Anda di halaman 1dari 7

Renstra Puskesmas Binamu 2013 - 2018

BAB III

ISU-ISU STRATEGI BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGI

A. Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan

Puskesmas Binamu

Memperhatikan perkembangan dan tantangan dewasa ini,

permasalahan yang terjadi berkaitan dengan pembangunan di bidang

kesehatan diantaranya adalah :

1. Angka kematian bayi yang cenderung masih fluktuatif, terkadang

mengalami penurunan, tidak jarang juga justru mengalami peningkatan.

2. Kejadian balita gizi buruk di tahun 2014 memang sudah mengalami

penurunan yang cukup signifikan, namun bukan berarti tidak lagi

menjadi permasalahan, justru perlu untuk diwaspadai agar tidak

mengalami peningkatan kembali, mengingat juga prevalensi gizi buruk

menjadi indikator penting dalam pencapaian target MDG’s.

3. Peningkatan sejumlah kasus kejadian penyakit menular yang dapat

menyebabkan kematian dan resiko kecacatan perlu mendapatkan

perhatian serius, seperti HIV/AIDS, TB Paru, DBD, kusta dan penyakit

yang dapat dicegah dengan imunisasi (PD3I).

4. Tren penyakit yang berkembang akhir-akhir ini adalah semakin

tingginya angka kejadian penyakit tidak menular yang dapat

menyebabkan kematian dan resiko kecacatan, seperti kanker (Leukimia,

Thalasemia, Kanker Serviks, Kanker Payudara), jantung koroner, gagal

ginjal, diabetes mellitus dan hipertensi. Kebanyakan disebabkan karena

perilaku masyarakat yang mengabaikan kesehatan.

5. Implementasi kebijakan baru dari pemerintah pusat untuk

melaksanakan Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN) perlu penataan

26
Renstra Puskesmas Binamu 2013 - 2018

kembali, utamanya menyangkut produk hukum yang mengatur secara

teknis yang belum tersusun hingga saat ini.

6. Perlunya peningkatan infrastruktur kesehatan, mengingat dengan

adanya program SJSN antusiasme masyarakat untuk mencari pelayanan

kesehatan yang berkualitas dan profesional meningkat, sehingga

pelayanan yang terbaik dan memuaskan melalui sarana dan prasarana

memadai menjadi tuntutan utama saat ini.

7. Masih adanya beberapa wilayah dengan kualitas sanitasi lingkungan

yang sangat buruk, sehingga membutuhkan sosialisasi dan fasilitasi pola

hidup bersih dan sehat.

8. Belum ada Kelurahan di wilayah kerja Puskesmas Binamu yang

menyatakan diri sebagai Kelurahan Sehat, utamanya menyangkut

gerakan ODF (Open Defecation Free)dari total 4 (empat) kelurahan yang

ada, sehingga perlu dipikirkan strategi untuk segera memenuhi target

kelurahan sehat.

9. Masih terbatasnya kuantitas, kualitas dan kompetensi sumber daya

manusia kesehatan yang ada di Puskesmas Binamu dan jaringannya

sesuai dengan perkembangan kebutuhan masyarakat, sehingga

pelaksanaan program dan kegiatan belum berjalan maksimal. Diperlukan

penyusunan formasi berbasis beban kerja dan standarisasi kompetensi.

10. Belum optimalnya profesionalisme dan kedisiplinan petugas kesehatan

juga menjadi hal penting yang harus mendapat perhatian serius, karena

keluhan masyarakat saat ini adalah ketidaktepatan jam kerja, lambatnya

pelayanan, petugas yang kurang ramah serta prosedur administrasi

pelayanan kesehatan yang rumit. Diperlukan adanya peningkatan

kompetensi dan pelatihan-pelatihan terkait pemenuhan alat medis

27
Renstra Puskesmas Binamu 2013 - 2018

modern, peningkatan motivasi kerja, empati serta pengabdian sebagai

tenaga kesehatan.

11. Belum optimalnya sistem perencanaan dan penganggaran berbasis

kinerja. Salah satu faktor penyebabnya adalah kurangnya dukungan data

dan informasi kesehatan sebagai bahan pertimbangan dalam

pengambilan kebijakan, kurangnya sarana prasarana IT yang terpadu

dan dapat mewadahi informasi sesuai perkembangan teknologi

informasi, serta belum adanya masterplan (blueprint) sistem informasi.

Optimalisasi Sistem Informasi Kesehatan (SIK) dirasakan akan sangat

membantu dalam proses perencanaan dan penganggaran berbasis

kinerja.

12. Kurangnya jalinan kerjasama kemitraan untuk menyelesaikan masalah

kesehatan yang tidak dapat dilakukan sendiri oleh Puskesmas Binamu.

Kemitraan untuk pemberdayaan masyarakat, penelitian dan

pengembangan pembangunan kesehatan, profesionalisme SDM

kesehatan, pengembangan teknologi informasi dan teknologi kedokteran

dengan institusi, akademisi dan teknis bidang kesehatan harus dapat

terjalin dengan baik, sehingga pembangunan kesehatan dapat mengikuti

perkembangan dan dinamika permasalahan kesehatan di masyarakat.

B. PELUANG

1. Peluang Eksternal

Terdapat peraturan perundangan yang terkait pelayanan kesehatan yaitu:

a. Undang – Undang Dasar 1945 pasal 34 ayat (1) mengamanatkan

bahwa fakir miskin dan anak terlantar dipelihara oleh negara, ayat (2)

menyebutkan bahwa negara mengembangkan sistem jaminan sosial

28
Renstra Puskesmas Binamu 2013 - 2018

bagi seluruh rakyat dan memberdayakan masyarakat yang lemah dan

tidak mampu sesuai dengan martabat kemanusiaan, ayat (3) Negara

bertanggung jawab atas penyediaan fasilitas pelayanan umum yang

layak. Berkaitan dengan Undang – Undang Dasar 1945 tersebut

selanjutnya dijabarkan dalam Undang – Undang Nomor 40 Tahun

2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional ( SJSN ) pasal 14 ayat

(1) menyebutkan bahwa Pemerintah secara bertahap mendaftarkan

penerima bantuan iuran sebagai peserta kepada badan

Penyelenggara Jaminan Sosial. Ayat (2) bahwa penerima bantuan

iuran sebagaimana dimaksud ayat (1) adalah fakir miskin dan orang

tidak mampu. Peraturan perundangan tersebut merupakan peluang

untuk mengembangkan sistem pembiayaan pemeliharaan kesehatan.

b. Perundangan yang terkait dengan kewenangan Pemerintah Daerah

terhadap bidang kesehatan yaitu : Undang – Undang Nomor 32

Tahun 2004 tentang pemerintah Daerah pasal 13 ayat (1) e, yang

menyebutkan bahwa penanganan bidang kesehatan merupakan

salah satu urusan wajib yang menjadi kewenangan Pemerintah

Provinsi dan Undang – Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang

Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah

terutama pasal 2 ayat (3), bahwa Perimbangan Keuangan antara

Pemerintah dan Pemerintahan Daerah merupakan suatu sistem yang

menyeluruh dalam rangka pendanaan penyelenggaraan asas

Desentralisasi, Dekonsentrasi, dan Tugas Pembantuan. Kemudian

dalam pelaksanaan kedua undang – undang tersebut dijabarkan

melalui Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 2005 tentang Dana

Perimbangan.

c. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 128 /

MENKES / SK / II/ 2004 tentang Kebijakan Dasar Pusat Kesehatan

29
Renstra Puskesmas Binamu 2013 - 2018

Masyarakat sebagai acuan dalam penyelenggaraan Puskesmas

dalam mendukung penyelenggaraan pembangunan kesehatan agar

terwujud derajat kesehatan yang setinggi – tingginya.

d. Terdapat komitmen global, regional, nasional yang menyangkut

masalah kesehatan, mewajibkan pemerintah memberi perhatian

terhadap pemecahan masalah kesehatan. Pembangunan Millenium

(Millenium Development Goals – MDGs) bertujuan mengatasi delapan

tantangan utama pembangunan, tiga diantaranya adalah masalah

kesehatan yaitu (1) penurunan angka kematian anak, (2) peningkatan

kesehatan ibu dan (3) Upaya menghentikan penyebaran terhadap

penyakit (khususnya HIV/AIDS, malaria, Tuberculosis dan penyakit

lainnya). Komitmen global terhadap dunia bebas penyakit polio.

Badan Kesehatan Dunia (WHO,1988) mencanangkan program

eradikasi polio ( The Global Polio Eradication initiative . Komitmen

pemerintah terhadap pembangunan kesehatan diimplementasikan

pada pelaksanaan pembangunan nasional dengan menggunakan

konsep paradigma sehat yang dicanangkan oleh Presiden RI pada

bulan Maret 1999 sebagai ” Gerakan Pembangunan yang

Berwawasan Kesehatan”. Paradigma sehat merupakan cara

pandang, pola pikir, atau model pembangunan kesehatan yang

melihat masalah kesehatan saling berkait dan mempengaruhi dengan

banyak faktor yang bersifat lintas sektor dan upayanya lebih

diarahkan pada peningkatan, pemeliharaan dan perlindungan

kesehatan, bukan hanya penyembuhan orang sakit atau pemulihan

kesehatan. Secara makro berarti bahwa pembangunan semua sektor

harus memperhatikan dampaknya di bidang kesehatan minimal

memberikan sumbangan dalam pengembangan lingkungan dan

perilaku sehat. Secara mikro berarti bahwa pembangunan kesehatan

30
Renstra Puskesmas Binamu 2013 - 2018

harus menekankan pada upaya promotif dan preventif tanpa

mengesampingkan upaya kuratif dan rehabilitatif.

2. Peluang Internal

a. Sarana dan prasarana pelayanan kesehatan yang semakin baik

dan mencukupi.

b. Pelaksanaan upaya kesehatan yang berjalan dengan baik sesuai

dengan perencanaan kegiatan baik upaya kesehatan perorangan

maupun upaya kesehatan masyarakat.

c. Ketersediaan obat yang mencukupi baik dalam jenis dan

jumlahnya.

d. Terdapat berbagai sumber alokasi anggaran dalam pelaksanaan

pembangunan kesehatan baik melalui Pemerintah Kabupaten

(JKN APBD), Pemerintah Pusat (DAK , BOK, JKN APBN).

e. Keberadaan Poliklinik Kesehatan Desa (PKD) memberikan

kemudahan masyarakat memperoleh pelayanan kesehatan dasar.

f. Peningkatan pengelolaan manajemen Puskesmas agar

penyelenggaraan berbagai upaya kesehatan sesuai dengan visi,

misi, terarah dan terukur.

C. RUMUSAN PERMASALAHAN

Dengan memperhatikan analisa kendala eksternal dan internal, maka

permasalahan yang dihadapi Puskesmas Binamu adalah:

31
Renstra Puskesmas Binamu 2013 - 2018

1. Terbatasnya aksesibilitas terhadap pelayanan kesehatan yang

berkualitas, terutama pada kelompok rentan seperti: penduduk miskin,

daerah terpencil.

2. belum teratasinya permasalahan gizi secara menyeluruh

3. masih tingginya angka kesakitan akibat penyakit tidak menular

4. belum terpenuhinya jumlah, jenis, kualitas, serta penyebaran sumber

daya manusia kesehatan, dan belum optimalnya dukungan kerangka

regulasi ketenagaan kesehatan

5. Kualitas kesehatan lingkungan masih rendah. Cakupan rumah sehat

masih rendah. Cakupan sanitasi dasar seperti cakupan tempat

pembuangan sementara (TPS) masih rendah, cakupan sarana

pembuangan air limbah ( SPAL ) masih rendah

6. masih terbatasnya kemampuan manajemen dan informasi kesehatan

7. pemberdayaan masyarakat dalam pembangunan kesehatan belum

dilakukan secara optimal

8. masih rendahnya kesadaran masyarakat untuk berperilaku hidup bersih

dan sehat. Kebiasaan cuci tangan dengan sabun sebelum makan dan

sesudah buang air besar belum membudaya, kebiasaan merokok masih

tinggi, perilaku pemberian ASI eksklusif pada bayi masih rendah,

kegiatan Pemberantasan sarang Nyamuk secara berkala belum

membudaya

9. Partisipasi / peran serta masyarakat dalam pembangunan kesehatan

masih rendah diantaranya posyandu, PSN, pengembangan desa siaga

belum dilaksanakan secara mandiri masih bergantung pada Puskesmas.

Motivasi masyarakat sebagai kader posyandu masih sangat rendah

32

Anda mungkin juga menyukai