Anda di halaman 1dari 6

PERSEPSI

PENGERTIAN

• Persepsi atau tangapan adalah proses mental yang terjadi pada diri manusia yang
akan menunjukkan bagaimana kita melihat, mendengar, merasakan, memberi,
serta meraba ( kerja indra) di sekitar kita.

• Willam James mengatakan, Persepsi adalah suatu pengalaman yang terbentuk


berupa data- data yang didapat melalui indra, hasil pengolahan otak dan ingatan.
Dikatakan selanjutnya: persepsi dihayati melalaui ilusi atau mispersepsi, atau trick
atau tipuan dan juga bukan salah tanggapan.

• Proses terjadinya Persepsi


1. Adanya obyek atau stimulus
2. Di tangkap panca indra
3. Di bawa ke otak atau pusat saraf
4. Berupa persepsi rangsangan, pengalaman atau respon

GANGGUAN PERSEPSI

Gangguan persepsi meliputi :

Ilusi
Halusinasi
Delusi
Osilasi
Stereotipy

PENGERTIAN HALUSINASI

Merupakan gangguan penyerapan tanpa adanya rangsang apapun pada seseorang klien
yang terjadi dalam keadaan sadar atau terbangun yang mana dasarnya mungkin organic,
psikotik, fungsional ataupun histerik (W.F. Maramis)

PROSES HALUSINASI
• Halusinasi merupakan reaksi terhadap stress dan usaha dari alam tak sadar untuk
melindungi egonya atau pernyataan simbolik dari gangguan psikotik individu.
Halusinasi adalah gejala skunder dari Schizofrenia.
• Klien dengan diagnosa Schizofrenia 70% mengalami halusinasi dan 20%
mengalami campuran halusinasi pendengaran dan halusinasi penglihatan (Stuart
& Sundeen, 1995).
KARAKTERISTIK HALUSINASI
• Karakterisitik dari halusinasi pendengaran menurut Stuart dan Laraia (2001),
adalah mendengar suara-suara kebisingan, paling sering suara orang.
• Suara berbentuk kebisingan yang kurang jelas sampai kata-kata yang jelas
berbicara tentang klien, bahkan sampai ke percakapan lengkap antara dua orang
atau lebih tentang orang yang mengalami halusinasi .

TANDA & GEJALA HALUSINASI


• Menarik diri
·      Bicara, tersenyum dan tertawa sendiri
·      Pembicaraan lancar kadang tidak masuk akal
·      Klien berjalan mondar mandir
·      Tidak dapat memusatkan perhatian
·      Merusak diri sendiri, orang lain dan lingkungan
·      Ketakutan dan kebingungan
·      Merasa diasingkan dan diremehkan orang lain
·      Tiba-tiba gelisah dan marah-marah
·      Menyalahkan diri sendiri dan orang lain
·      Pikiran cepat berubah-ubah
·      Tidak mampu melakukan perawatan diri sendiri,
• misalnya : mandi, ganti pakaian, gosok gigi.
·      Nada suara tinggi.

Penyebab halusinasi pendengaran :


• (a) Gangguan mental organik
• (b)   waham
• (c) Keadaan afek seseorang
• (d)   Panik menarik diri

KONTRIBUSI HALUSINASI

1. Faktor predisposisi

a. Faktor genetis
Secara genetic schizophrenia diturunkan melalui kromosom-kromosom tertentu.
Diduga letak gen schizophrenia pada kromosom 6, dengan kontribusi genetic tambahan
nomor 4, 8, 15 dan 22.

b. Faktor neurobiology
Ditemukan korteks prefrontal dan korteks limbic pada schizofenia tidak pernah
berkembang penuh, penurunan volume dan fungsi otak yang abnormal, neurotransmitter
juga tidak normal, khususnya dopamine, serotonin, glutamate.

c. Studi neurotransmitter
Adanya ketidakseimbangan dopamine berlebihan dibandingkan dengan serotonin.
d. Teori virus
Paparan virus influenza pada trimester ketiga kehamilan dapat menjadi faktor
predisposisi schizophrenia.

e. Psikologis
Predisposisi schizophrenia; anak diperlakukan oleh ibu pencemas, terlalu melindungi,
dingin, dan tidak berperasaan, sementara ibu mengambil jarak dengan anaknya.

Faktor presipitasi

a. Berlebihnya proses informasi pada system saraf yang menerima dan memproses
informasi di thalamus dan frontal otak.

b. Mekanisme penghantar listrik di saraf terganggu.

c. Gejala pemicu seperti : kondisi kesehatan, lingkungan, sikap dan perilaku.

POHON MASALAH

Resiko tinggi kekerasan :  Efek

Mencederai diri sendiri, orang lain dan lingkungan


 

perubahan sensori persepsi :  Core Problem


Halusinasi dengar
 

Isolasi sosial :  Causa


Menarik diri

Gangguan konsep diri :


Harga diri rendah
Masalah keperawatan

1. Resiko mencederai diri sendiri, orang lain dan lingkungan


DS : Klien mengatakan ingin marah bila mendengar suara-suara
Klien mengatakan takut dengan apa yang dilihatnya
DO : Klien bicara sendiri
Klien merusak diri sendiri
Klien gelisah dan merasa ketakutan
Muka merah
Sering memaksakan kehendak
Menyalahkan diri sendiri
Nada suara tinggi

2. Perubahan sensori persepsi :


halusinasi dengar
DS : Klien mengatakan mendengar suara bisikan
DO : Klien sering bicara, tersenyum dan tertawa sendiri
Ekspresi wajah tegang
Tidak dapat memusatkan perhatian
Bibir komat kamit

3. Isolasi social : menarik diri


DS: Klien mengatakan tidak cocok dengan orang lain
Klien tidak mau bergaul dengan orang lain
Klien mengatakan apa yang mau diomongkan
DO: Klien sering menyendiri
Bicara klien lambat
Klien berbicara sambil menunduk

MASALAH KEPERAWATAN

1. Resiko mencederai diri sendiri, orang lain dan lingkungan b.d halusinasi dengar
2. Perubahan sensori persepsi : halusinasi dengar b.d menarik diri
3. Isolasi sosial : menarik diri b.d harga diri rendah

STRATEGI PELAKSANAAN HALUSINASI


1. Diagnosa : Resiko mencederai diri sendiri, orang lain dan lingkungan
berhubungan dengan halusinasi dengar.
2. TUM : Klien dapat mengendalikan diri sendiri sehingga tidak mencederai
diri, orang lain dan lingkungan

TUK I : Klien dapat membina hubungan saling percaya


Ciptakan lingkungan yang hangat dan tenang
Bicarakan dengan klien secara jelas, singkat, padat sehingga topic yang akan dibicarakan
mudah diterima
Bina hubungan saling percaya dengan menggunakan teknik prinsip komunikasi
terapeutik
Jelaskan tujuan interaksi
Perhatikan dengan cermat ungkapan klien dengan empati
Ajak klien membicarakan hal-hal nyata yang ada di lingkungan

TUK II : Klien dapat memanfaatkan obat dengan baik untuk mengendalikan


halusinasinya
 Diskusikan dengan klien dan keluarga tentang dosis, frekuensi dan manfaat obat
 Anjurkan klien meminta sendiri obat pada perawat dan merasakan manfaatnya
 Anjurkan klien bicara dengan dokter tentang efek dan efek samping obat yang
dirasakan
 Diskusikan akibat berhenti minum obat tanpa konsultasi dengan dokter
 Bantu klien menggunakan obat dengan prinsip 5 benar (benar klien, benar obat,
benar dosis, benar cara, benar waktu)

TUK III :
1. Klien dapat mengenal halusinasinya
 Lakukan kontak sering dan singkat
 Observasi tingkah laku klien terkait dengan halusinasinya
 Bantu klien untuk mengenal halusinasinya
(ISI, WAKTU, FREKUENSI, PERASAAN)
 Diskusikan dengan klien tentang situasi yang menimbulkan atau tidak
menimbulkan halusinasi
 Diskusikan dengan klien apa yang dirasakan jika terjadi halusinasi

2. Klien dapat mengontrol halusinasinya


 Identifikasi bersama klien tindakan yang dilakukan jika terjadi halusinasi
 Diskusikan cara yang digunakan klien, bila bermanfaat beri pujian
 Diskusikan cara baru untuk mengontrol halusinasinya
(a) Katakan “ Saya tidak mau dengar kamu”
(b) Menemui orang lain untuk bercakap-cakap jika halusinasi terdengar

TUK IV : Klien dapat dukungan keluarga dalam mengontrol halusinasinya

 Anjurkan klien memberi tahu keluarga dalam mengontrol halusinasinya


 Diskusikan dengan keluarga : gejala halusinasi, cara yang dilakukan klien dan
keluarga untuk memutus halusinasi, cara merawat anggota keluarga yang
halusinasi di rumah, beri kegiatan jangan biarkan bicara sendiri, makan bersama,
bepergian bersama

TUK V : memodifikasi lingkungan masyarakat terkait image terhadap kondisi kesehatan


jiwa klien
 Diskusikan dengan keluarga dan masyarakat sekitar klien tentang kondisi
kesehatan jiwa klien
 Anjurkan keluarga dan masyarakat tetap bersosialisasi dengan klien tanpa
mengucilkannya
 Diskusikan pentingnya memodifikasi lingkungan terhadap benda, orang dan
lainnya yang memungkinkan memicu kekambuhan klien

Anda mungkin juga menyukai