Makalah Wakaf
Makalah Wakaf
WAKAF
Disusun Oleh :
2021
i
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat
dan pertolongan-Nya kami dapat menyusun makalah ini. Shalawat beserta salam,
selalu tercurah limpah kepada baginda Rosul sekaligus Nabiyullah yang terakhir
yakni Muhammad SAW, tak lupa kepada keluarga, sahabat, dan semoga sampai
kepada kita sebagai umat yang terakhir. Amin
Manusia merupakan makhluk yang di ciptkan Allah SWT adalah untuk
beribadah Bentuk ibadah yang dilakukan oleh manusia ada yang berdimensi
individual dan vertikal (seperti sholat dan puasa) dan ada pula yang berdimensi
sosial dan horizontal (seperti zakat, infak, shodaqoh maupun wakaf).
Salah satu bentuk ibadah yang berdimensi sosial dan horizontal adalah
wakaf. Oleh karena itu perlu adanya Lembaga wakaf yang hadir untuk membina
nazhir agar aset wakaf dikelola lebih baik dan lebih produktif sehingga bisa
memberikan manfaat lebih besar kepada masyarakat, baik dalam bentuk
pelayanan sosial, pemberdayaan ekonomi, maupun pembangunan infrastruktur
publik.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat dan kami sadar bahwa masih
banyak kekurangan yang terdapat pada makalah ini, oleh karena itu kami
mengaharapkan kritik yang membangun dari para pembaca, akhir kata kami
ucapkan Wassalamu alaikum Wr. Wb.
Pemalang, 1 April 2021
Penyusun
i
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Wakaf merupakan ibadah yang bercorak sosial ekonomi yang
cukup penting. Menurut sejarah Islam klasik, wakaf telah memainkan
peran yang sangat signifikan dalammeningkatkan kesejahteraan kaum
muslimin, baik di bidang pendidikan, pelayanan kesehatan, pelayanan
sosial dankepentingan umum, kegiatan keagamaan, pengembangan
ilmupengetahuan serta peradaban Islam secara umum.
Melihat wakaf secara historis, sesungguhnya telah mengajarkan
umat Islam akan pentingnya sumber ekonomi yang terus menerus guna
menjamin berlangsungnya kesejahteraan di masyarakat. Wakaf sebagai
instrumen ekonomi yang memberi kehidupan bagi pengelolanya dan
masyarakat. Bukan sebaliknya, wakaf hanya menjadi beban pengelola dan
menuntut uluran tangan kedermawanan dari masyarakat.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana eksistensi Badan Wakaf Indonesia dan perannya dalam
pengelolaan wakaf?
2. Bagaimana praktik wakaf uang?
3. Bagaimana problematika wakaf di lingkungan sekitar?
C. Tujuan
1. Untuk memenuhi tugas mata kuliah masail fiqhiyyah
2. Untuk mengetahui bagaimana eksistensi BWI dan perannya dalam
mengelola wakaf
3. Untuk mengetahui bagaimana praktik wakaf tunai
4. Untuk mengetahui apa saja problematika wakaf di lingkungan sekitar.
1
BAB II
PEMBAHASAN
1
Faris Ali Sidqi, “Revitalisasi Badan Wakaf Indonesia (BWI) Analisis Kritis Undang-
Undang Nomor 41 Tahun 2004 Tentang Wakaf”, Al’Adl, Volume X Nomor 1, 2019 hal. 18-19
2
Undang-Undang Nomor 41 Tahun 2004 Tentang Wakaf Pasal 49
3
Kemudian, melalui Peraturan BWI Nomor 1 Tahun 2007 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Badan Wakaf Indonesia, BWI menjabarkan
tugas dan wewenangnya sebagai berikut:
1. Melakukan pembinaan terhadap nazhir dalam mengelola dan
mengembangkan harta benda wakaf;
2. Membuat pedoman pengelolaan dan pengembangan harta benda
wakaf;
3. Melakukan pengelolaan dan pengembangan harta benda wakaf
berskala nasional dan internasional serta harta benda wakaf terlantar;
4. Memberikan pertimbangan, persetujuan, dan/atau izin atas perubahan
peruntukan dan status harta benda wakaf;
5. Memberikan pertimbangan dan/ atau persetujuan atas penukaran harta
benda wakaf;
6. Memberikan saran dan pertimbangan kepada Pemerintah dalam
penyusunan kebijakan di bidang perwakafan;
7. Menerima, melakukan penilaian, menerbitkan tanda bukti pendaftaran
nazhir, dan mengangkat kembali nazhir yang telah habis masa
baktinya;
8. Memberhentikan dan mengganti nazhir bila dipandang perlu;
9. Memberikan saran dan pertimbangan kepada Menteri Agama dalam
menunjuk Lembaga Keuangan Syariah Penerima Wakaf Uang (LKS-
PWU); dan
10. Menerima pendaftaran Akta Ikrar Wakaf (AIW) benda bergerak selain
uang dari Pejabat Pembuat Akta Ikrar Wakaf (PPAIW).
5
merupakan unsur pelaksana tugas, sedangkan Dewan Pertimbangan adalah
unsur pengawas.
3
Junaidi Abdullah, “Tata Cara dan Pengelolaan Wakaf Uang di Indonesia”, ZISWAF, Vol.
4, No. 1, 2017, hal 96
mendapatkan izin sebagai Lembaga Keuangan Syariah Penerima Wakaf
Uang (LKS-PWU) dan telah bekerja sama dengan nadir wakaf uang. Dana
wakaf uang yang disetorkan ke LKS-PWU nantinya akan dimasukkan
sebagai dana titipan wakaf dengan akad wadi'ah pada rekening nadir
wakaf uang yang ditunjuk oleh wakif.4
4
Raditya Sukmana dan Imam Wahyudi Indrawan, Posisi Bank dalam Wakaf Uang, 2016.
Diakses dari https://republika.co.id/berita/o6la4214/posisi-bank-dalam-wakaf-uang pada 1 April
2021
7
hidup, pahala ilmu yang bermanfaat bagi orang lain yang diajarkannya
selama hayatnya, dan doa anak saleh.” (HR. Muslim)
Hadis Riwayat Bukhari Muslim, yang menceritakan bahwa pada
suatu hari sahabat Umar datang pada Nabi Muhammad SAW untuk minta
nasehat entang tanah yang diperolehnya di Khaibar (daerah yang amat
subur di Madinah), lalu is berkata; Ya Rasulullah, apakah yang engkau
perintahkan kepadaku rnengenai tanah itu ? Lalu Rasulullah berkata:
Kalau engkau mau, dapat engkau tahan asalnya (pokoknya) dan engkau
bersedekah dengan dia, maka bersedekahlah Umar dengan tanah itu,
dengan syarat pokoknya tiada dijual, tiada dihibahkan dan tiada pula
diwariskan.
Sedangkan dasar wakaf uang di Indonesia yang berupa Peraturan
Perundang-undangan adalah:
1. Fatwa MUI tahun 2002 tentang Wakaf Uang
2. Undang Undang Nomor 41 Tahun 2004 Tentang Wakaf
3. Peraturan Pemerintah Nomor 42 Tahun 2006 Tentang Pelaksanaan
Undang-Undang Nomor 41 Tahun 2004 Tentang Wakaf
4. Peraturan Menteri agama nomor 4 tahun 2009 tentang Administrasi
Wakaf Uang
5. Keputusan Menteri agama nomor 92-96 rentang Penetapan 5 LKS
menjadi LKS PWU
6. Peraturan BWI nomor 1 tahun 2009 Pedoman Pengelolaan dan
Pengembangan Harta Benda Wakaf Bergerak Berupa Uang
9
keuangan syariah kepada Wakif dan Nazhir sebagai bukti penyerahan
harta benda wakaf. Lembaga keuangan syariah atas nama Nazhir
mendaftarkan harta benda wakaf berupa uang kepada Menteri selambat-
lambatnya 7 (tujuh) hari kerja sejak diterbitkannya Sertifikat Wakaf Uang.
Wakaf uang yang dapat diwakafkan adalah mata uang rupiah. Dalam hal
uang yang kan diwakafkan masih dalam mata uang asing, maka harus
dikonversi terlebih dahulu ke dalam rupiah (Peraturan BWI Nomor 1
tahun 2009 tentang Pedoman Pengelolaan dan Pengembangan Harta
Benda Wakaf Bergerak Berupa Uang).
11
9. tempat dan tanggal penerbitan Sertifikat Wakaf Uang.
Dalam hal Wakif berkehendak melakukan perbuatan hukum wakaf
hang untuk jangka waktu tertentu maka pada saat jangka waktu tersebut
berakhir, Nazhir wajib mengembalikan jumlah pokok wakaf uang kepada
Wakif atau ahli waris/penerus haknya melalui LKS PWU. Wakaf uang,
investasi wakaf uang dan hasil invertasi wakaf uang yang telah disetorkan
dari wakif melalui LKS PWU, selanjutnya akan dikelola oleh Nazhir.
Pengelolaan dan pengembangan wakaf uang oleh Nazhir melalui
dua mekanisme:
1. Pengelolaan dan pengembangan wakaf uang atas setoran wakaf uang
dan investasi wakaf uang oleh Nazhir wajib ditujukan untuk
optimalisasi perolehan keuntungan dan/ atau pemberdayaan ekonomi
ummat.
2. Pengelolaan dan pengembangan wakaf uang atas hasil investasi wakaf
uang oleh Nazhir wajib ditujukan untuk pemberdayaan ekonomi
ummat dan/atau kegiatankegiatan social keagamaan (Peraturan BWI
nomor 1 tahun 2009 tentang Pedoman Pengelolaan dan
Pengembangan Harta Benda Wakaf Bergerak Berupa Uang).
C. Problematika Wakaf
Pemahaman wakaf masyarakat Indonesia tidak akanterlepas
dengan proses historisitas awal masuknya islam dan perkembanganya di
wilayah tersebut. Mereka lebih dekatdengan hokum wakaf dalam fiqih
oriented dan bermazhabsyafi’i. hal ini dapat dilihat dari mayoritas
masyarakat muslim Indonesia alumni dari pondok pesantren salafiyahyang
notabenenya bermazhab Syafi’i.5
Pemahaman masyarakat muslim Indonesia tentang wakaf ini
melahirkan sikap dan prilaku mereka dalam berwakaf terukur lewat baro
meter fiqih oriented dan ala Syafiiyyah dan yang paling mereka yakini
5
Moh. Kholisul Ibad, dkk. “Problematika Perwakafan di Indonesia : Telaah Historis
Sosiologis”. Tazkiya Vol. 19 No. 2 2018, hal 107
bahwa ibdal al waqaf itu tidak di perbolehkan sehigga cenderung
tradisionalis dan konvensional.(Hasan, Sofyan,, 1995:33)
Masyarakat muslim Indonesia berwakaf dalam bentuk yang
berbeda-beda dan dengan nama yang berbeda pula. Ada yang berwakaf
tanah, kebun, rumah, bangunan dan benda mati lainnya seperti mushaf Al-
Qur’an, sajadah,dan lain sebagainya. Motivasi mereka untuk berwakaf pun
ternyata berbeda-beda. Paling tidak, ada dua motivator masyarakat
Indonesia untuk berwakaf: (Sadzali Musthofa,,1989: 125)
1. Aspek ideologis normative bahwa masyarakat muslim Indonesia
memahami Wakaf adalah suatu ibadah yang dianjurkan oleh agama
dan merupakan perwujudan dari keimanan seseorang. Untuk itu dalam
ajaran Islam, harta merupakan asset yang diatur oleh agama tergantung
bagaimana mereka mampu mentasarufkan harta tersebut atau tidak .
2. Aspek sosial-ekonomis. zakat itu digunakan dalamhal-hal yang bersifat
darurat dan kebutuhan yang sangat mendasar. Akan tetapi untuk
pengembangan selanjutnya dibutuhkan peran wakaf. Dimana Ia
menjadi modal untuk pengembangan dan mengatasi masalah sosial dan
ekonomi kemasyarakatan secara umum khususnya masyarakat
Indonesia.
Pemahaman mayoritas mayarakat muslim Indonesia terhadap
wakaf banyak dipengaruhi oleh mazhab Syafiiyyah. Pemahaman tersebut
antara lain:
1. Anggapan cukup terhadap wakaf yanga hanya ikrar bil lisan saja.
Keluguan, kejujuran dan sikap saling percaya masyarakat Indonesia
sangat berpengaruh dalam tata cara mereka berwakaf sehingga
melahirkan persoalan di hari mendatang.
2. Persoalan lain yang telah mereka fahami bahwa wakaf harus
memenuhi persyaratan sebagai berikut:
a.Berupa benda yang memiliki nilai. Tidak sahhukumnya berwakaf
selain benda seperti hak-hak yang berkaitan dengan benda, seperti
hak irigasi, hak pakai, dll.
13
b. Berupa barang atau benda bergerak atau tidak bergerak yang
mempunyai fungsi dan manfaat yang ajeg atau kekal.
c.Barang atau benda tersebut harus jelas (tertentu ketika terjadi akad).
d. Barang atau benda tersebut berstatus al-milku at-tam milik
sempurna dari si wakif.
e.Barang atau benda yang sudah diwakafkan berkedudukan menjadi
berubah kepemilikannya menjadi milik Allah dan diperuntukkan
bagi masyarakat umum, sehingga tidak dapat diperjual-
belikan,diwariskan, digadaikan dan sebagainya.
f. Kebanyakan masyarakat muslim Indonesia berwakaf kepada
Keluarga atau orang tertentu (wakaf ahli) yang ditunjuk oleh wakif
atau Keagamaan atau kemasyarakatan (wakaf khairi) dan tentang
kebolehan tentang menukar/menjual harta wakaf mereka. Mayoritas
masyarakat muslim Indonesia memegang teguh pendapat Imam
Syafii yang tidak memperbolehkan penukaran harta wakaf dengan
alasan apa pun.
Pemahaman masyarakat Indonesia yang bersifat fiqh oriented dan
bercorak syafi’iyyah tersebut melahirkan mengakibatkan beberapa dampak
sebagai berikut:
1. Melahirkan pemahaman lama dalam pengelolaan wakaf,seperti adanya
anggapan bahwa wakaf semata milikAllah yang tidak boleh
diubah/ganggu gugat. Untukitu, banyak tokoh masyarakat atau umat
Islam tidak memperbolehkan wakaf dikelola secara produktif selain
ibadah mahdlah
2. Pemahaman masyarakat terhadap wakaf bersifat konvensional
konservatif sulit diajak maju hal inidisebabkan kurangnya
pengetahuan masyarakat atas pentingnya pemberdayaan wakaf untuk
kesejahteraan umum yang akhirnya menjadi problem yang harus
dipecahkan bersama.
3. Banyak kasus sengketa wakaf karena memang tidak adabukti hitam di
atas putih sehingga ini menjadi persoalan yang cukup serius pada saat
saat ini
4. Pemahaman wakaf tersebut melahirkan para nazhir tidak professional.
Padahal posisi Nazhir menempati peransentral dalam mewujudkan
tujuan wakaf yang ingin melestarikan manfaat wakaf.
5. Banyak asset wakaf yang akhirnya belum mempunyai sertifikat wakaf
dan tentnunya mengakibatkan beberapa persoalan di hari-hari
mendatang
6. Sebagian asset wakaf yang tidak terselamatkan
15
betul-betul mau bekerja secara ikhlas dan maksimal guna
mengatasi sengketa tanah wakaf yang saat ini cukup banyak
terjadi diberbagai daerah.
4. Pengembangan harta wakaf menuju kearah produktif yang
diharapkan mampu meningkatkan kesejahteraan umum. Dengan
program dan system yang baik, namun hal demikian diperlukan
adanya dukungan dan dana yangcukup. Untuk itu diperlukan
kecerdasan, kepandaian,serta hubungan yang baik dengan
beberapa instansi yang diharapkan dapat memberikan dukungan
serta pendanaan tersebut; misalnya Pemerintah, bank Syariah dan
lain sebagainya.
5. Lebih dari itu system pengawasan yang cermat dan bertanggung
jawab sangat diperlukan dalam pengembangan serta pengelolaan
harta wakaf. Ini semua dimaksudkan untuk menghindari hal-hal
yangtidak dinginkan. Hal ini juga merupakan progam agar
terrealisasikannya undang-undang wakaf tersebut.
6. Apabila para pengelola atau para Nadzir harta benda wakaf telah
memenuhi standar Kriteria sebagaiamana yang dijelaskan di atas,
maka pengelolaan harta wakaf tentu bisa berkembang dengan
baik. Dari berbagai upaya tersebut diharapkan harta wakaf dapat
dijadikan sebagai Aset yang berupa investasi usaha atau asset
yang menghasilkan barang atau jasa sehingga lebihmampu untuk
dapat meningkatkan kesejahteraan umat
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
BWI merupakan lembaga independen dalam melaksanakan
tugasnya, dalam rangka memajukan dan mengembangkan perwakafan
nasional maupun internasional. Kelahiran Badan Wakaf Indonesia (BWI)
merupakan perwujudan amanat yang digariskan dalam UU Wakaf.
Kehadiran BWI, sebagaimana dijelaskan dalam pasal 47, adalah untuk
memajukan dan mengembangkan perwakafan di Indonesia. Untuk kali
pertama, Keanggotaan BWI diangkat oleh Presiden Republik Indonesia,
sesuai dengan Keputusan Presiden (Kepres) No. 75 tahun 2007, yang
ditetapkan di Jakarta, 13 Juli 2007.
Di dalam Undang-Undang Nomor 41 tahun 2004 tentang Wakaf
Pasal 28-31 dan Peraturan Pemerintah Nomor 42 tahun Tata Cara dan
Pengelolaan Wakaf Uang Di Indonesia tentang Pelaksanaan Undang-
Undang Nomor 41 Tahun 2004 tentang Wakaf, Pasal 22-27 telah
mengatur bolehnya pelaksanaan wakaf uang (harta benda berupa uang).
Dengan demikian yang dimaksud wakaf uang adalah wakaf yang
dilakukan oleh wakif (perseorangan, kelompok orang dan lembaga atau
badan hukum dalam bentuk uang dan suratsurat berharga, seperti saham,
cek dan lainnya.
Wakaf benda bergerak berupa uang dilaksanakan oleh Wakif
dengan pernyataan kehendak Wakif yang dilakukan secara tertulis. Wakaf
benda bergerak berupa uang diterbitkan dalam bentuk sertifikat wakaf
uang. Sertifikat wakaf uang diterbitkan dan disampaikan oleh lembaga
keuangan syariah kepada Wakif dan Nazhir sebagai bukti penyerahan
harta benda wakaf. Lembaga keuangan syariah atas nama Nazhir
17
mendaftarkan harta benda wakaf berupa uang kepada Menteri selambat-
lambatnya 7 (tujuh) hari kerja sejak diterbitkannya Sertifikat Wakaf Uang.
Wakaf uang yang dapat diwakafkan adalah mata uang rupiah. Dalam hal
uang yang kan diwakafkan masih dalam mata uang asing, maka harus
dikonversi terlebih dahulu ke dalam rupiah (Peraturan BWI Nomor 1
tahun 2009 tentang Pedoman Pengelolaan dan Pengembangan Harta
Benda Wakaf Bergerak Berupa Uang).
Pemahaman masyarakat Indonesia yang bersifat fiqh oriented dan
bercorak syafi’iyyah tersebut melahirkan mengakibatkan beberapa dampak
sebagai berikut:
1. Melahirkan pemahaman lama dalam pengelolaan wakaf,seperti adanya
anggapan bahwa wakaf semata milikAllah yang tidak boleh
diubah/ganggu gugat. Untukitu, banyak tokoh masyarakat atau umat
Islam tidak memperbolehkan wakaf dikelola secara produktif selain
ibadah mahdlah
2. Pemahaman masyarakat terhadap wakaf bersifat konvensional
konservatif sulit diajak maju hal inidisebabkan kurangnya
pengetahuan masyarakat atas pentingnya pemberdayaan wakaf untuk
kesejahteraan umum yang akhirnya menjadi problem yang harus
dipecahkan bersama.
3. Banyak kasus sengketa wakaf karena memang tidak adabukti hitam di
atas putih sehingga ini menjadi persoalan yang cukup serius pada saat
saat ini
4. Pemahaman wakaf tersebut melahirkan para nazhir tidak professional.
Padahal posisi Nazhir menempati peransentral dalam mewujudkan
tujuan wakaf yang ingin melestarikan manfaat wakaf.
5. Banyak asset wakaf yang akhirnya belum mempunyai sertifikat wakaf
dan tentnunya mengakibatkan beberapa persoalan di hari-hari
mendatang
6. Sebagian asset wakaf yang tidak terselamatkan
DAFTAR PUSTAKA
Sidqi, Faris Ali. 2019. “Revitalisasi Badan Wakaf Indonesia (BWI) Analisis Kritis
Volume X Nomor 1,
Sukmana, Raditya dan Imam Wahyudi Indrawan. 2016. Posisi Bank dalam Wakaf
dalam-wakaf-uang
19