Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

PENGEMBANGAN PAI
“ TEKNIK DAN BENTUK EVALUASI HASIL BELAJAR”

Dosen Pengampu : Wahyudin S.Pd.I.,M.Pd

Dibuat sebagai tugas mata kuliah Pengembangan PAI semester 6


Th 2020/2021

Disusun Oleh :
Aisyah Amini 3180002
Hana Mumtazah 3190039
Mubaedah Ana Khafiyah 3180053

SEKOLAH TINGGI ILMU TARBIYAH (STIT) PEMALANG


Jl.D.I.Pandjaitan Km.3 Paduraksa Pemalang 52319Telp.(0284) 323741, Email :
stitpemalang@yahoo.co.id, Website : stitpemalang.ac.id

2021
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat dan
pertolongan-Nya kami dapat menyusun makalah ini. Shalawat beserta salam, selalu tercurahkan
kepada baginda Rosul sekaligus Nabiyullah yang terakhir yakni Nabi Muhammad SAW, semoga
kita semua mendapatkan syafa’at di hari akhir. Amin aminyaraballalamin.

Dalam rangka melengkapi tugas dari mata kuliah Pengembangan PAI pada Program
Studi Pendidikan Agama Islam ( PAI ) kami membuat makalah ini. Dan kami selaku penyusun
menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangaanya baik isi maupun lainnya, untuk itu
kami mengharap kritik dan saran dari para pembaca.

Harapan penyusun Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi teman-teman mahasiswa
dan kami sadar bahwa masih banyak kekurangan yang terdapat pada makalah ini, oleh karena itu
kami mengaharapkan kritik yang membangun dari para pembaca, akhir kata kami ucapkan
Wassalamu alaikum Wr. Wb

Pemalang , 25 Maret 2021

Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Seiring dengan perkembangan jaman, pendidikan dituntut untuk dapat mencetak insan
yang bermartabat dan berkualitas agar dapat meningaktkan taraf hidup bangsa. Berbagai
perubahan telah dilakukan dalam dunia pendidikan untuk memenuhi kebutuhan sesuai dengan
tuntutan zaman. Untuk mengetahui apakah pendidikan yang telah dilaksana sudah dapat
menghasilkan lulusan yang berkualitas, maka perlu diadakanya suatu evaluasi dalam pendidikan.
Teknik evaluasi adalah metode yang digunakan agar suatu tujuan evaluasi, yaitu
menggali informasi tentang peserta didik dapat tercapai. Untuk melakukan evaluasi maka
evaluator harus menguasai teknik evaluasi. Dengan penilaian guru akan mengetahui
perkembangan hasil belajar, intelegensi, bakat khusus, minat, hubungan sosial, sikap dan
kepribadian siswa atau peserta didik. Untuk keperluan evaluasi diperlukan teknik evaluasi yang
bermacam-macam, seperti kuesioner, tes, skala, format observasi, dan lain-lain. Dari sekian
banyak teknik evaluasi, secara umum dapat dikelompokkan menjadi dua, yakni teknik tes dan
nontes. Khusus untuk evaluasi hasil pembelajaran teknik evaluasi yang paling banyak digunakan
adalah tes. Untuk melakukan evaluasi maka evaluator harus menguasai teknik evaluasi. Teknik
evaluasi adalah metode yang digunakan agar suatu tujuan evaluasi, yaitu menggali informasi
tentang peserta didik dapat tercapai. Ada dua macam teknik evaluasi yang dapat digunakan
dalam melaksanakan evaluasi, yaitu teknik non tes dan teknik tes.

B.  Rumusan Masalah

Dari latar belakang di atas timbul permasalahan yang perlu dibahas dalam makalah ini,
sebagaimana berikut :
1.    Apa saja bentuk evaluasi hasil belajar ?
2.    Apa saja tehnik evaluasi hasil belajar ?

C. Tujuan Pembahasan
1.    Untuk mengetahui apa saja bentuk evaluasi hasil belajar.
2.    Untuk mengetahui apa saja tehnik evaluasi hasil belajar.
BAB II
PEMBAHASAN

A.      Bentuk Evaluasi Hasil Belajar


Secara garis besar ada dua macam bentuk penilaian, yaitu bentuk tes subjektif dan bentuk
tes objektif. Berikut penjelasannya:

1. Tes Subjektif

Tes subjektif ini biasa disebut juga sebagai tes essay atau essay examination. Yang
dimaksud dengan tes essay adalah tes yang berbentuk pertanyaan tulisan, yang jawabannya
merupakan karangan (essay) atau kalimat yang panjang-panjang. Tes esai merupakan bentuk
penilaian yang paling dikenal dan banyak digunakan oleh guru-guru disekolah dari dulu
sampai sekarang. Umumnya tes esai ini berjumlahkan lima sampai sepuluh item soal saja. 
Menurut sejarah yang ada lebih dahulu itu adalah bentuk tes subjektif ini / tes esai. Akan
tetapi karena bentuk ini banyak kelemahan-kelemahan, maka para ahli pendidikan berusaha
untuk menyusun tes dalam bentuk yang lain, yaitu tes objektif.
Meskipun demikian, tidak berarti bentuk esai ditinggalkan sama sekali. Bentuk esai dapat
digunakan untuk mengukur kegiatan belajar yang sulit diukur oleh bentuk objektif. Dilihat
dari luas sempitnya materi yang ditanyakan, maka tes bentuk esai atau bisa juga disebut
uraian, dapat dibagi menjadi dua bentuk, yaitu uraian terbatas ( restricted respons
items ) dan uraian bebas  ( extented respons items ).
a.Uraian bebas
      artinya butir soal itu hanya menyangkut masalah utama yang dibicarakan tanpa
memberikan arahan tertentu dalam menjawabnya.
Contoh :
Allah telah melimpahkan nikmat-Nya kepada kita amat banyak. Oleh karena itu kita sudah
sepatutnya mensyukuri nikmat tersebut kepada Allah SWT. Jelaskan bagaimana caranya kita
mensyukuri nikmat Allah itu sesuai ajaran Rasulullah!
b.Uraian Terbatas
  artinya peserta didik diberi kebebasan untuk menjawab soal yang ditanyakan, namun
arah jawaban dibatasi sedemikian rupa sehingga kebebasan tersbut menjadi bebas yang
terarah.
Contoh :
Dimasa Khulafaur Rasyidin, tercatat tiga peristiwa peperangan antara kaum muslimin
menghadapi Romawi. Sebutkan dan Jelaskan secara singkat ketiga peristiwa dimaksud!

2. Tes Objektif

Tes Objektif sering juga disebut tes dikotomi ( dichotomously scored item ) karena
jawabannya antara benar atau salah dan skornya antara 1 atau 0. Disebut tes objektif karena
penilaiannya objektif. Siapapun yang mengoreksi jawaban tes ini maka hasilnya akan sama
karena kunci jawabannya sudah jelas dan pasti. Tes objektif terdiri atas beberapa bentuk, yaitu
benar-salah, pilihan ganda, menjodohkan, dan melengkapi jawaban atau jawaban singkat.
Sebagaimana dikemukakan oleh Witherington ( 1952 ) bahwa , “There are many varietes of
there new test, but four kinds are in most common use, true false, multiple-choice, completion,
matching”.
a. Tes benar Salah
       Tes benar salah adalah butir soal atau tugas yang berupa pernyataan yang jawabannya
menggunakan pilihan pernyataan benar atau salah. Alternatif jawaban bisa berbentuk :
·      Benar-salah
·          Setuju-tidak setuju
·          Baik-tidak baik
Contoh :
B – S  : Penerjemahan Alqur’an  dan sejumlah karya lain tidak berhenti memberikan
sumbangan penting untuk kegiatan studi keislaman
B – S : Kota Toledo merupakan salah satu pusat ilmiah Islam Spanyol di Zaman
Pertengahan Eropa 
b. Tes Pilihan Ganda
  Tes pilihan ganda ini umumnya terdiri atas kalimat pokok yang berupa pernyataan yang
belum lengkap dan diikuti oleh empat sampai lima kemungkinan jawaban yang dapat
melengkapi pernyataan tersebut. Pelajar harus memilih salah satu diantara kemungkinan
jawaban tersebut.
Contoh :
Daulah Bani Abbasyah mencapai puncak kejayaan atau zaman keemasan pada masa
pemerintahan :
a. Umar bin Abdul Aziz
b. Utsman bin Affan
c. Yazid bin Mu’awiyah
d. Harun Al-Rasyid
e. Al-ma’mun[10]
c. Tes Menjodohkan
Tes menjodohkan ini sering dikenal dengan sebutan tes matching, tes mencari pasangan,
tes menyesuaikan, tes mencocokkan, dan tes mempertandingkan. Jadi dalam tes ini
disediakan dua kelompok bahan dan peserta didik harus mencari pasangan yang sesuai
antara kelompok pertama dengan kelompok kedua sesuai petunjuk yang diberikan dalam tes
tersebut.
Contoh :
No Daftar 1 Daftar II
1 Sholat sunah yang dilakukan Istikharah
pada tiap malam bulan ramadhan
2 Sholat sunah yang dilakukan Khauf
untuk memohon petunjuk antara
pilihan yang akan ditentukan
3 Sholat sunah yang dilakukan Tarawih
dalam keadaan takut atau dalam
keadaan bahaya

d.  Tes Melengkapi jawaban atau jawaban singkat


Tes ini sering dikenal dengan tes completion, dimana tes ini berbentuk pernyataan yang
salah satunya dikosongkan. Tugas peserta didik ialah mengisi jawaban pada kata-kata yang
kosong tersebut.
Contoh :
- Aliran jabariyah terkenal dengan pahamnya...
- Lembaga keilmuan terkenal pada masa kejayaan khalifah al-Ma’mun bernama...

B.   Teknik Evaluasi Hasil Belajar


Istilah “tehnik” dapat diartikan sebagai “alat”. Jadi dalam istilah tehnik evaluasi hasil
belajar terkandung arti alat-alat (yang dipergunakan dalam rangka melakukan) evaluasi hasil
belajar. Secara garis besar ada dua kelompok tehnik evaluasi yang dapat digunakan oleh seorang
guru dalam usahanya mencari informasi yang diperlukan. Kedua kelompok tersebut yaitu tes dan
non tes. Pertama, tehnik evaluasi menggunakan cara tes, yang didalamnya berupa satu set atau
lebih item pertanyaan atau pernyataan yang relevan dengan tujuan tes yang digunakan oleh
seorang guru. Kedua, tehnik evaluasi yang juga banyak digunakan didalam kelas adalah tehnik
evaluasi melalui nontes. Tes ini tidak menggunakan item pertanyaan atau pernyataan seperti
disebutkan diatas, tetapi tes ini mengguanakan metode lain untuk memperoleh data atau informasi
yang diperlukan.
Teknik evaluasi digolongkan menjadi 5 yaitu:

1.  Tehnik Tes
a.   Pengertian Tes
Istilah tes diambil dari kata testum suatu pengertian dalam bahasa perancis kuno yang
berarti piring untuk untuk menyisihkan logam-logam mulia. Ada pula yang mengartikan
sebagai sebuah piring yang terbuat dari tanah. Seorang ahli bernama James Ms.Cattel pada
tahun 1890 telah memperkenalkan pengertian tes ini kepada masyarakat melalui bukunya
yang berjudul Mental Test and Measurement. Selanjutnya di Amerika Serikat tes ini
berkembang dengan cepat sehingga dalam tempo yang tidak begitu lama masyarakat mulai
menggunakannya.
Adapun dari segi istilah, menurut Anne Anastasi dalam karya tulisnya
berjudul Psychological Testing, yang dimaksud dengan tes adalah alat pengukur yang
mempunyai standar yang obyektif sehingga dapat digunakan secara meluas, serta dapat
betul-betul digunakan untuk mengukur dan membandingkan keadaan psikis atau tingkah
laku individu. Adapun menurut Lee J. Cronbach dalam bukunya berjudul Esseintial of
Psychological Testing, tes merupakan suatu prosedur yang sistematis untuk
membandingkan tingkah laku dua orang atau lebih. Sedangkan menurut Drs. Amir Daien
Indrakusuma didalam bukunya yang berjudul Evaluasi Pendidikan mengatakan bahwa Tes
adalh suatu alat atau prosedur yang sistematis dan objektif untuk memperoleh data-data atau
keterangan-keterangan yang diinginkan tentang seseorang, dengan cara yang boleh
dikatakan tepat dan cepat.
Dari definisi-definisi tersebut di atas kiranya dapat dipahami bahwa dalam dunia evaluasi
pendidikan, yang dimaksud dengan tes adalah cara (yang dapat dipergunakan) atau prosedur
(yang perlu ditempuh) dalam rangka pengukuran dan penilaian di bidang pendidikan, yang
berbentuk pemberian tugas atau serangkaian tugas baik berupa pertanyaan-pertanyaan (yang
harus dijawab), atau perintah-perintah (yang harus dikerjakan), sehingga atas dasar data
yang diperoleh dari hasil pengukuran tersebut dapat dihasilkan nilai yang melambangkan
tingkah laku atau prestasi, nilai mana dapat dibandingkan dengan nilai-nilai yang dicapai
atau dibandingkan dengan nilai standar tertentu.
b.  Fungsi Tes
Secara umum ada dua macam fungsi yang dimiliki oleh tes, yaitu:
1) Sebagai alat pengukur terhadap peserta didik. Dalam hubungan ini tes berfungsi
mengukur tingkat perkembangan atau kemajuan yang telah dicapai oleh peserta didik
setelah mereka menempuh proses belajar mengajar dalam jangka waktu tertentu.
2) Sebagai alat pengukur keberhasilan program pengajaran, sebab melalui tes tersebut akan
dapat diketahui sudah seberapa jauh program pengajaran yang telah ditentukan telah
dapat dicapai.
c.  Penggolongan Tes
Sebagai alat pengukur, tes dapat dibedakan menjadi beberapa jenis atau golongan,
tergantung dari segi mana atau dengan alasan apa penggolongan tes itu dilakukan.
1) Penggolongan tes berdasarkan fungsinya sebagai alat pengukur perkembangan/kemajuan
belajar peserta didik.
Ditinjau dari segi fungsi yang dimiliki oleh tes sebagai alat pengukur perkembangan
belajar peserta didik, tes dapat dibedakan menajadi enam golongan:
1) Tes Seleksi,
2) Tes Awal,
3) Tes Akhir,
4) Tes Diagnostik,
5) Tes Formatif,
6) Tes Sumatif.
a) Tes Seleksi
Tes seleksi sering dikenal dengan istilah “Ujian Saringan” atau “Ujian Masuk”. Tes ini
dilakukan dalam rangka penerimaan calon siswa baru, dimana hasil tes digunakan untuk
memilih calon peserta didik yang tergolong paling baik dari sekian banyak calon yang
mengikuti tes.
b) Tes Awal
Tes awal sering dikenal dengan istilah pre-test. Tes jenis ini dilaksanakan dengan tujuan
untuk mengetaui sejauh manakah materi atau bahan pelajaran yang akan diajarkan telah
dapat dikuasai oleh para peserta didik. Jadi tes awal adalah tes yang dilaksanakan
sebelum bahan pelajaran diberikan kepada peserta didik. Karena itu maka butir-butir
soalnya dibuat yang mudah-mudah.
c) Tes Akhir
Tes akhir sering dikenal dengan istilah post-test. Tes akhir dilaksanakan dengan tujuan
untuk mengetahui apakah semua materi pelajaran yang tergolong penting sudah dapat
dikuasai dengan sebaik-baiknya oleh para peserta didik.
d) Tes Diagnostik
Tes diagnostik adalah tes yang dilaksanakan untuk menetukan secara tepat jenis
kesukaran yang yang dihadapi oleh para peserta didik dalam suatu mata pelajaran
tertentu. Dengan diketahuinya jenis-jenis kesukaran yang dihadapi oleh peserta didik itu
maka lebih lanjut akan dapat dicarikan upaya berupa pengobatan (theraphy) yang tepat.
Tes diagnostik juga bertujuan ingin menemukan jawab atas pertanyaan “Apakah peserta
didik sudah dapat menguasai pengetahuan yang merupakan dasar atau landasan untuk
dapat menerima pengetahuan selanjutnya?”
Materi yang ditanyakan dalam tes diagnostik pada umumnya ditekankan pada bahan-
bahan tertentu yang biasanya atau menurut pengalaman sulit dipahami siswa. Tes jenis
ini dapat dilaksanakan secara lisan, tertulis, perbuatan atau kombinasi dari ketiganya.
Sesuai dengan nama tes itu sendiri (diagnose=pemeriksaan), maka jika hasil pemeriksaan
itu menunjukkan bahwa tingkat penguasaan peserta didik yang sedang diperiksa itu
termasuk rendah maka harus diberi bimbingan secara khusus agar mereka dapat
memperbaiki tingkat penguasaannyaterhadap mata pelajaran tertentu.
e) Tes Formatif
Tes formatif adalah tes hasil belajar yang bertujuan untuk mengetahui sudah sejauh
manakah peserta didik telah terbentuk sesuai dengan tujuan pengajaran yang telah
ditentukan setelah mereka mengikuti proses pembelajaran dalam jangka waktu tertentu.
Perlu diketaui bahwa istilah “formatif” itu berasal dari kata “form” yang berarti
“bentuk”.
Tes formatif ini biasa dilaksanakan ditengah-tengah perjalanan program pengajaran,
yaitu dilaksanakan pada setiap kali satuan pelajaran atau subpokok bahasan berakhir atau
dapat diselesaikan. Disekolah-sekolah tes formatif ini biasa dikenal dengan istilah
“ulangan harian”.
Materi dari tes formatif ini pada umumnya ditekankan pada bahan-bahan pelajaran yang
telah diajarkan. Butir-butir soalnya terdiri atas butir-butir soal baik yang termasuk
kategori mudah maupun yang termasuk kategori sukar.
f)  Tes Sumatif
Tes sumatif adalah tes hasil belajar yang dilaksanakan setelah sekumpulan satuan
program pengajaran selesai diberikan. Di sekolah, tes ini dikenal dengan istilah “Ulangan
Umum”. Dimana hasilnya digunakan untuk mengisi nilai rapor atau mengisi ijazah. Tes
sumatif ini pada umumnya disusun atas dasar materi pelajaran yang telah diberikan
selama satu catur wulan atau satu semester. Dengan demikian materi tes sumatif itu jauh
lebih banyak ketimbang materi tes formatif.
Tes sumatif dilaksanakan secara tertulis, agar semua siswa memperoleh soal yang sama.
Butir-butir soal yang dikemukakan dalam tes sumatif ini ini pada umumnya juga lebih
sulit atau lebih berat daripada butir-butir soal tes formatif.
Hasil evaluasi sumatif dipakai untuk membuat keputusan penting bagi peserta didik,
misalnya penentuan kenaikan kelas, kelulusan sekolah, dan membuat keputusan lainnya
yang terkait dengan kepentingan peserta didik.
2)  Pengelolaan tes berdasarkan aspek psikis yang ingin diungkap
Ditilik dari segi aspek kejiwaan yang ingin diungkap, tes setidak-tidaknya dapat
dibedakan menjadi lima golongan, yaitu:
a)  Tes intelegensi, yakni tes yang dilaksanakan dengan tujuan untuk mengungkap atau
mengetahui tingkat kecerdasan seseorang.
b) Tes kemampuan, yaitu tes yang dilaksanakan dengan tujuan untuk mengungkap
kemampuan dasar atau bakat khusus yang dimiliki.
c)  Tes sikap, yakni salah satu jenis tes yang dipergunakan untuk mengungkap predisposisi
atau kecenderungan seseorang untuk melakukan suatu respon tertentu terhadap dunia
sekitarnya, baik berupa individu-individu maupun obyek-obyek tertentu.
d)  Tes kepribadian, yakni tes yang dilaksanakan dengan tujuan mengungkap ciri-ciri khas
dari seseorang yang banyak sedikitnya bersifat lahiriah, seperti gaya bicara, cara
berpakaian, nada suara, hobi atau kesenangan, dan lain-lain.
e)  Tes hasil belajar, yang juga sering dikenal dengan istilah tes pencapaian, yakni tes yang
biasa digunakan untuk mengungkap tingkat pencapaian atau prestasi belajar.
3)  Penggolongan lain-lain
Ditilik dari segi banyaknya orang yang mengikuti tes, tes dapat dibedakan menjadi dua
golongan, yaitu:
a)  Tes individual, yakni tes yang hanya berhadapan dengan satu orang saja.
b)  Tes kelompok, yakni tes yang berhadapan dengan lebih dari satu orang.
Apabila ditinjau dari segi cara mengajukan pertanyaan dan cara memberikan
jawabannya, tes dapat dibedakan menjadi dua golongan, yaitu:
a)  Tes tertulis, yakni jenis tes dimana dalam mengajukan butir-butir pertanyaan atau
soalnya dilakukan secara tertulis, dan dalam memberikan jawabannya juga
tertulis.
b)  Tes lisan, yakni jenis tes dimana dalam mengajukan pertanyaan-pertanyaan atau
soalnya dilakukan secara lisan, dan memberikan jawabannya secara lisan pula.

2.  Teknik Non tes


Dengan tehnik nontes maka penilaian atau evaluasi hasil belajar peserta didik dilakukan
dengan tanpa menguji peserta didik, melainkan dilakukan dengan melakukan pengamatan secara
sistematis (observation), melakukan wawancara (interview), menyebarkan angket
(questionnaire), dan memeriksa atau meneliti dokumen-dokumen (documentary analysis).
Tehnik nontes ini pada umumnya memegang peranan yang penting dalam rangka mengevaluasi
hasil belajar peserta didik dari segi ranah sikap hidup (affective domain) dan ranah keterampilan
(psychomotoric domain), sedangkan tehnik tes sebagaimana telah dikemukakan sebelum ini,
lebih banyak digunakan untuk mengevaluasi hasil belajar peserta didik dari segi ranah proses
berfikirnya(cognitive domain).
Yang termasuk tehnik evaluasi nontes diantaranya adalah sebagai berikut.
a.  Pengamatan (observation)
Pengamatan atau observasi adalah suatu tehnik yang dilakukan dengan cara mengadakan
pengamatan secara teliti serta pencatatan secara sistematis. Atau bisa juga diartikan sebagai
sebuah cara menghimpun data yang dilakukan oleh guru kepada peserta didiknya dengan cara
pengamatan yang teliti dan mencatat hasil pengamatan secara sistematis.
Ada tiga macam observasi:
1)  Observasi partisipan, yaitu observasi yang dilakukan  oleh pengamat, tetapi dalam
observasi itu pengamat memasuki dan mengikuti kegiatan kelompok yang sedang
diamati.
2)   Observasi sistematik, yaitu observasi dimana faktor –faktor yang diamati sudah didaftar
secara sistematis, dan sudah diatur menurut kategorinya. Berbeda dengan observasi
partisipan, maka dalam observasi sistematik ini pengamat berada diluar kelompok.
3) Observasi eksperimental, observasi ini terjadi jika pengamat tidak berpartisipasi dalam
kelompok. Dalam hal ini ia dapat mengendalikan unsure-unsur penting dalam situasi
sedemikian rupa sehingga situasi dapat diatur sesuai dengan tujuan evaluasi.
b. Wawancara (interview)
Wawancara adalah tehnik evaluasi yang menekankan adanya pertemuan secara langsung
antara evaluator dengan yang dievaluasi.
Ada dua jenis wawancara yang dapat dipergunakan sebagai alat evaluasi, yaitu:
1) Wawancara/interview terpimpin, yaitu interview yang dilakukan oleh subjek evaluasi
dengan cara mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang sudah disusun terlebih dahulu.
2) Interview bebas, yakni materi yang ditanyakan bebas dan tidak terstruktur akan tetapi
mempunyai tujuan, serta responden mempunyai kebebasan untuk mengutarakan
pendapatnya, tanpa dibatasi oleh patokan-patokan yang telah dibuat oleh subjek evaluasi.
c.  Angket (questionnaire)
Angket juga dapat digunakan sebagai alat bantu dalam rangka penilaian hasil belajar.
Berbeda dengan wawancara dimana penilai berhadapan secara langsung dengan peserta didik
atau dengan pihak lainnya, maka dengan menggunakan angket pengumpulan data sebagai
bahan penilaian hasil belajar jauh lebih praktis, menghemat waktu dan tenaga.
Tentang macam angket/kuesioner dapat ditinjau dari beberapa segi:
1)  Ditinjau dari segi siapa yang menjawab:
a)  Kuesioner langsung
b)  Kuesioner tidak langsung
2) Ditinjau dari segi cara menjawab:
a)  Kuesioner tertutup
b)  Kuesioner terbuka.
d.  Pemeriksaan dokumen (documentary analysis)
Evaluasi mengenai kemajuan, perkembangan atau keberhasilan belajar peserta didik tanpa
menguji (tehnik nontes) juga dapat dilengkapi atau diperkaya dengan melakukan pemeriksaan
terhadap dokumen-dokumen. Misalnya dokumen yang memuat informasi mengenai riwayat
hidup, seperti kapan dan dimana peserta didik dilahirkan, agama yang dianut, apakah ia
pernah meraih kejuaraan sebagai siswa yang berprestasi di sekolahnya.
Berbagai informasi diatas tadi bukan tidak mungkin pada suatu saat tertentu sangat
diperlukan sebagai bahan pelengkap bagi pendidik dalam melakukan evaluasi hasil belajar
terhadap peserta didiknya.

3. Tehnik Tes Objektif


Tes Objektif adalah tes tertulis yang menuntut siswa memilih jawaban yang telah
disediakan atau memberikan jawaban singkat dan pemeriksaannya dilakukan secara objektif
(seragam) terhadap semua murid. Ada beberapa jenis tes bentuk objektif yaitu: pilihan ganda,
bentuk pilihan benar salah, menjodohkan, dan isian singkat.
a. Pilihan ganda
Tes pilihan ganda merupakan bentuk tes objektif yang menyajikan soal dan
beberapa pilihan jawaban yang hanya ada satu jawaban yang benar. Tes pilihan ganda
dapat diskor dengan mudah, cepat, dan memiliki obyektifitas yang tinggi untuk
mengukur tingkat kognitif peserta didik. Bentuk tes ini sangat cocok digunakan pada
ujian yang berskala besar dan hasilnya harus segera diumumkan, seperti : ujian akhir
sekolah dan ujian nasional. Namun, untuk menyusun tes berbentuk soal pilihan ganda
yang berkualitas membutuhkan waktu yang lama dan penulis soal akan kesulitan
membuat pengecoh yang homogen. Sebelum menyusun tes pilihan ganda terdapat hal-hal
yang harus diperhatikan dalam menyusun tes pilihan ganda yaitu:
1) Ada kesesuaian antara soal dan jawaban,
2) Penyusunan kalimat tiap soal harus jelas,
3) Bahasa yang digunakan mudah dipahami,
4) Setiap soal harus mengandung satu masalah.
Contoh : hasil penjumlahan dari -8 + 3 = a. -5 c. 5 b. -11 d. 11
b. Pilihan Benar-Salah
Bentuk tes Benar-Salah (B-S) adalah soal yang mengandung dua kemungkinan
jawaban, yaitu benar atau salah. Fungsi bentuk soal benar salah adalah untuk mengukur
kemampuan peserta didk untuk membedakan antara fakta dengan pendapat. Agar soal
dapat berfungsi dengan baik, maka materi yang ditanyakan sebaiknya homogen dari segi
isi. Bentuk soal ini banyak digunakan untuk mengukur kemampuan mengidentifikasi
informasi berdasarkan hubungan yang sederhana. Cara mengerjakan soal ini dengan
melingkari atau menandai pada jawaban yang dianggap benar. Kelebihan tes benar salah
yaitu: mudah disusun dan dilaksanakan, dapat dinilai dengan cepat dan objektif, dan
dapat mecakup materi yang lebih luas. Sedangkan kekurangan dari tes ini yaitu, peserta
didik cenderung menjawab dengan coba-coba, memiliki derajat validitas danreliabilitas
yang rendah, dan sering terjadi kekaburan untuk membuat soal yang benar-benar jelas.
Sebelum menyusun soal benar salah ada hal-hal yang harus diperhatikan, yaitu: membuat
petunjuk dengan jelas agar peserta didik tidak bingung, setiap soal hendaknya
mengandung satu pengertian saja, jangan membuat soal yang masih dipertanyakan benar
salahnya, hindari menggunakan kata yang dapat memberi petunjuk tentang jawaban yang
dikehendaki.
Contoh soal Benar-Salah: Surat Al – Fatihah diturunkan di kota Makkah (B – S)
c. Menjodohkan Tes
menjodohkan yaitu bentuk tes yang terdiri atas kumpulan soal dan kumpulan
jawaban yang keduanya dikumpulkan pada dua kolom yang berbeda, yaitu kolom
pertanyaan sebelah kiri dan kolom jawaban sebelah kanan. Tugas murid ialah mencari
dan menempatkan jawabanjawaban sehingga sesuai atau cocok dengan pertanyaan.
Bentuk tes ini digunakan untuk mengukur kemampuan peserta didik dalam
mengidentifikasi informasi berdasarkan hubungan yang sederhana dan kemampuan
menghubungkan antara dua hal. Semakin banyak hubungan antara premis dengan respon
dibuat, maka semakin baik soal yang disajikan. Untuk menyusun soal tes menjodohkan
harus memperhatikan teknik berikut:
1) menyesuaikan kompetensi dasar dengan indikator,
2) kumpulan soal diletakkan dikolom sebelah kiri dan kumpulan jawaban
diletakkan di sebelah kanan,
3) menggunakan kalimat singkat dan terarah pada pokok permasalahan.
d. Isian Singkat
Tes Isian Singkat adalah tes yang ditandai dengan adanya jawaban pada tempat
kosong yang disediakan oleh guru untuk menulis jawabannya dengan singkat sesuai
dengan petunjuk. Cara menyusun tes isian singkat yaitu:
1) soal yang disusun sebaiknya tidak menggunakan soal yang terbuka sehingga
siswa dapat menjawab dengan terurai,
2) Pernyataan sebaiknya hanya mengandung satu alternatif jawaban,
3) Titik-titik kosong sebagai tempat jawaban hendaknya diletakkan pada akhir
atau tengah kalimat,
4) Dapat menggunakan gambar-gambar sehingga soal dapat dipersingkat dan
jelas.

. 4. Tehnik Tes non-objektif ( Tes Uraian )


Tes non-objektif atau disebut tes uraian yaitu tes yang pertanyannya membutuhkan
jawaban peserta didik untuk menguraikan, mengorganisasikan dan menyatakan jawaban
dengan kata-katanya sendiri dalam bentuk, teknik, dan gaya yang berbeda satu dengan yang
lainnya. Bentuk uraian sering juga disebut bentuk subjektif, karena dalam pelaksanaannya
sering dipengaruhi oleh faktor subjektifitas guru. Tes ini cocok digunakan untuk bidang studi
ilmu-ilmu sosial. Bentuk tes uraian terbagi menjadi 2 macam yaitu :
a. Uraian terbatas
Peserta didik diberi kebebasan untuk menjawab soal yang ditanyakan namun arah
jawabannya dibatasi sehingga kebebasan tersebut menjadi bebas yang terarah.
Contoh:
1) Sebutkan lima komponen dalam komputer!
2) Sebutkan lima rukun Islam!
b. Uraian Bebas
Peserta didik bebas untuk menjawab soal dengan cara sistematika sendiri. Bebas
mengungkapakan pendapat sesuai dengan kemampuannya. Namun guru tetap harus
mempunyai acuan atau patokan dalam mengoreksi jawaban peserta didik.
Contoh :
1) Bagaimana peranan komputer dalam pendidikan?
2) Jelaskan perkembangan islam di Indonesia!
Tes non-objektif in memiliki kelebihan dan kekuranagan. Kelebihan dari tes ini yaitu:
1) Tes dapat dibuat dengan cepat dan mudah,
2) mendorong siswa untuk berani mengemukakan pendapat dengan gaya bahasa sendiri dan
menyusun kalimat dalam bentuk yang bagus, dan
3) untuk mengukur tingkat pemahaman siswa.
Sedangkan kelemahan dari tes ini yaitu:
1) kurang bisa mencakup isi materi kesekuruhan,
2) Kadar validitas dan reliabilitas rendah karena pengetahuan siswa yang betul-betul
dipahami sulit diketahui,
3) Cara memeriksanya banyak dipengaruhi unsur-unsur subyektif dan membutuhkan waktu
yang lama untuk mengoreksi.
Cara penyusunan tes non-objektif yaitu:
1) Butir-butir soal tes uraian dapat mencakup materi yang telah diajarkan dan sesuai dengan
indikator,
2) Penyusunan kalimat soal sebaiknya berlainan dengan kalimat yang ada di buku namun
mengandung arti yang sama,
3) kalimat soal disusun secara ringkas, padat, dan jelas sehingga mudah dipahami peserta
didik,
4) Menyusun jawaban yang dikehendaki pembuat soal (guru) untuk pedoman jawaban yang
betul dan untuk mengurangi faktor subyektifitas, dan
5) Membuat pedoman dalam menjawab tes.

5. Tehnik Tes Perbuatan


Ada beberapa teknik dan alat penilaian yang dapat digunakan para guru, tutor, pengawas,
atau dosen sebagai sarana untuk memperoleh informasi tentang keadaan belajar peserta didik.
Penggunaan berbagai teknik dan alat itu harus disesuaikan dengan tujuan melakukan penilaian,
waktu yang tersedia, sifat tugas yang dilakukan peserta didik, dan banyaknya/jumlah mata
pelajaran yang sudah disampaikan.
Teknik penilaian dalam uraian ini maksudnya adalah metode atau cara penilaian yang dapat
digunakan guru untuk rnendapatkan informasi. Teknik penilaian yang memungkinkan dan dapat
dengan mudah digunakan oleh guru, misalnya adalah:
1) tes (tertulis, lisan, perbuatan),
2) observasi atau pengamatan,
3) wawancara.
Namun, pada kesempatan kali ini kelompok kami akan membahas lebih dalam mengenai Tes
Perbuatan. Tes perbuatan yakni tes yang penugasannya disampaikan dalam bentuk lisan atau
tertulis dan pelaksanaan tugasnya dinyatakan dengan perbuatan atau penampilan. Penilaian tes
perbuatan dilakukan sejak peserta didik melakukan persiapan, melaksanakan tugas, sampai
dengan hasil akhir yang dicapainya. Untuk menilai tes perbuatan pada umumnya diperlukan
sebuah format pengamatan, yang bentuknya dibuat sedemikian rupa sehingga tutor dapat
menuliskan angka-angka yang diperolehnya pada tempat yang sudah disediakan. Bentuk
formatnya dapat disesuaikan menurut keperluan. Untuk tes perbuatan yang sifatnya individual,
sebaiknya menggunakan format pengamatan individual.
Tes perbuatan dimaksudkan untuk mengukur keterampilan siswa dalam melakukan suatu
kegiatan. Dalam tes perbuatan, persoalan disajikan dalam bentuk tugas yang harus dikerjakan
oleh testi. Pada intinya, ada dua unsure yang bisa dijadikan bahan penilaian dalam tes perbuatan,
yaitu proses dan produk. Pengukuran proses merujuk kepada pengukuran keterampilan dari
kemahiran testi melakukan suatu kegiatan , sedangkan pengukuran produk merujuk kepada segi
kualitas hasil.
Untuk tes perbuatan yang dilaksanakan secara kelompok sebaiknya menggunakan format
tertentu yang sudah disesuaikan untuk keperluan pengamatan kelompok.

BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Bentuk evaluasi secara umum ada 2, yaitu subjektif dan objekti. Subjektif terbagi lagi
menjadi 2 yaitu uraian bebas dan terbatas. Sedangkan objektif terbagi menjadi 4, yaitu pilihan
ganda, benar-salah, menjodohkan, dan tes melengkapi jawaban.
Sedangkan teknik evaluasi secara umum ada 2, yaitu teknik tes dan teknik non tes.
Teknik tes dibagi menjadi 4 bagian, yaitu :
a. berdasarkan fungsinya teknik tes dibagi menjadi 5, yaitu teknik tes, teknik non tes, teknik
objektif, teknik uraian, dan teknik tes perbuatan
b. berdasarkan aspek psikisnya dibagi menjadi 4, yaitu : teknik intelegensi, kemampuan,
kepribadian, dan prestasi hasil belajar
c. Berdasarkan jumlah peserta didiknya dibagi menjadi 2 yaitu : teknik individual dan teknik
kelompok
d. Berdasarkan pertanyaannya dibagi menjadi 2 juga yaitu : teknik tertulis dan teknik lisan
      Sedangkan untuk teknik non tes dibagi menjadi 4, yaitu : pengamatan, wawancara, angket
dan pemeriksaan dokumen.
DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, Jakarta: Bumi Aksara, 2007


Daryanto, Evaluasi Pendidikan, Jakarta: Rineka Cipta, 2014
Sudijono, Anas, Pengantar Evaluasi Pendidikan, Jakarta: Rajawali Pers, 2011
Sukardi, Evaluasi Pendidikan,  Yogyakarta: Bumi Aksara, 2008
Thoha, Chabib, Tehnik Evaluasi Pendidikan, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2001
rifin, Zainal. 2012. Evaluasi Pembelajaran. Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Islam
Kemenag. Arikunto, Suharsimi. 2009. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
Asrul., Ananda, Rusydi. etc. 2014. Evaluasi Pembelajaran. Bandung: Citapustaka Media. Doni,
Sindu, etc., Evaluasi Pendidikan. Denpasar: BETA.

Anda mungkin juga menyukai