121 215 1 SM
121 215 1 SM
Sugihartiningsih
STIKES PKU MUHAMMADIYAH SURAKARTA
Jl. Tulang Bawang Selatan No 26 Tegalsari RT 02 RW XXXII
Kadipiro Banjarsari Surakarta
ning71@yahoo.com
Abstrak
Sakit dan dirawat di rumah sakit merupakan krisis utama yang tampak pada anak. Jika seorang
anak dirawat di rumah sakit, maka anak tersebut akan mudah mengalami krisis. Anak akan
mengalami stress akibat perubahan baik terhadap status kesehatannya maupun lingkungannya
dalam kebiasaan sehari-hari. Anak mempunyai sejumlah keterbatasan dalam mekanisme koping
untuk mengatasi masalah maupun kejadian-kejadian yang bersifat menekan. Reaksi anak dalam
mengatasi krisis tersebut dipengaruhi oleh tingkat perkembangan usia, pengalaman sebelumnya
terhadap proses sakit dan dirawat, sistem dukungan (support system) yang tersedia, serta
keterampilan koping dalam menangani stres. Tujuan penelitian ini mengetahui gambaran tingkat
kecemasan orang tua terhadap hospitalisasi anak di RSUD Dr. Moewardi. MetodePenelitian
menggunakan deskriptif, dengan metode survai, sampel dalam penelitian ini menggunakan metode
purposive sampling, instrument kuesioner, analisa univariate. Tingkat kecemasan pada 30
responden, 14 orang perempuan (46,7%), laki-laki 16 orang (53,3%). Cemas sedang 6 orang
(20%),cemas berat 15 orang (50%) dan panik 9 orang (30%). SIMPULANnya adalah tingkat
kecemasan orang tua terhadap hospitalisasi anak di RSUD Dr. Moewardi adalah cemas berat
sebesar 50%.
Kata Kunci: Kecemasan, Hospitalisasi
Abstract
Pain and hospitalized are major crisis that appears in children. If a child is hospitalized, the child
will be susceptible to crisis. Children will experience stress as a result of changes to the status
health and the environment in daily habits. Children have a number of limitations in coping
mechanisms to overcome the issues and events that are repress. The reaction of the child in
overcoming the crisis is influenced by the level of development of age, previous experience against
the sick and hospitalized, the available system support, as well as coping skills in dealing with
stress. This aimof this research to get overview of parents anxiety level of children hospitalization
at Dr. Moewardi Hospital. This study used descriptive survey method, the sample in this study was
purposive sampling, the instrument was questionnaire and univariate analysis. The level of anxiety
on the 30 respondents, 14 women (46.7%), 16 men (53.3%). Anxiety was 6 (20%), severe anxiety
15 people (50%) and panic 9 people (30%). The anxiety level of parents of children hospitalization
at Dr. Moewardi Hospital is severe anxiety 50%.
Keywords: Anxiety, Hospitalization
55
PROFESI, Volume 13, Nomor 2, Maret 2016
56
PROFESI, Volume 13, Nomor 2, Maret 2016
responden berumur 30-39 tahun (17 responden) Tabel 5. Distribusi berdasarkan Penyakit Yang
dan sebagian besar mengalami kecemasan berat Diderita Anak
(80%).
Nama Cemas Cemas Freku
Panik
Penyakit Sedang Berat ensi
Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat
Pendidikan disajikan dalam tabel berikut: Febris 5 83,3 7 46,6 - 12
Diare - 3 20 6 66,7 9
Tabel 3. Distribusi Responden berdasarkan Febris DHF - 3 20 2 22,2 5
Tingkat Pendidikan Terakhir Post ORIF - 1 6,7 1 11,1 2
Tingkat Cemas Cemas Freku Vomitus 1 16,7 1 6,7 - 2
Panik
Pendidikan Sedang Berat ensi Total 6 100 15 100 9 100 30
SD - - 3 33,3 3
SLTP - 3 20 6 66,7 9 Tabel diatas memperlihatkan distribusi berdasar-
SLTA 5 83,3 12 80 - 17 kan penyakit yamg diderita anak, sebagian besar
S1 1 16,7 - - 1 pasien mengalami sakit febris (12 pasien) dan
Total 6 100 15 100 9 100 30 sebagian besar responden mengalami kecemasan
berat (46,6%).
Tabel diatas memperlihatkan distribusi responden Tingkat Kecemasan Orang Tua Yang Anaknya
berdasarkan tingkat pendidikan terakhir, sebagian Baru Pertama Kali Dirawat Inap di Rumah Sakit
besar responden tingkat pendidikan terakhirnya
SLTA (17 responden) dan sebagian besar Tabel 6. Distribusi Responden berdasarkan
mengalami kecemasan berat (80%). Tingkat Kecemasan Orang Tua yang Anaknya
Baru Pertama Kali Dirawat Inap
Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan di Rumah Sakit
disajikan dalam tabel berikut:
Kecemasan Frekuensi Prosentase (%)
Tabel 4. Distribusi Responden berdasarkan Panik 9 30
Pekerjaan Berat 15 50
Cemas Cemas Sedang 6 20
Pekerjaan Panik Frekuensi Jumlah 30 100
Sedang Berat
Swasta 6 100 12 80 - 18
Buruh - 2 13,3 5 55,6 7 Tabel diatas memperlihatkan distribusi responden
IRT - 1 6,7 3 33,3 4 berdasarkan tingkat kecemasan orang tua yang
Petani - - 1 11,1 1 anaknya baru pertama kali dirawat inap di rumah
Total 6 100 15 100 9 100 30 sakit, sebagian besar responden dikategorikan
mengalami kecemasan berat (50%).
Tabel diatas memperlihatkan distribusi responden
Pembahasan
berdasarkan pekerjaan, sebagian besar responden
Karakteristik Responden sebagian besar
bekerja sebagai swasta (18 responden) dan
adalah laki-laki (16 responden) dan sebagian
sebagian besar mengalami kecemasan berat
besar mengalami kecemasan berat (60%). Menu-
(80%).
rut Stuart dan Sundeen (2007), perempuan akan
lebih mudah mengalami kecemasan daripada
Penyakit Yang Diderita Anak disajikan dalam
laki-laki jika anaknya sakit karena tingkat
tabel berikut:
emosional perempuan lebih tinggi dibanding laki-
laki. Hal ini didukung oleh penelitian Selvia
(2011), dari 25 responden (15 responden perem-
puan dan 10 responden laki-laki), hasil yang
didapat 13 responden perempuan (86,7%)
mengalami kecemasan berat, sedangkan 9
responden laki-laki (90%) mengalami kecemasan
57
PROFESI, Volume 13, Nomor 2, Maret 2016
sedang. Jadi disimpulkan bahwa perempuan lebih mempunyai peluang 7,238 kali untuk dapat
rentan mengalami kecemasan daripada laki-laki. terjadinya kecemasan sedang dibanding dengan
Karakteristik responden berdasarkan umur keadaan anak yang baik.
sebagian besar antara 30-39 tahun (17 responden) Tingkat Kecemasan sebagian besar tingkat
dan sebagian besar mengalami kecemasan berat kecemasannya dikategorikan berat (50%).
(80%). Penelitian Lasti (2012), dari 30 responden Menurut penelitian Wahyuningsih (2008), dari 50
(20 responden berusia 20-29 tingkat kecemasan responden didapatkan hasil analisis data
dikate-gorikan tahun) didapatkan hasil yang menunjukkan bahwa sebagian kecil (6%) respon-
menun-jukkan berat banyak terjadi pada usia 20- den tidak mengalami kecemasan, hampir
29 tahun (90%). Menurut Stuart dan Sundeen setengahnya (32%) responden mengalami cemas
(2007), orang yang mempunyai umur lebih muda ringan, sebagian besar (62%) responden
akan lebih mudah mengalami kece-masan mengalami cemas sedang, dan tidak ada (0%)
daripada yang lebih tua. responden mengalami cemas berat. Kecemasan
Karakteristik responden berdasarkan tingkat merupakan respon individu terhadap suatu
pendidikan sebagian besar adalah SLTA (17 res- keadaan yang tidak menyenangkan dan dialami
ponden) dan sebagian besar mengalami oleh semua makhluk hidup dalam kehidupan
kecemasan berat (80%). Penelitian Lasti (2012), sehari-hari. Kecemasan merupakan pengalaman
dari 30 responden (17 responden dengan pen- subjektif dari individu dan tidak dapat di-
didikan SLTA) didapatkan hasil yang menun- observasi secara langsung serta merupakan suatu
jukkan tingkat kecemasan dikategorikan berat keadaan emosi tanpa objek yang spesifik.
banyak terjadi pada responden yang tingkat Kecemasan pada individu dapat memberikan
pendidikan terakhirnya SLTA (88%). Menurut motivasi untuk mencapai sesuatu dan merupakan
Stuart dan Sundeen (2007), status pengetahuan sumber penting dalam usaha memelihara
yang rendah pada seseorang akan menyebabkan keseimbangan hidup (Suliswati, dkk, 2005).
orang tersebut mengalami kecemasan, karena
semakin tinggi tingkat pengetahuan akan semakin SIMPULAN
mudah berfikir rasional dalam menguraikan Berdasarkan penelitian yang dilakukan pada
masalah. orang tua pasien yang anaknya baru pertama kali
Karakteristik responden berdasarkan peker- dirawat di rumah sakit, dapat disimpulkan
jaan sebagian besar adalah swasta (18 responden) beberapa simpulan sebagai berikut:
dan sebagian besar mengalami kecemasan berat 1. Responden paling banyak berjenis kelamin
(80%). Penelitian Lasti (2012), dari 30 responden laki-laki (16 responden), berumur 30-39 tahun
(15 responden bekerja sebagai buruh) didapatkan (17 responden), dengan tingkat pendidikan
hasil bahwa kecemasan dikategorikan berat SLTA (17 responden), dengan pekerjaan
terjadi pada responden yang bekerja sebagai swasta (18 responden).
buruh (100%). Menurut Stuart dan Sundeen 2. Tingkat kecemasan responden paling banyak
(2007), pekerjaan memang akan mempengaruhi dapat dikategorikan cemas berat 15 responden
status sosial ekonominya, status sosial ekonomi (50%) dari 30 responden.
yang rendah akan menyebabkan kecemasan
dibandingkan dengan seseorang yang memiliki REFERENSI
status ekonomi tinggi.
Penyakit Yang Diderita Anak sebagian besar Kusumawati dan Hartono. Buku Ajar Kepera-
adalah febris (12 pasien) dan sebagian besar watan Jiwa. Jakarta: Salemba Medika;
responden mengalami kecemasan berat (46,6%). 2008.
Menurut penelitian Selvia (2011), hasil uji
statistik diperoleh nilai p = 0,004 maka dapat Lasti, Destya Swastika. Gambaran Tingkat
disimpulkan ada perbedaan proporsi tingkat Pengetahuan Remaja Putri Tentang
kecemasan orang tua antara keadaan anak yang Menarche Di SMP Negeri 1 Jaten. KTI:
kurang baik dengan keadaan anak yang baik yang 2012
berarti ada hubungan yang signifikan antara Nursalam, Susilaningrum dan Utami. Asuhan
keadaan anak dengan tingkat kecemasan orang Keperawatan Bayi dan Anak. Jakarta:
tua. Hasil analisa diperoleh pula nilai OR = 7,238 Salemba Medika; 2005
artinya keadaan anak yang kurang baik
58
PROFESI, Volume 13, Nomor 2, Maret 2016
Selvia, Ayu. Gambaran Tingkat Kecemasan Suliswati, Payabo dan sianturi. Konsep Dasar
Orang Tua Terhadap Karakteristik Penya- Keperawatan Kesehatan Jiwa. Jakarta:
kit Yang Diderita Anak di Ruang Flam- EGC; 2005.
boyan RSUD Serang. (http:// www.
keaslianpenelitian.go.id/download) diakses Wahyuningsih, Pujiastutik. Tingkat Kece-masan
tanggal 17 Januari 2014. Orang Tua Terhadap Anak Yang Meng-
alami Hospitalisasi di Ruang Mawar RSI
Stuart, G. W. dan Sundden. 2007. Buku Saku Gondanglegi Malang. (http://www.
Keperawatan Jiwa. Jakarta: Penerbit Buku keaslianpenelitian.go.id/download) diakses
Kedokteran EGC. tanggal 16 Februari 2014.
59