BARANG DILARANG
PASAL 50
Pemerintah melarang Impor atau Ekspor Barang untuk kepentingan nasional
(2) dengan alasan:
a. untuk melindungi keamanan nasional atau kepentingan umum, termasuk
sosial, budaya, dan moral masyarakat;
b. untuk melindungi hak kekayaan intelektual; dan/atau
c. untuk melindungi kesehatan dan keselamatan manusia, hewan, ikan,
tumbuhan, dan lingkungan hidup
PASAL 51
Barang yang dilarang sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2)
(3) ditetapkan dengan Peraturan Menteri
PEMBATASAN
MAINFRAME UU PERDAGANGAN
BARANG DIBATASI
PASAL 54
1) Pemerintah dapat membatasi Ekspor dan Impor Barang untuk kepentingan nasional dengan
alasan:
a. untuk melindungi keamanan nasional atau kepentingan umum; dan/atau
b. untuk melindungi kesehatan dan keselamatan manusia, hewan, ikan, tumbuhan, dan
lingkungan hidup.
2) Pemerintah dapat membatasi Ekspor Barang sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dengan alasan:
a. menjamin terpenuhinya kebutuhan dalam negeri;
b. menjamin ketersediaan bahan baku yang dibutuhkan oleh industri pengolahan di dalam
negeri;
c. melindungi kelestarian sumber daya alam;
d. meningkatkan nilai tambah ekonomi bahan mentah dan/atau sumber daya alam;
e. mengantisipasi kenaikan harga yang cukup drastis dari komoditas Ekspor tertentu di pasaran
internasional; dan/atau
f. menjaga stabilitas harga komoditas tertentu di dalam negeri.
3) Pemerintah dapat membatasi Impor Barang sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dengan alasan:
a. untuk membangun, mempercepat, dan melindungi industri tertentu di dalam negeri;
dan/atau
b. untuk menjaga neraca pembayaran dan/atau neraca Perdagangan.
PASAL 52
Barang yang dibatasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) ditetapkan dengan Peraturan
(3) Menteri
Main Frame UU Kepabeanan
EKSPOR IMPOR
ZEE
LANDAS KONTINEN
BEA MASUK
UU Kepabeanan UU Kepabeanan
Penjelasan Pasal 53 Pasal 53 ayat (1)
Sesuai dengan praktik kepabeanan Untuk kepentingan pengawasan
internasional, pengawasan lalulintas terhadap pelaksanaan ketentuan
barang yang masuk atau keluar dari larangan dan pembatasan, instansi
daerah pabean dilakukan oleh instansi teknis yang menetapkan peraturan
pabean. Dengan demikian, agar larangan dan/atau pembatasan
pelaksanaan pengawasan peraturan atas impor atau ekspor wajib
larangan dan pembatasan menjadi memberitahukan kepada Menteri.
efektif dan terkoordinasi, instansi
teknis yang bersangkutan wajib
menyampaikan peraturan dimaksud
kepada Menteri untuk ditetapkan dan PMK-224/PMK.04/2015
dilaksanakan oleh Direktorat Jenderal TENTANG PENGAWASAN
Bea dan Cukai. TERHADAP IMPOR ATAU EKSPOR
BARANG LARNGAN
DAN/ATAU PEMBATASAN
ALUR PENETAPAN DAFTAR BARANG LARTAS
SESUAI PMK 224/PMK.04/2015
1 2 Apakah
Yes
Peraturan memenuhi
K/L
Menkeu u.p Dirjen BC kriteria
sesuai PMK KMK Lartas
3a
224??
4a
No
3b DJBC
Melaksanakan
4b Pengawasan
5 Keterangan:
Peraturan K/L 1. Menteri/Kepala K/L penerbit lartas menyampaikan peraturan lartas kepada Menkeu u.p
Dirjen BC;
diubah 2. Dirjen BC melakukan penelitian terkait kejelasan jenis barang, kejelasan dokumen yang
dipersyaratkan, kejelasan satuan barang dlm hal kuota, kejelasan instrumen administrasi yang
digunakan DJBC utk pengawasan;
Surat Penjelasan 3a. Apabila telah memenuhi kriteria dlm PMK 224/2015 maka Dirjen BC menerbitkan KMK lartas;
3b. Apabila belum memenuhi kriteria dlm PMK 224/2015 maka Dirjen BC melalui Menkeu
Menteri K/L meminta penjelasan peraturan lartas kepada Menteri/Kepala penerbit lartas;
4a. DJBC melaksanakan pengawasan atas peraturan K/L sesuai KMK Lartas;
4b. Karena belum memenuhi kriteria PMK 224/2015 maka:
• Peraturan diubah; atau
• Dalam hal cukup dengan penjelasan surat Menteri/Kepala K/L.
5. Peraturan yang diubah atau surat penjelasan Menteri K/L disampaikan kembali kepada DJBC
untuk diproses sesuai PMK 224/2015.
K/L
PEMBINA
SEKTOR
Psl 53 UU No 17/2006
PERMENDAG 13/M-DAG/PER/3/2012
Semua barang bebas diekspor kecuali Barang Dibatasi Ekspor, Barang Dilarang
Ekspor, atau ditentukan lain oleh Undang-Undang
Barang Dibatasi Ekspor dan Barang Dilarang Ekspor ditetapkan lebih lanjut
dengan Peraturan Menteri Perdagangan
Melindungi keamanan nasional atau
kepentingan umum termasuk sosial, budaya,
dan moral masyarakat
CITES (Convention on
International Trade in
Endangered Species of
Wild Fauna and Flora) :
konvensi perdagangan
internasional untuk spesies-
spesies flora dan satwa liar
CITES Apendiks I
CITES Apendiks I : seluruh spesies tumbuhan dan satwa liar yang
dilarang dalam segala bentuk perdagangan internasional
Kakatua Jambul
Maleo Orang Utan
Kuning
CITES Apendiks II
CITES Apendiks II : daftar spesies yang tidak terancam kepunahan,
tapi mungkin terancam punah bila perdagangan terus berlanjut tanpa
adanya pengaturan
Buaya Arwana
Harga DN > LN
Alasan Disparitas
EKONOMIS Harga Penyelundupan
Harga LN > DN
ASPEK IMPOR/
Lrg/Pbts.Impor EKSPOR
MOTIVASI Barang
Potensi/demand Larangan
P Alasan/dorongan
Pasar DN / LN Pembtsn. Lrg/Pbts.Ekspor
Untuk melakukan
E Penyelundupan
N Aspek Kehidupan Daerah2 Penyelundupan Impor/Ekspor
Sosial Masyarakat Perbatasan
Y Dlm Skala Kecil/Tradisional
E
L ASPEK
▪ Kebij. Tata Niaga
KEBIJAKAN ▪ Disparitas Harga
U Kebijakan Pemerintah
▪ Kebij. Tarip
▪ Distorsi Pasar Penyelundupan
▪ Kebij. Kuota
N Yg timbulkan pelu- ▪ Kebij. Subsidi ▪ Persaingan Unfair IMPOR/
▪ Kebij. Pemda ▪ Monopoli EKSPOR
D ang Penyelundp.
▪ Kebij.tumpang-tindih
U
P
A ASPEK ▪ Tingkat Kesejahteraan/Gaji
N INSTITUSIONAL ▪ Kemampuan/Skill SDM
Institusi yg terkait ▪ Ketersediaan Sarana Penyelundupan
Dgn pemberants.
▪ Faktor penegakan hukum IMPOR/EKSPOR
▪ Koordinasi Penegak Hukum
penyelundupan
MOTIVASI PELANGGARAN KEPABEANAN DI BIDANG
EKSPOR :
1. MENGHINDARI PEMBAYARAN BEA KELUAR
2. MENGHINDARI KETENTUAN LARANGAN DAN/ATAU
PEMBATASAN
3. MENGHINDARI KETENTUAN TARIF, LARANGAN
DAN/ATAU PEMBATASAN DI NEGARA TUJUAN
4. RESTITUSI ATAS PAJAK EKSPOR
5. ALASAN LAINNYA