Anda di halaman 1dari 6

UJIAN TENGAH SEMESTER / UTS GASAL TA 2020/2021

MAGISTER ILMU ADMINISTRASI

OLEH
FITRI SETIAWATI
2007010013

MATA KULIAH : TEORI ORGANISASI


DOSEN : Dr.Hj. Arfiani Yulianti Fiyul, MM

PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS ISLAM


SYEKH YUSUF KOTA TANGERANG
1. Definisi organisasi menurut Stephen P. Robbins, pengertian organisasi adalah
kesatuan (entity) sosial yang dikoordinasikan secara sadar, dengan sebuah batasan
yang relatif dapat diidentifikasi, yang bekerja atas dasar yang relatif terus menerus
untuk mencapai suatu tujuan bersama atau sekelompok tujuan.
Dalam sebuah organisasi tentunya harus ditopang oleh sebuah struktur organisasi
yang kuat dan memiliki karakter jiwa pemimpin yang baik dan visioner sehingga
setiap personil yang ada didalamnya mampu bekerja sesuai dengan peran dan
fungsinya masing-masing untuk mencapai tujuan organisasi atau visi misi organisasi.
Salah satu tugas pengorganisasian adalah mengharmoniskan suatu kelompok orang-
orang berbeda, memperemukan bermacam-macam kepentingan dan memanfaatkan
potensi individu anggota organisasi kedalam suatu tujuan yang telah disepakati
bersama.
2. Dalam pembahasan organisasi tidak lepas pada masalah lingkungan yang dihadapi
oleh seorang pimpinan organisasi. Perbedaan dan kondisi lingkungan akan
berpengaruh terhadap konsep dan teknik serta keputusan yang akan diambil. Sebagai
seorang manajer tidak harus hanya memperhatikan lingkungan usahanya atau intern
saja, namun juga harus bisa mengantisipasi lingkungan di luar perusahaan atau
ekstern. Untuk mencapai tujuan organisasi tidak lepas dari lingkungan ekstern yang
terjadi, apalagi bagi organisasi atau lembaga pendidikan yang menghasilkan nilai-nilai
yang pengaruhnya langsung dirasakan oleh masyarakat. Oleh karena itu manajer
harus memperhatikan dan mempertimbangkan unsur-unsur serta kekuatan-kekuatan
lingkungan ekstern dalam setiap kegiatan manajemen.

Suatu organisasi akan berinteraksi dengan lingkungan eksternalnya dalam rangka


mencapai tujuan, berbagai sasaran dan dalam mengemban misinya. Setiap organisasi,
baik yang berskala besar, menengah, maupun kecil, semuanya akan berinteraksi
dengan lingkungan. Organisasi yang bisa bertahan adalah organisasi yang bisa
menyesuaikan diri dengan perubahan lingkungannya kerena lingkungan merupakan
kekuatan yang mempengaruhi, baik secara langsung maupun tidak terhadap kinerja
organisasi.

Lingkungan eksternal adalah institusi atau kekuatan luar yang potensial


mempengaruhi kinerja organisasi. Menurut Sopiah (2008 : 6) faktor lingkungan
eksternal berpengaruh besar terhadap kemajuan atau kegagala sebuah organisasi
dalam upaya mencapai tujuan. Lingkungan eksternal terdiri dari dua komponen,
berikut ini.

a. Lingkungan eksternal terdiri dari atas unsur-unsur yang berada diluar


organisasi, dimana unsur-unsur ini tidak dapat dikendalikan dan diketahui
terlebih dahulu oleh manajer, disamping itu juga akan mempengaruhi manajer
di dalam pengambilan keputusan yang akan dibuat. Lingkungan ekternal
dibagi menjadi dua yaitu lingkungan mikro dan lingkungan makro.
Lingkungan eksternal mikro yaitu lingkungan yang mempunyai pengaruh
langsung terhadap kegiatan manajemen yang terdiri atas penyedia, para
pesaing, langganan, lembaga perbankan dan bukan bank dan lain sebagainya.
Lingkungan eksternal makro yaitu lingkungan yang mempunyai pengaruh
tidak langsung, seperti kondisi ekonomi, perubahan teknologi, politik, social
dan lain sebagainya.
1) Lingkungan eksternal mikro (khusus)

lingkungan eksternal mikro adalah unsur-unsur yang berpengaruh langsung


terhadap organisasi, yang terdiri dari pesaing (competitors), penyedia
(suppliers), langganan (customers), lembaga keuangan (financial institutions),
pasar tenaga kerja (labour supply) , dan perwakilan-perwakilan pemerintah.

2) Lingkungan eksternal makro (umum)

Menurut Sukriah (2009), lingkungan umum pada lingkungan


organisasi merupakan kondisi eksternal yang luas yang dapat
mempengaruhi organisasi serta berpengaruh secara tidak langsung
terhadap kinerja organisasi.

Lingkungan eksternal makro meliputi berbagai faktor, antara lain


kondisi ekonomi, politik dan hukum, sosial budaya, demografi,
teknologi, dan kondisi global yang mungkin mempengaruhi
organisasi. Perubahan lingkungan umum biasanya tidak
mempunyai dampak sebesar perubahan lingkungan khusus, namun
demikian manajer harus memperhatikannya ketika merencanakan,
mengorganisasi, mengarahkan serta mengendalikan aktivitas
organisasi .
b. Lingkungan Internal
Lingkungan internal adalah tempat manajer bekerja yang mencakup budaya
perusahaan, teknologi produksi, struktur organisasi, dan fasilitas fisik.
Lingkungan internal perusahaan merupakan kekuatan-kekuatan yang ada
dalam organisasi itu sendiri dan memiliki sifat yang dapat dikontrol oleh
manajemen. Lingkungan internal meliputi ; pekerja/karyawan, dewan
komisaris, dan pemegang saham. Penjelasannya adalah sebagai berikut :

3. Hal mendasar yang perlu dilakukan oleh organisasi dalam menghadapi persaingan
yang semakin kompetitif adalah dengan melakukan perubahan di sektor Sumber Daya
Manusia. Sumber Daya Manusia atau dalam hal ini karyawan dalam perusahaan
merupakan ujung tombak yang menjalankan seluruh tahapan proses mulai dari
produksi, distribusi, sampai dengan penjualan. Manajemen SDM bertujuan mengelola
unsur manusia secara baik agar diperoleh tenaga kerja yang puas akan pekerjaannya.
Manajemen perubahan merupakan suatu proses yang sistematis dalam mempengaruhi
pada orang, lembaga atau organisasi ke arah yang lebih baik dengan tujuan
pencapaian efisiensi dan efektivitas kerja. Manajemen perubahan pada sektor SDM
4. Suatu budaya organisasi yang kuat meningkatkan konsistensi perilaku. Dalam
pengertian ini, hendaknya kita menyadari bahwa suatu budaya yang kuat dapat
bertindak sebagai suatu pengganti untuk formalisasi. Formalisasi tinggi dalam suatu
organisasi menciptakan dapat terprediksi, ketertiban, dan konsistensi. Pokok
pembicaraan kita adalah bahwa suatu budaya yang kuat mencapai tujuan yang sama
tanpa perlu dokumentasi tertulis. Oleh karena itu, seharusnya kita memandang
formalisasi dan budaya sebagai dua jalan yang berlainan ke tujuan yang sama. Makin
kuat budaya suatu organisasi, makin kurang manajemen itu perlu memperhatikan
pengembangan aturan dan pengaturan formal untuk memandu perilaku karyawan.
Jadi pada prinsipnya setuju akan tetapi yangharus menjadi catatan adalah derajat
formalisasi dapat bervariasi secara luar dan didalam organisasi.
5. organisasi harus menerima perubahan dengan mensyaratkan metode baru, memaksa
para pemimpin untuk memahami peran dan tanggung jawab organisasi dalam konteks
yang lebih holistik, ibarat mengemudikan mobil balap dengan kecepatan tinggi di
sirkuit ketika elemen cuaca ekstrim, mereka harus lebih siap menghadapi tantangan
dramatis yang bisa muncul setiap detiknya. Setiap perubahan arah harus dicermati
mengingat tingkat keefektifan suatu organisasi tergantung pada sejauh mana
kemampuan mereka dapat menyesuaikan diri terhadap perubahan tersebut.

Mengarah pada efektivitas


Pada dasarnya semua perubahan yang dilakukan oleh organisasi diarahkan untuk
meningkatkan efektivitas organisasi dengan tujuan mengupayakan perbaikan
kemampuan organisasi dalam menyesuaikan diri, menghadapi perubahan lingkungan
juga perubahan perilaku anggota organisasinya.
Dalam mengelola perubahan, organisasi harus memfokuskan diri untuk meningkatkan
kemampuannya dalam memanfaatkan tantangan dan peluang yang muncul. Artinya,
organisasi membutuhkan perubahan perilaku manusia dan perubahan proses untuk
berhasil. Disinilah organisasi membutuhkan peran manajemen perubahan, khususnya
mengelola akibat-akibat yang dimungkinkan terjadi ketika perubahan berlangsung.

Ada dua hal yang bisa mendorong perubahan di organisasi, yaitu karena faktor
internal dan faktor eksternal. Perubahan internal atau yang berasal dari dalam
organisasi, biasanya disebabkan oleh:
1) Perubahan perangkat keras organisasi (hard system tools) yang biasa disebut
dengan struktural meliputi perubahan srategi, struktur organisasi dan sistem,
serta
2) Perubahan perangkat lunak organisasi (soft system tools) atau perubahan
kultural yang meliputi perubahan perilaku manusia dalam organisasi,
kebijakan sumber daya manusia dan budaya organisasi.
Sedangkan perubahan eksternal atau yang berasal dari luar organisasi seperti
perubahan teknologi yang semakin terintegrasi ke dalam sistem. Untuk diketahui
bahwa setiap perubahan organisasi harus merangkul semua komponen organisasi
termasuk struktur, strategi, sistem, dan perilaku manusia di dalamnya. Ini
dimaksudkan agar efektivitas perusahaan bisa meningkat, menjadikan organisasi
dinamis dalam menghadapi perkembangan jaman.
Langkah yang Harus Diambil
Agar perubahan dapat diterima dan dipahami oleh semua pihak, maka kita perlu menjalankan
setiap langkahnya dengan benar. Adapun langkah-langkah tersebut meliputi :
 Sosialisasi.
Tahap pertama yang harus dilakukan dalam memulai perubahan adalah melakukan sosialisasi
ke semua stakeholder yang melaksanakan dan mereka yang akan terdampak oleh perubahan.
Kita perlu menjelaskan hal-hal mendasar tentang perubahan, termasuk alasan mengapa kita
harus berubah.
 Pemahaman.
Melalui sosialisasi, semua orang diharapkan memiliki pemahaman yang sama
akan pentingnya perubahan yang dilakukan oleh organisasi. Pelaku perubahan haruslah
memahami alasan mengapa perubahan itu dilakukan, dan apa manfaat serta pengaruh
perubahan itu bagi mereka secara pribadi maupun bagi perusahaan.
 Komitmen
Setelah mendapatkan sosialisasi dan pemahaman, seluruh anggota organisasi diminta untuk
memiliki komitmen agar perubahan dapat terwujud.
 Implementasi
Implementasi merupakan point terpenting agar perubahan dapat berjalan sesuai dengan
rencana organisasi. Perubahan hanya terjadi ketika komitmen yang disepakati dilaksanakan
secara nyata.
 Komunikasi
Implementasi dapat berjalan dengan komunikasi yang efektif dan intens untuk memastikan
jalannya perubahan.
 Evaluasi
Tindak lanjut berupa evaluasi/audit dilakukan sebagai langkah pengawalan agar perubahan
yang terjadi sesuai dengan yang diharapkan, dan jika perlu dilakukan tindakan koreksi.

Anda mungkin juga menyukai