Anda di halaman 1dari 36

LARANGAN

MAINFRAME UU PERDAGANGAN (nomor 7 tahun 2014)


PASAL 38
Pengendalian Perdagangan Luar Negeri meliputi:
(4) a. perizinan;
b. Standar; dan
c. pelarangan dan pembatasan.

BARANG DILARANG
PASAL 50
Pemerintah melarang Impor atau Ekspor Barang untuk kepentingan nasional
(2) dengan alasan:
a. untuk melindungi keamanan nasional atau kepentingan umum, termasuk
sosial, budaya, dan moral masyarakat;
b. untuk melindungi hak kekayaan intelektual; dan/atau
c. untuk melindungi kesehatan dan keselamatan manusia, hewan, ikan,
tumbuhan, dan lingkungan hidup
PASAL 51
Barang yang dilarang sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2)
(3) ditetapkan dengan Peraturan Menteri
PEMBATASAN
MAINFRAME UU PERDAGANGAN
BARANG DIBATASI
PASAL 54
1) Pemerintah dapat membatasi Ekspor dan Impor Barang untuk kepentingan nasional dengan
alasan:
a. untuk melindungi keamanan nasional atau kepentingan umum; dan/atau
b. untuk melindungi kesehatan dan keselamatan manusia, hewan, ikan, tumbuhan, dan
lingkungan hidup.
2) Pemerintah dapat membatasi Ekspor Barang sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dengan alasan:
a. menjamin terpenuhinya kebutuhan dalam negeri;
b. menjamin ketersediaan bahan baku yang dibutuhkan oleh industri pengolahan di dalam
negeri;
c. melindungi kelestarian sumber daya alam;
d. meningkatkan nilai tambah ekonomi bahan mentah dan/atau sumber daya alam;
e. mengantisipasi kenaikan harga yang cukup drastis dari komoditas Ekspor tertentu di pasaran
internasional; dan/atau
f. menjaga stabilitas harga komoditas tertentu di dalam negeri.
3) Pemerintah dapat membatasi Impor Barang sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dengan alasan:
a. untuk membangun, mempercepat, dan melindungi industri tertentu di dalam negeri;
dan/atau
b. untuk menjaga neraca pembayaran dan/atau neraca Perdagangan.
PASAL 52
Barang yang dibatasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) ditetapkan dengan Peraturan
(3) Menteri
Main Frame UU Kepabeanan

EKSPOR IMPOR

ZEE

LANDAS KONTINEN

BEA MASUK

SEGALA SESUATU YANG BERHUBUNGAN BEA KELUAR


DENGAN PENGAWASAN ATAS LALU IZIN LARTAS
LINTAS BARANG YG MASUK ATAU
KELUAR DAERAH PABEAN SERTA
PEMUNGUTAN BEA MASUK DAN BEA
KELUAR
8 Direktorat Jenderal Bea dan Cukai
Kementerian Keuangan RI
LARANGAN DAN PEMBATASAN
MAINFRAME UU KEPABEANAN

UU Kepabeanan UU Kepabeanan
Penjelasan Pasal 53 Pasal 53 ayat (1)
Sesuai dengan praktik kepabeanan Untuk kepentingan pengawasan
internasional, pengawasan lalulintas terhadap pelaksanaan ketentuan
barang yang masuk atau keluar dari larangan dan pembatasan, instansi
daerah pabean dilakukan oleh instansi teknis yang menetapkan peraturan
pabean. Dengan demikian, agar larangan dan/atau pembatasan
pelaksanaan pengawasan peraturan atas impor atau ekspor wajib
larangan dan pembatasan menjadi memberitahukan kepada Menteri.
efektif dan terkoordinasi, instansi
teknis yang bersangkutan wajib
menyampaikan peraturan dimaksud
kepada Menteri untuk ditetapkan dan PMK-224/PMK.04/2015
dilaksanakan oleh Direktorat Jenderal TENTANG PENGAWASAN
Bea dan Cukai. TERHADAP IMPOR ATAU EKSPOR
BARANG LARNGAN
DAN/ATAU PEMBATASAN
ALUR PENETAPAN DAFTAR BARANG LARTAS
SESUAI PMK 224/PMK.04/2015

1 2 Apakah
Yes
Peraturan memenuhi
K/L
Menkeu u.p Dirjen BC kriteria
sesuai PMK KMK Lartas
3a
224??
4a
No

3b DJBC
Melaksanakan
4b Pengawasan
5 Keterangan:
Peraturan K/L 1. Menteri/Kepala K/L penerbit lartas menyampaikan peraturan lartas kepada Menkeu u.p
Dirjen BC;
diubah 2. Dirjen BC melakukan penelitian terkait kejelasan jenis barang, kejelasan dokumen yang
dipersyaratkan, kejelasan satuan barang dlm hal kuota, kejelasan instrumen administrasi yang
digunakan DJBC utk pengawasan;
Surat Penjelasan 3a. Apabila telah memenuhi kriteria dlm PMK 224/2015 maka Dirjen BC menerbitkan KMK lartas;
3b. Apabila belum memenuhi kriteria dlm PMK 224/2015 maka Dirjen BC melalui Menkeu
Menteri K/L meminta penjelasan peraturan lartas kepada Menteri/Kepala penerbit lartas;
4a. DJBC melaksanakan pengawasan atas peraturan K/L sesuai KMK Lartas;
4b. Karena belum memenuhi kriteria PMK 224/2015 maka:
• Peraturan diubah; atau
• Dalam hal cukup dengan penjelasan surat Menteri/Kepala K/L.
5. Peraturan yang diubah atau surat penjelasan Menteri K/L disampaikan kembali kepada DJBC
untuk diproses sesuai PMK 224/2015.

10 Direktorat Jenderal Bea dan Cukai


Kementerian Keuangan RI
PMK-224/PMK.04/2015
Barang Impor dan/atau barang Ekspor yang dilarang atau dibatasi merupakan jenis barang yag
tercantum dalam peraturan yang mengatur mengenai larangan dan/atau pembatasan Impor
dan/atau Ekspor, yang disampaikan oleh instansi teknis kepada Menteri untuk dilakukan
pengawasan oleh Direktorat Jendera Bea dan Cukai. (Ps. 2)
INSTANSI TEKNIS

K/L
PEMBINA
SEKTOR
Psl 53 UU No 17/2006

3) Semua barang yang dilarang atau


dibatasi yang tidak memenuhi
syarat untuk diekspor atau diimpor,
jika telah diberitahukan dengan
Pemberitahuan Pabean, atas
permintaan importir atau
eksportir dapat :
▪ dibatalkan ekspornya,
▪ diekspor kembali, atau
▪ dimusnahkan dibawah
pengawasan DJBC
Psl 53 UU No 17/2006

4) Barang yang dilarang atau dibatasi untuk


diimpor atau diekspor yang tidak
diberitahukan atau diberitahukan secara
tidak benar dinyatakan sebagai barang
yang dikuasai negara, kecuali terhadap
barang dimaksud ditetapkan lain
berdasarkan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
❑ Barang yang dilarang atau dibatasi untuk diimpor atau
diekspor yang telah ditetapkan INSTANSI TEKNIS
dicantumkan dalam Portal Indonesia National Single
Window sebagai referensi tunggal ketentuan larangan
dan/ atau pembatasan Impor atau Ekspor
❑ Bea dan Cukai melaksanakan pengawasan ketentuan
lartas TMT berlakunya penetapan Menkeu yang
ditandatangani oleh Dirjen BC a.n. Menkeu.
❑ Direktorat Jenderal Bea dan Cukai melaksanakan
pengawasan ketentuan larangan dan/atau pembatasan
berdasarkan Pemberitahuan Pabean dan/atau Dokumen
Pelengkap Pabean yang disampaikan oleh importir atau
eksportir.
KETENTUAN TERKAIT
 Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 13/M-DAG/PER/3/2012
tanggal 19 Maret 2012 tentang Ketentuan Umum di Bidang
Ekspor
 Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 45 Tahun 2019 tentang
Barang Dilarang Ekspor
 Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 10/M-DAG/PER/6/2005
tanggal 10 Juni 2005 tentang Ketentuan Ekspor dan Impor Intan
Kasar sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri
Perdagangan Nomor 25/M-DAG/PER/7/2008
 Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 10/M-DAG/PER/4/2008
tanggal 8 April 2008 tentang Ketentuan Karet Alam Spesifikasi
Teknis Indonesia (SIR) Yang Diperdagangkan Ke Luar Negeri
 Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 54/M-DAG/PER/7/2016
tanggal 26 Juli 2016 tentang Pengawasan Mutu Bahan Olah Karet
Spesifikasi Teknis Yang Diperdagangkan
KETENTUAN TERKAIT
 Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 41/M-DAG/PER/9/2009
tanggal 14 September 2009 tentang Ketentuan Ekspor Kopi
sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri
Perdagangan Nomor 10/M-DAG/PER/5/2011
 Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 04 Tahun 2018 tanggal
10 Januari 2018 tentang Ketentuan Ekspor Sisa dan Skrap
Logam
 Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 47/M-DAG/PER/7/2012
tanggal 18 Juli 2012 tentang Ketentuan Ekspor Prekursor Non
Farmasi
 Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 48/M-DAG/PER/7/2012
tanggal 18 Juli 2012 tentang Ketentuan Ekspor Pupuk Non
Subsidi sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri
Perdagangan Nomor 73/M-DAG/PER/12/2013
 Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 51/M-DAG/PER/7/2012
tanggal 27 Juli 2012 tentang Ketentuan Ekspor Sarang Burung
Walet ke Republik Rakyat China
KETENTUAN TERKAIT
 Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 59/M-
DAG/PER/8/2016 tanggal 28 Januari 2016 tentang Ketentuan
Impor dan Ekspor Hewan dan Produk Hewan sebagaimana
telah diubah terakhir dengan Peraturan Menteri Perdagangan
Nomor 20 Tahun 2018
 Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 122 Tahun 2018
tanggal 17 September 2013 tentang Ketentuan Ekspor
Tumbuhan Alam dan Satwa Liar Yang Tidak Dilindungi
Undang-Undang dan Termasuk Dalam Daftar CITES
 Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 01/M-
DAG/PER/1/2017 tanggal 16 Januari 2017 tentang Ketentuan
Ekspor Produk Pertambangan Hasil Pengolahan dan
Pemurnian
 Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 01 Tahun 2018 tanggal
3 Januari 2018 tentang Ketentuan Ekspor dan Impor Beras
 Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 39/M-
DAG/PER/7/2014 tanggal 15 Juli 2014 tentang Ketentuan
Ekspor Batubara sebagaimana telah diubah terakhir dengan
Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 95 Tahun 2018
KETENTUAN TERKAIT
 Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 44/M-DAG/PER/7/2014
tanggal 28 Juli 2014 tentang Ketentuan Ekspor Timah sebagaimana
telah diubah terakhir dengan Peraturan Menteri Perdagangan Nomor
53 Tahun 2018
 Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 84/M-DAG/PER/12/2016
tanggal 22 Desember 2016 tentang Ketentuan Ekspor Produk Industri
Kehutanan sebagaimana telah diubah terakhir dengan Peraturan
Menteri Perdagangan Nomor 38/M-DAG/PER/6/2017
 Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 03/M-DAG/PER/1/2015
tanggal 5 Januari 2015 tentang Ketentuan Ekspor dan Impor Minyak
Bumi, Gas Bumi, dan Bahan Bakar Lain
 Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 46/M-DAG/PER/8/2014
tanggal 08 Agustus 2014 tentang Ketentuan Umum Verifikasi atau
Penelusuran Teknis di Bidang Perdagangan
Terhadap barang ekspor dilakukan
penelitian dokumen

Dalam hal tertentu, dapat dilakukan


pemeriksaan fisik atas barang
ekspor
• Akan diimpor kembali
• Impor sementara
• Fasilitas KITE (high risk)
• Terkena Bea Keluar
• Informasi dari Ditjend Pajak
• Nota Hasil Intelijen
Kegiatan Intelijen
• NHI
• Penindakan
• Patroli
PENGELOMPOKKAN BARANG EKSPOR

PERMENDAG 13/M-DAG/PER/3/2012

Barang Bebas Ekspor Barang Dibatasi Ekspor Barang Dilarang Ekspor

Semua barang bebas diekspor kecuali Barang Dibatasi Ekspor, Barang Dilarang
Ekspor, atau ditentukan lain oleh Undang-Undang

Barang Dibatasi Ekspor dan Barang Dilarang Ekspor ditetapkan lebih lanjut
dengan Peraturan Menteri Perdagangan
Melindungi keamanan nasional atau
kepentingan umum termasuk sosial, budaya,
dan moral masyarakat

Melindungi hak kekayaan intelektual

Melindungi kesehatan dan keselamatan


manusia, hewan, ikan, tumbuhan dan lingkungan
hidup
Barang Dilarang Ekspor
Pertanian : karet alam TSNR/SIR tidak memenuhi SNI,
karet alam bentuk lain selain smoked sheet dan
TSNR/SIR, dll
Barang Dilarang Ekspor
Kehutanan : kayu log (besar, sedang, kecil), bantalan
rel dari kayu, kayu gergajian (tidak dikerjakan) > 6mm,
rotan utuh mentah, rotan setengah jadi tidak dipoles dll
Barang Dilarang Ekspor
Pertambangan : pasir alam (pasir silica, pasir kuarsa),
tanah liat (bentonite, andalusite, kyanite, silimanite,
mullite, fuller’s earth), tanah diatomea, top soil (humus)
Barang Dilarang Ekspor
Cagar Budaya : benda cagar budaya, bangunan cagar
budaya, struktur cagar budaya
Barang Dibatasi Ekspor
Melindungi keamanan nasional atau kepentingan
umum

Melindungi kesehatan dan keselamatan manusia,


hewan, ikan, tumbuhan atau lingkungan hidup

Menjamin terpenuhinya kebutuhan dalam negeri

Menjamin ketersediaan bahan baku yang dibutuhkan


oleh industry pengolahan di dalam negeri

Melindungi kelestarian sumber daya alam

Meningkatkan nilai tambah ekonomi bahan mentah


dan atau sumber daya alam

Mengantisipasi kenaikan harga yang cukup drastis


dari komoditas ekspor tertentu di pasar internasional

Menjaga stabilitas harga komoditas tertentu di dalam


negeri
Barang Dibatasi Ekspor
Eksportir Terdaftar (ET) : ditetapkan oleh Kementerian
Perdagangan berdasarkan rekomendasi dari Kementerian terkait,
Contoh : Produk Pertambangan, Timah, Intan, Kopi, sarang burung
walet
Barang Dibatasi Ekspor
Surat Persetujuan Ekspor (SPE) : dikeluarkan oleh Kementerian
Perdagangan tiap eksportasi berdasarkan rekomendasi dari
Kementerian terkait, Contoh : beras, inti kelapa sawit, kayu ulin,
produk perikanan, produk pertambangan, produk peternakan, kopi,
prukursor
Barang Dibatasi Ekspor
Laporan Verifikasi dari Surveyor (LS), contoh : bahan galian gol C,
beras, kayu, prekursor, rotan, timah
Barang Dibatasi Ekspor
Membayar Bea Keluar : khusus untuk komoditi yang terkena Bea
Keluar, misal : Minerba, Kulit Sapi, kambing, biri-biri, Kelapa sawit,
CPO dan produk turunannya serta biji kakao
CITES

CITES (Convention on
International Trade in
Endangered Species of
Wild Fauna and Flora) :
konvensi perdagangan
internasional untuk spesies-
spesies flora dan satwa liar
CITES Apendiks I
CITES Apendiks I : seluruh spesies tumbuhan dan satwa liar yang
dilarang dalam segala bentuk perdagangan internasional

Macan Tutul Gajah Badak Sumatera

Kakatua Jambul
Maleo Orang Utan
Kuning
CITES Apendiks II
CITES Apendiks II : daftar spesies yang tidak terancam kepunahan,
tapi mungkin terancam punah bila perdagangan terus berlanjut tanpa
adanya pengaturan

Hiu Trenggiling Mentilin

Iguana Merak Hijau Sanca Batik


CITES Apendiks III
CITES Apendiks III : spesies yang dilindungi di negara tertentu dalam
batas-batas kawasan habitatnya, dan suatu saat peringkatnya bisa
dinaikkan ke dalam Apendiks II atau Apendiks I

Buaya Arwana

Kodok Merah Biawak Biru


Barang Dibatasi Ekspor
Dokumen V-Legal, adalah dokumen yang menyatakan bahwa
produk kayu tujuan ekspor memenuhi standar verifikasi legalitas
kayu sesuai dengan ketentuan Pemerintah Republik Indonesia
Modus Penyelundupan Ekspor

Modus pelanggaran ekspor CPO

Modus pelanggaran ekspor mineral

Modus pelanggaran ekspor lainnya


(binatang, produk kayu, cagar budaya)
ASPEK YANG MEMPENGARUHI PENYELUNDUPAN

Harga DN > LN
Alasan Disparitas
EKONOMIS Harga Penyelundupan
Harga LN > DN
ASPEK IMPOR/
Lrg/Pbts.Impor EKSPOR
MOTIVASI Barang
Potensi/demand Larangan
P Alasan/dorongan
Pasar DN / LN Pembtsn. Lrg/Pbts.Ekspor
Untuk melakukan
E Penyelundupan
N Aspek Kehidupan Daerah2 Penyelundupan Impor/Ekspor
Sosial Masyarakat Perbatasan
Y Dlm Skala Kecil/Tradisional
E
L ASPEK
▪ Kebij. Tata Niaga
KEBIJAKAN ▪ Disparitas Harga
U Kebijakan Pemerintah
▪ Kebij. Tarip
▪ Distorsi Pasar Penyelundupan
▪ Kebij. Kuota
N Yg timbulkan pelu- ▪ Kebij. Subsidi ▪ Persaingan Unfair IMPOR/
▪ Kebij. Pemda ▪ Monopoli EKSPOR
D ang Penyelundp.
▪ Kebij.tumpang-tindih
U
P
A ASPEK ▪ Tingkat Kesejahteraan/Gaji
N INSTITUSIONAL ▪ Kemampuan/Skill SDM
Institusi yg terkait ▪ Ketersediaan Sarana Penyelundupan
Dgn pemberants.
▪ Faktor penegakan hukum IMPOR/EKSPOR
▪ Koordinasi Penegak Hukum
penyelundupan
MOTIVASI PELANGGARAN KEPABEANAN DI BIDANG
EKSPOR :
1. MENGHINDARI PEMBAYARAN BEA KELUAR
2. MENGHINDARI KETENTUAN LARANGAN DAN/ATAU
PEMBATASAN
3. MENGHINDARI KETENTUAN TARIF, LARANGAN
DAN/ATAU PEMBATASAN DI NEGARA TUJUAN
4. RESTITUSI ATAS PAJAK EKSPOR
5. ALASAN LAINNYA

Anda mungkin juga menyukai