Anda di halaman 1dari 1

Peritoni!

Peritoni!s adalah peradangan pada lapisan !pis


dinding dalam perut (peritoneum), yang berfungsi
melindungi organ di dalam rongga perut.
Peradangan ini umumnya disebabkan oleh infeksi
bakteri atau jamur. Jika !dak ditangani,
peritoni!s dapat menyebabkan infeksi menyebar
ke seluruh tubuh dan membahayakan nyawa.

Gejala Peritoni!s
Gejala yang umumnya muncul pada penderita
peritoni!s, antara lain:

Demam.
Nyeri perut yang semakin terasa jika
bergerak atau disentuh. Nyeri perut ini bisa
dirasakan sangat parah (kolik abdomen).
Perut kembung.
Mual dan muntah.
Nafsu makan menurun.
Diare.
Kons!pasi dan !dak bisa buang gas.
Lemas.
Jantung berdebar.
Terus-menerus merasa haus.
Tidak mengeluarkan urine atau jumlah
urine lebih sedikit.

Bagi penderita gagal ginjal yang menjalani


con!nuous ambulatory peritoneal dialysis
(CAPD) atau cuci darah melalui perut, apabila
terjadi peritoni!s, cairan yang dikeluarkan dari
rongga perut akan terlihat keruh dan
mengandung gumpalan-gumpalan berwarna
pu!h. CAPD atau cuci darah melalui perut adalah
metode terapi yang menggan!kan tugas ginjal
untuk membuang zat limbah dari darah dengan
bantuan cairan khusus yang dimasukkan ke
rongga perut, melalui kateter atau selang
permanen yang sudah dipasang sebelumnya di
perut.

Penyebab Peritoni!s
Peradangan pada peritneum ini umumnya
disebabkan oleh infeksi bakteri atau jamur.
Berdasarkan asal infeksinya, peritoni!s dibagi
menjadi dua, yaitu peritoni!s primer dan
peritoni!s sekunder. Peritoni!s primer
disebabkan oleh infeksi yang memang bermula
pada peritoneum. Kondisi ini bisa dipicu oleh
gagal ha! dengan asites, atau akibat !ndakan
CAPD pada gagal ginjal kronis.

Sedangkan peritoni!s sekunder terjadi akibat


penyebaran infeksi dari saluran pencernaan.
Kedua jenis peritoni!s tersebut sangat
berbahaya dan mengancam nyawa. Pada
penderita sirosis, kema!an akibat peritoni!s bisa
mencapai 40%.

Faktor Risiko Peritoni!s


Beberapa kondisi yang dapat meningkatkan risiko
peritoni!s primer adalah

Sirosis. Sirosis bisa menyebabkan


penumpukan cairan pada rongga perut
(asites) yang dapat memicu infeksi.
Menjalani CAPD. Menjalani CAPD tanpa
memperha!kan kebersihan dan
sterilitasnya berisiko menimbulkan infeksi.

Sedangkan faktor risiko pada peritoni!s


sekunder, antara lain adalah:

Pecahnya organ dalam, seper! usus buntu


yang pecah pada penyakit usus buntu atau
lambung yang pecah akibat tukak lambung,
Radang panggul.
Penyakit saluran pencernaan, seper!
penyakit Crohn dan diverkuli!s.
Pankrea!!s.
Pasca pembedahan rongga perut.
Luka pada perut akibat tusukan pisau atau
tembakan.

Diagnosis Peritoni!s
Selain menanyakan gejala yang dirasakan, dokter
juga akan menanyakan riwayat kesehatan pasien.
Kemudian, dokter akan melakukan pemeriksaan
fisik, dengan menekan lembut dinding perut
pasien. Pasien akan merasa sakit saat perut
ditekan. Pada pasien yang menjalani CAPD,
dokter dapat memas!kan pasien menderita
peritoni!s dengan melihat cairan yang keluar dari
peritoneum.

Namun bila diperlukan, dokter akan menjalankan


pemeriksaan penunjang seper!:

Tes darah. Sampel darah akan diperiksa di


laboratorium untuk menghitung jumlah sel
darah pu!h. Pemeriksaan kultur (biakan)
darah juga bisa dilakukan untuk
mengetahui apakah terdapat bakteri yang
sudah menyebar ke dalam darah.
Uji pencitraan. Dokter akan
merekomendasikan penderita untuk
menjalani foto Rontgen atau CT scan perut
guna memeriksa adanya lubang atau
robekan lain pada saluran pencernaan.
Analisis cairan peritoneum (paracentesis).
Dokter akan mengambil sampel cairan
peritoneum untuk melihat apakah ada
infeksi atau peradangan. Kultur cairan juga
bisa dilakukan untuk mengetahui
keberadaan bakteri.

Pengobatan Peritoni!s
Penderita peritoni!s akan disarankan untuk
menjalani rawat inap di rumah sakit. Beberapa
penanganan bagi penderita peritoni!s adalah:

Pemberian obat-obatan. Penderita akan


diberikan an!bio!k sun!k atau obat
an!jamur bila dicurigai penyebabnya
adalah infeksi jamur, untuk mengoba! serta
mencegah infeksi menyebar ke seluruh
tubuh. Jangka waktu pengobatan akan
disesuaikan dengan !ngkat keparahan yang
dialami pasien.
Pembedahan. Tindakan pembedahan
dilakukan untuk membuang jaringan yang
terinfeksi atau menutup robekan yang
terjadi pada organ dalam.

Jika pasien mengalami sepsis atau infeksi yang


sudah menyebar ke aliran darah, dokter bisa
memberikan obat tambahan seper! obat untuk
menjaga tekanan darah tetap normal. Sedangkan
untuk pasien yang menjalani CAPD, dokter akan
menyun!kkan obat langsung ke dalam rongga
peritoneum, melalui kateter yang sudah
terpasang sebelumnya. Pasien juga disarankan
untuk menghen!kan ak!vitas CAPD dan
menggan!nya dengan cuci darah untuk
sementara, sampai pasien sembuh dari
peritoni!s.

Komplikasi Peritoni!s
Peritoni!s bisa menyebabkan beberapa
komplikasi, seper! infeksi jadi menyebar ke aliran
darah dan seluruh tubuh (sepsis). Kondisi ini bisa
menyebabkan tekanan darah menurun dras!s
(syok sepsis) sehingga beberapa organ tubuh
gagal berfungsi. Komplikasi lain yang dapat
muncul akibat peritoni!s adalah terbentuknya
abses atau kumpulan nanah pada rongga perut.
Perlengketan usus juga dapat terjadi, sehingga
menyebabkan usus tersumbat.

Pencegahan Peritoni!s
Pencegahan peritoni!s tergantung pada faktor
risikonya. Misalnya pada pasien dengan kondisi
sirosis dan terdapat asites, dokter dapat
memberikan an!bio!k untuk mencegah
peritoni!s. Sedangkan bagi seseorang yang
menjalani CAPD, ada beberapa langkah untuk
menghindari peritoni!s, yaitu:

Cuci tangan dengan bersih sebelum


menyentuh kateter.
Bersihkan kulit di sekitar kateter dengan
an!sep!k se!ap hari.
Simpan perlengkapan CAPD pada tempat
yang higienis.
Kenakan masker melakukan CAPD.
Pelajarilah teknik CAPD yang benar.
Jangan !dur dengan binatang peliharaan.

Terakhir diperbarui: 28 Juni 2018

Di!njau oleh : dr. Tjin Willy


Referensi

Diskusi Terbaru

Apakah sinus takikardia termasuk


T penyakit?
Oleh: Triyulianto
Dijawab oleh dr. Iranita Dyan!ka

Permisi saya Tri pria usia 30 tahun mau bertanya


dok. Sinus tachycardia termasuk jenis penyakit
kah? Lalu bagaimana cara menyembuhkannya?
Terima kasih...

1 Balasan

Merk minyak terbaik untuk


V memasak dgn kadar lemak jenuh
dan kolesterol terendah?
Oleh: VK
Dijawab oleh dr. Nadia Nurotul Fuadah

Apa merk minyak terbaik untuk memasak dgn


kadar lemak jenuh dan kolesterol terendah?...

1 Balasan

Lupa minum zinc saat anak diare


C Oleh: Cucu
Dijawab oleh dr. Nadia Nurotul Fuadah

Hai dok,, mau tanya anak saya kan diare nah dia
sudah minum zinc selama 8hari berturut hari ke 9
lupa minum jadi...

1 Balasan

+ Selanjutnya

Ar!kel Terkait

Kesehatan

Gejala Radang Usus Buntu


Kronis dan Penanganannya

Kesehatan

Cek Penyebab Lambung Bocor


dan Penanganannya di Sini

Kesehatan

Laparotomi, Ini yang Harus


Anda Ketahui

+ Selanjutnya

Dokter Terkait

dr. Oktaviano Haryatama,


Sp.B, Dokter Bedah
Mulai Dari Rp 250.000

dr. Dumaria Ke"y Siagian,


Sp.B, M.Kes, Dokter Bedah
Mulai Dari Rp 350.000

dr. Dismas Adiasa Chaspuri,


Sp.B, Dokter Bedah
Mulai Dari Rp 300.000

Chat dengan ribuan dokter


di Aplikasi Alodokter!
Respons Cepat, Jawaban Akurat!

Mitra resmi dari

Google Play

App Store

Download A

+ Alodokter

+ Lainnya

+ Bagian dari Alodokter

Hak Cipta © 2020 Alodokter

Anda mungkin juga menyukai