Anda di halaman 1dari 64

ASSESSMENT MODEL PENUAAN TRANSFORMATOR DAYA SESUAI

STANDAR IEC/IEEE DAN PENENTUAN NILAI EKONOMIS DENGAN

METODE TINGKAT TAHUNAN

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan dalamMenyelesaikan

Pendidikan Sarjana (S-1) pada Departemen Teknik Elektro Sub Konsentrasi

Teknik Energi Listrik

Oleh :

CHRISTIAN SIAHAAN

NIM : 130402069

DEPARTEMEN TEKNIK ELEKTRO

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2018

Universitas Sumatera Utara


Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
ABSTRAK

Dalam penetuan masa guna atau umur sangat transformator daya bergantung

pada suhu lingkungan (temperatur ambient) dan kenaikan suhu (Hot-spot).

Berdasarkan perhitungan yang dilakukan pada transformator daya 3 di Gardu

Induk Glugur dengan menggunakan beban harian selama satu tahun (2017)

didapat pengurangan masa guna adalah 0.157321% dan didapat umur sisa dari

transformator daya 3 adalah enam belas tahun, sedangkan perhitungan susut umur

menggunakan jenis pendingin ONAN ONAF didapat pengurangan masa guna

0.983 pu dan didapat sisa umur transformator daya 3 adalah enam belas tahun.

Penentuan nilai ekonomis dilakukan agar pergantian transformator tidak

dilakukan secara tiba-tiba pada umur yang ditentukan sehingga pergantian

trappnsformator dapat direncanakan pada saat nilai ekonomis didapat. Dalam

menentukan nilai ekonomis umur transformator daya nilai n sebesar 4.553, Ar

sebesar 1.21, pertumbuhan beban selama satu tahun sebesar 8% dan pada hasil

perhitungan terakhir nilai ekonomis penggunaan transformator daya adalah lima

belas tahun. Pada umur lima belas tahun ke depan, sudah dapat dilakukan

perencanaan pergantian transformator karena transformator daya akan sering

mengalami penurunan nilai guna.

Kata kunci : Transformator Daya; Susut Umur; Arrhenius; Changeout.

Universitas Sumatera Utara


KATA PENGANTAR

Segala syukur dan puji hanya bagi Tuhan Yesus Kristus, oleh karena

anugerah-Nya yang melimpah, kemurahan dan kasih setia yang besar akhirnya

penulis dapat menyelesaikan skripsi ini yang berjudul :

“Assessment Model Penuaan Transformator Daya Sesuai Standar

IEC/IEEE dan Penentuan Nilai Ekonomis Dengan Metode Tingkat Tahunan”

Skripsi ini merupakan bagian dari kurikulum yang harus diselesaikan untuk

memenuhi persyaratan dalam menyelesaikan pendidikan Sarjana Strata Satu di

Departemen Teknik Elektro, Universitas Sumatera Utara.

Skripsi ini penulis persembahkan kepada Ayah (Ir. Richard Siahaan) dan

Ibu (Peggy Ferdinandus) yang telah membimbing penulis dengan kasih sayang

hingga saat ini, serta untuk Opa (J.A. Ferdinandus), Oma (Yvonne de Saire),

Abang (Reggy Siahaan S.E.)yang telah memberikan semangat kepada penulis

serta dukungan selama masa studi hingga selesainya skripsi ini.

Selama masa kuliah hingga penyelesaian skripsi ini, penulis juga banyak

mendapatkan dukungan maupun bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu penulis

ingin menyampaikan ucapan rasa terima kasih kepada :

1. Bapak Ir. Riswan Dinzi, M.T., selaku dosen Pembimbing Skripsi yang

telah banyak meluangkan waktu dan pikirannya untuk selalu memberikan

bantuan, bimbingan, dan pengarahan kepada penulis selama perkuliahan

hingga penyusunan skripsi ini.

Universitas Sumatera Utara


2. Bapak Rahmad Fauzi, S.T., M.T.selaku dosen pembimbing akademik

yang telah banyak memberikan arahan selama masa perkuliahan.

3. Bapak Ir. Syafruddin Hasan, Ph.D selaku Dosen Penguji Skripsi yang

telah banyak memberikan masukan demi perbaikan skripsi ini serta

senantiasa memberikan bimbingan selama perkuliahan.

4. Bapak Ir. Surya Hardi, M.S., Ph.D selaku Dosen Penguji Skripsi yang

telah banyak memberikan masukan demi perbaikan skripsi ini serta

senantiasa memberikan bimbingan selama perkuliahan.

5. Bapak Dr. Fahmi, S. T., M.Sc, IPM selaku Ketua Departemen Teknik

Elektro FT – USU, dan Bapak Ir. Arman Sani, M. T. selaku Sekretaris

Departemen Teknik Elektro FT – USU.

6. Seluruh Dosen Teknik Elektro tercinta yang telah memberikan pelajaran

dan juga ilmu selama proses perkuliahan.

7. Seluruh Pegawai di Departemen Teknik Elektro FT- USU yang telah

banyak membantu proses dan segala administrasi perkuliahanmahasiswa.

8. Bapak Suherman selaku Supervisor dan pegawai Gardu Induk GIS

Glugur yang telah membantu dalam pengambilan data dan masukan

selama penulisan skripsi.

9. Rebeka Martina Simbolon yang telah banyak membantu dan tidak pernah

putus memberikan semangat dalam pengerjaan tugas akhir ini.

10. Teman-teman seperjuangan yang membantu dalam penulisan skripsi ini

Jackson, Febriant, Basado, Kevin, Kiel, Alex, Bahtera, Ade, Johanes,

Yosua, Alexander, Gerico, Perry, Andrian, Avoca, Moses, Frido, Ramot,

Martin, Jul, Risky, Rony, John dan yang tidak dapat disebutkan satu per

Universitas Sumatera Utara


satu dan abang-abang adik-adik stambuk 2011,2012, 2014, 2015, 2016,

2017.

11. Teman-teman tongkrongan yang memberi semangat dan doa Ricky,

Mima, Estha, Mira, Calvin, Michael, Jonathan, Anka, Eigar, Anok, Fayo,

Randrey, Boni, Kudus, Tony, Dwi, Bobo, Ijos, Kevin, Hendrak, Josep,

Andrew, Jemy, Aldo, Natha, Ivan, David, Geby, Danyie, Davin, Cindy

dan teman-teman yang tidak bisa disebutkan satu persatu.

12. Seluruh pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah

membantu penulis baik secara langsung maupun tidak langsung selama

menjalani perkuliahan di Departemen Teknik Elektro FT-USU.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih belum

sempurna karena masih terdapat banyak kekurangan baik dari segi isi maupun

susunan bahasanya. Saran dan kritik dari pembaca dengan tujuan

menyempurnakan dan mengembangkan kajian dalam bidang ini sangat penulis

harapkan.Akhir kata, penulis berharap semoga penulisan skripsi ini dapat berguna

bagi kita semua dan hanya kepada Tuhan Yesus penulis menyerahkan diri.

Medan, Agustus 2018

Christian Siahaan

Universitas Sumatera Utara


DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ........................................................................................................ i

KATA PENGANTAR ............................................................................................ ii

DAFTAR ISI ....................................................................................................... v

DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ vii

DAFTAR TABEL ................................................................................................ viii

BAB I PENDAHULUAN..................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang .......................................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah ..................................................................................... 3

1.3 Tujuan Penulisan ....................................................................................... 3

1.4 Batasan Masalah ....................................................................................... 3

1.5 Manfaat Penelitian .................................................................................... 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................... 5

2.1 Transformator ........................................................................................... 5

2.2 Rugi – rugi pada Transformator ................................................................ 8

2.3 Transformator Daya ................................................................................ 10

2.3.1 Konstruksi Transformator Daya ...................................................... 14

2.3.2 Karakteristik Pembebanan dan Rugi-rugi Berbeban ....................... 19

Universitas Sumatera Utara


2.3.4 Perhitungan Umur Ekonomis dengan Menggunakan Metode Tingkat

Tahunan ........................................................................................... 23

2.3.5 Perhitungan Umur dengan Jenis Pendingin yang Digunakan Sesuai

Standar IEEE .................................................................................... 25

2.3.6 Metode Dalam Penilaian Transformator Daya ............................... 28

BAB III METODE PENELITIAN ....................................................................... 33

3.1 Tempat dan Waktu .................................................................................. 33

3.4 Variabel yang diamati ............................................................................. 35

3.5 Prosedur Penelitian ................................................................................. 36

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN .............................................................. 37

4.1 Umum ..................................................................................................... 37

4.2 Perhitungan Menurut Standar IEC .......................................................... 37

4.2.1 Menentukan Nilai Hot-spot ............................................................. 39

4.2.2 Menentukan Umur dari Transformator Daya .................................. 41

4.3 Perhitungan Umur dengan Jenis Pendingin yang Digunakan Sesuai

Standar IEEE ........................................................................................... 42

4.4 Perhitungan Nilai Ekonomis Menurut Metode Nilai Tahunan ............... 45

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN............................................................... 49

5.1 Kesimpulan ............................................................................................. 49

5.2 Saran ....................................................................................................... 50

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 51

Universitas Sumatera Utara


DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Rangkaian Ekivalen Transformator .....................................................6

Gambar 2.2 Transformator penaik tegangan (Step up) ............................................6

Gambar 2.3 Transformator penurun tegangan (Step down) .....................................7

Gambar 2.4 Rugi – rugi yang terjadi pada Transformator .......................................9

Gambar 2.5 Transformator daya ............................................................................14

Gambar 2.6 Inti besi pada transformator daya .......................................................14

Gambar 2.7 Belitan pada transformator daya ........................................................15

Gambar 2.8 Bushing pada transformator daya .......................................................16

Gambar 2.9 Keadaan Transformator saat tidak berbeban ......................................19

Gambar 2.10 Keadaan Transformator saat berbeban .............................................20

Gambar 3.1 Diagram satu garis penelitian .............................................................36

Universitas Sumatera Utara


DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1 Macam - macam pendingin Transformator............................................18

Tabel 2.2 Standarisasi International Electrotechnical Commission ......................21

Tabel 3.1 Spesifikasi transformator daya ...............................................................33

Tabel 4.1 Rata-rata pembebanan dalam satu bulan ................................................38

Tabel 4.2Daftar rata-rata pembebanan dalam satu tahun .......................................39

Tabel 4.3 Hasil perhitungan nilai Hot-spot dalam satu tahun ................................40

Tabel 4.4 Hasil Perhitungan 𝐹𝐴𝐴 dan 𝐹𝐸𝑄𝐴 ......................................................41

Universitas Sumatera Utara


1. BAB I

2. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perusahaan Listrik Negara (PLN) merupakan perusahaan yang menyuplai

energi listrik ke rumah tangga maupun industri. PLN sendiri memiliki tempat

untuk menyalurkan energi listrik itu sendiri, bernama Gardu Induk. Gardu Induk

ini merupakan sub sistem dari sistem penyaluran (transmisi) tenaga listrik, atau

merupakan satu kesatuan dari sistem penyaluran. Pada Gardu Induk sendiri

memiliki suatu peralatan yang sangat penting dalam menyuplai energi listrik

tersebut, yaitu transformator daya. Transformator daya adalah salah satu

komponen utama pada gardu induk yang berfungsi untuk menaikkan atau

menurunkan tegangan yang akan disuplai.

Mengingat bahwa transformator daya tersebut akan bekerja setiap hari

selama 24 jam maka akan menimbulkan rugi-rugi atau losses. Besar kecilnya rugi-

rugi dapat menunjukan efisiensi dari transformator daya sehingga dapat

menyebabkan berkurangnya nilai guna dan umur pakai dari transformator daya

tersebut dan mengurangi nilai ekonomis dari suatu transformator daya tersebut,

hal ini dapat menyebabkan penyaluran daya listrik yang tidak optimal bahkan

pada kondisi yang buruk dapat merusak transformator daya tersebut.

Pada salah satu penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Anggi

Adipriyatna yang berjudul “Studi Perkiraan Umur Transformator Distribusi 160

Universitas Sumatera Utara


kVA Menggunakan Metode Tingkat Tahunan pada PT.PLN (PERSERO) APJ

Cirebon” hanya melakukan perhitungan umur ekonomis dari transformator daya

sedangkan di skripsi ini akan membahas perhitungan susut umur dengan beban

harian dan jenis pendingin yang digunakan.

Pada penelitian selanjutnya yang dilakukan Ingrid Juniar yang berjudul

“Analisis Pengaruh Pembebanan Terhadap Transformator Daya 275/150 kV

(Aplikasi pada Gardu induk Binjai)” pembahasan tentang perhitungan susut umur

dari transformator daya dengan menggunakan data beban harian tetapi tanpa

menghitung susut umur dengan jenis pendingin dan perhitungan umur ekonomis

transformator daya[17], sedangkan untuk skripsi ini akan membandingkan

perhitungan susut umur melalui data beban harian dan jenis pendingin yang

digunakan menggunakan standar dari IEC/IEEE berserta perhitungan nilai umur

ekonomis dari transformator daya sehingga dapat mengetahui transformator daya

dapat bekerja handal sampai pada umur berapa sehingga dapat dilakukan

pergantian sebelum umur yang di tentukan.

Maka dari ini harus dilakukan studi tentang faktor penuaan transformator

(perhitungan umur) dan menentukan umur ekonomis dengan metode nilai tahunan

dan pertumbuhan beban selama satu tahun.

Penelitian ini akan dilakukan dengan mengambil data pada salah satu

transformator daya 3 yang bertempat di Gardu Induk GIS Glugur yang

berkapasitas 42/60 MVA. Perhitungan ini akan dilakukan menggunakan standar

dari IEC/IEEE dan metode tingkat tahunan.

Universitas Sumatera Utara


1.2 Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dari skripsi ini:

1. Menghitung efisiensi dari transformator daya dalam menentukan umur

pakai transformator daya.

2. Bagaimana cara perhitungan efisiensi dalam menentukan umur dari

transformator daya dan umur isolasi berdasarkan standar internasional.

3. Mengetahui nilai pakai ekonomis dari suatu transformator daya

melalui metode tingkat tahunan.

1.3 Tujuan Penulisan

Tujuan dari penulisan skripsi ini:

1. Memperkirakan umur pakai dari transformator daya melalui sistem

beban harian dan jenis pendingin yang dipakai pada transformator

daya.

2. Memahami cara mudah dalam perhitungan umur transformator daya

dengan menggunakan standar IEC/IEEE dan umur ekonomis.

3. Mendapatkan pengaruh pembebanan terhadap umur transformator.

1.4 Batasan Masalah

1. Skripsi ini hanya membahas pengaruh pembebanan dan jenis

pendingin untuk mendapatkan umur transformator daya.

Universitas Sumatera Utara


2. Skripsi ini membahas tentang perkembangan beban tahunan dan panas

minyak berbeban pada transformator daya dalam menentukan umur

ekonomis.

3. Skripsi ini hanya membahas umur dari transformator daya dan umur

ekonomis pada salah satu transformator daya di Gardu Induk GIS

Glugur.

1.5 Manfaat Penelitian

1. Memberikan informasi lebih lanjut tentang perhitungan dari

pembebanan dan jenis pendingin dalam menentukan umur

transformator daya dengan menggunakan standar IEC/IEEE dan

metode tingkat tahunan.

2. Membantu perusahaan PT.PLN dalam menghitung umur pakai dari

salah satu transformator daya.

3. Menambah informasi yang berkaitan tentang disiplin ilmu elektro

khususnya dalam bidang faktor penuaan dan umur ekonomis pada

transformator daya.

Universitas Sumatera Utara


3. BAB II

4. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Transformator

Transformator adalah suatu peralatan listrik elektromagnetik statis yang

berfungsi untuk memindahkan dan mengubah daya listrik dari suatu rangkaian

listrik ke rangkaian listrik lainnya, dengan frekuensi yang sama dan perbandingan

transformasi tertentu melalui suatu gandengan magnet dan bekerja berdasarkan

prinsip induksi elektromagnetis, dimana perbandingan tegangan antara sisi primer

dan sekunder berbanding lurus dengan perbandingan lilitan dan berbanding

terbalik dengan perbandingan arusnya.[6,11]

Prinsip kerja pada transformator yaitu pada transformator sendiri memiliki

dua buah kumparan (primer dan sekunder) yang bersifat induktif. Kedua

kumparan ini terpisah secara elektris namun berhubungan secara magnetis melalui

jalur yang memiliki reduktansi rendah. Apabila kumparan primer dihubungkan

dengan sumber tegangan bolak-balik maka fluks bolak-balik akan muncul di

dalam inti yang dilaminasi, karena kumparan tersebut membentuk jaringan

tertutup maka mengalirlah arus primer. Akibatnya fluks pada kumparan primer

akan mengalami induksi (self induction) dan pada kumparan sekunder akan

mengalami induksi juga dikarenakan pengaruh induksi dari kumparan primer

tersebut, atau disebut sebagai induksi bersama (mutual induction). Rangkaian

ekivalen dari transformator dapat dilihat pada Gambar 2.1.

Universitas Sumatera Utara


Gambar 2.1 Rangkaian Ekivalen Transformator [6]
Berdasarkan penggunaan transformator pada sistem penyaluran tenaga listrik:

1. Transformator penaik tegangan (Step up)

Transformator yang berfungsi untuk menaikkan tegangan bolak

balik (AC) pembangkit menjadi tegangan transmisi. Pada transformator ini

jumlah lilitan kumparan sekunder lebih banyak dari lilitan kumparan

primer, gambar dari transformator penaik tegangan dapat dilihat pada

Gambar 2.2. Transformator step up banyak dijumpai pada rangkaian

inverter, televisi, dan rangkaian yang memerlukan tegangan tinggi lainnya.

Gambar 2.2 Transformator penaik tegangan (Step up)

Universitas Sumatera Utara


2. Transformator penurun tegangan (Step down)

Transformator ini dapat disebut trafo distribusi, untuk menurunkan

tegangan transmisi menjadi tegangan distribusi. Pada transformator Step

Down ini, rasio jumlah lilitan pada kumparan primer lebih banyak jika

dibandingkan dengan jumlah lilitan pada kumparan sekundernya, gambar

dari transformator penurun tegangan dapat dilihat pada Gambar 2.3.

Transformator step down ini biasanya digunakan untuk mengubah

tegangan grid yang tinggi menjadi tegangan rendah yang bisa digunakan

untuk peralatan rumah tangga. Sedangkan di rumah tangga, kita sering

menggunakannya untuk menurunkan taraf tegangan listrik yang berasal

dari PLN (220V) menjadi taraf tegangan yang sesuai dengan peralatan

elektronik.

Gambar 2.3 Transformator penurun tegangan (Step down)

Suhu pada transformator harus dijaga dalam keadaan normal,

karena suhu pada transformator dipengaruhi kualitas jaringan tegangan,

rugi-rugi pada transformator itu sendiri dan suhu di sekitar transformator

tersebut. Minyak pada transformator sangat berguna sebagai pendingin

Universitas Sumatera Utara


transformator karena pada saat minyak bersirkulasi, panas yang berasal

dari belitan akan dibawa oleh minyak tersebut sesuai dengan jalur

sirkulasinya dan akan didinginkan pada sirip-sirip radiator transformator.

Minyak transformator sebagai bahan isolasi sekaligus sebagai media

penghantar panas dari bagian yang panas (belitan dan inti) kedinding

tangki atau radiator pendingin memiliki karakteristik sebagai berikut : [15]

• Berat jenis (Specific grafity) 0,85 sampai 0,90 pada suhu 13,5oC

• Kekentalan (Viscocity) cukup rendah untuk memperlancar sirkulasi dari

bagian yang panas ke bagian yang dingin, yaitu 100 sampai 110 Saybolts

second pada 40o C .

• Titik didih tidak kurang dari 135o C.

• Titik beku tidak lebih dari -40o C.

• Tegangan tembus tidak kurang 30 kV per 2,5 mm atau 120 kV per 1 cm.

• Koefisien muai 0,00065 per 1oC.

• Titik api (flash point) 180o C sampai 190o C.

• Titik nyala api(burning point) 205o C.

• Kelembaban terhadap uap air (moisture) nihil.

2.2 Rugi – rugi pada Transformator

1. Rugi-rugi tembaga

Rugi-rugi yang disebabkan oleh pemanasan yang timbul akibat arus

mengalir pada hambatan kawat penghantar yang terdapat pada kumparan

Universitas Sumatera Utara


primer dan sekunder dari transformator. Rugi-rugi tembaga sebanding dengan

kuadrat arus yang mengalir pada kumparan.

2. Rugi-rugi arus eddy

Rugi-rugi yang disebabkan oleh pemanasan akibat timbulnya arus eddy

(pusar) yang terdapat pada inti besi transformator. Rugi-rugi ini terjadi karena

inti besi terlalu tebal sehingga terjadi perbedaan tegangan antara sisinya maka

mengalir arus yang berputar-putar di sisi tersebut. Rugi-rugi arus eddy

sebanding dengan kuadrat tegangan yang disuplai ke transformator.

3. Rugi-rugi hysteresis

Rugi-rugi yang berkaitan dengan penyusunan kembali medan magnetik di

dalam inti besi pada setiap setengah siklus, sehingga timbul fluks bolak-balik

pada inti besi. Gambar 2.4 menunjukkan rugi-rugi yang terjadi pada

transformator.

Gambar 2.4 Rugi – rugi yang terjadi pada Transformator [11]

Universitas Sumatera Utara


2.3 Transformator Daya

Transformator daya memiliki peranan sangat penting dalam sistem tenaga

listrik.Transmisi sistem tenaga listrik harus memiliki tegangan yang tinggi agar

rugi-rugi daya tidak melebihi rugi-rugi yang diinginkan, maka dari itu dibutuhkan

transformator daya untuk menyalurkan daya dari generator yang bertegangan

menengah ke transmisi bertegangan tinggi dan juga menyalurkan daya dari

transmisi bertegangan tinggi ke jaringan distribusi.Dalam sistem tenaga,

transformator daya digunakan untuk menaikan tegangan dari sisi pembangkitan ke

sisi transmisi (transformator step up) dan digunakan untuk menurunkan tegangan

dari sisi transmisi ke sisi distribusi (transformator step down).Hal ini bertujuan

agar losses (daya yang hilang menjadi panas) saat transmisi tidak begitu

besar.Losses yang dihasilkan ini berasal dari arus pada kawat penghantar. Untuk

mengurangi losses ini maka kita harus memperkecil arus pada saluran transmisi

yang dapat kita peroleh dengan menaikan level tegangan pada saluran transmisi.

Jika kita ingin menaikan atau menurunkan tegangan yang kecil, kita dapat

menggunakan autotransformer.

Istilah transformator daya mengacu pada transformator-transformator yang

digunakan diantara generator dan rangkaian distribusi dan umumnya dengan

rating diatas 500 kVA. Sistem daya biasaya terdiri dari banyaknya lokasi

pembangkitan, titik distrbusi dan interkoneksi dalam sistem yang terdekat.

Dalam pembuatan transformator daya harus tergantung pada aplikasi

penggunaan transformator tersebut, untuk transformator indoor biasanya bertipe

kering tetapi bisa juga dicelupkan air sedangkan untuk tipe outdoor biasanya

transformator terendam atau berisi cairan (minyak). [6]

Universitas Sumatera Utara


1. Rating

Di Amerika Serikat, transformator diberi rating berdasarkan output daya

yang mampu mereka kirimkan pada tegangan dan frekuensi pengenal yang

ditentukan dalam kondisi operasi ”biasa” tanpa melebihi batas suhu internal yang

ditentukan dalam rating. Standar yang telah ada bahwa suhu dalam transformator

harus sesuai dengan suhu kamar, karena apabila sesuai dengan suhu lingkungan

dapat berubah-ubah dalam kondisi saat beroperasi.

Harapan umur normal dari transformator daya umumnya diasumsikan sekitar 30

tahun apabila dioperasikan sesuai dengan rating nya. Namun, dalam kondisi

tertentu mungkin saat kelebihan beban dan dioperasikan di luar rating, dapat

membuat umur transformator tidak sesuai perkiraan. Trnaformator-transformator

daya telah dikelompokan menjadi 3 bagian berdasarkan rentang kapasitas pada

pasar penjualan, yaitu :

• Transformator daya kecil (500 – 7500 kVA)

• Transformator daya menengah (7.5 – 100 MVA)

• Transformator daya besar (100 MVA keatas)

Sudah tercatat bahwa pegujian transformator didasarkan pada ketentuan “biasa”,

seperti yang dijelaskan dalam standar baku. Kondisi layanan tidak biasa dapat

diidentifikasi dari hal-hal yang secara khusus sehingga hasil yang diinginkan

dapat berhubungan dengan kondisi operasional yang sebenarnya. Kondisi layanan

yang tidak biasa meliputi hal-hal berikut : suhu lingkungan tinggi (di atas 40°C)

atau rendah (di bawah -20°C), ketinggian lebih dari 1000m di atas permukaan

laut, kondisi seismik, dan beban dengan total distorsi harmonik di atas 0.05 per

unit.

Universitas Sumatera Utara


2. Kelas-kelas Isolasi

Tingkat isolasi dari transformator dapat ditentukan berdasarkan level

kedudukan yang mampu dicapai.

Kelas isolasi dari transformator ditentukan berdasarkan tingkat pengujian

yang mana transformator tersebut mampu bertahan. Penyekatan transformator

diurutkan oleh BIL, atau dorongan dasar dari tingkatan isolasi, dalam

hubungannya dengan tingkat tegangan. Secara internal, sebuah transformator

dikatakan sebagai sistem pemulihan isolasi non mandiri, kebanyakan berisikan

lubang pori, bahan selulosa yang dibuahi oleh media penyekatan yang cair. Secara

eksternal, busing trafo, dan yang lebih penting, peralatan pengaman harus

terkoordinasi dengan tingkat trafo untuk melindungi trafo dari lonjakan dan

kelebihan daya sementara. Standar kelas isolasi telah ditetapkan oleh organisasi-

organisasi tertentu yang membuat parameter pengukuran yang harus dilakukan.

Batas ketetapan standar untuk kenaikan suhu diatas suhu lingkungan:

• Kenaikan suhu belitan rata-rata : 65°C

• Kenaikan titik panas (Hot-spot) : 80°C

• Kenaikan suhu pendingin permukaan : 65°C

Rating dasar yang sering ditentukan dan di uji sebagai kenaikan suhu 55°C

4. Efisiensi

Transformator daya listrik sangatlah efisien, pada umumnya 99.5% atau

bahkan lebih besar, dengan kata lain, kehilangan daya yang sebenarnya biasanya

kurang dari 0.5% dari tingkat kVA saat beban penuh. Tingkat efisiensi diturunkan

dari tingkat keluar (output) dan hilang (loss) dari transformator.

Universitas Sumatera Utara


5. Evaluasi Ekonomi dari Kerugian (Loss)

Kerugian/kegagalan transformator mewakili energi yang tidak bisa

terkirim kepada konsumen yang kemudian menimbulkan biaya ekonomi bagi

pengguna/pemilik transformator. Pengurangan dalam kerugian trafo biasanya

berimbas pada meningkatnya biaya transformator. Berdasarkan penggunaannya,

mungkin terdapat manfaat ekonomi bagi transformator dengan kerugian yang

terminimalisir serta harga yang tinggi atau sebaliknya. Proses ini secara umum

berkaitan dengan penggunaan “loss evaluations”, yang menempatkan harga per

dollar ke dalam kerugian transformator untuk menghitung jumlah biaya

kepemilikan yang merupakan kombinasi dari harga beli dan kerugiannya.

6. Kebijakan

Kebijakan diartikan sebagai perubahan (peningkatan) dari daya keluaran

yang terjadi saat beban dalam transformtor dikurangi dari beban terukur dengan

beban nol saat proses input daya sedang dilakukan secara konstan. Biasanya

disimbolkan dalam bentuk persentase, atau per unit, dari tingkat daya keluaran

saat beban terukur. Dapat dicatat bahwa semakin rendah nilai impedansi, secara

spesifik reaktansi AC, dapat berakibat pada kebijakan yang lebih rendah, yang

biasanya dapat diterima. Akan tetapi, hal ini dilihat dari pengeluaran kegagalan

arus, yang pada akhirnya bisa berakibat pada meningkatnya pengurangan

impedansi, terkait dengan terbatasnya pada impedansi dari transformator. Sebagai

tambahan, kebijakan meningkat seiring dengan faktor daya dari beban menjadi

lebih tertinggal (induktif).

Gambar 2.5 adalah salah satu contoh gambar transformator daya atau

transformator tenaga.

Universitas Sumatera Utara


Gambar 2.5 Transformator daya [6]

2.3.1 Konstruksi Transformator Daya

Pembangunan dasar konstruksi dari transformator daya, yaitu:

1. Inti (Core)

Bagian ini berfungsi sebagai jalur magnetik tempat menyalurkan fluks

yang terdiri dari lempeng besi yang timbul akibat arus bolak balik yang

mengelilingi inti besi tersebut dan akan menyalurkan ke kumparan lainnya.

Gambar dari inti tersebut dapat dilihat dari Gambar 2.6.

Gambar 2.6 Inti besi pada transformator daya [3,6]

Universitas Sumatera Utara


2. Belitan (Winding)

Belitan yang terdiri dari konduktor pembawa arus yang

mengelilingi inti besi dimana saat arus bolak balik mengalir pada belitan

tembaga tersebut inti besi akan terinduksi dan menimbulkan

fluksmagnetik. Gambar 2.7 adalah gambar yang menunjukan belitan pada

transformator daya.

Gambar 2.7 Belitan pada transformator daya [3,6]


3. Bushing

Bushing merupakan sarana penghubung antara belitan dengan jaringan

luar Bushing terdiri dari sebuah konduktor yang diselubungi oleh isolator. Isolator

tersebut berfungsi sebagai penyekat antara konduktor bushing dengan body main

tank transformator dan Gambar 2.8 menunjukan gambar dari bushing. Bushing

terdiri dari :

a. Bushing kondenser yaitu bushing yang dipakai pada rating 72,5 kV keatas.

Dalam bushing kondenser terdapat banyak lapisan kapasitansi yang

disusun secara seri sebagai pembagi tegangan.

Universitas Sumatera Utara


b. Bushing non-kondenser yaitu yang dipakai ada rating 72,5 kV kebawah.

Media isolasi utama adalah isolasi seperti porcelain atau keramik.

Gambar 2.8 Bushing pada transformator daya [3,6]

4. Pendingin

Suhu pada transformator yang sedang beroperasi akan dipengaruhi oleh

kualitas teganganjaringan, rugi-rugi pada trafo itu sendiri dan suhu lingkungan.

Suhu operasi yang tinggimengakibatkan rusaknya isolasi kertas pada

transformator. Oleh karena itu pendinginan yang efektif sangat diperlukan.

Minyak isolasi transformator selain merupakan media isolasi juga

berfungsi sebagai pendingin. Pada saat minyak bersirkulasi, panas yang berasal

dari belitan akan dibawa oleh minyak sesuai jalur sirkulasinya dan akan

didinginkan pada sirip-sirip radiator. Macam-macam jenis pendingin pada

Universitas Sumatera Utara


transformator dapat dilihat pada Tabel 2.1. Adapun proses pendinginan ini dapat

dibantu oleh adanya kipas dan pompa sirkulasi yang berfungsi meningkatkan

efisiensi pendinginan.

Karena tidak adanya transformator yang benar-benar “ideal”, masing-

masing transformator akan mengalami kehilangan energi dalam jumlah tertentu,

yang biasanya berubah dalam bentuk energi panas. Cara dalam menghilangkan

panas ini dapat bergantung pada pengaplikasiannya, ukuran unit, serta jumlah

energi panas yang perlu dilepas. Perantara isolasi di dalam transformator,

biasanya minyak, memiliki banyak fungsi, pertama berperan sebagai isolator, dan

kedua untuk menyediakan perantara terbaik untuk menghilangkan energi panas.

Belitan dan inti adalah sumber utama dari energi panas, meskipun bagian metalik

di dalam bisa juga berperan sebagai sumber panas. Sangat penting untuk

melakukan pendinginan saluran dan bagian yang sempurna dalam jarak yang

dekat dengan sumber panas melalui perantara pendingin yang bisa mengalir,

sehingga energi panas bisa secara efektif diangkat dari transformator. Sirkulasi

alami dari minyak melalui transformator dalam proses konveksi disebut dengan

efek “thermosiphon”. Transformator yang lebih besar tidak bisa secara efektif

didinginkan menggunakan radiator dan kipas yang bergantung pada pompa yang

menyalurkan minyak melalui transformator dan melalui pemindah panas external,

atau pendingin, yang bisa menggunakan udara atau air sebagai perantara

pendingin sekunder. [6]

Universitas Sumatera Utara


Macam-macam pendingin pada transformator:

Tabel 2.1 Macam - macam pendingin Transformator [6]

Media

Dalam Trafo Diluar Trafo


Macam Sistem Sirkulasi Sirkulasi Sirkulasi Sirkulasi
No Pendingin Alamiah Paksa Alamiah Paksa

1 AN Udara

2 AF Udara

3 ONAN Minyak Udara

4 ONAF Minyak Udara

5 OFAN Minyak

6 OFAF Minyak Udara

7 OFWF Minyak Air

8 ONAN/ONAF Kombinasi 3 dan 4

9 ONAN/OFAN Kombinasi 3 dan 5

10 ONAN/OFAF Kombinasi 3 dan 6

11 ONAN/OFWF Kombinasi 3 dan 7

Untuk menghitung umur isolasi atau minyak trafo dapat menggunakan rumus: [8]

𝐵
[ ]
𝑃𝑒𝑟 𝑢𝑛𝑖𝑡 𝑚𝑎𝑠𝑎 𝑔𝑢𝑛𝑎 = 𝐴𝑒 𝜃𝐻𝑆 +273
(2.1)

𝐴 = Konstanta bernilai 9.8 × 10−18 (Berdasarkan standard IEEE)

𝐵 = Konstanta bernilai 15.000 (Berdasarkan standard IEEE)

𝜃𝐻𝑆 = Temperatur hot-spot belitan (oC)

Universitas Sumatera Utara


2.3.2 Karakteristik Pembebanan dan Rugi-rugi Berbeban

Umur pakai dari suatu transformator daya sangat dipengaruhi oleh beban

yang dilayani oleh transformator tersebut. Beban harian ini dapat berasal dari

perumahan (rumah tangga), industri, perdagangan, dan lain-lain. Jumlah beban

yang dipikul harus sesuai dengan rating nameplate transformator tersebut.

Rugi-rugi berbeban pada transformator daya akibat tahanan pada

rangkaian yang dialiri arus beban karena rugi-rugi ini terjadi pada belitan

transformator yang terbuat dari tembaga sehingga sering disebut rugi-rugi

tembaga. [11]

1. Keadaan Transformator saat tidak berbeban

Bila kumparan primer suatu transformator dihubungkan dengan sumber

tegangan sesaat 𝑉1 yang sinusoidal dan kumparan sekundernya merupakan

rangkaian yang tidak dibebani (no load), maka akan mengalir arus primer

𝑖0 yang juga sinusoidal dan dengan menganggap kumparan 𝑁1 reaktif

murni, 𝑖0 akan tertinggal 90° dari 𝑉1 (induktif). Keadaan transformator

saat tidak berbeban dapat dilihat pada Gambar 2.9.

Gambar 2.9 Keadaan Transformator saat tidak berbeban [11]

Universitas Sumatera Utara


2. Keadaan Transformator saat berbeban

Apabila kumparan sekunder dihubungkan dengan beban 𝑍1 , maka 𝐼2 akan

𝑉
mengalir pada kumparan sekunder, dimana :𝐼2 = 𝑍2 , dengan faktor daya
1

∅2 . Keadaan Transformator saat berbeban dapat dilihat pada Gambar 2.10.

Gambar 2.10 Keadaan Transformator saat berbeban [11]

2.3.3 Perhitungan Umur dan Efisiensi Transformator Daya

Karena pendistribusian temperatur tidak seragam, maka bagian yang

beroperasi paling tinggi suhu biasanya akan mengalami deteriorasi atau

penurunan mutu paling besar. Karena itu, tingkat penuaan akan mengacu pada

suhu panas yang berliku. Dalam hal ini tingkat penuaan relatif V ditentukan

menurut persamaan (2.2) untuk kertas yang tidak di-upgrade secara elektronik dan

untuk persamaan (2.3) untuk termal kertas yang ditingkatkan, sedangkan untuk

standarisasi dari International Electrotechnical Commission dapat dilihat pada

Tabel 2.2. [6]

Universitas Sumatera Utara


Tabel 2.2 Standarisasi International Electrotechnical Commission

𝞱𝒉 (oC) Non-Thermally upgraded Thermally upgraded paper


paper
80 0.125 0.036
86 0.25 0.073
92 0.5 0.145
98 1 0.282
104 2.0 0.536
110 4.0 1.0
116 8.0 1.83
122 16.0 3.29
128 32.0 5.8
134 64.0 10.1
140 128.0 17.2

Untuk menghitung umur relatif non-thermally upgraded : [7,8]

V = 2(𝜃ℎ−98)/6 (2.2)

Untuk menghitung umur relatif thermally upgraded : [7,8]

15.000 15.000
V = 𝑒 (110+273 –
𝜃ℎ+273
)
(2.3)

Dimana 𝜃ℎ adalah suhu hot-spot dalam oC, ini berarti penuaan sangat sensitif

terhadap suhu dan B adalah rating nilai dari penuaan transformator (15.000).

Menetukan nilai hot-spot dengan rumus : [8]

𝜃ℎ = 𝜃𝐴 + ∆𝜃𝑇𝑂 + ∆𝜃ℎ (2.4)

dimana :

𝜃𝐴 = temperature ambient (suhu lingkungan)

∆𝜃𝑇𝑂 = nilai dari temperature minyak bagian atas (𝜃𝑇𝑂 − 𝜃𝐴 )

Universitas Sumatera Utara


∆𝜃ℎ = menetukan nilai kenaikan hot-spot

Menentukan nilai kenaiakan hot-spot : [8,10]

∆𝜃ℎ = 𝐻 𝑥 𝑔 𝑥 𝐾 2𝑚 (2.5)

dimana :

H = faktor hot-spot berdasarkan standar IEC

g = selisih temperature belitan dengan temperature minyak pada rating

beban

K = faktor beban (suplai beban/rating beban)

m = kostanta tergantung jenis pendingin

Setelah mendapatkan nilai dari persamaan diatas maka kita harus

melanjutkan dengan memasukan nilai dari factor aging acceleration (𝐹𝐴𝐴 ). Nilai

𝐹𝐴𝐴 dapat dicari menggunakan rumus : [8]

15000 15000
𝐹𝐴𝐴 = 𝑒 ( 383

𝜃ℎ+273
)
(2.6)

Dalam menentukan umur kita juga harus menentukan ekivalen dari masa

guna transformator daya ( 𝐹𝐸𝑄𝐴 ) tersebut dengan menentukan jangka waktu

pemakaian transformator daya dengan rumus : [8]

∑𝑁
𝑛=1 𝐹𝐴𝐴,𝑛 ∆𝑡𝑛
𝐹𝐸𝑄𝐴 = ∑𝑁
(2.7)
𝑛=1 ∆𝑡𝑛

dimana :

n = Indeks dari interval waktu, t

N = Jumlah total interval waktu

∆𝑡𝑛 = Interval waktu (hari)

Universitas Sumatera Utara


Untuk perhitungan loss of life :[8]

𝐹 𝑥 100 𝑥𝑡
L = 𝑚𝑎𝑠𝑎𝐸𝑄𝐴 (2.8)
𝑔𝑢𝑛𝑎 𝑛𝑜𝑟𝑚𝑎𝑙

dimana:

L = loss of life transformator

𝑡𝑛 = interval waktu ke-n

Maka perhitungan dalam menentukan umur transformator dapat diperoleh

dengan rumus :

𝑈𝑛 = (100% − 𝑝𝑒𝑛𝑔𝑢𝑟𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑚𝑎𝑠𝑎 𝑔𝑢𝑛𝑎) × (𝑢𝑚𝑢𝑟 𝑑𝑎𝑠𝑎𝑟 − 𝑛)(2.9)

𝑛 = waktu pemakaian (jam/tahun)

2.3.4 Perhitungan Umur Ekonomis dengan Menggunakan Metode Tingkat

Tahunan

Periode chageout adalah waktu penggantian transformator karena sudah

tidak memadai akibat pertumbuhan beban. Periode changeout dapat menggunakan

rumus : [1]

𝐿𝑛= ( 1 + 𝑟)𝑛 (2.10)

dimana :

r = pertumbuham beban tahunan (%)

𝐿𝑛 = Periode changeout

Setelah itu dalam mencari nilai umur relative per periode changeout dalam perunit

rating dasar (Ar) menggunakan rumus :[1,14]

log 𝑅𝐵 1 1
Ar = log 𝑅
× 𝑙𝑜𝑔−1 �6250 �𝑇𝐵 − 𝑇𝑇�� (2.11)

dimana :

Universitas Sumatera Utara


RB =Faktor pertumbuhan beban tahunan transformator daya

R = Jumlah antara faktor pertumbuhan dengan rating

TB = Temperature terpanas pada beban puncak

TT = Rating transformator menurut papan nama

Untuk mencari temperatur terpanas pada beban puncak (𝛥𝜃𝑢) dapat menggunakan

rumus berikut : [1]


0.8
𝑃𝐵2 ×𝑄𝐵+1
𝛥𝜃𝑢 = 𝜃(𝑓𝑙) × 𝜃𝑛 × � 𝑄𝐵+1
� (2.12)

dimana :

𝜃(𝑓𝑙) = perbandingan antara keadaan sesungguhnya dengan batas

kenaikan tertinggi pada beban

𝜃𝑛 = kenaikan rata-rata minyak pada beban nominal

PB = beban puncak tahunan per unit

QB = perbandingan antara rugi beban dengan rugi tanpa beban

Sehingga, ratting transformator menurut suhu dapat dicari : [1]

T = 𝛥𝜃𝑜 + 𝛥𝜃ℎ (2.13)

Mencari 𝛥𝜃𝑜 harus menggunakan harga dasar dari data yang didapat dalam

mencari TT (suhu total) [1] :


0.8
𝑃 2 ×𝑄 +1
𝛥𝜃𝑜 = 𝜃(𝑓𝑙) × 𝜃𝑛 × � 𝑄+1
� (2.14)

Sehingga perkiraan jumlah periode changeout (EL) sampai akhir mendapatkan

umur transformator ditulis sebagai berikut [1] :


𝑁
𝐸𝐿 = 𝑁𝐶×𝐴𝑟
(2.15)

dimana :

Universitas Sumatera Utara


EL = Perkiraan jumlah periode chageout

N = Umur transformator yang diharapkan

NC = Umur rata-rata transformator

Ar = Arhenius

2.3.5 Perhitungan Umur dengan Jenis Pendingin yang Digunakan Sesuai

Standar IEEE

Dalam melakukan perhitungan umur dari jenis minyak yang digunkan

pertama harus mencari rasio pembebanan dari transformator daya (K) yang akan

dihitung dengan rumus :[15,16]


𝑆
K =𝑆𝑟 (2.16)

dimana :

S = Presentase pembebanan yang dipikul trasformator daya

Sr = 100%
Kenaikan temperature Hot-spot (∆𝜃𝑐𝑟 ) dihitung dengan rumus : [15,16]

∆𝜃𝑐𝑟 = ∆𝜃𝑏𝑟 + 1.1 ∆𝜃𝑊𝑂 (2.17)

dimana :

∆𝜃𝑏𝑟 = kenaikan temperatur top oil

∆𝜃𝑊𝑂 = kenaikan temperatur minyak

Mencari kenaikan temperature top oil (∆𝜃𝑏 ) : [15,16]

1+𝑑𝐾 2 x
∆𝜃𝑏 = ∆𝜃𝑏𝑟 ( ) (2.18)
1+𝑑

dimana :

K = ratio pembebanan

∆𝜃𝑏𝑟 = kenaikan temperatur top oil

Universitas Sumatera Utara


𝑟𝑢𝑔𝑖−𝑟𝑢𝑔𝑖 𝑑𝑎𝑦𝑎 𝑝𝑒𝑛𝑔𝑒𝑛𝑎𝑙
d = 𝑟𝑢𝑔𝑖 𝑏𝑒𝑏𝑎𝑛 𝑛𝑜𝑙

x = kostanta

x = 0.9 (ONAN dan ONAF)

x = 0.1 (OFAF dan OFWF)

Kenaikan beban Hot-spot (∆𝜃𝑐 ) untuk beban yang stabil dapat dihitung

dengan rumus : [8,15,16]

1+𝑑𝐾 2 x
∆𝜃𝑐 = ∆𝜃𝑏𝑟 ( ) + (∆𝜃𝑐𝑟 − ∆𝜃𝑏𝑟 )𝐾 2𝑦 (2.19)
1+𝑑

dimana :

y = kostanta

y = 0.8 (ONAN dan ONAF)

y = 0.9 (OFAF dan OFWF)

Menghitung selisih hot-spot (∆𝜃𝑐𝑟 ) dan top oil (∆𝜃𝑜𝑛 )dapat menggunakan

persamaan berikut : [15,16]

∆𝜃𝑡𝑑 = (∆𝜃𝑐𝑟 − ∆𝜃𝑏𝑟 ) 𝐾 2𝑦 (2.20)

dimana :

∆𝜃𝑐𝑟 = Kenaikan temperature Hot-spot

∆𝜃𝑏𝑟 = kenaikan temperatur top oil

Menghitung kenaikan top oil pada waktu t setelah pemberian beban : [15,16]
𝑡
∆𝜃𝑜𝑛 = ∆𝜃𝑜 (𝑛 − 1) + (∆𝜃𝑏 − ∆𝜃𝑜 (𝑛 − 1) �1 − 𝑒 −𝜏 � (2.21)

dimana :

𝜃𝑜 (𝑛 − 1) = kenaikan temperatur awal minyak

∆𝜃𝑏 = kenaikan temperatur akhir minyak yang telah di stabilkan

𝜏𝜏 = 3(ONAN dan ONAF)

Universitas Sumatera Utara


𝜏𝜏 = 2(OFAF dan OFWF)

t = waktu dalam jam

Kenaikan temperature hot spot pada waktu tertentu dapat dicari dengan

rumus : [15,16]

𝜃𝑐 = 𝜃𝑎 + ∆𝜃𝑜𝑛 + ∆𝜃𝑡𝑑 (2.22)

dimana :

𝜃𝑎 = temperatur ambient (suhu lingkungan sekitar)

∆𝜃𝑜𝑛 = kenaikan temperatur top oil

𝜃𝑡𝑑 = Selisih temperatur antara hot spot dengan top oil

Perhitungan laju penuaan thermal relatif (V) dapat menggunakan rumus : [15,16]

V = 10(𝜃𝑐−𝜃𝑐𝑟 )/19,93 (2.23)

dimana :

𝜃𝑐𝑟 = standard IEC (98 oC)

Perhitungan pengurangan umur transformator menggunakan rumus : [15,16]


L = 3𝑇 {V + ∑4 Vodd + ∑ 2 Veven + V} (2.24)

dimana :

h = kostanta (1)

t = waktu

Vodd, Veven = laju penuaan thermal relative

Perhitungan sisa umur transformator daya : [15,16]

𝑢𝑚𝑢𝑟 𝑑𝑎𝑠𝑎𝑟 (𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛)−𝑙𝑎𝑚𝑎 𝑡𝑟𝑎𝑛𝑠𝑓𝑜𝑟𝑚𝑎𝑡𝑜𝑟 𝑠𝑢𝑑𝑎ℎ 𝑑𝑖𝑝𝑎𝑘𝑎𝑖 (𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛)


n= 𝑠𝑢𝑠𝑢𝑡 𝑢𝑚𝑢𝑟 𝑡𝑟𝑎𝑛𝑠𝑓𝑜𝑟𝑚𝑎𝑡𝑜𝑟 (𝑝.𝑢)
(2.25)

Universitas Sumatera Utara


2.3.6 Metode Dalam Penilaian Transformator Daya

Pada penulisan skripsi ini perlu memperhatikan konstruksi bagian-bagian

dari transformator daya dalam penilaian sebagai acuan tahap awal dalam

memperkirakan umur transformator ini, pemeriksaan dari konstruksi ini juga

harus diperhatikan bagaimana kondisi fisik dari alat-alat tersebut.

Metode-metode untuk memantau transformator daya : [2,4]

1. Pengukuran faktor disipasi (tan δ) dan kapasitansi

Faktor disipasi faktor daya adalah sumber data yang penting untuk

memantau kondisi bushing dan transformator.Pengujian ini dilakukan

untuk menentukan kondisi isolasi kapasitif diantara ruang-ruang dan

belitan yang berbeda.

2. Analisis gas terlarut atau Dissolved Gas Analysis (DGA)

Digunakan secara luas untuk mendeteksi gangguan awal pada

transformator. Gas-gas utama yang dibentuk oleh penguraian minyak dan

kertas yaitu terdiri dari hidrogen, metana, etana, etilen, asetil, karbon

monoksida, karbon dioksida, oksigen, dan nitrogen.Gas-gas ini larut dalam

minyak atau terkumpul diatasnya dan dianalisis oleh DGA.

3. Tahanan isolasi

Pengukuran ini mungkin adalah pengukuran yang paling sederhana

dengan pengujian dilapangan tetapi juga bisa menentukan apakah keadaan

objek yang diuji dalam keadaan buruk.

4. Arus bocor

Pengukuran arus bocor mempunyai pengujian rangkaian yang sama

dengan pengukuran tahanan isolasi tetapi dengan tegangan yang jauh lebih

Universitas Sumatera Utara


tinggi dan memiliki sensitivitas yang lebih tinggi akan memudahkan

dalam mendeteksi kerusakan dan kegagalan isolasi.

2.3.7 Pemeliharan Tahunan Transformator Daya

Pemeliharaan adalah suatu kegiatan atau proses kegiatan untuk

mempertahankan kondisi dan menyakini bahwa peralatan dapat berfungsi

sebagaimana fungsinya.

Tujuan utama dari pemeliharaan peralatan listrik tegangan tinggi

(Transformator Daya) diantaranya untuk :

1. Menjamin kontinyuitas penyaluran tenaga listrik

2. Meningkatkan reliability, availability, dan efficiency

3. Mempoerpanjang umur peralatan

4. Mengurangi resiko terjadinya kegagalan atau kerusakan pada perlatan

listrik

5. Mengurangi waktu pemadaman listrik

Dalam menjaga efektivitas dan daya tahan pada peralatan sistem tenaga

listrik khususnya transformator daya agar selalu bekerja dengan keadaan baik

dapat dilakukan pemeliharaan transformator daya. Jenis-jenis pemeliharaan

dibedakan menjadi : [5,13]

1. Pemeliharaan preventive (time base maintenance)

Pemeliharaan ini dilakukan untuk mencegah terjadinya kerusakan

secara tiba-tiba dan untuk mempertahankan kemampuan kerja

peralatan yang optimum sesuai dengan umur pakai teknisnya.

2. Pemeliharaan korektif (corrective maintenance)

Universitas Sumatera Utara


Pemeliharaan ini dilakukan dengan terencana saat peralatan listrik

mengalami kelainan atau kemampuan kerja pada saat menjalankan

fungsinya.

3. Pemeliharan prediktif (conditional maintenance)

Pemeliharan ini dilakukan dengan cara memprediksi peralatan listrik

apakah dan kapan kemungkinan peralatan tersebut menuju kerusakan

dan kapan harus dilakukan pergantian alat.

4. Pemeliharaan darurat (breakdown maintenance)

Pemeliharan ini dilakukan setelah terjadi kerusakan mendadak atau

secara tiba-tiba yang waktunya tidak tertentu

Daftar pemeriksaan pemeliharaan Transformator Daya dalam satu tahun

meliputi : [12,13]

1. Diafragma

Diafragma dapat dibersihkan dan dilakukan pemeriksaan apa terjadi

kebocoran atau tidak.

2. Tahanan pentanahan

Ukur dan periksan rangkaian pada tahanan pentanahan.Apabila ada aut

yang kendor dapat diketatkan dan apabila tahanan nilanya berubah

dapat diperbaiki.

3. Ratio belitan trafo

Ukur ratio belitan apa terjadi perubahan atau tidak.

4. Kekuatan dieletrik minyak Transformator

Uji kekuatan dieltrik minyak Transformator sesuai dengan standar

yang digunakan.

Universitas Sumatera Utara


5. Kadar asam pada minyak (Acidity), kekentalan minyak (Viscoscity),

dan kadar air dalam minyak (Water Content) Transformator

Lakukan pada daftar pemeliharaan tersebut memenuhi standar yang

ada atau sesuai dengan standar yang dipakai.

6. Warna minyak

Periksa dan uji minyak transformator apakah masih sesuai standar

yang dipakai.

7. Kandungan gas dalam minyak

Lakukan pengujian gas tersebut dengan menggunakan DGA

(Dissolved Gas Analysis).

8. Peralatan pengaman Transformator (Bucholz, Sudden Pressure, Rele

Suhu, Jansen)

Bersihkan terminal-terminal dari debu, karat, oksidasai, dan beri vet

pada bagian terminal, periksa seal pada lubang kabel, bersihkan rongga

tempat sambungan kabel dari soket Sudden Pressuredan seal pada

lubang kabel, uji alarm saat trip.

9. Body, Bushing Transformator

Bersihkan dari debu dan karat.

10. Roda gigi On Load Tap Changer (OLTC)

Periksa, kencangkan mur, dan apabila perlu diberi pelumas pada roda

gigi.

11. Baut terminal, baut bushing, baut body dan baut pentanahan

Bersihkan dan kencangkan semuanya.

12. Spark gap dan Bushing sekunder dan primer

Universitas Sumatera Utara


Periksa baut dan jarak Spark gap. Bila kendor kencangkan dan

bilajarak berubah perbaiki.

13. Baut terminal pada panel ontrol dan panel proteksi

Periksa baut apabila ada yang kedor dapat dikencangkan.

14. Tahanan isolasi, control mekanik, limit switch, indikator dari OLTC

Ukur tahanan isolasi dan IP pada transformator. Uji control danlimit

switch apakah bekerja normal dan ujiindikator OLTC sesuai posisinya

atau tidak.

15. Tegangan tembus minyak

Uji tegangan tembus apakah masih sesuai standar atau tidak.

16. Pondasi

Periksa apakah ada keretakan atau perubahan kedudukan transformator

atau tidak.Periksa isolasi antara tanki dengan pentanahanmasih baik

(transformator memakai pengaman tangka.

Universitas Sumatera Utara


5. BAB III

6. METODE PENELITIAN

3.1 Tempat dan Waktu

Penelitian ini disimulasikan pada transformator daya di Gardu Induk GIS

Glugur Medan yang beralamat di Jalan KL. Yos Sudarso (LR. XII Glugur),

Medan, Sumatera Utara, Indonesia. Penelitian ini akan dilaksanakan kurang lebih

tiga bulan.

3.2 Bahan dan Peralatan

Bahan yang digunakkan dalam penelitian ini adalah merek dan spesifikasi

dari Transformator Daya yang terdapat pada Tabel 3.1 dan data-data beban harian

selama satu tahun (tahun 2017).

Tabel 3.1 Spesifikasi transformator daya

Tragi GLUGUR
Gardu Induk GLUGUR
No. Trafo 3
Merk/Type UNINDO
Serial Number P060LEC676-05
Pabrik INDONESIA
Kapasitas 42/60 MVA
Ratio 150/20
Minyak Shell Diala S4 ZX-1
Pendingin ONAN/ONAF
Impedansi 12.50%
Tahun Pembuatan 2011
Tahun Pengoperasian 2012

Universitas Sumatera Utara


3.3 Pelaksanaan Penelitian

Dalam melaksanakan perhitungan, dibutuhkan pengambilan data yang

diperlukan terlebih dahulu. Kemudian data – data yang diperoleh selanjutnya

dianalisis dan dihitung untuk mendapatkan umur pakai dan nilai ekonomis

transformator.

1. Pengumpulan Data

Melakukan studi pengumpulan data yang dibutuhkan dalam

perhitungan, yaitu sebagai berikut :

• Data-data parameter transformator daya

• Data pertumbuhan beban selama satu tahun

• Data pembebanan transformator daya dan jenis pendingin yang

digunakan

2. Melakukan analisis

Dari data yang telah diperoleh selanjutnya dilakukan perhitungan

untuk mengetahui susut umur (dari beban harian dan jenis pendingin) dan

nilai ekonomis pemakaian dari transformator daya

3. Menarik Kesimpulan

Dari hasil pengambilan data dan perhitungan dapat ditarik

kesimpulan susut umur transformator daya dengan beban harian dan jenis

pendingin yang dipakai dan penurunan tingkat efisiensi karena berbagai

faktor termasuk nilai ekonomis dari tranformator daya.

Universitas Sumatera Utara


3.4 Variabel yang diamati

Variabel-variabel yang diamati dalam penelitian ini yaitu :

 Parameter-parameter transformator daya

 Beban transformator daya dalam waktu 24 jam dan jenis pendingin

yang digunakan

 Pertumbuhan beban dalam tahun 2017

Universitas Sumatera Utara


3.5 Prosedur Penelitian

Gambar 3.1 Diagram satu garis penelitian

Universitas Sumatera Utara


7. BAB IV

8. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Umum

Masa guna transformator dapat dihitung dengan menggunakan standar dari

IEC/IEEE dan pertumbuhan beban tahunan dan jenis pendingin yang digunakan

dari suatu transformator daya melalui beban harian yang didata. Untuk

perhitungan menggunakan standar dari IEC/IEEE perhitungan sangat dipengaruhi

temperatur hot-spot yang dimana temperatur hot-spot sangat dipengaruhi dari nilai

suhu lingkungan (temperatur ambient) dan kenaikan minyak (top oil) tetapi dari

keseluruhan faktor beban harian sangat berpengaruh dalam menentukan susut

umur, maka dari itu harus meratakan beban harian yang ada sampai memperoleh

beban rata-rata per bulan nya. Perhitungan pertama yang dilakukan harus

meratakan beban harian selama per jam nya sehingga mendapat total beban harian

perhari selama 1 bulan penuh, selanjutnya harus mengulangi perhitungan pada

bulan-bulan berikutnya sampai mendapat perhitungan selama 1 tahun penuh

(perhitungan per bulan dapat dilihat pada Tabel yang berada pada lampiran).

4.2 Perhitungan Menurut Standar IEC

Rata-rata perhitungan pada tanggal 1-31 Januari 2017 dapat dilihat pada

Tabel 4.1 dan rata-rata pada bulan lainnya dapat dilihat pada lampiran.

Contoh rata-rata pembebanan dalam satu bulan yang sudah dilakukan

perhitungan (pada bulan Januari)

Universitas Sumatera Utara


Tabel 4.1 Rata-rata pembebanan dalam satu bulan

Tanggal KV MW MVAR Top Oil ( ̊C)


1 Januari 127.4583 14.9854 4.4750 35.4375
2 Januari 92.6250 17.0291 5.1700 29.0000
3 Januari 149.5000 28.8312 8.9208 44.7791
4 Januari 149.9166 29.4341 8.9979 49.5625
5 Januari 148.0000 32.5562 9.7250 52.2083
6 Januari 144.1700 33.6895 10.2375 53.7083
7 Januari 143.0416 33.1020 10.0104 53.1458
8 Januari 145.6250 30.9062 9.5291 53.5625
9 Januari 146.3000 34.7917 10.3625 56.3750
10 Januari 146.3000 34.1833 10.0041 56.2291
11 Januari 146.6250 33.8895 10.0200 54.8333
12 Januari 146.5000 33.7562 10.2687 52.9583
13 Januari 146.4583 33.7395 10.2333 49.8700
14 Januari 147.2083 32.7895 9.9854 53.3125
15 Januari 148.7000 30.0229 8.7062 50.6458
16 Januari 146.1667 32.6541 9.9521 52.6041
17 Januari 146.4583 33.8958 24.0000 49.2916
18 Januari 146.5000 29.1145 8.8916 51.0000
19 Januari 147.0000 26.8270 8.0520 50.9583
20 Januari 148.9583 29.7479 8.7000 49.2916
21 Januari 148.7500 33.6700 10.3041 51.0000
22 Januari 148.2916 30.8425 8.7812 49..6250
23 Januari 146.2083 32.4062 9.9875 47.9167
24 Januari 146.8700 31.3291 9.9583 48.2708
25 Januari 147.4000 31.7229 10.1041 51.2917
26 Januari 146.5416 32.7020 10.1729 50.9583
27 Januari 146.3333 31.5541 9.3187 47.3333
28 Januari 148.8300 28.4270 8.2958 50.7708
29 Januari 151.8300 27.5895 7.9395 49.6042
30 Januari 149.4583 22.7500 6.6541 49.0833
31 Januari 148.0833 34.4625 7.9200 49.7292
Rata-rata 144.9067 30.4323 9.5380 49.8180

Universitas Sumatera Utara


Rata-rata pembebanan dalam satu tahun (Januari 2017-Desember 2017)

dapat dilihat pada Tabel 4.2.

Tabel 4.2 Daftar rata-rata pembebanan dalam satu tahun

Top Oil Ambient


Bulan KV MW MVAR
(oC) (oC)
Januari 144.9067 30.4323 9.5380 49.8180 28.6000
Februari 146.5930 31.9338 9.5757 52.0695 29.0000
Maret 144.5774 34.8809 10.1532 54.0784 28.6000
April 144.2513 34.3932 10.1830 55.4426 30.0000
Mei 143.1811 35.3003 9.8913 54.9839 29.3000
Juni 144.0312 34.3478 9.9684 57.0742 30.4000
Juli 142.4719 34.7680 10.1249 56.2197 29.3000
Agustus 142.4988 36.3922 10.3517 55.4258 31.3000
September 146.4481 34.5263 10.2349 52.5790 29.4000
Oktober 144.9552 35.9619 9.8688 55.7556 29.7000
November 146.1333 30.1624 8.6531 54.9931 28.7000
Desember 143.2567 29.2636 8.0868 63.1300 30.3000
Rata-rata 144.4421 33.5302 9.7192 55.1308 29.5917

4.2.1 Menentukan Nilai Hot-spot

Pertama kali dalam menentukan susut umur harus menentukan nilai hot-

spot menggunakan rumus pada persamaan 2.4 :

𝜃ℎ = 𝜃𝐴 + ∆𝜃𝑇𝑂 + ∆𝜃ℎ

Untuk mencari nilai ∆𝜃𝑇𝑂 kita dapat menggunakan rumus :

∆𝜃𝑇𝑂 = 𝜃𝑇𝑂 − 𝜃𝐴

Dari Tabel 4.2 terlihat nilai suhu lingkungan dan suhu top oil pada bulan

Januari maka dapat diperoleh:

∆𝜃𝑇𝑂 = 49,8180 oC – 28,6oC = 21,218 oC

Universitas Sumatera Utara


Selanjutnya dapat menentukan nilai ∆𝜃ℎ dengan menggunakan rumus

persamaan 2.5 :

∆𝜃ℎ = 𝐻 𝑥𝑔 𝑥 𝐾 2𝑚

Berdasarkan perhitungan dengan menggunakan standar IEC 60076 nilai

faktor hot-spot sesuai dengan ketentuan adalah 1,3. Dalam menentukan nilai g

dapat melalu pengurangan antara temperatur low voltage dan temperatur oli

sehingga pada bulan Januari didapat nilai g = 3,96. Nilai K sendiri didapat dari

pembagian antara suplai beban dengan rating beban. Nilai akhir dari nilai hot-spot

bulan Januari 2017 dapat dihitung dengan persamaan 2.4 :

𝜃ℎ = 𝜃𝐴 + ∆𝜃𝑇𝑂 + ∆𝜃ℎ

𝜃ℎ = 28,6oC + 21,218oC + 1,86oC

𝜃ℎ = 51,67oC

Untuk perhitungan nilai hot-spot pada bulan-bulan selanjutnya dapat

dilihat pada Table 4.3.

Tabel 4.3 Hasil perhitungan nilai Hot-spot dalam satu tahun

Faktor Kenaikan Kenaikan


Beban Top Oil Ambient Temperatur
Bulan Beban Temperatur Temperatur
(MW) (oC) (oC) Hotspot (oC)
(p.u) Top Oil(oC) Hotspot(oC)
Januari 30.4323 49.8180 28.6 0.53 21.218 1.86 51.67
Februari 31.9338 52.0695 29 0.58 23.9 2.34 55.24
Maret 34.8809 54.0784 28.6 0.44 25.47 3.05 57.12
April 34.3932 55.4426 30 0.39 25.44 2.28 57.72
Mei 35.3003 54.9839 29.3 0.6 26.68 2.7 58.68
Juni 34.3478 57.0742 30.4 0.59 26.67 1.95 59.02
Juli 34.7680 56.2197 29.3 0.6 26.91 2.14 58.35
Agustus 36.3922 55.4258 31.3 0.57 24.12 2.14 57.56
September 34.5263 52.5790 29.4 0.59 23.17 0.429 53
Oktober 35.9619 55.7556 29.7 0.62 26.05 2.22 57.97
November 30.1624 54.9931 28.7 0.6 26.29 2.45 57.44
Desember 29.2636 63.1300 30.3 0.48 32.83 1.31 64.44

Universitas Sumatera Utara


4.2.2 Menentukan Umur dari Transformator Daya

Dalam penentuan umur transformator terlebih dahulu dapat menghitung

nilai faktor percepatan masa guna ( 𝐹𝐴𝐴 ) untuk beban dan temperatur yang

berubah-ubah. Sebagai contoh dapat melakukan perhitungan pada bulan Januari

2017 dengan menggunakan persamaan 2.6, maka diperoleh nilai 𝐹𝐴𝐴 :

15000 15000
𝐹𝐴𝐴 = 𝑒 (110+273 −
𝜃ℎ+273
)

15000 15000
( − )
𝐹𝐴𝐴 = 𝑒 110+273 51,678+273

𝐹𝐴𝐴 = 0,0008

Dari hasil perhitungan 𝐹𝐴𝐴 selama satu tahun maka akan dapat mencari

nilai ekivalen kumulatif (𝐹𝐸𝑄𝐴 ) selama satu tahun yang hasilnya seperti terdapat

pada Tabel 4.4 dengan menggunakan persamaan 2.7 :

Tabel 4.4 Hasil Perhitungan 𝐹𝐴𝐴 dan 𝐹𝐸𝑄𝐴

Bulan Temperatu Hot-spot 𝐹𝐴𝐴 per bulan 𝐹𝐸𝑄𝐴 per bulan


Januari 51.67 0.0008 0.0008
Februari 55.24 0.0014 0.0022
Maret 57.12 0.0018 0.0040
April 57.72 0.0020 0.0060
Mei 58.68 0.0023 0.0083
Juni 59.02 0.0024 0.0107
Juli 58.35 0.0022 0.0129
Agustus 57.56 0.0019 0.0148
September 53.00 0.0010 0.0158
Oktober 57.97 0.0021 0.0179
November 57.44 0.0019 0.0198
Desember 64.44 0.0050 0.0248

Dari Tabel 4.4 dapat dilihat nilai ekivalen komulatif (𝐹𝐸𝑄𝐴 ) selama satu

tahun adalah 0.0248.

Universitas Sumatera Utara


Dari perhitungan sebelumnya dapat menentukan nilai pengurangan nilai

masa guna dengan menggunakan persamaan 2.8 diketahui bahwa transformator

daya telah 5 tahun digunakan yang berarti sudah 43.800 jam sedangkan masa

guna normal isolasi adalah 180.000 maka dari itu masa guna transformator daya 3

pada Gardu Induk GIS Glugur adalah 136.200, maka perhitungan loss of life dari

transformator daya :

𝐹 𝑥 100 𝑥𝑡
L = 𝑚𝑎𝑠𝑎𝐸𝑄𝐴
𝑔𝑢𝑛𝑎 𝑛𝑜𝑟𝑚𝑎𝑙

0.0248 𝑥 100 𝑥 720 𝑥 12


L= 136.200

L = 0.157321 %

Setelah mendapat % masa guna dari transformator daya yang telah

digunakan selama 5 tahun, maka sisa umur dari transformator daya tersebut :

𝑈𝑛 = (100% − 𝑝𝑒𝑛𝑔𝑢𝑟𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑚𝑎𝑠𝑎 𝑔𝑢𝑛𝑎) × (𝑢𝑚𝑢𝑟 𝑑𝑎𝑠𝑎𝑟 − 𝑛)

𝑈𝑛 = (100% − 0.157321 %) × (180.000 − 43.800)

𝑈𝑛 = 99.84% × 136.200

𝑈𝑛 = 135.982,08 jam = 15,52306 = ±16 tahun

4.3 Perhitungan Umur dengan Jenis Pendingin yang Digunakan Sesuai

Standar IEEE

Dari data yang diperoleh data-data untuk mencari umur dari jenis

pendingin yang dipakai yaitu :

• Kenaikan temperature rata-rata kumparan : 65 oC

• Kenaikan top oil transformator (∆𝜃𝑏𝑟 ) : 55.1 oC

Universitas Sumatera Utara


• Kenaikan rata-rata minyak (∆𝜃𝑊𝑂 ) : 21 oC

• Perbandingan rugi berbeban dan tanpa beban : 4.095

Pertama harus mencari berapa nilai pembebanan yang dibebankan pada

transformator dengan persamaan 2.16 :

𝑆
K = 𝑆𝑟

90%
= = 0.9
100%

Selanjutnya dapat menghitung nilai kenaikan temperature Hot-spot (∆𝜃𝑐𝑟 ) dan

kenaikan temperature top oil dengan persamaan 2.17 dan 2.18

∆𝜃𝑐𝑟 = ∆𝜃𝑏𝑟 + 1.1 ∆𝜃𝑊𝑂

= 55.1 + 1.1 (21)

= 78.2

1+𝑑𝐾 2 x
∆𝜃𝑏 = ∆𝜃𝑏𝑟 ( )
1+𝑑

1+4.095(0.9)2 0.9
= 55.1 ( )
1+4.095

= 55.1 × 0.827 = 45.58

Menghitung kenaikan top oil pada waktu t setelah pemberian beban dapat

digunakan dengan rumus pada persamaan 2.21 :


𝑡
∆𝜃𝑜𝑛 = ∆𝜃𝑜 (𝑛 − 1) + (∆𝜃𝑏 − ∆𝜃𝑜 (𝑛 − 1) �1 − 𝑒 −𝜏 �

= 50 (45.58 – 50) (1 - 𝑒 −1/3 )

= 48.58

Menghitung selisih hot-spot dan top oil dapat menggunakan rumus pada

persamaan 2.20 :

Universitas Sumatera Utara


∆𝜃𝑡𝑑 = (∆𝜃𝑐𝑟 − ∆𝜃𝑏𝑟 ) 𝐾 2𝑦

= ( 78.2 – 55.1) 0.92(0.8)

= 23.1 × 0.844

= 19.49

Kenaikan temperature hot spot pada waktu tertentu dapat dicari dengan rumus

pada persamaan 2.22 :

𝜃𝑐 = 𝜃𝑎 + ∆𝜃𝑜𝑛 + ∆𝜃𝑡𝑑

= 29.59 + 48.74 + 19.49

= 97.8

Perhitungan laju penuaan thermal relatif dapat menggunakan rumus pada

persamaan 2.23 :

V = 10(𝜃𝑐−𝜃𝑐𝑟 )/19,93

= 10(97.8−98)/19,93

= 10(−0.01) = 0.97

Perhitungan pengurangan umur transformator menggunakan rumus yang terdapat

pada persamaan 2.27 :


L = 3𝑇 {V + ∑4 Vodd + ∑ 2 Veven+ V}

1
= 3×24 { 0.97 + 4 (0.97 + 0.97 + 0.97 +0.97 + 0.97 + 0.97 + 0.97 + 0.97

+ 0.97 + 0.97 + 0.97 +0.97) + 2 (0.97 + 0.97 + 0.97 +0.97 + 0.97 +

0.97 + 0.97 + 0.97 + 0.97 + 0.97 + 0.97 + 0.97) }


1
= 72 × 70.81

= 0.983 p.u

Universitas Sumatera Utara


Perhitungan sisa umur transformator daya dapat dihitung menggunakan rumus

pada persamaan 2.25 :

𝑢𝑚𝑢𝑟 𝑑𝑎𝑠𝑎𝑟 (𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛)−𝑙𝑎𝑚𝑎 𝑡𝑟𝑎𝑛𝑠𝑓𝑜𝑟𝑚𝑎𝑡𝑜𝑟 𝑠𝑢𝑑𝑎ℎ 𝑑𝑖𝑝𝑎𝑘𝑎𝑖 (𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛)


n=
𝑠𝑢𝑠𝑢𝑡 𝑢𝑚𝑢𝑟 𝑡𝑟𝑎𝑛𝑠𝑓𝑜𝑟𝑚𝑎𝑡𝑜𝑟 (𝑝.𝑢)

20.5−5
=
0.983

= 15.76 = ±16 tahun

4.4 Perhitungan Nilai Ekonomis Menurut Metode Nilai Tahunan

Tahap pertama dalam perhitungan metode ini dapat melakukan

perhitungan untuk mencari pertumbuhan beban degan menggunakan persamaan

2.10 :

𝐿𝑛= ( 1 + 𝑟)𝑛
60
42
= ( 1 + 0.08)𝑛

𝑙𝑛1.42
n= ln 1.08

n = 4.559

Dari data yang diamati pada transformator daya 3 maka dapat diasumsikan :

• Beban puncak tahunan per unit : 1.06 p.u

• kenaikan rata-rata minyak pada beban nominal (𝜃𝑛) : 54.074 oC

• perbandingan antara keadaan sesungguhnya dengan batas kenaikan

tertinggi pada beban 𝜃(𝑓𝑙) : 0.85

• perbandingan rugi berbeban dan tanpa beban : 4.095

• faktor pertumbuhan beban tahunan : 1.08

• kenaikan temperature saat beban puncak (𝜃𝑜) : 53 oC

Universitas Sumatera Utara


• kenaikan temperature terpanas minyak (𝜃𝑔) : 50 oC

• rasio kerugian beban dengan kerugian (Q) : 3

• Asumsikan pertumbuhan beban setahun (r) : 8%

Untuk mencari nilai TB harus menggunakan persamaan 2.12 :

0.8
1.062 × 4.095 + 1
𝛥𝜃𝑢 = 0.85 × 54.0742 × � �
4.095 + 1

= 45.963× 1.078

= 49.58oC

𝛥𝜃ℎ = 𝜃𝑔 × 𝑃1.6

= 50 + 1.061.6 = 54.88oC

Dalam mencari nilai T dapat menggunakan persamaan (2.13) :

T = 𝜃𝑜 + 𝜃𝑔

= 53oC + 50oC = 103oC

TB = 𝛥𝜃𝑢 + 𝛥𝜃ℎ+ T

= 49.58oC + 54.88oC + 103oC

= 207.46oC

Dalam mencari nilai 𝑇𝑇 (suhu total) maka kita harus memulai menghitung dengan

persamaan 2.14:
0.8
𝑃2 × 𝑄 + 1
𝛥𝜃𝑜 = 𝜃(𝑓𝑙) × 𝜃𝑛 × � �
𝑄+1

Universitas Sumatera Utara


0.8
1.062 × 3 + 1
= 0.85 × 54.0742 × � �
3+1

= 45.963× 1.073

= 49.34oC

TT = 49.34oC + 54.88oC + 103oC

= 207.22oC

Dengan menggunakan harga TB dan TT yang telah didapat diatas maka dapat

dimasukkan ke persamaan 2.11 :

log 𝑅𝐵 1 1
Ar = log 𝑅
× 𝑙𝑜𝑔−1 �6250 �𝑇𝐵 − 𝑇𝑇��

log 1.08 1 1
= log 1.06 × 𝑙𝑜𝑔−1 �6250 �207.46 − 207.22��

= 1.32 × 0.922

= 1.21

Selanjutnya masukan persamaan 2.15 untuk menghitung EL :

𝑁
𝐸𝐿 =
𝑁𝐶 × 𝐴𝑟

20
𝐸𝐿 =
5 × 1.21

= 3.28

Universitas Sumatera Utara


Jadi, perkiraan umur transformator menurut perhitungan :

Perkiraan umur = EL × 𝑛

= 3.28 × 4.559

= 14,9838 tahun = ±15 tahun

Universitas Sumatera Utara


BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Adapun kesimpulan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Berdasarkan hasil perhitungan dari data beban harian yang diambil di

Gardu Induk GIS Glugur pada transformator 3 nilai penurunan masa

guna transformator daya adalah 0.157321% per tahun atau diperkirakan

umur transformator daya dapat digunakan selama 16 tahun kedepan,

sedangkan hasil perhitungan menggunakan jenis pendingin yang

dipakai (ONAN/ONAF) didapat pengurangan umur sebesar 0.983 pu

atau didapat sisa umur transformator daya dapat digunakan 16 tahun

kedepan.

2. Berdasarkan hasil perhitungan dalam mencari nilai ekonomis pada

transformator daya 3 di Gardu Induk GIS Glugur dengan kenaikan

pertumbuhan beban selama 1 tahun (8%) diperoleh umur ekonomis

transformator daya adalah 15 tahun.

3. Pergantian transformator daya dapat dilakukan sebelum nilai umur yang

ditentukan yaitu 16 tahun (tahun 2033) maksudnya pada nilai ekonomis

yang sudah didapat yaitu 15 tahun (tahun 2032) PLN dapat melakukan

perancanaan persiapan dalam pergantian transformator.

Universitas Sumatera Utara


4. Pada umur lebih dari 15 tahun (tahun 2032), transformator daya 3 yang

terdapat di Gardu Induk GIS Glugur akan mengalami nilai penuran

tingkat efisiensi karena berbagai faktor salah satu nya harus banyak

mengalami pemeliharaan yang dapat memakan banyak biaya.

5.2 Saran

1. Penelitian dapat dilakukan dengan objek yang berbeda yaitu

transformator distribusi.

2. Untuk mendapatkan hasil yang lebih akurat dapat melakukan

perhitungan rata-rata beban selama lebih dari satu tahun.

Universitas Sumatera Utara


DAFTAR PUSTAKA

1. Adipriyatna, Anggi. Studi Perkiraan Umur Transformator Distribusi 160

kVA Menggunakan Metode Tingkat Tahunan pada PT.PLN (PERSERO)

APJ Cirebon. Cirebon : Teknik Elektro Universitas 17 Agustus 1945

Cirebon.

2. Akolkar, Sonali dan Bansidhar Kushare. Remaining Life Assessment of

Power Transformer. India : Electrical Engineering Department,

K.K.W.I.E.E & r, Nashik.

3. Tobing, Bonggas L. 2012. Peralatan Teganggan Tinggi. Jakarta : Erlangga.

4. B. Yunus, C. Yusuf, A.. Faruk, A. Guizde. 2011.An Assessment on Aging

Model of IEEE/IEC Standards for Natural and Mineral Oil-Immersed

Transformer.IEEE International Conference on Dielectric Liquids.

5. Fahnani, Gunara. Analisis Pengukuran dan Pemeliharaan Transformator

Daya Gardu Induk 150 kV Srondol. Semarang : Jurusan Teknik Elektro,

Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro.

6. Harlow, James. 2012. Electric Transformer Engineering, Third

Edition.Penerbit : CRC, Press.

7. IEC. 2015. “International Standard 60076-7. Power Transformator-part

7“Loading guide for-immeresed power transformers”. IEC.

8. IEEE Guide for Loading Mineral Oil- Immersed Transformers and Step-

Voltage Regulator. IEEE Std C57.91™-2011 (Revision of IEEE Std

C57.91-1995).

Universitas Sumatera Utara


9. Kodoati, Krestovel Alvian, Fielman Lisi dan Marthinus Pakiding. 2015.

Analisa Perkiraan Umur Transformator. Manado : Jurusan Teknik Elektro-

FT UNSRAT.

10. Gianto, Adhie Satrya, Chairul Gagarin Irianto dan Darto Gianto. 2015.

Perhitungan penurunan Umur Transformator Akibat Pengaruh Suhu

Lingkungan. Jakarta : Jurusan Teknik Elektro Teknologi Industri,

Universitas Trisakti.

11. W.G Hurley and W.H Wolfle. 2013. Tranformers and Inductors for Power

Electronics(Theory, design, and application).

12. PT. PLN (Persero). 2014. Buku Pedoman Pemeliharaan Transformator

Tenaga. Jakarta : PT. PLN (Persero).

13. Rahmat, Matul. 2009. Pemeliharaan Transformator Tenaga. Jakarta : Pusat

Pendidikan dan Pelatihan.

14. Mohammad R. Meshkatoddini. 2008. Aging Study and Lifetime Estimation

of Transformers Mineral Oil. Iran : Shahid Abbaspour Power and water

University Of Technology.

15. Sigid, Purnama. 2011. Analisa Pengaruh Pembebanan Terhadap Susut

Umur Transformator Tenaga (Studi Kasus Trafo GTG PLTGU Tambak

Lorok Semarang. Semarang : Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik,

Universitas Diponegoro.

16. IEEE. 1995. Guide for Loading Mineral-Oil Immersed Transformers.

IEEE Std C57.91-1995 (Revision of IEEE Std C57.91-1981)

17. Juniar, Ingrid. 2017. Analisis Pengaruh Pembebanan Terhadap Masa Guna

Transformator Daya 275/150 kV (Aplikasi pada Gardu Induk Binjai).

Universitas Sumatera Utara


Medan. Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera

Utara.

Universitas Sumatera Utara

Anda mungkin juga menyukai