Anda di halaman 1dari 32

ASUHAN KEPERAWATAN GANGGUAN JIWA

ISOLASI SOSIAL

Disusun Oleh:

1. DANDY PUTRA SURYA


2. DEWI KURNIAWATI
3. FEMY LIA UTAMI
4. GUSMILASARI
5. HELEN YOSRANTIKA
6. I IS KOMANG RENI

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES TANJUNGKARANG

JURUSAN KEPERAWATAN TANJUNGKARANG

PRODI PROFESI NERS TANJUNGKARANG

TAHUN AKADEMIK 2020/202

i
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, kami ucapkan rasa syukur kita kehadirat ALLAH Subhannahu wa ta'ala
yang telah memberikan beragam nikmatnya, diantaranya ada nikmat terbesar yaitu nikmat
Islam, nikmat sehat, sehingga ALLAH azza wa jalla menggerakan hati kami untuk mulai
mengerjakan, menyelesaikan Tugas Keperawatan Jiwa.
Sholawat teriringi salam semoga tetap tertujukan kepada Nabi ALLAH, Muhammad
Sholallahu 'alaihi wassalam. Kepada Keluarga beliau sholallahu 'alaihi wassalam, Para sahabat,
tabi'in, tabiut tabi'in, dan kepada setiap orang yang kokoh berdiri menjalankan sunnahnya,
istiqomah hingga yaumul akhir. InsyaaALLAH.
Alhamdulillah kami dapat menyelesaikan tugas keperawatan Jiwa dengan tepat waktu.
Tujuan dari penulisan ini, yaitu agar si penyusun dan si pembaca kelak dapat memahami Askep
keperawatan jiwa harga diri rendah dan isolasi sosial serta mampu untuk menjelaskan dan
menerapkan kepada diri sendiri atau kepada orang lain.
Demikianlah alasan penyusunan dari makalah ini, Atas kekurangan yang nampak pada
penulisan ini, baik itu tersirat ataupun tersurat kami mohon maaf, dan selebihannya semoga
mendatangkan manfaat kepada kita semua, penyusun atau pembaca.

Bandar Lampung, Oktober 2020

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...............................................................................................................ii


DAFTAR ISI ............................................................................................................................ iii
A. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan Isolasi Sosial .................................................................. 1

1. Pengkajian Keperawatan ........................................................................................................ 1


2. Manifestasi Klinis ................................................................................................................... 3
3. Mekanisme Koping................................................................................................................. 3
4. Sumber Koping ....................................................................................................................... 3
6. Pohon Masalah ........................................................................................................................ 3
7. Diagnosa Keperawatan:.......................................................................................................... 4
8. Perencanaan Keperawatan ..................................................................................................... 4
9. Pelaksanaan Keperawatan ...................................................................................................... 6
10. Evaluasi Keperawatan .......................................................................................................... 6
B. Asuhan Keperawatan Isolasi Sosial ............................................................................................ 8

1. Pengkajian................................................................................................................................. 8
3. Diagnosa Keperawatan .......................................................................................................... 13
3. Pohon Masalah ....................................................................................................................... 13
4. Perencanaan ............................................................................................................................ 14
5. Catatan perkembangan .......................................................................................................... 22
BAB III PENUTUP ................................................................................................................. 28
A. Kesimpulan .................................................................................................................................. 28

B. Saran ............................................................................................................................................. 28

DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................................. 29

iii
A. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan Isolasi Sosial
1. Pengkajian Keperawatan
Menurut Keliat (2005 : hal 3) pengkajian merupakan tahap awal dan dasar
utama dari proses keperawatan, tahap pengkajian terdiri dari atas pengumpulan
data dan perumusan masalah. Data yang dikumpulkan meliputidata biologis,
psikologis, sosial, dan spiritual.Data pengkajian kesehatan jiwa dapat
dikelompokkan menjadi factor predisposisi, faktor presipitasi, penilaian terhadap
stressor, sumber koping, dan kemampuan koping yang dimiliki klien (Stuart
dan Larry, 2005 :).
1. Faktor Predisposisi
Menurut Dalami (2009 ) faktor predisposisi antara lain :
• Faktor Perkembangan
Pada dasarnya kemampuan seseorang untuk berhubungan sosial berkembang
sesuai dengan proses tumbuh kembang. Mulai usia bayi sampai dengan dewasa
lanjut untuk dapat mengembangkan hubungan sosial yang positif. Diharapkan
setiap tahapan perkembangan dapat dilalui dengan sukses.Sistem keluarga yang
tergantung.Dapat berperan dalam perkembangan respons social maladaptif.
Yang paling sering adalah adanya gangguan dalam mencapai tugas
perkembangan sehingga individu tidak dapat mengembangkan hubungan yang
sehat.
a. Masa bayi : bayi umumnya menggunakan komunikasi yang sangat sederhana
dalam menyampaikan kebutuhannya. Karena bayi sangat tergantung pada orang
lain dalam pemenuhan kebutuhan biologis dan psikologisnya. Kegagalan pada
tahap ini mengakibatkan rasa tidak percaya pada diri sendiri dan orang lain,
serta menarik diri.
b. Toodler : mengembangkan otonomi dan awal perilaku mandiri.
c. Pra Sekolah : anak menggunakan kemampuan berhubungan yang telah dimiliki
untuk berhubungan dengan lingkungan diluar keluarga. Dalam hal ini, anak
membutuhkan dukungan dan bantuan dari keluarga khususnya pemberian positif
terhadap perilaku anak yang adaptif. Kegagalan anak dalam berhubungan
mengakibatkan anak tidak mampu mengontrol diri, tergantung, ragu, menarik
diri dari lingkungan, pesimis.
d. Anak sekolah : pada usia ini anak mulai mengenal bekerjasama, kompetisi,
kompromi. Konflik sering terjadi dengan orang tua. Teman dan orang dewasa
merupakan sumber pendukung yang penting bagi anak. Kegagalan dalam tahap
1
ini mengakibatkan anak menjadi frustasi, putus asa, merasa tidak mampu, dan
menarik diri dari lingkungan.
e. Pra remaja : pada usia ini, anak mengembangkan hubungan intim dengan
teman sebaya dan teman sejenis maupun lawan jenis.Kegagalan membina
hubungan dengan teman dan kurangnya dukungan orang tua akan
mengakibatkan keraguan akan identitas dan rasa percaya diri yang kurang.
f. Dewasa muda : individu belajar mengambil keputusan dengan memperhatikan
saran dan pendapat orang lain seperti memilih pekerjaan, karir, melangsungkan
pernikahan.Kegagalan pada tahap ini mengakibatkan individu menghindari
hubungan intim, menjauhi orang lain, putus asa akan karir.
g. Dewasa tengah : individu pada usia dewasa tengah umumnya telah menikah.
Individu yang perkembangannya baik akan dapat mengembangkan hubungan
dan dukungan yang baru.Kegagalan pada tahap ini mengakibatkan perhatian
hanya tertuju pada dirinya sendiri, produktivitas dan kreatifitas berkurang, dan
perhatian terhadap orang lain berkurang.
h. Dewasa lanjut : individu tetap memerlukan hubungan yang memuaskan dengan
orang lain. Kegagalan pada tahap ini mengakibatkan perilaku menarik diri.
• Faktor Biologis
Faktor genetik dapat berperan dalam respons sosial maladaptive menurut (Gail,
2006 : hal 430). Terjadinya penyakit jiwa pada individu juga dipengaruhi oleh
keluarganya disbanding dengan individu yang tidak mempunyai riwayat
penyakit terkait.
• Faktor Sosiokultural
Menurut (Gail,2006 : hal 431) Isolasi sosial merupakan faktor utama dalam
gangguan hubungan. Hal ini akibat dari transiensi: norma yang tidak
mendukung pendekatan terhadap orang lain atau tidak menghargai anggota
masyarakat yang kurang produkstif seperti lanjut usia (lansia), orang cacat,
penderita kronis. Isolasi dapat terjadi karena mengadopsi norma, perilaku, dan
system nilai yang berbeda dari yang dimiliki budaya mayoritas.
• Faktor Dalam Keluarga
Menurut (Gail, 2006 : hal 279) pola komunikasi dalam keluarga dapat
mengantar seseorang dalam gangguan berhubungan, bila keluarga hanya
mengiformasikan hal – hal yang negative akan mendorong anak
mengembangkan harga diri rendah. Adanya dua pesan yang bertentangan
disampaikan pada saat yang bersamaan, mengakibatkan anak menjadi traumatik
dan enggan berkomunikasi dengan orang lain.
2
2. Faktor Presipitasi
Menurut (Gail, 2006 : hal 280) faktor presipitasi terdiri dari :
• Stresor Sosiokultural
Stres dapat ditimbulkan oleh menurunnya stabilitas unit keluarga dan berpisah
dari orang yang berarti, misalnya karena dirawat di rumah sakit.
• Stresor Psikologis
Ansietas berat yang berkepanjangan terjadi bersamaan dengan keterbatasan
kemampuan untuk mengatasinya. Tuntutan untuk berpisah dengan orang
terdekat atau kegagalan orang lain untuk memenuhi kebutuhan ketergantungan
dapat menimbulkan ansietas tingkat tinggi.
2. Manifestasi Klinis
Observasi yang dilakukan pada klien dengan isolasi sosial akan ditemukan data
objektif meliputi apatis, ekspresi wajah sedih, afek tumpul, menghindar dari orang
lain, klien tampak memisahkan diri dari orang lain, komunikasi kurang, klien
tampak tidak bercakap – cakap dengan klien orang lain, tidak ada kontak mata
atau kontak mata kurang, klien lebih sering menunduk, berdiam diri di kamar
klien. Menolak berhubungan dengan orang lain, tidak melakukan kegiatan sehari
– hari, meniru posisi janin pada saat tidur. Sedangkan untuk data subjektif sukar
didapat jika klien menolak komunikasi. Beberapa data subjektif adalah menjawab
dengan singkat, dengan kata – kata “ tidak”, “ ya “, dan “tidak tahu”. (Dalami,
2009 : hal 10).
3. Mekanisme Koping
Individu yang mengalami respon sosial maladaptif, menggunakan berbagai
mekanisme dalam upaya mengatasi ansietas. Mekanisme tersebut berkaitan dengan
dua jenis masalah hubungan yang spesifik (Gail, 2006 : hal 281). Koping yang
berhubungan dengan gangguan kepribadian anti sosial antara lain :proyeksi,
merendahkan orang lain. Koping ini berhubungan dengan gangguan kepribadian
ambang : formasi reaksi, isolasi, idelisasi orang lain dan merendahkan orang lain.
4. Sumber Koping
Menurut (Gail, 2006 : hal 280), sumber koping berhubungan dengan respon sosial
maladaptif meliputi : keterlibatan dalam hubungan keluarga yang luas dan teman.
6. Pohon Masalah
Resiko gangguan sensori persepsi halusinasi

Isolasi Sosial

3
Harga diri rendah

7. Diagnosa Keperawatan:
1. Isolasi Sosial
2. Gangguan konsep diri: harga diri rendah
3. Resiko gangguan sensori persepsi: halusinasi
8. Perencanaan Keperawatan
Perencanaan keperawatan merupakan serangkaian tindakan yang dapat mencapai
setiap tujuan khusus. Perawat dapat memberikan alasan ilmiah terbaru dari
tindakan yang diberikan. Alasan ilmiah merupakan pengetahuan yang berdasarkan
pada literatur, hasil penelitian atau pengalaman praktek.
Diagnosa Keperawatan : Isolasi Sosial
Tujuan Umum : Klien dapat berinteraksi dengan orang lain.
Tujuan Khusus (TUK) :
TUK 1 : Klien dapat membina hubungan saling percaya.
Kriteria evaluasi : Menunjukan tanda-tanda percaya kepada perawat : wajah
cerah, tersenyum, mau berkenalan, ada kontak mata, bersedia menceritakan
perasaannya, bersedia mengungkapkan masalahnya.
Rencana tindakan keperawatan : bina hubungan saling percaya, beri salam
setiap berinteraksi, perkenalkan nama, nama panggilan perawat dan tujuan
perawat berkenalan, tunjukan sikap jujur dan menepati janji setiap berinteraksi,
buat kontak interaksi yang jelas, dengarkan dengan penuh perhatian ekspresi
perasaan klien.
TUK 2 : Klien mampu menyebutkan penyebab menarik diri.
Kriteria evaluasi : Klien dapat menyebutkan minimal satupenyebab menarik diri
dari orang lain dengan lingkungan.
Rencana tindakan keperawatan : Tanyakan kepada klien tentang orang yang
tinggal serumah atau teman sekamar klien, orang yang paling dekat dengan klien
di rumah atau diruang keperawatan, apa yang membuat klien dekat dengan orang
tersebut, orang yang tidak dekat dengan klien di rumah atau di ruang keperawatan,
apa yang membuat klien tidak dekat dengan orang lain, upaya yang sudah
dilakukan agar dekat dengan orang lain, diskusikan dengan klien penyebab
menarik diri atau tidak mau bergaul dengan orang lain, beri pujian terhadap klien
megungkapkan perasaannya.

4
TUK 3 : Klien mampu menyebutkan keuntungan berhubungan sosial dan kerugian
menarik diri.
Kriteria Evaluasi : Klien dapat menyebutkan keuntungan berhubungan sosial dan
kerugian mnearik diri.
Rencana tindakan keperawatan : tanyakan pada klien tentang manfaat
hubungan sosial dan kerugian mernarik diri, diskusikan bersama klien tentang
manfaat berhubungan sosial dan kerugian menarik diri, beri pujian terhadap
kemampuan klien mengungkapkan perasaan.
TUK 4 : Klien dapat melaksanakan hubungan sosial secara bertahap. Kriteria
evaluasi : Klien dapat melaksanakan hubungan sosial secara bertahap dengan
perawat, orang lain dan kelompok.
Rencana tindakan keperawatan : Observasi prilaku klien saat berhubungan
sosial, beri motifasi dan Bantu klien untuk berkenalkan atau berkomunikasi dengan
orang lain, libatkan kliendalam terapi aktifitas kelompok sosialisasi, diskusikan
jadwal harian yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kemampuan klien untuk
bersosialisasi, beri motifasi klien untuk melakukan kegiatan sesuai jadwal yang
telah dibuat, beri pujian terhadap kemampuan klien memperluas pergaulannya
melalui aktivitas yang dilaksanakan.
TUK 5: Klien mampu menjelaskan perasaan setelah berhubungan sosial. Kriteria
evaluasi:Klien dapat menjelaskan perasaannya setelah berhubungan sosial dengan
orang lain. Rencana tindakan keperawatan:diskusikan dengan klien tentang
perasaannya setelah berinteraksi dengan orang lain, beri pujian terhadap
kemampuan klien mengungkapkan perasaannya.
TUK 6 : Klien mendapat dukungan keluarga dalam memperluas hubungan sosial.
Kriteria evaluasi : Keluarga dapat menjelaskan tentang pengertian menarik diri,
tanda dan gejala menarik diri, penyebab dan akibat, cara merawat klien menarik
diri.
Rencana tindak keperawatan : diskusikan pentingnya peran serta keluarga
sebagai pendukung untuk mengatasi prilaku menarik diri, diskusikan potensi
keluarga untuk membantu klien mengatasi prilaku enarik diri, latih keluarga dalam
merawat klien menarik diri, tanyakan perasaan keluarga agar membantu klien
untuk bersosialisasi, beri pujian kepada keluarga atas keterlibatan merawat klien
di rumah sakit.
TUK 7 : klien dapat memanfaatkan obat dengan baik. Kriteria evaluasi : Klien
menyebutkan manfaat minum obat, kerugian tidak minum obat, nama, warna,
dosis, efek terapi dan efek samping. Setelah tiga kali interaksi klien
5
mendemonstrasikan penggunaan obat dengan benar. Setelah tiga kali interaksi
klien menyebutkan akibat berhenti minum obat tanpa konsultasi dokter. Rencana
tindakan keperawatan : diskusikan dengan klien tentang manfaat dan kerugian
tidak minum obat, pantau klien saat penggunaan obat, beri pujian jika klien
menggunakan obat dengan benar, diskusikan akibat berhenti minum obat tanpa
konsultasi dengan dokter, anjurkan klien untuk konsultasi kepada dokter/perawat
jika terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.
9. Pelaksanaan Keperawatan
Pelaksanana tindakan keperawatan merupakan langkah keempat dari proses
keperawatan. Dan disesuaikan dengan rencana tindakan keperawatan. Sebelum
melaksanakan tindakan keperawatan yang sudah direncanakan, perawat perlu
memvalidasi dengan singkat, apakah rencana tindakan masih sesuai dan
dibutuhkan oleh klien saat ini (here and now) (Keliat,2005, hal 17). Jenis
Tindakannya seperti :
1. Secara mandiri (independent)
Adalah tindakan yang diprakarsai sendiri oleh perawat untuk membantu klien
dalam mengatasi masalahnya atau menanggapi reaksi karena adanya stressor
(penyakit). Misalnya ; membantu klien dalam melakukan kegiatan sehari –
hari, memberikan dorongan pada klien untuk mengungkapkan perasaannya
secara wajar, menciptakan lingkungan terapeutik.
2. Saling ketergantungan atau kolaborasi ( interdependen)
Adalah tindakan keperawatan atas dasar kerjasama sesama tim perawatan atau
dengan tim kesehatan lainnya. Seperti dokter, fisioterapi, analis kesehatan,
dan sebagainya. Misalnya ; pemberian obat – obatan sesuai dengan intruksi
dokter. Jenis dosis dan efek samping menjadi tanggung jawab dokter tetapi
pemberian obat sampai atau tidak menjadi tanggung jawab.
3. Rujukan atau ketergantungan ( dependen)
Adalah tindakan keperawatan atas dasar rujukan dari profesi lain, diantaranya :
dokter, psikologi, pskiater, ahli gizi, fisioterapi. Misalnya ; terapi aktivitas
kelompok.
10. Evaluasi Keperawatan
Evaluasi adalah proses berkelanjutan untuk menilai efek dari tindakan keperawatan
pada klien. Evaluasi dilakukan terus – menerus pada respons klien terhadap
tindakan keperawatan yang dilaksanakan (Keliat, 2005: hal 17)Hasil yang
diharapkan pada klien, yaitu: klien dapat membina hubungan saling percaya
dengan orang lain, klien dapat menyebutkan penyebab menarik diri, klien dapat
6
menyebutkan keuntungan berhubungan sosial, klien dapat melaksanakan hubungan
sosial, klien mampu menjelaskan perasaannya setelah berhubungan sosial dengan
orang lain, kelompok. Klien mendapat dukungan keluarga dalam memperluas
hubungan sosial, klien dapat memanfaatkan obat.

7
B. Asuhan Keperawatan Isolasi Sosial

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny. “E” DENGAN ISOLASI SOSIALDI


BANGSAL SRIKANDIRSJ GRHASIA DIY
1. Pengkajian
A. Identitas Pasien
Nama : Ny. E
Tempat, tanggal lahir : Yogyakarta, 01 Desember 1970
Umur : 44 tahun
Alamat : Camp Assessment Dinsos, Sewon, Bantul, DIY
Pekerjaan : Tak kerja
Pendidikan : SD
Agama : Islam
Status perkawinan : Kawin
Nomor RM : 007398
Tanggal Pengkajian : 08 Desember 2014
Tanggal masuk RS : 19 November 2014
Diagnosa medis : F 20.3
B. Identitas Penanggungjawab
Nama : Nn. A
Alamat : Kuripan, Mijen, Semarang, Jateng
Hubungan dengan pasien : Petugas Dinsos
C. Alasan Masuk
1 minggu sebelum masuk RS pasien ditemukan di jalanan karena keluyuran
sendirian oleh petugas Dinsos. Pasien diam dan sulit untuk diajak komunikasi.
D. Faktor Predisposisi dan Presipitasi
Pasien sulit diajak komunikasi sehingga tidak didapatkan data apapun untuk
menentukan faktor predisposisi maupun presipitasi
E. Pemeriksaan Fisik
Keadaan umum : Baik
Kesadaran : Composmentis
1. Tanda-tanda vital
TD : 120/70 mmHg
N : 86 x/mnt
RR : 20 x/mnt
S : 36,3 0C
8
2. Status gizi
BB : 60 kg
TB : 155 cm
IMT : TB2(m)/BB(kg) = 60/(1,55)2 = 24.9 kg/cm2 (Normal)
3. Keluhan fisik
Pasien menyatakan tidak ada keluhan fisik.
F. Status Psikososial
1. Genogram
Tidak terkaji. Pasien lupa dengan silsilah keluarganya.
2. Konsep diri
a. Gambaran diri
Pasien menyatakan tidak ada bagian tubuh yang spesial (disukai lebih dari bagian
tubuh yang lainnya).
b. Identitas diri
Pasien menyatakan bahwa pasien adalah seorang perempuan.
c. Peran diri
Pasien menyatakan sudah tidak bekerja sejak bertahun-tahun yang lalu. Pasien
tidak menyebutkan jenis pekerjaan.
d. Ideal diri
Pasien bingung ketika ditanya ingin pulang atau tidak. Pasien dapat menyebutkan
wilayah rumahnya.
e. Harga diri
Pasien terlihat malu ketika ditanya oleh perawat. Ada kontak mata namun
jarang. Pasien menjawab pertanyaan perawat seperlunya saja.
3. Hubungan social
Pasien jarang komunikasi, miskin bicara, lebih banyak menghabiskan waktu di
tempat tidur. Pasien bingung ketika ditanya mengenai pergaulan pasien di
masyarakat.
4. Spiritual
a. Nilai dan keyakinan
Pasien menyatakan agama pasien Islam.
b. Kegiatan ibadah
Pasien mengatakan tidak pernah beribadah
G. Status Mental
1. Penampilan
Pasien menggunakan seragam RSJ Grhasia dengan rapi. Pasien berambut pendek.
9
2. Pembicaraan
Pasien menjawab pertanyaan seperlunya. Pasien banyak diam. Pasien bingung
ketika diminta untuk bercerita. Pasien beralasan tidak ada yang bisa diceritakan.
3. Aktivitas motorik
Wajah pasien terlihat tegang. Pasien terlihat gelisah dan menghindar ketika diajak
komunikasi. Agitasi (gerakan motorik yang menunjukan kegelisahan).
4. Alam perasaan
Pasien terlhat banyak tersenyum ketika dilakukan wawancara.
5. Afek
Afek sesuai. Pasien sering tersenyum ketika diajak berbicara, namun berubah
ketika pasien sudah merasa bosan melakukan percakapan dengan perawat.
6. Interaksi selama wawancara
Pasien kooperatif. Kontak mata selama wawancara cukup.
7. Persepsi
Pasien mengatakan “tidak”, ketika ditanya apakah mendengar dan melihat hal-hal
yang tidak dilihat dan didengar orang lain (halusinasi).
8. Proses Pikir
Pasien tidak banyak bicara. Ketika ditanya pasien hanya menjawab seperlunya saja
secara singkat.
9. Isi piker
Sulit dinilai. Pasien menyangkal waham.
10. Tingkat kesadaran
Keadaan umum pasien baik, kesadaran compos mentis.
11. Memori
Daya ingat pasien buruk. Ketika ditanya mengenai jumlah saudaranya berapa,
pasien menjawab “enam”, dan ketika ditanya anak keberapa, pasien menjawab
“tujuh”.
12. Tingkat konsentrasi dan berhitung
Pasien sulit berkonsentrasi. Kadang pasien harus ditanya beberapa kali kemudian
pasien baru menjawab.
13. Kemampuan penilaian
Pasien beraktivitas sehari-hari seperti mandi, makan, tidur dan menonton TV tanpa
instruksi siapapun.
14. Daya tilik diri
Daya tilik diri pasien jelek. Pasien tidak ingat kenapa dibawa ke RSJG oleh
petugas.
10
H. Kebutuhan Persiapan Pulang
1. Makan
Pasien makan 3x sehari sesuai jadwal di Bangsal Srikandi dengan menu nasi,
sayur, lauk dan buah. Pasien selalu menghabiskan makanan. Pasien terlihat
membersihkan alat makannya secara mandiri.
2. BAB / BAK
Pasien bisa BAK dan BAB sendiri di toilet.
3. Mandi
Pasien masih di ingatkan mengenai kebersihan diri. Pasien mengatakan mandi
2 kali sehari dengan menggunakan sabun, membersihkan gigi dengan
menggunakan sikat gigi dan pasta gigi. Pasien mengatakan setiap hari keramas
dengan menggunakan shampo.
4. Berpakaian / berhias
Pasien memakai pakaian dari RSJG, dan tidak ada penyimpangan dalam
berpakaian maupun berhias.
5. Istirahat dan tidur
Tidur siang : Pasien menyatakan kadang tidur siang sebentar.
Tidur malam lama : Pasien menyatakan tidur mulai pukul 20.00 hingga
05.00 WIB.
Kegiatan sebelum / sesudah tidur : Tidak ada.
6. Penggunan obat
Pasien selalu rutin minum obat selama perawatan di RSJG.
7. Pemeliharaan kesehatan
Kuku pasien terlihat kotor, pasien mengatakan tidak pernah cuci tangan sebelum
makan.
8. Kegiatan di dalam bangsal
Pasien mengatakan setelah bangun tidur, pasien langsung merapikan tempat
tidur, mandi, kemudian makan pagi, senam, mengikuti pemeriksaan kesehatan
di bangsal kemudian tiduran di tempat tidur.
9. Kegiatan di luar bangsal
Pasien tidak mengikuti rehabilitasi.
I. Mekanisme Koping
Pasien tidak pernah menceritakan masalahnya kepada orang lain.
J. Masalah Psikososial dan Lingkungan
Pasien mengatakan lebih senang menyendiri, pasien menyatakan dulu
11
jarang berkumpul dengan orang lain seperti keluarga dan tentangga. Pasien tidak
mau mencoba berkomunikasi dengan pasien lain selama berada di bangsal.
K. Pengetahuan
Pasien tidak mengetahui tentang manfaat, keuntungan maupun kerugian
bersosialisasi dengan yang lain.
L. Terapi
Chlorpromazin 25 mg 0-2-1
Haloperidol 5 mg 0-2-1
M.Pemeriksaan penunjang (20 November 2014)
PEMERIKSAAN HASIL SATUAN NILAI
NORMAL
KIMIA DARAH
SGOT <31 IU/L 12
SGPT <32 IU/L 11
Ureum 10-50 mg/dl 26,2
Kreatinin 0,5-0,9 mg/dl 0,93
HEMATOLOGI
Hemoglobin 12-16 gr/dl 12,9
Leukosit 5-11 rb/mmk 11,2
KED 0-15 mm/jam 25
Eosinofil 1-4 % 7
Basofil 0-1 % 0
Netrofil Batang 2-5 % 0
Netrofil Segmen 36-66 % 77
Limfosit 22-40 % 14
Monosit 4-8 % 2
Eritrosit 4,5-5,5 jt/mmk 4,71
Hematokrit 40-50 % 36,9
Trombosit 150-450 rb/mm 312
IMUNOLOGI
HBsAg Negatif Negatif

12
3. Diagnosa Keperawatan
1. Isolasi sosial ditandai dengan:
DS : Pasien mengatakan:
a. Lebih senang menyendiri
b. Dulu jarang berkumpul dengan orang lain seperti keluarga dan tentangga.
c. Tidak mengetahui mengenai manfaat, keuntungan maupun kerugian bersosialisasi
DO :
a. Pasien jarang komunikasi
b. Miskin bicara
c. Lebih banyak menghabiskan waktu di tempat tidur
2. Defisit perawatan diri ditandai dengan:
DS : Pasien mengatakan tidak pernah cuci tangan sebelum makan.
DO :
a. Kuku pasien terlihat kotor
b. Pasien masih di ingatkan mengenai kebersihan diri
3. Koping individu tidak efektif ditandai dengan:
DS : Pasien menyatakan jarang berkumpul dan lebih senang menyendiri
DO :
1. Pasien tidak mau mencoba berkomunikasi dengan pasien lain selama berada di
bangsal
2. Pasien terlihat gelisah dan menghindar ketika diajak komunikasi

3. Pohon Masalah

Defisit Perawatan Diri

Isolasi sosial
Core problem

Koping individu tidak efekti

13
4. Perencanaan

DIAGNOSA
No PERENCANAAN
KEPERAWA TUJUAN KRITERIA HASIL INTERVENSI RASIONAL
TAN
1. Isolasi sosial 08 Desember 2014, 08 Desember 2014, 09.00 WIB 08 Desember 2014, 09.00 WIB 08 Desember 2014, 09.00 WIB
09.00 WIB Setelah 2x interaksi pasien Bina hubungan saling percaya dengan: Dengan terbinanya hubungan
Tujuan Umum: menunjukkan tanda-tanda Beri salam setiap interaksi saling percaya merupakan dasar
Pasien dapat percaya kepada atau terhadap Perkenalkan nama, nama panggilan untuk interaksi perawat dengan
berinteraksi dengan perawat: perawat, dan tujuan perawat pasien dan dasar untuk
orang lain. Wajah cerah, tersenyum berkenalan merencanakan perencanakan
Tujuan Khusus: Mau berkenalan Tanyakan dan panggil nama selanjutnya.
Pasien dapat membina Ada kontak mata kesukaaan pasien
hubungan saling Bersedia menceritakan Tunjukkan sikap jujur dan menepati
percaya perasaan janji
Bersedia mengungkapkan Tanyakan perasaan pasien dan
masalahnya masalah yang dihadapi pasien
Buat kontrak interaksi yang jelas
Dengarkan dengan penuh perhatian
ekspresi perasaan pasien

14
08 Desember 2014, 08 Desember 2014, 09.00 WIB 08 Desember 2014, 09.00 WIB 08 Desember 2014, 09.00 WIB
09.00 WIB Setelah 1x interaksi pasien Tanyakan pada pasien tentang: Diketahuinya penyebab akan
Tujuan khusus : dapat menyebutkan minimal orang yang tinggal serumah atau teman dapat dihubungkan dengan faktor
Pasien mampu satu penyebab menarik diri sekamar pasien presipitasi yang dialami pasien
menyebutkan penyebab dari: orang yang paling dekat dengan pasien
menarik diri Diri sendiri di rumah atau di ruang perawatan
Orang lain Apa yang membuat pasien dekat
Lingkungan dengan orang tersebut
Orang yang tidak dekat dengan pasien
di rumah atau di ruang perawatan
Apa yang membuat pasien tidak dekat
dengan orang tersebut
Upaya yang sudah dilakukan agar
dekat dengan orang lain
Diskusikan dengan pasien penyebab
menarik diri
Beri pujian terhadap kemampuan
pasien mengungkapkan perasaannya
08 Desember 2014, 08 Desember 2014, 09.00 WIB 08 Desember 2014, 09.00 WIB 08 Desember 2014, 09.00 WIB
09.00 WIB Setelah 1x interaksi dengan Tanyakan pada pasien tentang: Dengan mengetahui keuntungan
pasien dapat menyebutkan Manfaat hubungan sosial dari berinteraksi pasien

15
Pasien mampu keuntungan berhubungan Kerugian menarik diri diharapkan terdorong untuk
menyebutkan sosial, misalnya: Diskusikan bersama pasien tentang berinteraksi
keuntungan Banyak teman manfaat berhubungan sosial dan
berhubungan sosial dan Tidak kesepian kerugian menarik diri
kerugian menarik diri. Bisa diskusi Beri pujian terhadap kamampuan
Saling menolong pasien mengungkapkan perasaannya
Dan kerugian menarik diri,
misalnya:
Sendiri
Kesepian
Tidak bisa diskusi
08 Desember 2014, 08 Desember 2014, 09.00 WIB 08 Desember 2014, 09.00 WIB 08 Desember 2014, 09.00 WIB
09.00 WIB Setelah 3x interaksi pasien Observasi perilaku pasien saat Pasien harus mencoba
Pasien dapat dapat melaksanakan hubungan berhubungan sosial berinteraksi secara bertahap agar
melaksanakan sosial secara bertahap dengan: Beri motivasi dan bantu pasien untuk terbiasa membina hubungan
hubungan sosial secara Perawat berkenalan atau berkomunikasi yang sehat dengan orang lain
bertahap. Perawat lain dengan:
Pasien lain Perawat lain
Kelompok Pasien lain
Kelompok

16
Libatkan pasien dalam Terapi Aktivitas
Kelompok Sosialisasi
Diskusikan jadwal harian yang dapat
dilakukan untuk meningkatkan
kemampuan pasien bersosialisasi
Beri motivasi pasien untuk melakukan
kegiatan sesuai dengan jadwal yang
telah dibuat
Beri puian terhadap kemampuan pasien
memperluas pergaulannya melalui
aktivitas yang dilaksanaka
08 Desember 2014, 08 Desember 2014, 09.00 WIB 08 Desember 2014, 09.00 WIB 08 Desember 2014, 09.00 WIB
09.00 WIB Setalah 3x interaksi pasien Diskusikan dengan pasien tentang Mengungkapkan perasaan akan
Pasien mampu dapat menjelaskan perasaannya perasaannya setelah berhubungan membantu pasien menilai
menjelaskan setelah berhubungan sosial sosial dengan: keuntungan berinteraksi dengan
perasaannya setelah dengan: Orang lain orang lain.
berhubungan sosial. Orang lain kelompok
Kelompok beri pujian terhadap kemampuan
pasien mengungkapkan perasaannya
08 Desember 2014, 08 Desember 2014, 09.00 WIB 08 Desember 2014, 09.00 WIB 08 Desember 2014, 09.00 WIB
09.00 WIB

17
Pasien dapat Setelah 1x interaksi pasien Diskusikan dengan pasien tentang Komunikasi yang terapeutik dan
memanfaatkan obat menyebutkan: manfaat dan kerugian tidak minum disertai dengan penggunaan obat
dengan baik. Manfaat minum obat obat, nama, warna, dosis, cara, efek secara benar melalui prinsip 5
Kerugian tidak minum obat terapi, dan efek samping penggunaan benar akan sangat membantu
Nama, warna, dosis, efek terapi, obat pasien dalam mengatasi
dan efek samping obat Pantau pasien saat penggunaan obat permasalahannya yang sedang
Setelah 3x interaksi pasien Beri pujian jika kliien menggunakan dihadapi.
mendemonstrasikan obat dengan benar
penggunaan obat dengan benar Diskusikan akibat berhenti minum obat
Setelah 1x interaksi pasien tanpa konsultasi dokter
menyebutkan akibat berhenti Anjurkan pasien untuk konsultasi
minum obat tanpa konsultasi kepada dokter atau perawat jika terjadi
dokter hal-hal yang tidak diinginkan

2. Defisit 08 Desember 2014, 08 Desember 2014, 09.00 WIB 08 Desember 2014, 09.00 WIB 08 Desember 2014, 09.00 WIB
perawatan diri 09.00 WIB Pasien mampu menyebutkan : Bina hubungan saling percaya Meningkatkan pengetahuan
Tujuan umum : Penyebab tidak merawat diri Diskusikan dengan pasien : pasien dan memotivasi pasien
Setelah 2x interaksi Manfaat menjaga perawatan Penyebab pasien tidak merawat diri untuk meningkatkan perawatan
pasien mampu diri Manfaat menjaga perawatan diri untuk diri
melakukan perawatan Tanda-tanda bersih dan rapi keadaan fisik, mental dan sosial.
diri secara mandiri Tanda-tanda perawatan diri yang baik

18
Tujuan khusus : Kerugian yang dialami jika Penyakit atau gangguan kesehatan
Pasien dapat membina perawatan diri tidak yang bisa dialami oleh pasien bila
hubungan saling diperhatikan perawatan diri tidak adekuat
percaya Berikan pujian untuk setiap respon
Pasien mengetahui pasien yang positif
pentingnya perawatan Pantau dan bantu pasien saat perawatan
diri diri
3. Ketidakefektif 08 Desember 2014, 08 Desember 2014, 09.00 WIB 08 Desember 2014, 09.00 WIB 08 Desember 2014, 09.00 WIB
an koping 09.00 WIB Setelah 3x interaksi pasien Bina hubungan saling percaya dengan: Hubungan saling percaya
individu Tujuan umum: menunjukkan tanda-tanda Beri salam merupakan dasar untuk
Pasien dapat percaya kepada perawat Perkenalkan diri,tanyakan nama kelancaran hubungan
menggunakan Wajah cerah, tersenyum panggilan yang disukai. selanjutnya.
mekanisme koping yang Mau berkenalan Jelaskan tujuan interaksi.
efektif Ada kontak mata Yakinkan pada pasien perawat akan
Tujuan khusus: Bersedia menceritakan menolong.
Pasien mampu membina perasaan. Yakinkan kerahasiaan akan terjaga.
hubungan saling Tunjukkan sikap terbuka.
percaya dengan
perawat.
08 Desember 2014, 08 Desember 2014, 09.00 WIB 08 Desember 2014, 09.00 WIB 08 Desember 2014, 09.00 WIB
09.00 WIB

19
Tujuan khusus: Setelah 2x interaksi pasien Motivasi pasien untuk mengungkapkan Mengetahui perasaan dan
Pasien dapat membuka dapat mengungkapkan perasaan dan pikirannya saat ini pikirannya saat ini
perasaannya secara perasaannya secara bebas
bebas

08 Desember 2014, 08 Desember 2014, 09.00 WIB 08 Desember 2014, 09.00 WIB 08 Desember 2014, 09.00 WIB
09.00 WIB Setelah 3x interaksi pasien Diskusikan dengan pasien tentang Memberikan informasi pada
Tujuan khusus: dapat : pasien tentang : pasien tentang koping apa saja
Pasien dapat Mengungkapkan cara-cara Cara-cara yang dapat dilakukan dalam yang boleh dan tidak boleh
mengidentifikasi koping yang dapat dilakukan dalam mengatasi perasaan dan masalah. dilakukan dalam menghadapi
dan perilaku yang mengatasi perasaan dan Koping yang pernah dipakai suatu masalah
berkaitan dengan masalah. Alternatif koping yang tepat bagi
kejadian yang dihadapi Mengidentifikasi koping yang pasien
pernah dipakai.
Menyebutkan alternatif koping
yang tepat bagi pasien

08 Desember 2014, 08 Desember 2014, 09.00 WIB 08 Desember 2014, 09.00 WIB 08 Desember 2014, 09.00 WIB
09.00 WIB Setelah 3x interaksi pasien Bantu pasien untuk : Membantu pasien untuk
Tujuan khusus: dapat : Meningkatkan pemikiran yang positif. mengubah perilaku negatif ke
perilaku positif

20
Pasien dapat Mengidentifikasi pemikiran Mengidentifikasi ketetapan persepsi
memodifikasi pola negatif dan bantu untuk pasien yang tepat, penyimpangan dan
kognitif yang negatif menurunkan melalui pendapat yang tidak rasional.
interupsi/substitusi. Mengurangi penilaian yang negatif
Mengidentifikasi ketetapan terhadap dirinya.
persepsi pasien yang tepat, Mengevaluasi ketepatan persepsi,
penyimpangan dan pendapat logika dan kesimpulan yang dibuat
yang tidak rasional pasien
Mengurangi penilaian yang
negatif terhadap dirinya.
Menyadari nilai yang
dimilikinya/perilakunya dan
perubahan yang terjadi

21
5. Catatan perkembangan

DIAGNOSA IMPLEMENTASI EVALUASI


KEPERAWATAN
Isolasi sosial Senin , 08 Desember 2014 Senin , 08 Desember 2014
08.00 WIB 08.30 WIB
Mengikutsertakan dan memotivasi pasien mengikuti TAK: S : Pasien mengatakan “Selamat pagi teman-teman, nama saya Erni,
Sosialisasi sesi 1 hobi saya bernyanyi”
O : Pasien mengangguk ketika diminta ikut TAKS sesi 1, pasien
kooperatif, pasien mengikuti TAKS sesi 1 hingga selesai
A : Pasien dapat melaksanakan hubungan sosial secara bertahap
dengan pasien lain dan kelompok
P : N : Bina hubungan saling percaya, ikut sertakan serta motivasi
pasien mengikuti semua sesi TAKS
K : Membina hubungan saling percaya dengan perawat, mengikuti
semua sesi TAK

Isolasi sosial Senin , 08 Desember 2014 Senin , 08 Desember 2014


08.30 WIB 09.00 WIB
Membina hubungan saling percaya dengan:
Memberi salam setiap interaksi

22
Memperkenalkan nama, nama panggilan perawat, dan tujuan S : Pasien menyebutkan kegiatan sehari-harinya “Bangun tidur,
perawat berkenalan merapikan tempat tidur, mandi, makan pagi, tidur siang, makan siang,
Menananyakan dan panggil nama kesukaaan pasien tidur, mandi, makan malam”, pasien mengatakan suka tidur
Menunjukkan sikap jujur dan menepati janji O : Pasien mau duduk berdampingan, pasien terlihat gelisah, pasien
Menanyakan perasaan pasien dan masalah yang dihadapi menjawab pertanyaan seperlunya saja sambil tersenyum, pasien tidak
pasien mau bercerita
Membuat kontrak interaksi yang jelas A : Pasien menunjukkan sedikit tanda-tanda percaya kepada perawat,
Mendengarkan dengan penuh perhatian ekspresi perasaan pasoen belum bersedia mengungkapkan masalahnya
pasien P : N : Dengarkan dengan penuh perhatian ekspresi perasaan pasien
K : Mengekspresikan perasaan

Isolasi sosial Senin , 08 Desember 2014 Senin, 08 Desember 2014


09.30 WIB 09.40 WIB
Tanyakan pada pasien tentang: S : Pasien mengatakan lebih banyak tiduran di kamar, pasien
Orang yang tinggal serumah atau teman sekamar pasien mengatakan tidak suka berkumpul dan mengobrol, lebih suka tiduran
Orang yang paling dekat dengan pasien di rumah atau di ruang dan menyendiri di tempat tidur
perawatan O : Pasien jarang berkomunikasi dengan perawat dan pasien lain,
Apa yang membuat pasien dekat dengan orang tersebut pasien tidak banyak bicara, pasien harus banyak ditanya agar bicara,
Orang yang tidak dekat dengan pasien di rumah atau di ruang pasien terlihat sungkan untuk bicara, pasien terlihat bingung dan
perawatan senyum-senyum ketika ditanya mengenai kehidupan di rumah
Apa yang membuat pasien tidak dekat dengan orang tersebut A : Pasien dapat menyebutkan penyebab menarik diri

23
Upaya yang sudah dilakukan agar dekat dengan orang lain P : N : Ajak pasien untuk benkenalan dengan yang lain
Diskusikan dengan pasien penyebab menarik diri K : Pasien mau berkenalan dengan pasien lain dan perawat
Beri pujian terhadap kemampuan pasien

Defisit perawatan diri Senin, 08 Desember 2014 Senin, 08 Desember 2014


Pukul 10.00 WIB Pukul 10.30 WIB
Membina hubungan saling percaya S : Pasien menyatakan mengerti tentang perawatan diri
Mendiskusikan pentingnya kebersihan diri dan berdandan, O : Pasien terlihat bingung saat dianjurkan untuk menjelaskan
pemenuhan kebutuhan nutrisi dan eliminasi yang baik kembali cara perawatan diri yang baik.
Menjelaskan cara perawatan diri A : Pasien dapat membina hubungan saling percaya dan pasien
mengetahui pentingnya perawatan diri
P : N : Motivasi pasien dalam perawatan diri secara mandiri
K : Melakukan perawatan diri secara mandiri

Isolasi sosial Selasa, 09 Desember 2014 Selasa, 09 Desember 2014


15.00 WIB 15.30 WIB
Membina hubungan saling percaya S : Ketika ditanya mengenai keuntungan berhubungan sosial, pasien
Menanyakan pada pasien tentang: mengatakan “Banyak teman”, “Senang”, ketika ditanya mengenai
Manfaat hubungan sosial kerugian berhubungan sosial pasien mengatakan “Sendirian”
Kerugian menarik diri O : Pasien menjawab pertanyaan perawat seperlunya, pasien mampu
menyebutkan nama perawat setelah berkenalan, pasien hanya

24
Mendiskusikan bersama pasien tentang manfaat berhubungan tersenyum dan kebingunganketika ditanya mengenai keuntungan dan
sosial dan kerugian menarik diri kerugian menarik diri
Memberi pujian terhadap kamampuan pasien A : Pasien dapat menyebutkan keuntungan dan keuntungan
mengungkapkan perasaannya berhubungan sosial
P : Latih pasien berkenalan dengan 2 orang atau lebih
K : Pasien dapat melakukan hubungan sosial secara bertahap

Ketidakefektifan Selasa, 09 Desember 2014 Selasa, 09 Desember 2014


koping individu 15.30 WIB 16.00 WIB
Mendiskusikan dengan pasien tentang: S : Pasien mengatakan “tidak punya” ketika ditanya mempunyai
Cara-cara yang dapat dilakukan dalam mengatasi perasaan teman dekat tidak, pasien mengatakan tidak pernah bercerita dengan
dan masalah. orang atau sahabat saat mempunyai masalah, pasien mengatakan
Koping yang pernah dipakai setuju jika ada masalah bercerita dengan lainnya,
Alternatif koping yang tepat bagi pasien O : Pasien terlihat lebih akrab dengan mahasiswa dari pertemuan
sebelumnya, pasien terlihat belum mau untuk berdidkusi banyak
mengenai apa yang dialami dan cara mengatasinya
A : Pasien dapat mengungkapkan cara-cara yang dapat dilakukan
dalam mengatasi perasaan dan masalah, mengidentifikasi koping
yang pernah dipakai, menyebutkan alternatif koping yang tepat bagi
pasien

25
P : N : Anjurkan pasien untuk mempraktekkan apa yang sudah
disepakati bersama dalam menghadapi sebuah masalah
K : Bercerita kepada teman satu bangsal atau perawat mengenai
masalahnya
Isolasi sosial Senin , 08 Desember 2014 Senin , 08 Desember 2014
08.00 WIB 08.30 WIB
Mengikutsertakan dan memotivasi pasien mengikuti TAK: S : Pasien mengatakan “Di rumah sering melakukan apa“ kepada
Sosialisasi sesi 3 pasien di sebelahnya
O : Pasien mengangguk ketika diminta ikut TAKS sesi 3, pasien
kooperatif, pasien mengikuti TAKS sesi 3 hingga selesai, pasien
berperan aktif walaupun dengan sedikit dorongan dan bantuan untuk
berbicara
A : Pasien dapat melaksanakan hubungan sosial secara bertahap
dengan pasien lain dan kelompok
P : N : Ikut sertakan serta motivasi pasien mengikuti semua sesi
TAKS
K : Mengikuti semua sesi TAK

Isolasi sosial Rabu, 10 Desember 2014 Rabu, 10 Desember 2014


10.30 WIB 11.00 WIB

26
Menjelaskan jenis obat yang diminum oleh pasien, kegunaan S : Pasien mengatakan paham tentang kerugian jika tidak minum
serta efek sampingnya obat, pasien mengatakan lupa ketika ditanya efek samping obat
Mendiskusikan kerugiannya jika berhenti minum obat secara umum, pasien mengatakan lupa obat apa yang harus diminum
Menjelaskan pinsip-prinsip minum obat O : Pasien kurang antusias ketika dijelaskan, pasien masih terlihat
pasif ketika berinteraksi dengan mahasiswa, pasien belum mampu
menjelaskan kembali mengenai 5 benar obat
A : Pasien mendemonstrasikan penggunaan obat dengan benar dan
dapat mengerti akibat berhenti minum obat tanpa konsultasi dokter
P : N : Kelola pemberian obat pasien
K : Meminum obat secara mandiri dan sadar diri
ketidafefektifan Rabu, 10 Desember 2014 Rabu, 10 Desember 2014
koping individu 13.00 WIB 14.00 WIB
Memotivasi pasien untuk mengungkapkan perasaan dan S : Pasien mengatakan tidak ada yang ingin diceritakan, pasien
pikirannya saat ini mengatakan tidak mau bercerita, pasien mengatakan perasaannya
senang tidak ada masalah.
O : Pasien masih terlihat tertutup belum ingin bercerita
A : Pasien belum mampu mengungkapkan perasaanya secara bebas
P : N : Motivasi ulang untuk bercerita tentang apa yang dialaminya
K : Mengungkapkan perasaanya secara bebas

27
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Isolasi sosial adalah keadaan dimana seseorang individu mengalami penurunan
atau bahkan sama sekali tidak mampu berinteraksi dengan orang lain disekitarnya.
Pasien mungkin merasa ditolak, tidak diterima, kesepian, dan tidak mampu membina
hubungan yang berarti dengan orang lain (Purba, dkk. 2008).

B. Saran
Sebagai seorang perawat kita harus bisa melakukan intervensi pada pasien ODGJ
dengan berbagai masalahnya dengan intervensi yang tepat.Begitu juga dengan
permasalahan fisiologis, kita juga harus melakukan intervensi atau terapi pada pasien
ODGJ

28
DAFTAR PUSTAKA

Kemenkes Ri. 2013. Riset Kesehatan Dasar; RISKESDAS. Jakarta: Balitbang Kemenkes
Ri
Dermawan D Dan Rusdi. 2013. Keperawatan Jiwa; Konsep dan Kerangka Kerja Asuhan
Keperawatan Jiwa. Yogyakarta: Gosyen Publishing
Fitria, Nita. 2009. Prinsip Dasar dan Aplikasi Penulisan Laporan Pendahuluan dan
Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan (LP dan SP). Jakarta: Salemba
Medika
Herman, Ade. 2011. Buku Ajar Asuhan Keperawatan Jiwa. Yogyakarta: Nuha Medika
Keliat, B.A, dkk. 2011. Keperawatan Kesehatan Jiwa Komunitas: CMHM (Basik
Course). Jakarta: EGC
Keliat, B.A, dkk. 2005. Proses Keperawatan Kesehatan Jiwa. Jakarta: EGC Kusumawati
F dan Hartono Y. 2010. Buku Ajar Keperawatan Jiwa. Jakarta: Salemba Medika

29

Anda mungkin juga menyukai