Anda di halaman 1dari 6

FILSAFAT KOMUNIKASI PERTEMUAN KE I

Pertemuan ke 1 Materi Filsafat Komunikasi

1. DEFINISI FILSAFAT
2. PERSOALAN FILSAFAT
3. CIRI DAN SIFAT FILSAFAT
4. MAZHAB FILSAFAT
5. CABANG-CABANG ILMU FILSAFAT

1. DEFINISI FILSAFAT

Barangkali kamu sudah pernah mendengar kata "filsafat", baik disebutkan orang lain di depan
kamu, membacanya dalam buku, atau mungkin pernah menggunakannya saat mengobrol. Nama-nama
filosof besar dan ucapan-ucapannya yang laksana kata-kata mutiara tertentu pernah kamu dengar,
walaupun tak banyak yang mengerti maksud ucapan mereka. Anggapan umum pertama tentang filsafat
adalah bahwa yang dibahas sebagai hal yang tinggi, terlalu sulit, abstrak dan tidak berkaitan dengan
masalah kehidupan sehari-hari. Tak jarang filosof kerap digambarkan sebagai orang yang mempunyai IQ
dan intuisi yang jauh melebihi tingkat rata-rata manusia. Filsafat sebenarnya merupakan studi tentang
hakikat realitas dan keberadaan, soal apa yang mungkin diketahui serta perilaku yang benar atau salah.
Filsafat berasal dari kata Yunani philosophia yang berarti cinta kebijaksanaan.
Ini merupakan bidang pemikiran manusia yang paling penting karena bercita-cita untuk
mencapai makna hidup yang paling hakiki. Berikut ini informasi lebih jauh mengenai apa itu filsafat
menurut para ahli.

Pengertian Filsafat Menurut Para Ahli

1. W.J.S Poerwadarminta
Filsafat merupakan pengetahuan dan penyelidikan dengan akal budi mengenai sebab-sebab,
asas-asas hukum dan sebagainya daripada segala yang ada dalam alam semesta ataupun mengetahui
kebenaran dan arti "adanya" sesuatu.

2. Bertrand Russel
Filsafat adalah tidak lebih dari suatu usaha untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan
terakhir, tidak secara dangkal atau dogmatis seperti yang kita lakukan dalam kehidupan sehari-
hari dan bahkan dalam ilmu pengetahuan.
Akan tetapi, secara kritis dalam arti kata: setelah segala sesuatunya diselidiki problema-
problema apa yang dapat ditimbulkan oleh pertanyaan-pertanyaan yang demikian itu, dan setelah
kita menjadi sadar dari segala kekaburan dan kebingungan, yang menjadi dasar bagi pengertian
kita sehari-hari.
3. Immanuel Kant (1724-1804)
Sementara itu Immanuel Kant merumuskan filsafat sebagai ilmu pengetahuan yang
menjadi pokok pangkal dan puncak segala pengetahuan yang tercakup di dalamnya empat
persoalan yaitu :
Apa yang dapat kita ketahui? Metafisika
Apa yang seharusnya dilakukan? Etika
Sampai dimanakah harapan kita? Agama
Apa hakikat manusia? Antropologi

##. Manfaat Filsafat dalam Kehidupan


Dengan belajar apa itu filsafat, seseorang akan cenderung berpikir kritis dengan mempermasalahkan
hakikat persoalan dan mempertanyakan jawaban yang dikembangkan. Hal itu tentu saja dapat membuat
kita lebih arif dan bijaksana, inilah merupakan manfaat utama filsafat. Seperti namanya, filsafat, kita
tidak menguasai pengetahuan, kita hanya cinta pada kebijaksanaan. Manfaat lain dari filsafat entah
sadar atau tidak membuat kita berpikir, merenung, memilih dan bertingkah laku dan bertindak
berdasarkan keyakinan yang kita panuti dan dinilai merupakan permasalahan yang tidak tuntas di jawab
hanya dengan tradisi, konvensi, ilmu, atau gabungan semuanya.

2. PERSOALAN FILSAFAT

Ada enam persoalan yang selalu menjadi bahan perhatian para filsuf dan memerlukan
jawaban secara radikal, dimana tiap-tiapnya menjadi salah satu cabang dari filsafat yaitu : ada,
pengetahuan, metode, penyimpulan, moralitas, dan keindahan.

Tentang ”Ada”
Persoalan tentang ”äda” ( being ) menghasilkan cabang filsafat metafisika; dimana
sebagai salah satu cabang filsafat metafisika sendiri mencakup persoalan ontologis, kosmologi
( perkembangan alam semesta ) dan antropologis ( perkembangan sosial budaya manusia ).
Ketiga hal tersebut memiliki titik sentral kajian tersendiri.

Tentang ”Pengetahuan” ( knowledge )


Persoalan tentang pengetahuan ( knowledge ) menghasilkan cabang filsafat epistemologi
( filsafat pengetahuan ). Istilah epistemologi sendiri berasal dari kata episteme dan logos.
Episteme berarti pengetahuan dan logos berarti teori. Jadi, epistemologi merupakan salah satu
cabang filsafat yang mengkaji secara mendalam dan radikal tentang asal mula pengetahuan,
struktur, metode dan validitas pengetahuan.

Tentang ”Metode”( method )


Persoalan tentang metode ( method ) menghasilkan cabang filsafat metologi atau
kajian/telaah dan penyusunan secara sistematik dari beberapa proses dan azas-azas logis dan
percobaan yang sistematis yang menuntun suatu penelitian dan kajian ilmiah; atau sebagai
penyusun ilmu-ilmu.
Tentang ”Penyimpulan”
Logika ( logis ) yaitu ilmu pengetahuan dan kecakapan untuk berpikir tepat dan benar.
Dimana berpikir adalah kegiatan pikiran atau akal budi manusia. Logika sendiri dapat dibagi
menjadi 2, yaitu logika ilmiah dan logika kodratiah. Logika bisa menjadi suatu upaya untuk
menjawab pertanyaan-pertanyaan seperti : Adakah metode yang dapat digunakan untuk meneliti
kekeliruan pendapat? Apakah yang dimaksud pendapat yang benar? Apa yang membedakan
antara alasan yang benar dengan alasan yang salah? Filsafat logika ini merupakan cabang yang
timbul dari persoalan tentang penyimpulan.

Tentang ”Moralitas” ( morality )


Moralitas menghasilkan cabang filsafat etika ( ethics ). Etika sebagai salah satu cabang
filsafat menghendaki adanya ukuran yang bersifat universal.

Tentang ”Keindahan”
Estetika adalah salah satu cabang filsafat yang lahir dari persoalan tentang keindahan.
Merupakan kajian kefilsafatan mengenai keindahan dan ketidakindahan. Lebih jauhnya lagi,
mengenai sesuatu yang indah terutama dalam masalah seni dan rasa serta norma-norma nilai
dalam seni.

3. CIRI DAN SIFAT FILSAFAT

Menurut Nur A. Fadhil Lubis, filsafat memiliki tiga ciri utama, yakni:Universal
(menyeluruh), yaitu pemikiran yang luas dan tidak aspek tertentu saja, diantaranya :
~ Radikal (mendasar), yaitu pemikiran yang dalam sampai kepada hasil yang fundamental dan
essensial.
~ Sistematis, yaitu mengikuti pola dan metode berpikir yang runtut dan logis meskipun
spekulatif.
Beberapa ahli lain menambahkan ciri-ciri lain, yaitu :
~ Deskriptif, yaitu suatu uraian yang terperinci tentang sesuatu, menjelaskan mengapa sesuatu
berbuat begitu.
~ Kritis, yaitu mempertanyakan segala sesuatu (termasuk hasil filsafat), dan tidak menerima
begitu saja apa yang terlihat sepintas, yang dikatakan dan yang dilakukan masyarakat.
~ Analisis, yaitu mengulas dan mengkaji secara rinci dan menyeluruh sesuatu, termasuk konsep-
konsep dasar yang dengannya kita memikirkan dunia dan kehidupan manusia.
~ Evaluatif, yaitu dikatakan juga normatif, maksudnya upaya sungguhsungguh untuk menilai dan
menyikapi segala persoalan yang dihadapi manusia. Penilaian itu bisa bersifat pemastian
kebenaran, kelayakan dan kebaikan.
~ Spekulatif, yaitu upaya akal budi manusia yang bersifat perekaan, penjelajahan dan
pengandaian dan tidak membatasi hanya pada rekaman indera dan pengamatan lahiriah.
Contoh Pertanyaan Filsafat
Memahami melalui contoh pertanyaannya juga akan mempermudah pemahaman kita pada apa
yang dimaksud dengan bidang ini.
Berikut adalah beberapa contoh pertanyaan filosofis yaitu :
a). Apakah teori atom ada gunanya dalam menjelaskan proses fotosintesis?
b). Apakah kebudayaan selalu memberikan dampak positif?
c). Apakah tanggungjawab moral sejalan dengan determinisme yang diperpegangi sebagian besar
penelitian ilmu alam?
d). Apakah wanita cantik itu harus selalu berkulit putih?
e). Apakah seni harus selalu indah?
Lalu bagaimana cara untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut? Tentunya dengan
metode filsafat yang sistematis dan tepat.
** Metode Filsafat
Seperti halnya dalam pengetahuan ilmiah, metode dan obyek formal bidang filsafat tidak
dapat dipisahkan. Setiap cabang metode dapat menentukan obyek formalnya, memiliki metode
dan logikanya sendiri, sesuai dengan obyek formal itu dan uraian teorinya. Intinya ada banyak
metode yang dapat digunakan untuk berfilsafat berdasarkan pegangan teorinya masing-masing.
Misalnya berfilsafat dapat dilakukan dengan cara dialektis, yaitu dengan mengambil konsep atau
pengertian yang lazim diterima dan jelas. Kemudian membuat bantahan dari pengertian yang lazim
tersebut. Setelah itu kedua pendapat yang saling bertentangan tersebut diambil simpulan atau jalan
tengahnya untuk kemudian menjadi hakikat yang lebih baik dari sebelumnya.
** Beberapa metode filsafat antara lain :
Metode kritis
Metode Intuitif
Metode Skolastik
Metode Matematis
Metode Empiris-Eksperimental
Metode Transendental
Metode Dialektis
Metode Fenomenologis
Eksistensialisme
Analitika Bahasa

4. MAZHAB FILSAFAT

Dalam realitasnya, filsafat terbagai ke dalam beberapa mazhab. Kemunculan mazhab ini
terutama berada di abad pertengahan sebagai konsekuensi dari munculnya golongan-golongan
pemikir yang sepaham dengan teori, ajaran, bahkan aliran tertentu terhadap tokoh-tokoh filsafat
atau filsuf. Mazhab-mazhab dalam filsafat terbagai atas rasionalisme, positivisme, empirisme,
idealisme, pragmatisme, fenomenologi, dan eksistensialisme.
Rasionalisme muncul pada abad ke-17 dan tokoh yang dikenal dalam mazhab ini adalah
Rene Descrates (1596-1650) yang memopulerkan ungkapan cogito ergo sum yang berarti aku
berpikir maka aku ada. Menurut Descrates, manusia memiliki kebebasan dalam berkehendak
oleh karena itu manusia dapat merealisasikan kebebasannya tersebut dan kebebasanlah yang
merupakan cirri khas kesadaran manusia yang berpikir. Mazhab ini menekankan metode
filsafatnya pada rasionalitas dan sumber pengetahuan yang dapat dipercaya adalah rasio atau
akal.
Metode deduktif menjadi metode yang popular dalam mazhab ini. Metode tersebut
menggunakan pola penalaran dengan mengambil kesimpulan dari suatu yang umum untuk
diterapkan kepada hal-hal yang khusus.
Empirisme merupakan mazhab yang menekankan pada pengalaman nyata atau empiris
yang menjadi sumber dari segala pengetahuan. Bahwa sebuah pengalaman yang khusus
merupakan kesimpulan dari kebenaran-kebenaran yang bersifat umum. Ini merupakan kebalikan
dari mazhab rasionalisme, seiring pula kemunculan mazhab empirisme pada abad yang sama
dengan rasionalisme.
Tokoh yang terkenal dalam mazhab ini adalah Thomas Hobbes (1588-1679) dan John
Locke (1632-1704). Menurut kedua tokoh ini, pengalaman adalah awal dari semua pengetahuan
dan dapat memberikan kepastian. Pengalaman ini bisa berupa pengalaman lahiriah maupun batin
yang keduanya saling berhubungan. Pengalaman lahiriah menghasilkan gejala-gejala psikis yang
harus ditanggapi oleh pengalaman batiniah.
Idealisme merupakan istilah yang digunakan oleh Leibniz pada abd ke-18. Merujuk pada
pemikiran Plato bahwa idealisme memfokuskan pemikiran bahwa seluruh realitas itu bersifat
spiritual atau psikis, dan materi yang bersifat fisik sebenarnya tidaklah nyata. Pemikiran ini
didukung oleh George Wilhem Friederch Hegel (1770-1831) di Jerman yang memiliki pendapat
bahwa yang mutlak adalah roh yang mengungkapkan dirinya di dalam alam dengan maksud agar
dapat sadar akan dirinya sendiri dan hakikat dari roh itu adalah idea tau pikiran. Menurut Hegel,
semuanya yang real bersifat rasional dan semuanya yang rasional bersifat real. Metode dialektik
diperkenalkan oleh Hegel dengan menerapkan tiga proses dialektik, yaitu teas, antitesa, dan
sintesa dimana ia mengusahakan kompromi antara beberapa pendapat yang berlawanan satu
sama lainnya.
Positivisme merupakan mazhab yang menekankan pemikiran pada apa yang telah
diketahui, yang faktual, nyata, dan apa adanya. Postivis mengandalkan pada pengalaman
individu yang tampak dan dirasakan dengan pancaindera. Sehingga segala sesuatunya yang
bersifat abstrak atau metafisik tidak diakui. August Comte (1798-1857) merupakan tokoh
mazhab ini yang menyatakan bahwa manusia tidak mencari penyebab yang berada di belakang
fakta dan dengan menggunakan rasionya manusia berusaha menetapkan relasi-relasi antarfakta.
Pragmatisme muncul pada awal abd ke-20. Mazhab ini menegaskah bahwa segala sesuatunya
haruslah bernilai benar apabila membawa manfaat secara praktis bagi manusia. Artinya, pengetahuan
yanuuuu77g berasal dari pengalaman, rasio, pengamatan, kesadaran lahiriah maupun batiniah, bahkan
yang bersifat abstrak atau mistis pun akan diterima menjadi sebuah kebenaran apabila membawa
manfaat praktis.
John Dewey (1859-1852) merupakan tokoh dalam mazhab ini yang berpendapat bahwa
filsafat tidak boleh hanya mengandalkan pemikiran metafisis yang tidak bermanfaat praktis bagi
manusia, melainkan harus berpijak pada pengalaman yang diolah secafa aktif kritis dan
memberikan pengarahan bagi perbuatan manusia dalam kehidupan nyata.

5. CABANG-CABANG ILMU FILSAFAT

Pembagian cabang-cabang filsafat terbagi menjadi beberapa rincian utama antara lain :
a). Epistemologi, merupakan cabang yang menjelaskan tentang teori pengetahuan, hakikat dari
pengetahuan, sumber-sumber dan karakteristik pengetahuan .
b). Metafisika, cabang yang menyinggung tentang sesuatu yang berada di luar pengalaman
manusia serta membicarakan tentang persoalan-persoalan yang biasanya seperti hubungan
akal dengan benda, hakikat perubahan ,serta kehidupan setelah mati dan lain sebagainya.
c). Logika, logika disini salah satu cabang dari filsafat yang mempelajari tentang cara-cara
berfikir radikal serta tata cara penalaran yang benar untuk memperoleh kesimpulan dari suatu
pemikiran tertentu.
d). Estetika, mempelajari tentang keindahan serta juga menyelidiki apa,saja yang dikatakan indah
dalam penilaian suatu seni, dan estetika ini berkaitan dengan ilmu seni.

Anda mungkin juga menyukai