liputan6.com [Online].
Gunadarma. 04 Maret 2010.
Web. Diakses 23 Oktober Tersedia:
2013. http://news.liputan6.com/read/
(http://wartawarga.gunadarma. 126671/kecurangan-di-pom-
ac.id/2010/03/konsep- bensin-perlu-dicermati.
manajemen-strategik/). [Diakses 04 November 2013].
“Konsep Strategi : Definisi,
Perumusan, Tingkatan dan “UPT Kemetrologian”. Dinas
Jenis Strategi”. Jurnal Perindustrian dan Perdagangan
Manajemen, Bahan Kuliah Provinsi Jawa Timur. 17
Manajemen. 18 Agustus 2010. Januari 2013. Web. Diakses 30
Web. Diakses 23 Oktober Maret 2013.
2013. (http://jurnal- (http://disperindag.jatimprov.g
sdm.blogspot.com/2009/08/kon o.id/detailupt-15.html).

14
“Strategi”. Wikipedia. 10 Juni 2013. Pelaksana Teknis Metrologi
Web. Diakses 07 November Legal.
2013. Permendag No. 51 Tahun 2009
(http://id.wikipedia.org/wiki/St tentang Penilaian Terhadap Unit
rategi). Pelaksana Teknis dan Unit
Pelaksana Teknis Daerah
Sumber Peraturan Pemerintah Metrologi Legal.
Permendag No. 8 Tahun 2010
Peraturan Pemerintah No.2 Tahun tentang Alat-Alat Ukur, Takar,
1985 tentang Wajib Dan Timbang, dan
Pembebasan Untuk Ditera Perlengkapannya (UTTP)
Dan/Atau Ditera Ulang Serta Yang Wajib Ditera dan Ditera
Syarat-Syarat Bagi Alat-Alat Ulang.
Ukur, Takar, Timbang, Dan Permendag No. 48 Tahun 2010
Perlengkapannya (UTTP). tentang Pengelolaan Sumber
Peraturan Pemerintah No.10 Tahun Daya Manusia Kemetrologian.
1987 tentang Satuan Turunan, Peraturan Gubernur Jawa Timur No.
Satuan Tambahan dan Satuan 103 Tahun 2010 tentang
Lain yang Berlaku. Uraian Jabatan Pada Dinas
Peraturan Pemerintah No. 2 Tahun Perindustrian dan Perdagangan
1989 tentang Standar Nasional Provinsi Jawa Timur.
Untuk Satuan Ukuran.
Peraturan Daerah Provinsi Jawa Sumber Peraturan Perundang-
Timur Nomor 30 Tahun 2000 Undangan
tentang Dinas Perindustrian
dan Perdagangan Provinsi Undang-Undang No. 2 Tahun 1981
Jawa Timur. tentang Metrologi Legal.
Peraturan Pemerintah No. 38 Tahun Undang-Undang No. 8 Tahun 1999
2007 tentang Pembagian tentang Perlindungan
Urusan Pemerintahan Antara Konsumen.
Pemerintah, Pemerintahan
Daerah Provinsi, dan
Pemerintahan Daerah
Kabupaten/Kota.
Peraturan Gubernur Jawa Timur No.
96 Tahun 2008 tentang Uraian
Tugas Sekretariat, Bidang, Sub
Bagian dan Seksi Dinas
Perindustrian dan Perdagangan
Provinsi Jawa Timur.
Peraturan Gubernur Jawa Timur No.
38 Tahun 2009 Tentang
Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Daerah (RPJMD)
Provinsi Jawa Timur Tahun
2009 – 2014.
Permendag No. 50 Tahun 2009
tentang Unit Kerja dan Unit
15

Anda mungkin juga menyukai