Anda di halaman 1dari 16

Penerapan

Beberapa Aspek
Ejaan Bahasa
Indonesia
Kelompok 2
Ni Putu Agek Satya Ayuprawerthi 2007341035
Ni Putu Mega Krisna Dewi 2007341036
Yohana T.A Simangungsong 2007341037
Ayu Isfani Nadya Kusuma 2007341038
Pengertian Ejaan
Ejaan bahasa Indonesia adalah keseluruhan peraturan yang
melambangkan bunyi ujaran dan bagaimana antarhubungan
lambang-lambang bahasa Indonesia dalam bentuk tulisan.
Dengan demikian, ejaan bahasa Indonesia meliputi pemakaian
huruf (huruf kapital dan huruf miring), penulisan kata, penulisan
unsur serapan, dan pemakaian tanda baca.
Penulisan Huruf, Unsur Serapan,
dan Tanda Baca

01 Pemakaian huruf kapital


dan huruf miring
02 Penulisan kata

03 Penulisan unsur
serapan 04 Pemakaian tanda
baca.
Pemakaian Huruf
Kapital
Pemakaian huruf kapital dan huruf miring dalam
penulisan karya ilmiah sering menyimpang dari
kaidah-kaidah ejaan. Pengapitalan dan pemiringan
huruf sering dilakukan karena huruf awal kata
dianggap penting.

Contoh :
1) Penambahan Program Studi di Universitas
dilakukan untuk ...
2) Sebagai calon terpilih Gubernur dan Wakil
Gubernur mereka ...
Pemakaian Huruf Miring
Pencetak miringan kata-kata tertentu tidak dilakukan
sebagaimana aturan yang ada, tetapi malah diganti dengan
pemakaian tanda petik ganda, seperti kata “ngayahang” dan
“Kalangwan : Sastra Jawa Kuna Selayang Pandang.”
Cara penulisan kata-kata semacam itu jelas tidak sesuai
dengan aturan ejaan bahasa Indonesia. Kata “ngayahang”
dan “Kalangwan : Sastra Jawa Kuna Selayang Pandang”
seharusnya dicetak miring.
1) ... adanya beban kewajiban dalam ngayahang ...
2) ... dalam bukunya Kalangwan: Sastra Jawa Kuna Selayang
Pandang...
Penulisan Kata Depan (di, ke) dan
Awalan (di-, ke-)
Penulisan kata yang perlu mendapat perhatian dalam karya ilmiah adalah
kemampuan membedakan antara kata depan (di, ke) dan awalan (di-, ke-). Penulisan
kata depan (di, ke) sering dipersoalkan dalam penulisan karya ilmiah karena sering
disamakan dengan penulisan awalan (di-, ke-).
Penulisan kata depan di sering dipertukarkan penulisannya dengan di sebagai
prefiks, misalnya : di sebelah sering ditulis disebelah, sedangkan dikontrakkan sering
ditulis di kontrakkan. penulisan kata depan ke dengan bentuk dasar yang mengandung
ke, misalnya : ke luar (‘ke tempat luar’) keluar (‘pergi ke luar’), dan penulisan kata
depan di luar dengan diluar.
Untuk mengetahui bahwa bentuk di sebagai kata depan, bentukan itu dapat
dipasangkan dengan kata depan ke atau kata depan dari, misalnya :
1) di samping ke samping dari samping
2) di sini ke sini dari sini
Penulisan Partikel
Dalam Pedoman Umum Ejaan disebutkan bahwa terdapat partikel -
lah, -tah, -kah, dan -pun yang ditulis serangkai dengan kata yang
mendahuluinya, misalnya : tulislah, mungkinkah, apatah, dan
walaupun.
Penulisan partikel -lah, -kah, dan –tah tidak ditemukan kesalahan
dalam Bahasa Indonesia 52 penulisannya, tetapi penulisan partikel –
pun sering mengalami kesalahan, misalnya :
1) sekalipun atau sekali pun
2) apapun atau apa pun
3) ataupun atau atau pun.
Penulisan Singkatan
dan Akronim
Kaidah penulisan singkatan meliputi singkatan nama orang, nama
gelar, jabatan atau pangkat yang diikuti dengan tanda titik,
misalnya :
Moh. Yamin, Dr. A. A. Putu Putra, M.Hum., Kol. Soeharto, Sdr. I
Made Buda, Bpk. I Wayan Subawa.
Akronim
Kaidah penulisan akronim meliputi :

1) akronim nama diri yang berupa gabungan huruf awal dari deret kata yang ditulis

seluruhnya dengan huruf kapital, misalnya : ABRI, IKIP, PASI;

2) akronim nama diri yang berupa gabungan suku kata atau gabungan huruf dan

suku kata dari deret kata ditulis dengan huruf kapital pada huruf awalnya,

misalnya : Unud, Akabri, Bappenas, Kowani;

3) akronim yang bukan nama diri yang berupa gabungan huruf, suku kata, ataupun

gabungan huruf dan suku kata dari deret kata seluruhnya, ditulis dengan huruf

kecil, misalnya : pemilu, rapim, tilang.


Penulisan Angka dan
Lambang Bilangan
a) Penulisan angka yang digunakan untuk menyatakan Bahasa Indonesia 54
ukuran panjang, luas, isi, satuan waktu, nilai uang, dan kuantitas, misalnya : 1 cm,
5 kg, 15 l, pukul 17.30, 2.000 rupiah, Rp5.000,00, dan 25 orang.
b) Penulisan angka yang menunjukkan bilangan utuh yang besar dapat dieja
sebagian supaya lebih mudah dibaca, misalnya : 300 juta, 500 juta.
c) Penulisan bilangan tingkat dapat dilakukan dengan cara berikut, misalnya : Bab
I, Bab kesatu, Bab ke-1, abad 21, abad kedua puluh satu, Abad ke-21.
Pemakaian Tanda Baca
Tanda Titik [.] Tanda Koma [,]
Tanda titik dipakai di belakang angka atau Tanda koma dipakai di antara
huruf dalam suatu bagan, ikhtisar, atau daftar, unsur-unsur dalam suatu rincian
misalnya : 2. Pokok-Pokok Ejaan Bahasa atau pembilangan, misalnya: Ibu
Indonesia membeli sayur, daging, dan tahu.
2.1 Pemakaian Huruf

Tanda Titik Dua [:]


Tanda titik dua [:] dipakai pada akhir suatu pernyataan lengkap jika diikuti
rangkaian atau pemerian; dipakai sesudah kata atau ungkapan yang
memerlukan pemerian; dapat dipakai dalam teks drama sesudah kata yang
menunjukkan pelaku dalam percakapan, misalnya :
Ibu membeli perabotan rumah tangga: mesin cuci, kulkas, dan kompor gas.
Tanda Hubung (-)
1) Tanda hubung dipakai untuk menyambung unsur kata
ulang. Misalnya: berulang-ulang kemerah-merahan
2) Tanda hubung dipakai untuk menyambung tanggal,
bulan, dan tahun yang dinyatakan dengan angka,
misalnya : 11-11-2020 12-12-2020

Tanda Pisah [--]


Tanda pisah membatasi penyisipan kata atau kalimat yang memberi
penjelasan di luar bangun kalimat dan menegaskan adanya keterangan
aposisi atau keterangan yang lain sehingga kalimat menjadi lebih jelas,
misalnya :
Kemerdekaan bangsa ini—saya yakin akan tercapai— diperjuangkan oleh
bangsa itu sendiri.
Tanda Petik
Ganda [”...”]
Tanda petik ganda dipakai untuk mengapit petikan langsung yang berasal dari
pembicaraan dalam naskah atau bahan tertulis lain atau kata yang mempunyai
arti khusus, misalnya :
”Saya belum siap,” kata Ucca, ”tunggu sebentar.”

Tanda Petik
Tunggal [’...’]
Tanda petik tunggal dipakai untuk mengapit petikan yang tersusun di
dalam petikan lain dan dipakai untuk mengapit makna, terjemahan,
atau penjelasan kata atau ungkapan asing, misalnya : ”Ibu, `Bapak
pulang,` dan rasa letihku lenyak seketika,” ujar Ucca.
Tanda garis (/)
Ada hal yang perlu diuraikan tentang aturan pemakaian garis miring
(/). Aturan tersebut dijelaskan, seperti berikut.
(1) Tanda garis miring dipakai dalam nomor surat, nomor pada
alamat, dan penandaan masa satu tahun yang terbagi dalam dua
tahun takwim atau tahun ajaran, misalnya : Nomor:
10/PS/VII/2016 Tahun ajaran 2020/2021
(2) Tanda garis miring dipakai sebagai pengganti kata: dan, atau, dan
setiap, misalnya : dikirimkan lewat darat/laut buku dan/atau
majalah harganya Rp10.000,00/lembar
THANKYOU

Anda mungkin juga menyukai