Anda di halaman 1dari 11

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Mioma uteri adalah tumor jinak yang struktur utamanya adalah

otot polos rahim. Mioma uteri terjadi pada 20%-25% perempuan di usia

reproduktif, tetapi oleh faktor yang tidak diketahui secara pasti (Anwar,

2011 :274).

Mioma uteri dapat mempengaruhi kehamilan, misalnya

menyebabkan infertilitas, bertambahnya resiko abortus, hambatan pada

persalinan, inersia atau atonia uteri, kesulitan pelepasan plasenta dan

gangguan proses involusi masa nifas (Unicef, 2013).

Menurut World Health Organization (WHO) melaporkan bahwa di

dunia setiap tahunnya ada 62,5 juta penderita tumor dalam 20 tahun

terakhir ini ada 9 juta manusia meninggal karena tumor. Dan perlu dicatat

bahwa 2/3 kejadia ini terjadi 12 negara yang sedang berkembang.

Penyebab angka kematian ibu karna mioma uteri pada tahun 2010

sebanyak 22 (1,95%) kasus dan tahun 2011 sebanyak 21 (2,04%) kasus

(Aisya, 2012).

Mioma uteri diklasifikasikan menurut lokasi anatomi. Paling

umum adalah subrerosa (dibawah peritonium), intramural (didalam

dinding uterus) atau submukosa (hanya 5%-10% dibawah endometrium).

Baik mioma subrerosa maupun submukosa dapat bertangkai. Sebuah


2

variasi khusus tangkai leiomioma adalah ekstrusi (pendorongan)

retroperitoneal di antara lapisan ligamentum latum (intra ligamentosa).

(Benson & Pernoll, 2008).

Pada tahun 2012 diketahui bahwa kanker payudara merupakan

penyakit kanker dengan presentase kasus baru tertinggi yaitu sebesar 43,3

%, kedua yaitu kanker kolorektal sebesar 14,1 %, ketiga kanker leher

rahim sebesar 13,9 %, keempat kanker paru sebesar 13,6%, dan kelima

yaitu korpus uteri meliputi mioma uteri sebesar 8,8 % (Infodatin, 2012).

Penyebab pasti mioma uteri tidak diketahui secara pasti. Mioma

jarang sekali ditemukan sebelum usia pubertas, sangat dipengaruhi oleh

hormon reproduksi, dan hanya bermanifestasi selama usia reproduktif.

Umumnya mioma uteri terjadi di beberapa tempat (Anwar, 2011).

Di Indonesia pada tahun 2011 kasus mioma uteri di temukan

sebesar 2,39 -11,7% pada semua pasien kebidanan yang di rawat. Mioma

3-9 kali lipat lebih sering pada wanita kulit hitam dibandingkan wanita

kulit putih.Data statistik menunjukkan 60% mioma uteri terjadi pada

wanita yang tidak pernah hamil atau hamil hanya satu hasil. Survei riset

kesehatan dasar menunjukan angka prevalensi penyakit tumor atau kanker

sebesar 4,3 per 1000 penduduk, banyak terjadi pada usia 45-65 tahun.

Kementrian kesehatan (Kemkes) tahun 2013 (Aisya, 2012).

Berdasarkan data Dinkes Provinsa Jawa Tengah pada tahun 2010,

berdasarkan laporan program dari Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota yang

berasal dari Rumah Sakit dan Puskesmas, kasus penyakit tumor terdapat
3

7.345 kasus terdiri dari tumor jinak 4.678 (68%) kasus dan tumor ganas

2.667 (42%) kasus (Dinas Kesehatan Jawa Tengah,2010).

Mioma kadang-kadang mengalami proses degenerasi sehingga

tampak menyerupai kantung gestasi (anekhoik). Mioma uteri submukosum

sering menimbulkan menometroragia, dismenorea, atau keguguran

berulang. Mioma serviks jarang terjadi, diperiksakan terjadi pada 8% dari

semua jenis mioma uteri, serviks tampak membesar dan kehilangan

akhogenitas normalnya (Endjun, 2008).

Berdasarkan data yang diperoleh terkait penyakit gangguan

reproduksi terdapat peningkatan dan penurunan setiap tahunnya selama

periode 2013-2015. Di RSUD Dr. H Soewondo Kendal selama periode

2013 terdapat penyakit gangguan reproduksi dengan kasus kista ovarium

dengan angka kejadian 7 jiwa (5,64%), mioma uteri 74 jiwa (59,67%), ca

serviks 9 jiwa (7,25%), dan ca mammae 34 jiwa (27,41%). Periode 2014

mengalami penurunan penyakit gangguan reproduksi dengan kasus kista

ovarium 1 jiwa (0,55%), mengalami peningkatan pada kasus mioma uteri

96 jiwa (53,33%), ca serviks 28 jiwa (14,73%), dan ca mammae 55 jiwa

(30,55%). Periode 2015 mulai bulan Januari sampai dengan Oktober

angka kejadianpenyakit gangguan reproduksi mengalami peningkatan

pada kasuskista ovarium dengan angka kejadian 33 jiwa (13,69%),

mengalami penurunan pada kasus mioma uteri 56 jiwa (23,23%),

endometriosis 1 jiwa (0,41%), ca mammae 52 jiwa (21,57%), pada kasus


4

ca serviks mengalami penurunan dari tahun sebelumnya yaitu 11 jiwa

(4,56%) dan tumor mammae 88 jiwa (36,51%).

Berdasarkan data diatas peneliti memilih kasus mioma uteri di

rumah sakit umum daerah Dr. H Soewondo Kendal dikarenakan di rumah

sakit kota Kendal mioma uteri setiap tahunnya masih meningkat.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dari

Karya Tulis Ilmiah ini adalah “Bagaimanakah Asuhan Kebidanan

Gangguan Reproduksi dengan Mioma Uteri di RSUD Dr. H Soewondo

Kendal?”

C. Tujuan

1. Tujuan Umum

Mahasiswa mampu melaksanakan Asuhan Kebidanan pada

Gangguan Reproduksi dengan Mioma Uteri berdasarkan pendekatan

manajemen kebidanan Varney di RSUD Dr. H Soewondo Kendal.

2. Tujuan Khusus

a. Mahasiswa mampu melakukan pengkajian data pada gangguan

reproduksi dengan mioma uteri.

b. Mahasiswa mampu menginterpretasikan data pada gangguan

reproduksi dengan mioma uteri.

c. Mahasiswa mampu mengidentifikasi diagnosa potensial pada

gangguan reproduksi dengan mioma uteri.


5

d. Mahasiswa mampu menetapkan kebutuhan terhadap tindakan segera

pada gangguan reproduksi dengan mioma uteri.

e. Mahasiswa mampu merencanakan asuhan kebidanan pada gangguan

reproduksi dengan mioma uteri.

f. Mahasiswa mampu melaksanakan asuhan kebidanan pada gangguan

reproduksi dengan mioma uteri.

g. Mahasiswa mampu melakukan evaluasi asuhan kebidanan pada

gangguan reproduksi dengan mioma uteri.

D. Ruang Lingkup

1. Sasaran

Pasien gangguan reproduksi dengan mioma uteri

2. Tempat

Rumah Sakit Umum Daerah Dr. H Soewondo Kendal

3. Waktu

Pada tanggal 26 April 2016


6

E. Manfaat

1. Manfaat teoritis

Mengembangkan ilmu pengetahuan khususnya pada asuhan

kebidanan gangguan reproduksi dengan mioma uteri.

2. Manfaat praktis

a. Bagi tenaga kesehatan

Tenaga kesehatan dapat meningkatkan ketrampilan dalam

menangani mioma uteri, sehingga dapat memberikan pelayanan

kesehatan yang maksimal sesuai dengan teori asuhan kebidanan

gangguan reproduksi dengan mioma uteri.

b. Bagi institusi pendidikan

Diharapkan dengan adanya asuhan kebidanan gangguan reproduksi

ini, dapat memberikan masukan dalam sistem pendidikan, terutama

untuk materi perkuliahan dan memberikan gambaran serta

informasi bagi mahasiswa selanjutnya.

c. Bagi pasien

Memberikan informasi dan pengetahuan tentang gangguan

reproduksi dengan mioma uteri.


7

F. Metode memperoleh data

Dalam pengumpulan data yang digunakan untuk menyusun karya tulis

ini, penulis menggunakan beberapa metode yaitu:

1. Wawancara

Penulis melakukan tanya jawab langsung terhadap pasien, keluarga

dan semua tenaga kesehatan yang terlibat langsung dalam rangka

pengumpulan data subyektif yang berhubungan dengan kesehatan

pasien.

2. Observasi

Teknik pengumpulan data dengan melakukan pemeriksaan fisik

keadaan klien untuk memperoleh data tentang masalah kesehatan

dengan melakukan pengamatan dan asuhan kebidanan pada klien

dengan menggunakan panca indra.

3. Pemeriksaan Mioma Uteri

a. Pemeriksaaan Fisik

Adalah pengumpulan data dimana penulis mendapatkan hasil dari

pemeriksaan yang dilakukan langsung pada pasien. Pada kasus ini

dengan teknik palpasi, yaitu pemeriksaan dengan menyentuh dan

menekan bagian tubuh pasien secara langsung dngan jari tangan.

b. Pemeriksaan penunjang

Yaitu pemeriksaan yang dilakukan unutuk menegakkan diagnosa

misalnya pemeriksaan ultrasonografi.


8

4. Studi dokumentasi

Yaitu teknik pengumpulan data dengan mempelajari catatan medik

dari pasien.

5. Studi kepustakaan

Yaitu cara mendapatkan informasi dan teori yang relevan dari literatur

berhubungan dengan kasus sebagai dasar acuan penulisan.


9

G. Studi Keaslian

Tabel 1. 1 Keaslian Studi Kasus

No Judul, Nama, Observasi Penatalaksanaan Hasil


Tahun
1 Asuhan 3 hari pra miomektomi Setelah dilakukan
Kebidanan Ny. Menjelaskan pada ibu miomektomi pada
N dengan tentang keadaanya, hari ketiga dengan
Mioma Uteri di melakukan informed hasil : Keadaan
Rumah Sakit choise, ibu dan keluarga umum baik,
Umum Daerah memilih tindakan operasi, kesadaran
Kabupaten melakukan informed composmentis, TD :
Sinjai consent, ibu dan keluarga 110/80 mmhg, N :
Nurazizah, 2014 telah menandatangani 80x/m, S : 36,5 C, P
surat persetujuan operasi, : 22x/m, luka bekas
memberikan support operasi sudah mulai
mental dan spiritual pada kering, nyeri tekan
ibu dan keluarga, luka bekas operasi
menjelaskan penyebab mulai berkurang
nyeri, menganjurkan ibu
untuk istirahat,
menganjurkan ibu untuk
berpuasa 8 jam sebelum
operasi, melakukan
klisma, mencukur rambut
pubis, memasang kateter
tetap, memasang infus RL
28 tetes per menit pada
tangan kanan ibu,
memberikan dukungan
psikologi pada ibu dalam
menghadapi operasi yang
telah direncanakan,
menanyakan kepada ibu
tentang kesiapan
menjalani operasinya,
mengobservasi tanda-
tanda vital TD:110/80,
N:80x/m, S:36,6 C,
P:22x/m, mendorong ibu
ke kamar operasi.

2 Asuhan 3 hari Sebelum dilakukan Setelah dilakukan


Kebidanan pada miomektomi menjelaskan miomektomi pada
Ny. M dengan pada ibu tentang penyakit hari ketiga pasca
Mioma Uteri di yang dideritanya, miomektomi dengan
Rumah Sakit melakukan informed keadaan kondisi
Umum Daerah chooise, melakukan sudah membaik,
Haji Makassar informed consent, sudah BAB,
Masmuni memberikan dukungan ekspresi wajah ceria,
Wahda Aisya, moril pada ibu dan luka operasi mulai
2012 keluarga, melanjutkan kering, nyeri tekan
10

pemberian cairan infus RL luka operasi mulai


20 tetes per menit, berkurang, TD :
melanjutkan pemberian 110/80 mmhg, N :
cefotaxime 1 gr IV/12 jam, 88x/m, P : 20x/m, S
melanjutkan pemberian : 36,2 C.
ranitidine 1 amp/ IV/8
jam, ketorolac 1 amp/IV/8
jam, memberikan ibu
Health Education (HE)
mengenai gizi seimbang,
menganjurkan ibu untuk
berpuasa 8 jam sebelum
operasi, menjelaskan
penyebab nyeri,
menganjurkan ibu untuk
beristirahat
3 Asuhan 3 hari Sebelum dilakukan Pasca miomektomi
Kebidanan miomektomi menjelaskan hari ketiga
Gangguan kepada ibu tentang kecemasan ibu dapat
sistem keadaan penyakitnya, teratasi, keadaan
Reproduksi pada mendiskusikan pada ibu umum ibu baik,
Ny. A dengan dan keluarga tentang nyeri tekan mulai
Mioma Uteri di rencana operasi yang akan berkurang, TD :
Rumah Sakit dilakukan, menyampaikan 120/70 mmhg, N :
Bhayangkara pada ibu bahwa ibu akan 80x/m, S : 36,5 C, P
Muzayyanah, dilakukan operasi, : 18x/m.
2012 memberikan kesempatan
pada ibu untuk
mengungkapkan
perasaanya, memberikan
dukungan moril dan
spiritual pada ibu,
penatalaksanaan
pemberian obat :
cefotaxim, metronidasole,
dan ranitidine.
4 Asuhan 3 hari Sebelum dilakukan Pasca histerektomi
Kebidanan histerektomi Memberitahu hari ketiga nyeri
Gangguan ibu mengenai hasil luka bekas operasi
Reproduksi pada pemeriksaan, Memberikan berkurang, keadaan
Ny. S dengan motivasi dan dukungan umum : baik, TD :
Mioma Uteri di pada keluarga dan ibu, 120/ 70 mmHg, N :
Rumah Sakit Menjelaskan pada ibu dan 82x/ menit, S : 36,5
Umum Daerah keluarga mengenai mioma ºC, RR : 20x/ menit.
Dr. H Soewondo uteri, Menjelaskan pada
Kendal ibu dan keluarga cara
Anggun penanganan mioma uteri,
Nusalina Membantu ibu untuk
Damayanti, mencukur rambut pubis,
2016 Membantu ibu dalam
mempersiapkan diri untuk
dilakukan operasi pada
jam 13.00 WIB,
memberika terapi asam
mefenamat, ketorolac,
11

cefotaxime, dan ranitidine,


Melakukan kolaborasi
dengan dokter spog untuk
melakukan histerektomi.

Penelitian Anggun Nusalina Damayanti tahun 2016 dengan judul Asuhan

Kebidanan Gangguan Reproduksi Pada Ny. S dengan Mioma Uteri memiliki

perbedaan dengan peneliti sebelumnya yaitu waktu : 26 April- 7 Mei 2016, dan

tempat : RSUD Dr. H Soewondo Kendal

Anda mungkin juga menyukai