Anda di halaman 1dari 30

“UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN

METODE DISKUSI MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR POKOK


BAHASAN STRUKTUR DAN FUNGSI DAUN PADA TUMBUHAN
DALAM PELAJARAN IPA DI KELAS IVB di SD NEGERI 6
MERAK BATIN TAHUN PELAJARAN 2019/2020”

TAHRIR AFANDI
NIM :856960605
Tahriraffandi@gmail.com

Abstrak

Hasil belajar siswa pada materi IPA masih rendah. Rata-rata ulangan


harian siswa kelas IV masih kurang dari kriteria ideal ketuntasan  yang
diberlakukan di SD Negeri 6 Merak Batin yaitu 85% siswa atau lebih memperoleh
nilai 65 atau lebih. Hal ini disebabkan siswa kurang menyadari pentingnya
memahami dan menguasai materi yang telah disampaikan, dan juga dalam
mengajar guru hanya menyampaikan materi dan siswa mendengarkan, mencatat,
dan mengerjakan latihan soal. Berdasarkan masalah diatas, Bagaimanakah
Meningkatkan Hasil Belajar Siswa dengan Metode Diskusi menggunakan Media
Gambar Pokok bahasan Struktur dan Fungsi Bagian Tumbuhan Pada Pelajaran
IPA di Kelas IVB di SD Negeri 6 Merak Batin. Subjek penelitian adalah siswa
siswa kelas IV (empat) B tahun pelajaran 2019/2020 berjumlah 23 siswa dengan
12 laki-laki dan 11 perempuan. Prosedur penelitian yang dilakukan berupa
perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi/pengamatan, evaluasi-refleksi yang
bersifat daur ulang atau siklus. Berdasarkan hasil perbaikan pembelajaran, Hasil
evaluasi Siklus I. Penguasaan siswa terhadap materi pembelajaran dalam proses
belajar mengajar, penguasaan siswa terhadap materi pembelajaran pun masih
tergolong kurang. Dengan memberikan motivasi, arahan, dan bimbingan yang
intensif kepada siswa, terutama saat siswa mengalami kesulitan, maka ketuntasan
belajar IPA siswa secara klasikal meningkat dari 55%  pada siklus I menjadi
81,66% pada siklus 2 meningkat menjadi 88,85%. Jadi penerapan metode diskusi
menggunakan media gambar dapat meningkatkan hasil belajar dan aktivitas siswa
mengenai Struktur dan Fungsi Daun pada Tumbuhan dalam pelajaran IPA di
Kelas IVB di SD Negeri 6 Merak Batin.

Kata Kunci: Hasil Belajar, Metode Diskusi, Media Gambar, Pembelajaran IPA

A. PENDAHULUAN
1. Latar Belakang Masalah
Dalam perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi menuntut
peningkatan kualitas pendidikan. Dalam kaitannya dengan ilmu pengetahuan dan
teknologi peranan IPA sangat membantu. IPA berfungsi sebagai dasar untuk
mempelajari materi pelajaran yang lain, dan IPA sebagai salah satu cabang ilmu
adalah merupakan tujuan sebuah peradaban manusia yang memegang peranan
penting dalam kehidupan dan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Penanaman konsep awal pada siswa merupakan hal utama yang harus
dilakukan oleh seorang guru karena hal itu menjadi modal bagi siswa untuk
mempelajari materi selanjutnya. Untuk itu, dalam belajar IPA siswa harus banyak
berlatih mengejakan soal agar lebih memahami konsep-konsep yang ada sehingga
dapat mencapai hasil yang diharapkan.
Guru dalam mengajarkan IPA perlu memiliki strategi pembelajaran yang
tepat. Selain itu agar pelajaran IPA dapat diserap baik oleh siswa maka seorang
guru  perlu menerapkan salah satu model atau metode pembelajaran yang
dipandang tepat  untuk mengatasi masalah yang ada dalam pembelajaran di
sekolah, dan juga seorang guru dapat membuat program pembelajaran dengan
memanfaatkan media pembelajaran yang tepat sehingga diharapkan dapat
meningkatkan hasil pembelajaran. Dalam dunia pendidikan, pengajaran yang
efektif adalah pengajaran yang  menyediakan kesempatan belajar sendiri atau
melakukan aktivitas sendiri. Kalaulah dalam pengajaran tradisional asas aktivitas
juga dilaksanakan namun aktivitas tersebut bersifat semu (aktivitas semu).
Pengajaran modern tidak menolak seluruhnya pendapat tersebut namun lebih
menitikberatkan pada asas aktivitas sejati.
2. Identifikasi Masalah
Kegiatan pembelajaran dirancang untuk memberikan pengalaman belajar
yang melibatkan proses mental dan fisik melalui interaksi antar siswa, siswa
dengan guru dan lingkungan dan sumber belajar lainnya dalam rangka pencapaian
kompetensi dasar.
Pengalaman belajar yang dimaksud dapat terwujud melalui penggunaan
pendekatan pembelajaran yang bervariasi dan berpusat pada siswa. Pengalaman
belajar memuat kecakapan hidup yang perlu dikuasai oleh siswa, (siswa) belajar
sambil bekerja. Dengan bekerja mereka akan memperoleh pengetahuan,
pemahaman, dan aspek tingkah laku lainnya, serta dapat mengembangkan
keterampilan hidup yang bermakna dilingkungan masyarakat. Menurut informasi
guru IPA SD Negeri 6 Merak Batin, hasil belajar siswa pada materi IPA masih
rendah. Rata-rata Menurut Wardani, et.al. (2011 : 8.30) kriteria ideal ketuntasan
untuk masing-masing indikator adalah 75%.nilai ulangan harian siswa kelas IV
tahun pelajaran 2019/2020 masih kurang dari kriteria ideal ketuntasan untuk
masing-masing indikator berdasarkan KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan
Pelajaran) yang diberlakukan di SD 6 Merak Batin. yaitu 85% siswa atau lebih
harus memperoleh nilai 75 atau lebih. Hal ini disebabkan siswa kurang menyadari
pentingnya memahami dan menguasai materi yang telah disampaikan, dan juga
dalam mengajar guru hanya menyampaikan materi dan siswa mendengarkan,
mencatat, dan mengerjakan latihan soal.

3. Analisis Pemecahan Masalah


Hal-hal yang secara mendasar melatarbelakangi penelitian diantaranya
guru dalam mengajarkan IPA kepada siswa masih menggunakan metode
ekspositori yaitu guru hanya menyampaikan materi dan siswa mendengarkan,
mencatat, dan mengerjakan latihan soal. Padahal dalam pembelajaran aktif siswa
dipandang sebagai subjek bukan sebagai objek. Disamping itu siswa ikut
berpartisipasi, ikut mencoba  dan melakukan atau mempraktekkan sendiri apa
yang dipelajari. IPA diajarkan di SD Negeri 6 Merak Batin dengan maksud agar
siswa mampu berpikir logis, kritis, bersikap mandiri dan berwawasan
luas. Namun pada kenyataannya siswa menganggap IPA sebagai pelajaran yang
sulit dipahami dan membosankan. Oleh sebab itulah siswa kurang memperhatikan
penjelasan guru di kelas dan enggan mengerjakan PR yang ditugaskan guru.
Selain itu, input siswa di SD Negeri 6 Merak Batin  tergolong rendah sehingga
hal ini juga berpengaruh terhadap kualitas siswa dalam  meningkatkan mutu
sekolah secara umum.

4. Prioritas Pemecahan Masalah


Beberapa masalah yang ada dan tidak mudah untuk segera dicari
solusinya antara lain dari aspek kognitif yaitu penalaran sebagian besar siswa di
SD Negeri 6 Merak Batin masih rendah. Mereka kurang kritis, pola berpikirnya
kurang logis, dan kesadaran belajarnya masih amat rendah. Kebanyakan
siswa sulit memahami konsep-konsep dan prinsip-prinsip IPA yang siajarkan oleh
gurunya. Jika mereka sudah memahaminya, mudah sekali mereka lupa, padahal
konsep-konsep dan prinsip-prinsip yang akan diberikan terdapat keterkaitan
dengan konsep-konsep dan  prinsip-prinsip sebelumnya.
Sedangkan dari aspek sikap dan kepribadian siswa, secara psikologis
umur siswa SD memasuki masa fase berpikir konkrit sehingga sebagian dari
mereka Menunjukan sikap buruk atau yang sering kita sebut kenakalan
anak. Hal ini berpengaruh pada proses pembelajaran khususnya IPA sehingga
mata pelajaran yang tergolong sulit ini mengalami hambatan untuk dipahami
apalagi dikuasai oleh siswa.
Pada dasarnya, guru mapel IPA di SD Negeri 6 Merak Batin sudah
mengupayakan perbaikan dalam proses pembelajaran akan tetapi hasil yang
diperoleh masih belum optimal. Untuk mengatasi masalah tersebut, penulis
mengambil langkah yaitu dengan  memperbaharui metode pembelajaran IPA,
metode yang melibatkan keaktifan siswa secara fisik dan emosional.
Kegiatan interaksi belajar IPA juga harus selalu ditingkatkan, baik efektifitasnya
dan efisiensinya. Dengan banyaknya kegiatan pendidikan disekolah, dalam usaha
meningkatkan mutu dan frekuensi isi pelajaran, maka sangat menyita waktu siswa
untuk melaksanakan kegiatan belajar mengajar tersebut. Untuk mengatasi
kegiatan tersebut guru perlu memberikan tugas-tugas untuk diskusi dengan
menggunakan media gambar sebagai selingan untuk variasi metode penyajian.
Metode diskusi  merupakan penyajian pelajaran yang menghadapkan anak
didik pada suatu masalah berupa pernyataan dan pertanyaan yang bersifat
problematik untuk dibahas dan dipecahkan bersama (Hamid, 2013: 85). Selain itu
siswa juga dapat lebih aktif dalam pembelajaran yaitu melalui diskusi dan tanya
jawab sebagai bentuk pertanggungjawaban terhadap tugas yang telah selesai
dikerjakan sebelumnya.
Untuk itulah peneliti berkeinginan mengadakan penelitian tindakan kelas
di kelas IVB dengan materi Pokok Bahasan “Struktur dan Fungsi Daun pada
Bagian Tumbuhan dalam Pelajaran IPA di Kelas IVB di SD Negeri 6 Merak
Batin”, dengan tujuan agar aktivitas dan hasil belajar siswa meningkat, paling
tidak aktivitas dan hasil belajar siswa kelas IVB lebih baik. Oleh karena itu, judul
penelitian yang dipilih yaitu: “Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa dengan
Metode Diskusi menggunakan Media Gambar Pokok Bahasan Struktur dan
Fungsi Daun pada Bagian Tumbuhan dalam Pelajaran IPA di Kelas IVB di SD
Negeri 6 Merak Batin”.
5. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dirumuskan masalah
penelitian sebagai berikut. Bagaimanakah Meningkatkan Hasil Belajar Siswa
dengan Metode Diskusi menggunakan Media Gambar Pokok Bahasan Struktur
dan Fungsi Daun pada Bagian Tumbuhan dalam Pelajaran IPA di Kelas IVB di
SD Negeri 6 Merak Batin?
6. Tujuan Penelitian Perbaikan Pembelajaran
Seperti halnya seperti penelitian yang telah dilakukan oleh aktivis
akademis dalam dunia pendidikan seperti yohanes sigit pranata yang meneliti
tentang “pengembangan media pembelajaran IPA di SD materi bagian luar
tumbuhan dan fungsinya” dan Izza Hilyati meneliti tentang “pengembangan bahan
ajar ipa materi fotosintesis menggunakan CAI (computer assisted instrucsion).
Adapun Tujuan penelitian tindakan kelas ini adalah untuk menganalisis :
1. Meningkatkan Hasil Belajar Siswa dengan Metode Diskusi menggunakan
Media Gambar Pokok Bahasan Struktur dan Fungsi Daun pada Bagian
Tumbuhan dalam Pelajaran IPA di Kelas IVB di SD Negeri 6 Merak Batin.
2. Meningkatkan Aktivitas Siswa denga Metode Diskusi menggunakan Media
Gambar Pokok Bahasan Struktur dan Fungsi Daun pada Bagian Tumbuhan
dalam Pelajaran IPA di Kelas IVB di SD Negeri 6 Merak Batin.
7. Manfaat Penelitian Perbaikan Pembelajaran
Adapun manfaat penelitian Perbaikan Pembelajaran ini adalah sebagai berikut:
1. Bagi Siswa
a. Siswa dapat belajar lebih baik dan dapat memahami materi IPA secara
Mandiri,
b. Meningkatkan aktivitas pembelajaran siswa sekaligus sebagai motivasi
bagi siswa sehingga proses pembelajaran lebih menarik dan
menyenangkan.
2. Bagi Guru
a. Guru semakin  berpengalaman dalam menentukan metode yang tepat
untuk memperbaiki dan meningkatkan efektifitas pembelajaran.
b. Guru dapat menerapkan metode dan media pembelajaran yang efektif
untuk meningkatkan aktivitas pembelajaran dan prestasi belajar siswa.
3. Bagi Sekolah
a. Dengan adanya informasi yang diperoleh sehingga dapat dijadikan
sebagai bahan kajian bersama agar dapat meningkatkan mutu dan
kualitas sekolah .
b. Meningkatnya kualitas pembelajaran (KBM) yang dilaksanakan di SD
Negeri 6 Merak Batin.

B. Kajian Pustaka
1. Hasil Belajar
Pembelajaran yang dilakukan diarahkan kepada tujuan yaitu pencapaian
kompetensi siswa atau yang lebih dikenal dengan hasil belajar. Kemp (1994)
menyatakan bahwa : Hasil belajar akan terlihat dengan adanya tingkah laku baru
pada tingkat kemampuan yaitu dapat dilihat dari dua jenis yaitu behavior dan
performance yakni dua istilah yang diamati oleh orang lain.

Sedangkan Djamarah (1990) menyatakan : Hasil belajar adalah hasil


penelitian tentang kemampuan setelah melakukan aktivitas belajar atau
merupakan akibat dari kegiatan belajar. Penilaian pendidikan tersebut biasanya
dilakukan setelah diberikan tes hasil belajar pada setiap akhir satuan
pembelajaran, pertengahan semester atau pada akhir semester. Menurut Gagne
(1993) bahwa belajar merupakan kegiatan kompleks menghasilkan pengetahuan,
keterampilan, dan sikap. Pengetahuan membentuk informasi yang tersimpan
dalam pikiran, sedangkan keterampilan adalah suatu tindakan atau tingkah laku
yang mampu diperlihatkan seseorang sebagai tanda bahwa orang tersebut
memilikinya. Sikap adalah kemampuan menerima atau menolak objek
berdasarkan penilaian terhadap objek tersebut.

Berdasarkan teori-teori di atas, dapat disimpulkan bahwa hasil belajar


merupakan suatu kemampuan yang dimilki siswa setelah mengikuti proses
pembelajaran, kemudian diberikan serangkaian tes yang dinyatakan dalam angka-
angka atau skor.

Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar

Hasil belajar dan faktor yang mempengaruhinya merupakan dua


komponen yang tidak dapat dipisahkan, untuk mencapai hasil belajar yang baik
perlu diperhatikan berbagai faktor yang dapat mempengaruhinya, sehingga
kegiatan belajar yang dilakukan dapat mencapai hasil yang maksimal. Setiap para
ahli mempunyai pendapat tentang beberapa faktor yang mempengaruhi hasil
belajar. Slameto(1991:16) mengemukakan beberapa faktor yang mempengaruhi
hasil belajar yaitu :

a.  Faktor Intern

Faktor intern adalah faktor yang ada pada diri individu yang sedang
belajar (anak didik) yang terdiri dari  faktor jasmani (meliputi kesehatan dan cacat
tubuh), faktor psikologi (meliputi intelegensi perhatian, minat, bakat motif
kematangan dan kesiapan), dan faktor kelelahan jasmani (meliputi kepenatan
tubuh serta kelelahan rohani seperti stress dan bosan).

b. Faktor Ekstern

Faktor ekstern yaitu faktor yang ada diluar tubuh individu yang sedang
belajar (anak didik) yang terdiri dari faktor keluarga, sekolah, dan masyarakat.

2. Media Pembelajaran

Media adalah sebuah alat yang digunakan dan mempunyai fungsi


menyampaikan pesan, media merupakan alat yan harus ada apabila kita ingin
memudahkan sesuatu dalam pekerjaan. Kata media itu sendiri berasal dari bahasa
Latin yang merupakan bentuk jamak dari kata “medium” yang berarti “pengantar
atau perantara”.
Menurut Ahmadi dan Amri (2010 : 116), media merupakan alat yang
memungkinkan peserta didik untuk mengerti dan memahami sesuatu dengan
mudah dan dapat untuk mengingatnya dalam waktu yang lama dibandingkan
dengan penyampaian materi pelajaran dengan cara tatap muka dan ceramah tanpa
alat bantu.
Media pembelajaran adalah sebuah alat yang berfungsi dan digunakan
untuk menyampaikan pesan pembelajaran (Daryanto, 2010 : 4). Pembelajaran
adalah proses komunikasi antara pembelajar, pengajar, dan bahan ajar.
            Dari pengertian diatas, secara umum dapat dikatakan bahwa substansi dari
media pembelajaran adalah bentuk saluran, yang digunakan untuk menyalurkan
pesan, informasi atau bahan pelajaran kepada penerima pesan atau pembelajar
dapat pula dikatakan  bahwa media pembelajaran adalah berbagai jenis komponen
dalam lingkungan dalam lingkungan pembelajar yang dapat merangsang
pembelajar untuk belajar.
1. Tujuan Media Pembelajaran
Tujuan media pembelajaran sebagai alat bantu pembelajaran, adalah
sebagai berikut :
a. mempermudah proses pembelajaran di kelas
b. meningkatkan efisiensi proses pembelajaran
c. menjaga relevansi antara materi pelajaran dengan tujuan belajar
d. membantu konsentrasi pembelajar dalam proses pembelajaran
2. Manfaat Media Pembelajaran

            Manfaat media pembelajaran sebagai alat bantu dalam proses


pembelajaran adalah sebagai berikut :
a. pengajaran lebih menarik perhatian pembelajar sehingga dapat menumbuhkan
motivasi belajar.
b. bahan pengajaran akan lebih jelas maknanya, sehingga dapat lebih di pahami
pembelajar, serta memungkinkan pembelajar menguasai tujuan pengajaran
dengan baik.
c. metode pembelajaran bervariasi, tidak semata-semata hanya komunikasi
verbal melalui penuturan kata-kata lisan pengajar, pembelajar tidak bosan, dan
pengajar tidak kehabisan tenaga.
d. pembelajar lebih banyak melakukan kegiatan belajar, sebab tidak hanya
mendengarkan penjelasa dari pengajar saja, tetapi juga aktivitas lain yang
dilakukan seperti mengamati, melakukan, mendemonstrasikan dan lain-lainya.
Manfaat Media pembelajaran bagi pengajar, yaitu:
1. memberikan pedoman, arah untuk mencapai tujuan,
2. menjelaskan struktur dan urutan pengajaran dengan baik,
3. memberikan kerangka sistematis secara baik,
4. memudahkan kembali pengajar terhadap materi pembelajaran,
5. membantu kecermatan, ketelitian dalam penyajian dalam pembelajaran,
6. membangkitkan rasa percaya diri seorang pengajar,
7. meningkatkan kualitas pembelajaran.
Manfaat media  pembelajaran bagi pembelajar, yaitu:
1. meningkatkan motivasi belajar pembelajar,
2. memberikan dan meningkatkan variasi belajar pembelajar,
3. memberikan struktur materi pelajaran,
4. memberikan inti informasi pelajaran,
5. merangsang pembelajar untuk berpikir dan beranalisis,
6. menciptakan kondisi dan situasi belajar tanpa tekanan.            
Pada kegiatan pembelajaran ini peneliti menggunakan media gambar
sebagai pedia pembelajaran. Menurut Ahmadi dan Amri (2010 : 115), media
merupakan wahana penyalur informasi belajar atau penyalur pesan. Gambar
adalah segala sesuatu yang diwujudkan secara visual dalam bentuk dua dimensi
sebagai curahan perasaan atau pikiran. Sedangkan dalam Kamus Besar Bahasa
Indonesia, gambar adalah tiruan barang, binatang, tumbuhan dan sebagainya.
3. Pengertian Media Gambar
Menurut Anitah, et.al. (2009 : 6.19), media gambar diam/mati (still
pictures) masuk ke dalam media gambar fotografik. Media gambar sebagimana
halnya media yang lain. Media gambar untuk menyalurkan pesan dari sumber ke
penerima pesan. Saluran yang dipakai menyangkut indera penglihatan. Pesan yang
akan disampikan dituangkan kedalam gambar tentang binatang, manusia, tempat
atau objek lainnyanyang ada kaitannya dengan isi/bahan pembelajaran yang akan
disampaikan kepada siswa.
Secara khusus gambar berfungsi pula untuk menarik perhatian,
memperjelas sajian ide, mengilustrasikan atau menghiasi fakta yang mungkin
cepat akan dilupakan atau diabaikan tidak digambarkan. Gambar termasuk media
yang relatif mudah dijangkau dari segi biayanya.
4. Pertimbangan Pemilihan Media Gambar
Pertimbangan media yang akan digunakan dalam pembelajaran menjadi
pertimbangan utama, karena media yang dipilih harus sesuai dengan:
a. Tujuan pengajaran
b. Bahan pelajaran
c. Metode mengajar
d. Alat yang dibutuhkan
e. Pribadi mengajar
f. Minat dan kemampuan mengajar
g. Situasi pengajaran yang sedang berlangsung
            Keterkaiatan antara  media pembelajaran dengan tujuan, materi, metode,
dan kondisi pembelajar, harus menjadi perhatian dan pertimbangan pengajar
untuk memilih dan menggunakan media dalam proses pembelajaran dikelas,
sehingga media yang digunakan lebih efektif dan efisien untuk mencapai tujuan
pembelajaran. Sebab media pembelajaran tidak dapat berdiri sendiri, tetapi terkait
dan memiliki hubungan secara timbalebalik dengan  empat aspek tersebut.
Dengan demikian, alat-alat, sarana, atau media pembelajaran yang
digunakan harus disesuaikan dengan empat aspek tersebut, untuk mencapai tujuan
pembelajaran secara efektif dan efisien.
5. Peran Media Gambar

         Menurut Daryanto dalam bukunya yang berjudul Strategi dan Tahap


Mengajar (2013:32), media Pembelajaran berfungsi untuk merangsang
pembelajaran dengan:
a. Menghadirkan obyek sebenarnya dan obyek yang langkah
b. Membuat duplikasi dari obyek yang sebenarnya
c. Membuat konsep abstrak ke konsep konkret
d. Memberi kesamaan persepsi
e. Mengatasi hambatan waktu, tempat, jumlah, dan jarak
f. Menyajikan ulang informasi secara konsisten
g. Memberi suasana yang belajar yang tidak tertekan, santai, dan menarik.
Selain fungsi diatas. Anitah, et.al. (2009 : 6.10) mengemukakan fungsi
media pembelajaran yaitu:
a. fungsi atensi berarti media merupakan inti, menarik dan mengarahkan
perhatian pembelajar akan berkosentrasi pada isi pelajaran.
b. fungsi afektif maksudnya media visual dapat dilihat dari tingkat kenikmatan
pembelajar ketika belajar membaca teks bergambar.
c. fungsi kognitif yaitu mengungkapkan bahwa lambang visual memperlancar
pencapaian tujuan dalam memahami dan mendengar informasi
d. fungsi kompensatoris yaitu media memberikan konteks untuk memahami teks
dan membantu pembelajar yang lemah dalam membaca untuk
mengorganisasikan informasi dalam teks dan mengingatnya kembali.
3. Metode Diskusi
Metode berasal dari Bahasa Yunani “Methodos’’ yang berarti cara atau
jalan yang ditempuh. Secara etimologis, metode berasal dari kata 'met' dan 'hodes'
yang berarti melalui. Sedangkan istilah metode adalah jalan atau cara yang harus
ditempuh untuk mencapai suatu tujuan. Sehubungan dengan upaya ilmiah, maka
metode menyangkut masalah cara kerja untuk dapat memahami objek yang
menjadi sasaran ilmu yang bersangkutan. Sehingga 2 hal penting yang terdapat
dalam sebuah metode adalah: cara melakukan sesuatu dan rencana dalam
pelaksanaan.
Metode pembelajaran dapat diartikan sebagai cara yang digunakan untuk
mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam bentuk kegiatan nyata
dan praktis untuk mencapai tujuan pembelajaran (Daryanto, 2013 : 1).
Teori Metode Pembelajaran
1. Menurut Anitah, et.al. (2009: 5.17) metode pembelajaran adalah metode
pembelajaran ialah cara yang dipergunakan guru dalam mengadakan
hubungan dengan siswa pada saat berlangsungnya pengajaran.
2. Menurut Aqib, Zainal (2013: 102) menyatakan, “Metode pembelajaran adalah
cara-cara menyajikan materi pelajaran yang dilakukan oleh pendidik agar
terjadi proses pembelajaran pada diri siswa dalam upaya untuk mencapai
tujuan.
3. Menurt Sunhaji ( 2009 : 37) Metode pembelajaran dapat diartikan sebagai
rencana yang sistematis untuk menyampaikan informasi.
Berdasarkan definisi / pengertian metode pembelajaran yang dikemukakan
tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa metode pembelajaran merupakan suatu
cara atau strategi yang dilakukan oleh seorang guru agar terjadi proses belajar
pada diri siswa untuk mencapai tujuan.
Pengertian Diskusi yaitu secara etimologis kata diskusi berasal dari bahasa
latin discussio, discussi, atau discusum yang berarti memeriksa,
memperbincangkan, dan membahas. Dalam bahasa inggris, discussion; yang
berarti perundingan atau pembicaraan, sedangkan dalam bahasa Indonesia,
sebagai istilah, diskusi berarti proses bertukar pikiran antara dua orang atau lebih
tentang suatu masalah untuk mencapai tujuan tertentu.
Metode diskusi adalah metode mengajar yang sangat erat hubungannya
dengan memecahkan masalah (problem solving). Metode ini lazim juga disebut
sebagai diskusi kelompok (group discussion) dan resitasi bersama (socialized
recitation). Pada umumnya diskusi adalah suatu proses penglibatan dua atau lebih
individu yang berinteraksi secara verbal dan saling berhadapan muka mengenai
tujuan atau sasaran yang sudah tertentu melauli cara tukar menukar informasi
(information sharing), mempertahankan pendapat (self-maintenance) atau
pemecahan masalah (problem-solving).
Hal senada juga disampaikan Yamin (2010 :69), metode diskusi
merupakan interaksi antara siswa dan siswa atau siswa dengan guru untuk
menganalisis, memecahkan masalah, menggali atau memperdebatkan topik atau
permasalahan tertentu.
Kegiatan diskusi dapat dilakukan oleh dua orang ataupun lebih, puluhan,
bahkan ratusan atau ribuan, dalam situasi resmi ataupun tak resmi; dengan
persiapan yang matang dan terencana disertai dengan aturan yang jelas, atau
kegiatan berbicara di tempat tak resmi dengan tujuan tertentu; berbicara boleh
berbeda; tetapi tetap merupakan satu kesatuan,; menghasilkan ide-ide meskipun
berbeda, tetapi tetap satu tujuan, bukan kehendak pribadi, melainkan tujuan
kelompok, diwarnai dialog, tanya jawab, atau saling tukar pendapat, beradu
argumentasi dengan bukti dan alasan, boleh ada penolakan pendapat atau gagasan,
memberi tanggapan, saran, kritik, dan usul, di sisi lain dapat dikemukakan
informasi lengkap dan terperinci membawa hasil baik berupa kesimpulan,
kesepakatan, pemikiran alternatif, dan lain-lain sebagai hasil pemikiran bersama
Metode diskusi  (Discussion Method) diaplikasikan dalam proses belajar
mengajar untuk :
1. Mendorong siswa berpikir kritis.
2. Mendorong siswa mengekspresikan pendapatnya secara bebas.
3. Mendorong siswa menyumbangkan buah pikirannya untuk memecahkan
masalah bersama.
4. Mengambil satu alternatif jawaban atau beberapa alternatif jawaban untuk
memecahkan masalah berdasarkan pertimbangan yang seksama.
Menurut Anitah, et.al. (2009 : 5.22), mengemukakan bahwa kelebihan
Metode Diskusi antara lain sebagai berikut.
1. Bertukar pikiran.
2. Menyadarkan anak didik bahwa masalah dapat dipecahkan dengan berbagai
jalan dan bukan satu jalan.
3. Menghayati permasalahan.
4. Menyadarkan anak didik bahwa dengan berdiskusi mereka saling
mengemukakan pendapat secara konstruktif sehingga dapat diperoleh
keputusan yang lebih baik.
5. Merangsang siswa untuk berpendapat.
6. Membiasakan anak didik untuk mendengarkan pendapat orang lain sekalipun
berbeda dengan pendapatnya sendiri dan membiasakan bersikap toleransi.
Menurut Anitah, et.al. (2009 : 5.22), mengemukakan bahwa kelemahan
Metode Diskusi antara lain sebagai berikut.
1. Relatif memerlukan waktu yang lebih banyak.
2. Tidak dapat dipakai pada kelompok yang besar.
3. Materi pembelajaran dapat menjadi lebih luas.
4. Peserta diskusi mendapat informasi yang terbatas.
5. Dapat dikuasai oleh orang-orang yang suka berbicara;.
6. Biasanya orang menghendaki pendekatan yang lebih formal.
. Prinsip Dasar Diskusi yaitu aturan atau prinsip-prinsip dasar di dalamnya,
prinsip-prinsip tersebut antara lain:
1. Menghindari terjadinya debat kusir. Debat kusir adalah perselisihan pendapat
yang terjadi, tetapi tanpa dilandasi alasan yang jelas.
2. Menyanggah atau menolak pendapat orang lain harus didasari oleh
argumentasi-argumentasi yang kuat dan meyakinkan.
3. Dalam diskusi setiap peserta dituntut untuk aktif menyampaikan pendapat-
pendapatnya. Bahkan, seringkali terjadi saat seseorang menyampaikan
pendapatnya, teman yang lain menyelanya.
4. Tidak ada pemenang dalam diskusi, yang dicari atau didapat dari diskusi
adalah mufakat atau kesepakatan bersama yang didapat dari berbagai pendapat
yang ada.
Langkah-langkah Diskusi menurut Daryanto (2013 : 12-13), Berikut ini
akan diuraikan prosedur penyelenggaraan diskusi yang meliputi 2 fase, yaitu:
Fase Persiapan, ini biasanya terdiri atas langkah-langkah sebagi berikut:
1. Mempelajari subyek (area) yang akan didiskusikan.
2. Membagi peserta menjadi kelompok-kelompok dan member pengarahan siapa
menjadi apa (ketua/sekretaris, peserta biasa, dan pengamat)
3. Mementukan tujuan instruksional khusus yang ingin dicapai dalam diskusi itu.
4. Mengidentifikasi hasil-hasil belajar apa yang seharusnya dikuasai peserta
(apakah konsep, prinsip, dan lain-lain).
5. Menunjukan dan menguaraikan dengan jelas problema atau masalah yang
akan dipecahkan dalam diskusi (briefing).
6. Meyiapkan dan membagikan bahan-bahan (hand-out) kepada peserta.
7. Mengembangkan agenda yang mencakup semua poin yang dibutuhkan dalam
rangka pemecaha masalah.
8. Mengatur ruangan dan tempat duduk, papan tulis, dan alat-alat bantu yang
akan dipergunakan.
Fase Pelaksanaan
Fase ini tersusun atas kontinue sebagai berikut :
Pembukaan Diskusi
Dalam pembukaan diskusi yang perlu diperhatikan adalah penciptaan
prakondisi sehingga perhatian dan sikap mental peserta digiring dan disipakan
agar terkonsentrasi pada hal-hal yang akan dibicarakan dalam diskusi, usaha
tersebut dapat berupa:
1. Membuat outline singkat situasi yang akan didiskusikan.
2. Senantiasa memberikan pertanyaan-pertanyaan pada poin-poin yang penting
yang ada hubungannya dengan masalah yang bersangkutan.
3. Memberikan ilustrasi, demonstrasi atau bentuk lain yang dapat menarik
perhatian peserta.
Pemeliharaan Diskusi
Dalam pemeliharaan ini sebaiknya diterapkan bentuk-bentuk
reinforcement sehingga mendorong peserta didik untuk berpartisipasi secara aktif.
Pemeliharaan perasaan itu sanagat penting yang menyebabkan seseorang merasa
dihargai dan diperhatikan serta diikutsertakan sehingga mendorong timbulnya
sikap bertanggungjawab dan rasa memiliki.
Penutup diskusi
1. Agar para peserta menjadi mantap dan tidak merasa mengambang akan hasil
diskusinya maka dalam penutupan diskusi segera.
2. Segera dibuatka rangkuman dan kesimpulan yang tepat dan jelas.
3. Kalau terpaksa dalam menyimpulkan diskusi itu terjadi kompromi maka
jangan biarkan diskusi itu menjadi terkantung-kantung.
4. Pembelajaran IPA
Pada penelitian ini, peneliti lebih menitik beratkan penelitian pada materi
pengajaran tentang struktur dan fungsi daun bagi tumbuhan dalam pelajaran IPA
di SD. Daun adalah bagian tumbuhan yang tumbuh pada bagian batang. Daun
pada umumnya berwarna hijau, ada daun yang berwarna hijau muda dan ada juga
daun yang berwarna hijau tua. Ada juga daun yang tidak berwarna hijau,
contohnya ada pada daun tanaman puring.
Fungsi atau kegunaan daun adalah sebagai berikut:
 Untuk melakukan pernapasan
 Sebagai tempat pemrosesan makanan
 Tempat terjadinya penguapan.
Bentuk daun berdasarkan susunan tulang daunnya ada 4 (empat) macam
yakni sebagai berikut:
1. Bertulang menyirip, bentuknya seperti susunan sirip ikan, contohnya bentuk
daun jambu, nangka, dan daun mangga.
2. Bertulang menjari, bentuknya seperti jari-jari tangan, contohnya daun
pepaya, daun singkong, dan daun kapas.
3. Bertulang melengkung, bentuknya berupa garis-garis melengkung,
contohnya daun genjer.
4. Bertulang sejajar, bentuknya berupa garis-garis sejajar, contohnya daun padi
dan daun jagung.
Jenis daun berdasarkan jumlah helai daun pada tangkai daun ada 2 yaitu
1. Daun Tunggal, bila pada setangkai batang daun hanya terdapat satu helai
daun, contohnya daun singkong, daun pepaya dan daun pisang.
2. Daun Mejamuk, bila pada setangkai batang daun terdapat beberapa helai
daun, contohnya daun belimbing, daun asam, dan daun pada bunga mawar.
Pada kegiatan pembelajaran ini peneliti menggunakan media gambar
sebagai media pembelajaran. Menurut Ahmadi dan Amri (2010 : 115), media
merupakan wahana penyalur informasi belajar atau penyalur pesan. Gambar
adalah segala sesuatu yang diwujudkan secara visual dalam bentuk dua dimensi
sebagai curahan perasaan atau pikiran. Sedangkan dalam Kamus Besar Bahasa
Indonesia, gambar adalah tiruan barang, binatang, tumbuhan dan sebagainya.Hal
ini peneliti lakukan sebagai upaya meningkatkanhsil belajar siswa pada pelajaran
IPA khususnya pada materi pokok struktur dan fungsi bagian daun pada
tumbuhan.

C. METODE PENELITIAN
1. Jenis Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK),
dalam bahasa Inggris penelitian tindakan kelas disebut dengan classroom action
research. Menurut Arikunto (2010: 138) bahwa secara utuh, tindakan yang
diterapkan dalam penelitian tindakan kelas seperti digambarkan dalam bagan
melalui empat tahapan yaitu (a) menyusun rancangan tindakan dan dikenal
dengan perencanaan, (b) pelaksanaan tindakan, (c) pengamatan, (d) refleksi, atau
pantulan.
2. Setting Penelitian
A. Tempat Penelitian
Tempat Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan di kelas IVB semester
2 Tahun Pelajaran 2019/2020 di SD Negeri 6 Merak Batin pada mata pelajaran
IPA dengan materi ajar Struktur dan Fungsi Bagian Tumbuhan.

B. Waktu Penelitian

Waktu pelaksanaan penelitian perbaikan pembelajaran ini mulai


dlaksanakan  pada Penelitian ini dilakukan di SD Negeri 6 Merak Batin. Waktu
penelitian ini adalah 13 April 2020 s.d. 04 Mei 2020. Setiap siklus terdiri dari dua
kali pertemuan yaitu pertemuan pertama dan pertemuan  kedua. Pertemuan
pertama pada siklus 1 dilaksanakan pada hari Senin tanggal 13 April dan
pertemuan kedua pada siklus 1 dilaksanakan pada hari Senin tanggal 20 April
2020, sedangkan pertemuan pertama pada siklus 2 dilaksanakan pada hari Senin
tanggal 27 April 2020 dan pertemuan kedua pada siklus 2 dilaksanakan pada hari
Senin tanggal 04 Mei 2020.

C. Subjek Penelitian

Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan secara kolaboratif antara


peneliti dengan wali kelas IVB SD Negeri 6 Merak Batin dan teman sejawat.
Subjek penelitian ini adalah siswa kelas IVB SD Negeri 6 Merak Batin dengan
jumlah siswa dalam kelas tersebut adalah 23 siswa, yang terdiri dari 12 siswa laki-
laki dan 11 siswa perempuan.
3. Teknik Analisis Data

Jenis penelitian ini adalah studi kasus dengan teknik analisis data
deskriptif-kualitatif, menurut Ebbutt dalam Wiriaatmadja (2008:12) yaitu jenis
penelitian yang menggabungkan antara penelitian kuantitatif dengan dengan
penelitian kualitatif. Tujuan menggunakan metode gabungan ini adalah untu
memberikan kejelasan makna dari hasil penelitian. Analisis kuantitatif barang kali
kurang memberikan kejelasan makna, sedangkan penelitian kuantitatif untuk
kasus penelitian ini kurang mampu memberikan data berupa angka-angka.

4. Teknik Pengumpulan Data

a.Teknik Observasi

Penulis mengamati sendiri keadaan kelas saat proses pembelajaran


berlangsung mulai dari awal sampai akhir pembelajaran di kelas IVB SD Negeri 6
Merak Batin khusus pada saat pelajaran IPA.

b.Teknik Dokumentasi

Teknik pengumpulan data yang dilakukan penulis yaitu dilihat dari hasil
belajar siswa dan nilai latihan siswa pada mata pelajaran IPA kelas IVB semester
2 SD Negeri 6 Merak Batin pada materi Struktur dan fungsi bagian tumbuhan.

1. Instrument

Alat atau instrument yang digunakan untuk memperoleh data pada siklus 1
dan siklus 2  mencakup :

- Format pengamatan/penilaian terhadap perilaku belajar siswa


- Format pengamatan/penilaian terhadap perilaku belajar siswa
- Format pengamatan supervisor 2

5. Pengamatan

Pengamatan dilakukan oleh supervisor 2 yaitu ibu Leni Widayanti, S.Pd


dan langsung dilaksanakan ketika melaksanakan prbaikan pembelajaran siklus
1mata pelajaran IPA pada materi  Struktur dan fungsi bagian tumbuhan  yaitu :

a. Perilaku belajar siswa selama proses pelaksanaan perbaikan pembelajaran

b. Penerapan tindakan perbaikan pembelajaran yang dilaksanakan guru dan


diamati langsung oleh supervisor 2.
D. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
1. Deskripsi Hasil Penelitian Perbaikan Pembelajaran

Tindakan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah proses penerapan


metode diskusi dengan menggunakan media gambar pada materi pokok struktur
dan fungsi bagian tumbuhan kelas IV SD Negeri 6 Merak Batin.

Pelaksanaan tindakan pada penelitian ini terdiri dari empat kali pertemuan 
dan dua kali  evaluasi. Pelaksanaan evaluasi I adalah setelah pertemuan pertama
sampai pertemuan kedua, sedangkan pelaksanaan evaluasi II setelah pertemuan
ketiga sampai pertemuan ke keempat. Nilai evaluasi I dihitung sebagai nilai hasil
belajar pada siklus pertama dan dijadikan nilai dasar untuk siklus kedua. Nilai
evaluasi II dihitung sebagai nilai hasil belajar pada siklus kedua. Proses
pelaksanaan tindakan dalam peneltian ini melalui beberapa tahap yaitu:

A. Deskripsi Prasiklus

Prasiklus dilaksanakan di kelas IV yaitu pada hari jum’at tanggal 13 April


2020 dengan jumlah siswa sebanyak 23 orang, siswa laki-laki 12 orang dan siswa
perempuan 11 orang dengan ketuntasa KKM kelas 65.

a. Pengamatam

Pengamatan dilakukan dengan intensif dan berkelanjutan, data yang


dikumpulkan adalah penilaian hasil pelaksanaan pembelajaran dan aktivitas guru
selama pembelajaran. Hasil pengamatan tentang siswa antara lain dalam proses
pembelajaran masih ada siswa yang belum paham terhadap materi yang disajikan
oleh guru, masih ditemukan siswa yang bermain saat proses pembelajaran
berlangsung, dan guru hanya membimbing siswa yang mau bertanya saja.

Hasil dari pengamatan prasiklus adalah sebagai berikut:


Tabel 1.1

No. Kegiatan yang Dinilai Baik Cukup Kurang


1. Pembuatan RPP secara lengkap 
2. Melakukan Apersepsi 
3. Penggunaan metode secara maksimal 
4. Penggunaan media/alat bantu pembelajaran 
5. Penjelasan dan Kejelasan materi pembelajaran 
6. Kesiapan dan penguasaan materi oleh guru 
7. Respon siswa terhadap materi pembelajaran 
8. Memberi kesempatan siswa untuk bertanya 
9. Memberikan bimbingan dan penguatan kepada 
siswa dalam diskusi dan mengerjakan
latihan/soal
10. Memberikan contoh-contoh latihan yang konkrit 
11. Memberikan motivasi agar siswa lebih giat 
belajar
12. Penilaian/Evaluasi 
13. Analisis hasil evaluasi 
14. Tindak lanjut 

b. Refleksi

Berdasarkan kelemahan yang ditemui pada pembelajaran Prasiklus, maka


hal-hal diatas pada pembelajaran siklus I akan menjadi perhatian untuk diperbaiki.
Rencana yang akan dilakukan untuk memperbaiki tindakan adalah: (1) dalam
proses pembelajaran guru akan menggunakan model pembelajaran interaktif, (2)
Guru mengatur waktu seefisien mungkin agar perencanaan sesuai dengan waktu
yang dialokasikan, (3) Guru akan melibatkan siswa secara merata, (4) Dalam
menyampaikan materi pelajaran guru akan menggunakan media pembelajaran.

B. Deskripsi Siklus I

Siklus I dilakukan sebanyak dua kali pertemuan yaitu pertemuan pertama


pada hari Senin tanggal 13 April 2020 dan pertemuan kedua pada hari Senin
tanggal 20 April 2020  dan dilakukan satu kali evaluasi pada pertemuan kedua.
a. Pertemuan Pertama (Senin, 13 April 2020)

Berdasarkan hasil belajar siswa pada pertemuan pertama peneliti 


menyimpulkan bahwa hasil belajar siswa pada pertemuan pertama belum sesuai
dengan apa yang diharapan oleh guru, karena pada saat proses belajar berlangsung
masih banyak siswa yang belum mengerti karena kurang memperhatikan pada
saat guru menjelaskan materi pelajaran.

b. Pertemuan Kedua (Senin, 20 April 2020)

Berdasrkan hasil belajar siswa pada pertemuan kedua peneliti


menyimpulkan bahwa aktivitas guru dan siswa sudah ada peningkatan. Pada
pertemuan kedua ini siswa sudah mulai terlihat ada perhatian terhadap materi
yang disampaikan oleh guru, walaupun masih ada dijumpai beberapa siswa yang
kurang peduli terhadap materi yang disampaikan oleh guru.

c. Pelaksanaan Evaluasi  I (Senin, 27 April 2020)

Pada pertemuan kedua ini guru memberikan evaluasi I dengan materi


bagian batang pada tumbuhan. Tes dilakukan 30 menit dengan soal sebanyak 5
soal. Dalam pelaksanaan evaluasi I, ada siswa yang berusaha melihat hasil
temannya, dan ada siswa yang berani membuka buku. Untuk menanggulangi hal
tersebut guru memberikan tindakan, dengan memindahkan tempat duduk siswa
tersebut kedepan. Lima menit sebelum waktu berakhir, semua lembar jawaban
dikumpulkan.

d. PengamatanSiklus 1

Pengamatan dilakukan dengan intensif dan berkelanjutan data yang


dikumpulkan meliputi penilaian pelaksanaan hasil pembelajaran dan aktivitas
guru selama pembelajaran berlangsung. Hasil pengamatan tentang siswa antara
lain adanya beberapa siswa mulai aktif bertanya tentang materi pembelajaran,
siswa lebih memperhatikan dalam proses oembelajaran berlangsung, namum
dalam siklus 1 masih ada beberapa siswa yang pasif ketika proses pembelajaran
berlangsung. Berikut adalah hasil pengamatan siklus 1
Tabel 1.2

No Kegiatan yang Dinilai Baik Cukup Kurang


.
1. Pembuatan RPP secara lengkap 
2. Melakukan Apersepsi 
3. Penggunaan metode secara maksimal 
4. Penggunaan media/alat bantu pembelajaran 
5. Penjelasan dan Kejelasan materi pembelajaran 
6. Kesiapan dan penguasaan materi oleh guru 
7. Respon siswa terhadap materi pembelajaran 
8. Memberi kesempatan siswa untuk bertanya 
9. Memberikan bimbingan dan penguatan kepada 
siswa dalam diskusi dan mengerjakan
latihan/soal
10. Memberikan contoh-contoh latihan yang konkrit 
11. Memberikan motivasi agar siswa lebih giat 
belajar
12. Penilaian/Evaluasi 
13. Analisis hasil evaluasi 
14. Tindak lanjut 

e. Refleksi Siklus 1

Berdasarkan  uraian proses pembelajaran dalam siklus pertama dan hasil


pengamatan maka diperoleh kekurangan dan kelemahan kegiatan pembelajaran
yang dilaksanakan oleh peneliti adalah: (1) Dalam proses pembelajaran masih ada
siswa yang belum paham terhadap materi yang disajikan oleh guru; (2) masih
ditemukan siswa yang bermain saat proses pembelajaran berlangsung; (3) guru
hanya membimbing siswa yang mau bertanya saja.

Berdasarkan kelemahan yang ditemui pada pembelajaran siklus pertama


maka hal-hal di atas pada pembelajaran siklus ke dua akan menjadi perhatian
untuk diperbaiki. Rencana yang akan dilakukan untuk memperbaiki tindakan
adalah: (1) Guru akan lebih tegas dalam setiap kegiatan yang dilakukan siswa, (2)
Guru mengatur waktu seefisien mungkin agar perencanaan sesuai dengan waktu
yang dialokasikan, (3) Guru berusaha memberikan bimbingan kepada siswa
secara merata.
C. Deskripsi Siklus 2

Pada siklus 2 dilakukan sebanyak dua kali pertemuan yaitu pertemuan


ketiga dan pertemuan keempat dengan satu kali evaluasi 2. Guru menggunakan
waktu seefisien mungkin,menyampaikan informasi dengan baik, memonitoring
siswa semaksimal mungkin,dan memberikan bimbingan yang merata dan setegas
mungkin dalam kelas.

a. Pertemuan ketiga (Senin, 27 April 2020)

Berdasarkan hasil belajar siswa pada pertemuan ketiga, peneliti


menyimpulkan bahwa pelaksanaan pembelajaran secara umum lebih baik dari
pada pertemuan kedua.Pelaksanaan sudah sesuai degan perencanaan. Aktivitas
siswa dalam proses pembelajaran sudah cukup baik, hanya ada beberapa siswa
yang belum menguasai pelajaran.                                            

b. Pertemuan Keempat (Senin, 04 Mei 2020)

Berdasarkan hasil belajar siswa pada pertemuan keempat peneliti


menyimpulkan bahwa hasil belajar siswa pada pertemuan keempat sudah sesuai
dengan apa yang diharapan oleh guru, aktivitas guru dan siswa sudah terlaksana
sesuai rencana, karena pada saat proses belajar berlangsung sudah banyak siswa
yang mengerti terhadap materi yang disampaikan oleh guru.

c. Pelaksanaan Evaluasi 2 (Senin, 04 Mei 2020)

Pada pertemuan ini dilakukan evaluasi 2 yang diikuti 23 siswa dengan


memberikan tes hasil belajar pada materi fungsi bunga, buah, dan biji pada
tumbuhan. Dalam pelaksanaan evaluasi 2, semua siswa bekerja dengan tertib,
tidak ada lagi yang berusaha melihat hasil teman dan membuka buku IPA. Untuk
menghindari siswa yang melihat kerja teman, maka guru dalam pengawasan lebih
ketat. Lima menit sebelum waktu berakhir, semua lembar jawaban dikumpulkan.
Kemudian siswa yang nilainya masih dibawah KKM disepakati untuk diadakan
remedial.

d. Pengamatan Siklus 2
Pengamatan dilakukan dengan intensif dan berkelanjutan data yang
dikumpulkan meliputi penilaian pelaksanaan hasil pembelajaran dan aktivitas
guru selama pembelajaran berlangsung. Hasil pengamatan tentang siswa antara
lain hampir seluruh siswa mulai aktif bertanya tentang materi pembelajaran,
semua siswa lebih memperhatikan dalam proses pembelajaran berlangsung.
Berikut adalah hasil pengamatan siklus 2
Tabel 1.3

No Kegiatan yang Dinilai Baik Cukup Kurang


.
1. Pembuatan RPP secara lengkap 
2. Melakukan Apersepsi 
3. Penggunaan metode secara maksimal 
4. Penggunaan media/alat bantu pembelajaran 
5. Penjelasan dan Kejelasan materi 
pembelajaran
6. Kesiapan dan penguasaan materi oleh guru 
7. Respon siswa terhadap materi pembelajaran 
8. Memberi kesempatan siswa untuk bertanya 
9. Memberikan bimbingan dan penguatan 
kepada siswa dalam diskusi dan
mengerjakan latihan/soal
10. Memberikan contoh-contoh latihan yang 
konkrit
11. Memberikan motivasi agar siswa lebih giat 
belajar
12. Penilaian/Evaluasi 
13. Analisis hasil evaluasi 
14. Tindak lanjut 

e. Refleksi Siklus 2

Dalam proses pembelajaran pada siklus kedua pembelajaran berlangsung


lebih baik dari siklus pertama, Siswa sudah mengerti dan sudah terbiasa dengan
langkah pembelajaran, sehingga tidak terlalu banyak kesalahan yang
dilakukan.Pada akhir kegiatan guru memberikan penghargaan atas hasil kerja
siswa . Jadi pada siklus kedua ini pelaksanaan pembelajaran sudah baik dan sesuai
dengan perencanaan.        

Tabel 2.1
Data Nilai Hasil Belajar Prasiklus
No Rentang Nilai Kategori Nilai Prasiklus Persentase Keterangan

1 < 65 Kurang 15 53,33% Nilai KKM

2 65-79 Cukup 2 13,33% Siswa 65

3 80-94 Baik Sekali 4 20%

4 95-109 Istimewa 2 13,33%

                Jumlah Siswa 23 100%

Berdasarkan data di atas diketahui bahwa siswa yang mencapai tingkat


ketuntasan belajar pada prasiklus sebanyak 46,66% dengan jumlah 8 orang siswa,
sedangkan ketidaktuntasan belajar siswa pada data prasiklus 53,33% dengan
jumlah siswa sebanyak 15 orang.

Tabel 2.2
Data Nilai Hasil Belajar Siklus 1
No Rentang Nilai Kategori Nilai Siklus 1 Persentase Keterangan

1 < 65 Kurang 3 13,33% Nilai KKM

2 65-79 Cukup 11 43,33% Siswa 65

3 80-94 Baik Sekali 5 23,33%

4 95-109 Istimewa 4 20%

                Jumlah Siswa 23 100%

Berdasarkan data di atas diketahui bahwa siswa yang mencapai tingkat


ketuntasan belajar pada Siklus 1 sebanyak 88,66% dengan jumlah 19 orang siswa,
sedangkan ketidaktuntasan belajar siswa pada data Siklus 1 adalah 13,33% dengan
jumlah siswa sebanyak 4 orang.

Tabel 2.3
 Data Nilai Hasil Belajar Siklus 2
No Rentang Nilai Kategori Nilai Siklus 2 Persentase Keterangan

1 < 65 Kurang _ _ Nilai KKM


2 65-79 Cukup _ _ Siswa 65

3 80-94 Baik Sekali 15 60%

4 95-109 Istimewa 8 40%

                Jumlah Siswa 23 100%

2. Pembahasan dari Setiap Siklus


a. Analisis Hasil Pengamatan
Pengamatan Pertama (siklus I):  Aktivitas guru sudah sesuai dengan
rencana pelaksanaan pembelajaran,aktivitas siswa masih kurang aktif dan suasana
kelas ribut dalam proses belajar berlangsung  karena belum terbiasa mengerjakan
LKS dan belum mememahami langkah-langkah pembelajaran dan masih ada
siswa yang hanya melihat teman bekerja.
Pengamat Kedua (siklus I): Aktivitas guru sudah sesuai dengan rencana
peleksanaan pembelajaran,aktivitas siswa masih kurang aktif dan lebih banyak
bermain, siswa masih belum memahami langkah-langkah pembelajaran.
Pengamatan Ketiga (siklus II): Aktivitas guru sudah sesuai dengan rencana
pelaksanaan pembelajaran,aktivitas siswa sudah mulai banyak yang aktif,
walaupun ada beberapa orang siswa yang masih belum aktif.
Pengamatan Keempat (siklus II): berjalan dengan baik karena aktivitas
guru sudah sesuai dengan rencana pelaksanaan pembelajaran,dan siswa sudah
mulai aktif bekerja,namun masih ada juga beberapa siswa yang hanya diam dan
mencatat LKS temannya saja.
Dari pengamatan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa secara umum
aktivitas guru dan siswa telah sesuai dengan apa yang direncanakan pada rencana
pelaksanaan pembelajaran dan Lembar Kerja Siswa.
b. Analisis Data Hasil Belajar
1. Ketercapaian KKM Indikator
Berdasarkan evaluasi I dan evaluasi II yang diperoleh siswa sesudah
tindakan, maka jumlah siswa yang mencapai KKM indikator dapat dinyatakan
dengan tabel berikut ini.
Tabel 3.1

           Jumlah Siswa yang Mencapai KKM Tiap Indikator Pada Evaluasi I
Jumlah Siswa
NO Indikator Persentase
Mencapai KKM

Mengidentifikasi bagian daun


1. tumbuhan 16 80  %

Mengidentifikasi jenis-jenis daun


2. 19 85  %
pada tumbuhan

Berdasarkan tabel 3.1 di atas ketercapaian indikator evaluasi I pada


indikator 1 terdapat 16 siswa yang sudah mencapai KKM. Untuk indikator 2
meningkat menjadi 19 siswa yang mencapai KKM dari jumlah total 23 siswa
dikelas IVB SD Negeri 6 Merak Batin. Hal ini disebabkan  karena pada  indikator
1 siswa belum paham tentang materi yang diajarkan karena siswa kurang
memperhatikan pada saat guru menerangngkan materi.

                                                            Tabel 3.2


            .Jumlah Siswa yang Mencapai KKM Tiap IndiKator Pada Evaluasi II
No Indikator Jumlah Siswa Persentase
Mencapai KKM

Mendiskripsikan bentuk daun


  1. 16 77 %
dipengaruhi oleh susunan tulang daun

2. Mengidentifikasi bagian daun  18 80%

 Pada evaluasi II sama halnya seperti evaluasi I , tidak semua siswa mencapai
indikator pencapaian yang telah ditentukan namun menunjukkan adanya
peningkatan dalam pencapaiaan KKM. Seperti yang terlihat pada tabel 4 diatas,
yaitu indikator 1 siswa yang sudah mencapai KKM berjumlah 16 siswa. Untuk
indikator 2 meningkat menjadi 18 siswa yang mencapai KKM dari jumlah total
siswa 23 orang.

Dari data hasil belajar siswa pada tabel diatas dapat dilihat bahwa siswa
yang belum mencapai KKM pada prasiklus 15 orang turun menjadi 5  orang pada
evaluasi I dan tidak ada siswa yang tidak tuntas pada evaluasi II. Sebaliknya
jumlah siswa yang mencapai KKM naik dari skor dasar ke evaluasi I dan evaluasi
II yaitu,  pada skor dasar yaitu 12 orang siswa menjadi 18 pada evaluasi I, dan
meningkat 23 orang pada evaluasi II. Hal ini berarti nilai siswa mengalami
peningkatan dari skor dasar ke evaluasi I dan evaluasi II. Jadi dalam pembelajaran
dengan metode diskusi melalui alat peraga realita, aktivitas siswa mendominasi
proses pembelajaran, atau dengan kata lain pembelajaran berpusat pada siswa. Hal
ini selaras dengan saran Nasution (1995) bahwa pengajaran modern hendaknya
mengutamakan aktivitas siswa. Demikian pula teori belajar Bruner, yang
menyatakan bahwa pembelajaran adalah siswa belajar melalui keterlibatan aktif
dengan konsep dan prinsip-prinsip dalam memecahkan masalah, dan guru
berfungsi sebagai motivator bagi siswa dalam mendapatkan pengalaman yang
memungkinkan siswa menemukan dan memecahkan masalah sehingga
berpengaruh terhadap hasil belajar siswa.

Dengan memberikan motivasi, arahan, dan bimbingan yang intensif


kepada siswa, terutama saat siswa mengalami kesulitan, maka ketuntasan belajar
IPA siswa secara klasikal meningkat dari 55%  pada siklus I menjadi 81,66% pada
siklus 2 meningkat menjadi 88,85% .                             

Dari pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa hipotesis tindakan yang


diajukan dapat diterima kebenarannya.dengan kata lain penerapan metode diskusi
dengan menggunakan media gambar dapat meningkatkan hasil belajar IPA siswa
kelas IV SD Negeri 6 Merak Batin khususnya pada materi pokok struktur dan
fungsi bagian tumbuhan.

E. KESIMPULAN DAN SARAN SERTA TINDAKLANJUT


1. Kesimpulan
Dari hasil pengumpulan dan pengolahan data dalam Penelitian Tindakan
Kelas (PTK) ini sebagai sampelnya adalah siswa kelas IVB SD Negeri 6 Merak
Batin, dapat ditarik kesimpulan yaitu :

a. Penerapan metode diskusi dengan menggunakan media gambar dalam


proses belajar IPA dapat meningkatkan  hasil belajar siswa SD Negeri 6
Merak Batin.
b. Penerapan metode diskusi dengan menggunakan media gambar  telah
memotivasi siswa dan meningkatkan aktivitas professional guru dalam
pembelajaran IPA.
c. Penerapan metode diskusi dengan menggunakan media gambar akan lebih
memudahkan guru dalam menyampaikan materi pelajaran.

2. Saran Tindak Lanjut


Melalui tulisan ini penulis mengajukan beberapa saran yang berhubungan
dengan penerapan metode diskusi dengan menggunakan media gambar dapat
meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA :

a. Penerapan metode diskusi dengan menggunakan media gambar harus


disesuaikan dengan materi yang akan disampaikan.
b. Penerapan metode diskusi dengan menggunakan media gambar dapat
menjadi salah satu alternatif metode pembelajaran yang dapat diterapkan
untuk proses pembelajaran di sekolah.
c. Bagi guru IPA di lapangan diharapkan terus berusaha menggembangakan
profesionalisme melalui perbaikan metode pembelajaran, media
pembelajaran, maupun evaluasi yang sesuai dengan materi pembelajaran.
d. Kepala Sekolah di harapkan dapat memberi motivasi dan kesempatan yang
seluas-luasnya kepada para guru untuk mengembangkan potensinya.
e. Untuk peneliti selanjutnya hendaklah dapat mengkaji atau menelaah
masalah mengenai pembelajaran dengan menerapakan metode
pembelajaran, media pembelajaran dalam pembelajaran IPA.
DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi, Iif Khoiru dan Amri, Sofan. (2010). Strategi Pembelajaran; Sekolah
Berstandar Internasional & Nasional. Jakarta: Prestasi Pustakaraya.

Anitah, Sri W., et.al. (2009). Strategi Pembelajaran di SD. Jakarta: Penerbit
Universitas Terbuka

Aqib, Zainal. (2013). Model-Model, Media, dan Strategi Pembelajaran


Kontekstual (Inovatif). Bandung: Penerbit YramaWidya
Daryanto. (2010). Media Pembelajaran; Peranannya Sangat Penting dalam
Mencapai Tujuan Pembelajaran. Yogyakarta: Penerbit Gava Media
________. (2013) Strategi dan Tahapan Mengajar; Bekal Keterampilan Dasar
bagi Guru. Bandung: Penerbit YramaWidya
Hamid, Hamdani. (2013). Pengembangan Sistem Pendidikan di Indonesia.
Bandung: Penerbit CV Pustaka Setia

Husamah dan Setyaningsih, Yanur. (2013). Desain Pembelajaran; Berbasis


Pencapaian Kompetensi Panduan merancang Pembelajaran untuk
Mendukung Implementasi Kurikulum 2013. Jakarta: Penerbit Prestasi
Pustaka

Sunhaji (2009. Strategi Pembelajaran; Konsep Dasar, Metode, dan Aplikasi


dalam Proses belajar Mengajar. Yogyakarta: Grafindo Litera Media.

Wardani, IGAK, et.al. (2011). Perspektif Pendidikan SD. Penerbit Universitas


Terbuka

Yamin, Martinis (2010). Strategi Pembelajaran Berbasis Kompetensi. Jakarta:


Penerbit Gaung Persada (GP) Press Persada

Anda mungkin juga menyukai