Anda di halaman 1dari 13

ETIKA PROFESI

Tugas 1

Di susun oleh :
Mohamad Ziyan Lutfy Mubarok
20201900068

FAKULTAS MEGISTER TEKNIK SIPIL


UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG
SEMARANG
2020
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Kode etik adalah norma-norma yang mengatur tingkah laku seseorang yang berada
dalam lingkungan kehidupan tertentu. Tingkah laku seseorang yang menggambarkan baik
dan buruknya pribadi manusia itu sendiri, norma dan tingkah laku sangat ditentukan oleh
lingkungan yang ada di sekitarnya, baik itu di lingkungan keluarga, di kampus maupun di
lingkungan masyarakat, yang menjadi subjeknya adalah peserta didik, dosen, orang tua,
maupun masyarakat dan juga pendidikan yang ditanamkan dari sejak kecil dalam
kehidupan sehari-harinya.

Kode etik untuk sebuah profesi adalah sumpah jabatan yang juga diucapkan olehpara
pejabat Negara. Kode etik dan sumpah adalah janji yang harus dipegangteguh. Artinya,
tidak ada toleransi terhadap siapa pun yang melanggarnya. Benaradanya, dibutuhkan sanksi
keras terhadap pelanggar sumpah dan kode etik profesi.Bahkan, apabila memenuhi unsur
adanya tindakan pidana atau perdata, selayaknyapara pelanggar sumpah dan kode etik itu
harus diseret ke pengadilan.Kita memangharus memiliki keberanian untuk lebih bersikap
tegas terhadap penyalahgunaanprofesi di bidang apa pun. Kita pun tidak boleh bersikap
diskrimatif dan tebang pilihdalam menegakkan hukum di Indonesia. Kode etik dan sumpah
jabatan harusditegakkan dengan sungguh-sungguh. Profesi apa pun sesungguhnya tidak
memilikikekebalan di bidang hukum. Penyalahgunaan profesi dengan berlindung di
balikkode etik profesi harus diberantas. Kita harus mengakhiri praktik-praktik curang
danpenuh manipulatif dari sebagian elite masyarakat. Ini penting dilakukan, kalauIndonesia
ingin menjadi sebuah Negara dan Bangsa yang bermartabat . Dengan demikian kode etik
profesi adalah sistem norma atau aturan yang ditulis secara jelas dan tegas serta terperinci
tentang ada yang baik dan tidak baik ada yang benar dan ada yang salah dan terbuatan ada
yang harus dilakukan dan tidak boleh dilakukan oleh seorang professional.

1.2 Rumusan Masalah


Dari latar belakang yang telah dipaparkan di atas, maka dapat diambil rumusanmasalah
sebagai berikut:
1. Apa pengertian kode etik profesi?
2. Apa fungsi dan tujuan dari kode etik profesi itu?
3. Apa isi dari kode etik profesi itu?

1.3 Tujuan Penulisan


Tujuan yang diharapkan dari adanya makalah ini adalah:
1. Mengetahui pengertian kode etik profesi
2. Untuk mengetahui fungsi dan tujuan dari kode etik profesi
3. Untuk mengetahui mengetahui isi dari kode etik profesi
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Etika
Dari asal usul kata, Etika berasal dari bahasa Yunani “ethos” yang bearti
adatistiadat/ kebiasaan yang baik. Etika adalah ilmu tentang apa yang baik danyang
buruk, tentang hak dan kewajiban moral. Etika juga dapat diartikansebagai kumpulan
asas / nilai yang berkenaan dengan akhlak, nilai yangmengenai yang benar dan salah
yang dianut masyarakat.
SISTEM PENILAIAN ETIKA :
 Titik berat penilaian etika sebagai suatu ilmu, adalah pada perbuatan baik
atau jahat, susila atau tidak susila.
 Perbuatan atau kelakuan seseorang yang telah menjadi sifat baginya atau
telah mendarah daging, itulah yang disebut akhlak atau budi pekerti. Budi
tumbuhnya dalam jiwa, bila telah dilahirkan dalam bentuk perbuatan
namanya pekerti. Jadi suatu budi pekerti, pangkal penilaiannya adalah dari
dalam jiwa; dari semasih berupa angan-angan, cita-cita, niat hati, sampai ia
lahir keluar berupa perbuatan nyata.
 Burhanuddin Salam, Drs. menjelaskan bahwa sesuatu perbuatan di nilai
pada 3 (tiga) tingkat :
a. Tingkat pertama, semasih belum lahir menjadi perbuatan, jadi masih
berupa rencana dalam hati, niat.
b. Tingkat kedua, setelah lahir menjadi perbuatan nyata, yaitu pekerti.
c. Tingkat ketiga, akibat atau hasil perbuatan tersebut, yaitu baik atau
buruk.
Dari sistematika di atas, kita bisa melihat bahwa ETIKA PROFESI merupakan
bidang etika khusus atau terapan yang merupakan produk dari etika sosial. Kata hati
atau niat biasa juga disebut karsa atau kehendak, kemauan, wil. Dan isi dari karsa
inilah yang akan direalisasikan oleh perbuatan. Dalam hal merealisasikan ini ada (4
empat) variabel yang terjadi :
a. Tujuan baik, tetapi cara untuk mencapainya yang tidak baik.
b. Tujuannya yang tidak baik, cara mencapainya ; kelihatannya baik.
c. Tujuannya tidak baik, dan cara mencapainya juga tidak baik.
d. Tujuannya baik, dan cara mencapainya juga terlihat baik.
2.2 Pengertian Profesi
Profesi berasal dari bahasa latin “Proffesio” yang mempunyai dua pengertian
yaitu janji/ikrar dan pekerjaan. Profesi berarti kegiatan yang dijalankanberdasarkan
keahlian tertentu dan sekaligus dituntut dari padanyapelaksanaan norma-norma sosial
dengan baik. Profesi merupakan kelompoklapangan kerja yang khusus melaksanakan
kegiatan yang memerlukanketrampilan dan keahlian tinggi guna memenuhi
kebutuhan yang rumit darimanusia, di dalamnya pemakaian dengan cara yang benar
akan ketrampilandan keahlian tinggi, hanya dapat dicapai dengan dimilikinya
penguasaanpengetahuan dengan ruang lingkup yang luas, mencakup sifat
manusia,kecenderungan sejarah dan lingkungan hidupnya serta adanya disiplin
etikayang dikembangkan dan diterapkan oleh kelompok anggota yangmenyandang
profesi tersebut.
Ciri-Ciri Profesi :
- Mengabdi pada kepentingan masyarakat, artinya setiap pelaksana profesi
harus meletakkan kepentingan pribadi di bawah kepentingan masyarakat.
- Adanya pengetahuan khusus, yang biasanya keahlian dan keterampilan ini
dimiliki berkat pendidikan, pelatihan dan pengalaman yang bertahun-tahun.
- Adanya kaidah dan standar moral yang sangat tinggi. Hal ini biasanya
setiap pelaku profesi mendasarkan kegiatannya pada kode etik profesi.

Izin khusus untuk menjalankan suatu profesi. Setiap profesi akan selalu berkaitan
dengan kepentingan masyarakat, dimana nilai-nilai kemanusiaan berupa keselamatan,
keamanan, kelangsungan hidup dan sebagainya, maka untuk menjalankan suatu profesi
harus terlebih dahulu ada izin khusus.
PROFESI :
- Mengandalkan suatu keterampilan atau keahlian khusus.
- Dilaksanakan sebagai suatu pekerjaan atau kegiatan utama (purna waktu).
- Dilaksanakan sebagai sumber utama nafkah hidup.
- Dilaksanakan dengan keterlibatan pribadi yang mendalam.

2.3 Etika Profesi


Kode etik profesi itu merupakan sarana untuk membantu para pelaksana
sebagai seseorang yang professional supaya tidak dapat merusak etika profesi. Ada
tiga hal pokok yang merupakan fungsi dari kode etik profesi:
1. Kode etik profesi memberikan pedoman bagi setiap anggota profesi tentang
prinsip profesionalitas yang digariskan. Maksudnya bahwa dengan kode
etik profesi, pelaksana profesi mampu mengetahui suatu hal yang boleh
dilakukan dan yang tidak boleh dilakukan.
2. Kode etik profesi merupakan sarana kontrol sosial bagi masyarakat atas
profesi yang bersangkutan. Maksudnya bahwa etika profesi dapat
memberikan suatu pengetahuan kepada masyarakat agar juga dapat memahami
arti pentingnya suatu profesi, sehingga memungkinkan pengontrolan
terhadap para pelaksana di lapangan kerja (kalangan sosial)
3. Kode etik profesi mencegah campur tangan pihak di luar organisasi profesi
tentang hubungan etika dalam keanggotaan profesi. Arti tersebut dapat
dijelaskan bahwa para pelaksana profesi pada suatu instansi atau perusahaan
yang lain tidak boleh mencampuri pelaksanaan profesi di lain instansi atau
perusahaan.
PERANAN ETIKA DALAM PROFESI :
a. Nilai-nilai etika itu tidak hanya milik satu atau dua orang, atau segolongan orang saja,
tetapi milik setiap kelompok masyarakat, bahkan kelompok yang paling kecil yaitu
keluarga sampai pada suatu bangsa. Dengan nilai-nilai etika tersebut, suatu kelompok
diharapkan akan mempunyai tata nilai untuk mengatur kehidupan bersama.
b. Salah satu golongan masyarakat yang mempunyai nilai-nilai yang menjadi landasan
dalam pergaulan baik dengan kelompok atau masyarakat umumnya maupun dengan
sesama anggotanya, yaitu masyarakat profesional. Golongan ini sering menjadi pusat
perhatian karena adanya tata nilai yang mengatur dan tertuang secara tertulis (yaitu
kode etik profesi) dan diharapkan menjadi pegangan para anggotanya.
c. Sorotan masyarakat menjadi semakin tajam manakala perilaku-perilaku sebagian
para anggota profesi yang tidak didasarkan pada nilai-nilai pergaulan yang telah
disepakati bersama (tertuang dalam kode etik profesi), sehingga terjadi kemerosotan
etik pada masyarakat profesi tersebut. Sebagai contohnya adalah pada profesi hukum
dikenal adanya mafia peradilan, demikian juga pada profesi dokter dengan pendirian
klinik super spesialis di daerah mewah, sehingga masyarakat miskin tidak mungkin
menjamahnya.

2.4 Pengertian Profesionalisme


Profesionalisme adalah suatu kemampuan yang dianggap berbeda dalam
menjalankan suatu pekerjaan . Profesionalisme dapat diartikan juga dengan suatu
keahlian dalam penanganan suatu masalah atau pekerjaan denganhasil yang
maksimal dikarenakan telah menguasai bidang yang dijalankan tersebut.

Ciri-ciri profesionalisme:
 Punya ketrampilan yang tinggi dalam suatu bidang serta kemahiran
dalam menggunakan peralatan tertentu yang diperlukan
dalam pelaksanaan tugasyang bersangkutan dengan bidang tadi.
 Punya ilmu dan pengalaman serta kecerdasan dalam menganalisis suatu
masalah dan peka di dalam membaca situasi cepat dan tepat serta
cermatdalam mengambil keputusan terbaik atas dasar kepekaan.
 Punya sikap berorientasi ke depan sehingga punya kemampuan
mengantisipasi perkembangan lingkungan yang terbentang di
hadapannya.
PROFESIONAL :
- Orang yang tahu akan keahlian dan keterampilannya.
- Meluangkan seluruh waktunya untuk pekerjaan atau kegiatannya itu.
- Hidup dari situ.
- Bangga akan pekerjaannya
2.5 Pengertian Kode Etik Profesi
Kode; yaitu tanda-tanda atau simbol-simbol yang berupa kata-kata, tulisan
atau benda yang disepakati untuk maksud-maksud tertentu, misalnya untuk
menjamin suatu berita, keputusan atau suatu kesepakatan suatu organisasi. Kode
juga dapat berarti kumpulan peraturan yang sistematis.
Kode etik ; yaitu norma atau azas yang diterima oleh suatu kelompok tertentu
sebagai landasan tingkah laku sehari-hari di masyarakat maupun di tempat kerja.
MENURUT UU NO. 8 (POKOK-POKOK KEPEGAWAIAN) Kode etik
profesi adalah pedoman sikap, tingkah laku dan perbuatan dalam melaksanakan
tugas dan dalam kehidupan sehari-hari.
Pengertian Kode Etik Profesi Kamus besar Bahasa Indonesia, Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan,1988, mendefinisikan etik sebagai (1) kumpulan asas
atau nilai yangberkenaan dengan akhlak; (2) nilai mengenai benar dan salah yang
dianutsuatu golongan atau masyarakat sedangkan etika adalah ilmu tentang apayang
baik dan apa yang buruk dan tentang hak dan kewajiban moral (akhlak).
Kode etik adalah sistem norma, nilai dan aturan profesional tertulis
yangsecara tegas menyatakan apa yang benar dan baik dan apa yang tidak benar
dantidak baik bagi profesional. Kode etik menyatakan perbuatan apa yang benar
atausalah, perbuatan apa yang harus dilakukan dan apa yang harus dihindari.
Kode Etik juga dapat diartikan sebagai pola aturan, tata cara, tanda, pedoma
netis dalam melakukan suatu kegiatan atau pekerjaan. Kode etik merupakan
polaaturan atau tata cara sebagai pedoman berperilaku. Tujuan kode etik agar
profesional memberikan jasa sebaik-baiknya kepada pemakai atau nasabahnya.
Dalam kaitannya dengan profesi, bahwa kode etik merupakan tata cara atauaturan
yang menjadi standart kegiatan anggota suatu profesi.
Suatu kode etik menggambarkan nilai-nilai professional suatu profesi yang
diterjemahkan kedalam standart perilaku anggotanya. Nilai professional paling
utama adalah keinginan untuk memberikan pengabdian kepada masyarakat.
Ketaatan tenaga profesional terhadap kode etik merupakan ketaatan naluriah
yang telah bersatu dengan pikiran, jiwa dan perilaku tenaga profesional. Jadi
ketaatan itu terbentuk dari masing-masing orang bukan karena paksaan. Dengan
demikian tenaga profesional merasa bila dia melanggar kode etiknya sendiri maka
profesinya akan rusak dan yang rugi adalah dia sendiri.
Kode etik bukan merupakan kode yang kaku karena akibat
perkembanganzaman maka kode etik mungkin menjadi usang atau sudah tidak
sesuai dengantuntutan zaman. Misalnya kode etik tentang euthanasia (mati atas
kehendak sendiri),dahulu belum tercantum dalam kode etik kedokteran kini sudah
dicantumkan.
Kode etik disusun oleh organisasi profesi sehingga masing-masing
profesimemiliki kode etik tersendiri. Misalnya kode etik dokter, guru,
pustakawan,pengacara, Pelanggaran kde etik tidak diadili oleh pengadilan karena
melanggarkode etik tidak selalu berarti melanggar hukum. Sebagai contoh untuk
Ikatan DokterIndonesia terdapat Kode Etik Kedokteran. Bila seorang dokter
dianggap melanggarkode etik tersebut, maka dia akan diperiksa oleh Majelis Kode
Etik KedokteranIndonesia, bukannya oleh pengadilan.
 Tujuan diterapkannya Kode Etik Profesi :
Pada dasarnya kode etik memiliki fungsi ganda yaitu sebagai perlindungan dan
pengembangan bagi profesi. Fungsi seperti itu sama sepertiapa yang dikemukakan
Gibson dan Michel yang lebih mementingkan pada kodeetik sebagai pedoman
pelaksanaan tugas prosefional dan pedoman bagimasyarakat sebagai seorang
professional.Biggs dan Blocher mengemukakan tiga fungsi kode etik
yaitu :
1. Melindungi suatu profesi dari campur tangan pemerintah.
2. Mencegah terjadinya pertentangan internal dalam suatu profesi.
3. Melindungi para praktisi dari kesalahan praktik suatu profesi
 Tujuan dari kode etik :
1. Untuk menjunjung tinggi martabat profesi.
2. Untuk menjaga dan memelihara kesejahteraan para anggota.
3. Untuk meningkatkan pengabdian para anggota profesi.
4. Untuk meningkatkan mutu profesi.
5. Untuk meningkatkan mutu organisasi profesi.
6. Meningkatkan layanan di atas keuntungan pribadi.
7. Mempunyai organisasi profesional yang kuat dan terjalin erat.
8. Menentukan baku standarnya sendiri

PRINSIP-PRINSIP ETIKA PROFESI :


1. Tanggung jawab
- Terhadap pelaksanaan pekerjaan itu dan terhadap hasilnya.
- Terhadap dampak dari profesi itu untuk kehidupan orang lain atau
masyarakat pada umumnya.
2. Keadilan. Prinsip ini menuntut kita untuk memberikan kepada siapa saja
apa yang menjadi haknya.
3. Otonomi. Prinsip ini menuntut agar setiap kaum profesional memiliki
dan di beri kebebasan dalam menjalankan profesinya.
2.6 Sanksi Pelanggaran Kode Etik
a. Sanksi moral
b. Sanksi dikeluarkan dari organisasi
Kasus-kasus pelanggaran kode etik akan ditindak dan dinilai oleh
suatudewan kehormatan atau komisi yang dibentuk khusus untuk itu. Karena
tujuannya adalah mencegah terjadinya perilaku yang tidak etis, seringkali
kodeetik juga berisikan ketentuan-ketentuan profesional, seperti kewajiban
melapor jika ketahuan teman sejawat melanggar kode etik. Ketentuan itu mer
upakan akibat logis dari self regulation yang terwujud dalam kode etik; seperti
kode ituberasal dari niat profesi mengatur dirinya sendiri, demikian juga
diharapkan kesediaan profesi untuk menjalankan kontrol terhadap pelanggar.
Namun demikian, dalam praktek sehari-hari control ini tidak berjalan dengan
mulus karena rasa solidaritas tertanam kuat dalam anggotaanggota profesi,
seorangprofesional mudah merasa segan melaporkan teman sejawat yang
melakukanpelanggaran. Tetapi dengan perilaku semacam itu solidaritas antar
kolegaditempatkan di atas kode etik profesi dan dengan demikian maka kode
etikprofesi itu tidak tercapai, karena tujuan yang sebenarnya adalah
menempatkan etika profesi di atas pertimbangan-pertimbangan lain. Lebih
lanjut masing-masing pelaksana profesi harus memahami betul tujuan kode
etik profesi barukemudian dapat melaksanakannya.
Kode Etik Profesi merupakan bagian dari etika profesi. Kode etik
profesimerupakan lanjutan dari norma-norma yang lebih umum yang telah
dibahas dandirumuskan dalam etika profesi. Kode etik ini lebih memperjelas,
mempertegasdan merinci norma-norma ke bentuk yang lebih sempurna
walaupun sebenarnyanorma-norma tersebut sudah tersirat dalam etika profesi.
Dengan demikian kodeetik profesi adalah sistem norma atau aturan yang ditulis
secara jelas dan tegasserta terperinci tentang apa yang baik dan tidak baik, apa
yang benar dan apayang salah dan perbuatan apa yang dilakukan dan tidak
boleh dilakukan olehseorang professional.
BAB III
KESIMPULAN
3.1 Kesimpulan
Pada bab sebelumnya telah dijelaskan banyak hal mengenai etika profesi. Karena
itu, dari penjelasan-penjelasan tersebut dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Etika merupakan konsep mengenai cara berperilaku terhadap sesama manusia
yang bersumber dari akal pikiran dan berfungsi menilai baik-buruknya
perbuatan manusia tetapi bersifat relatif sesuai perkembangan zaman.
2. Profesi merupakan pekerjaan yang mengandalkan keahlian khusus dan dijadikan
sebagai sumber utama nafkah hidup.
3. Etika profesi merupakan nilai benar-salah perbuatan yang terkait dengan
pekerjaan profesional dan dapat dirumuskan secara tertulis ke dalam kode etik
profesi yang berlaku secara universal.
DAFTAR PUSTAKA

Budi Sasongko, dkk. 2007. Internal Auditor dan Dilema Etika.


Hoesada,jan.1996.”Etika Bisnis dan profesi di era Globalisasi”.Media Akuntansi.No.21
Lestari, Anindy Mugia. 2015. Pengaruh Profesionalisme, Etika, Pengalaman, Pengetahuan Dan
Kualitas Audit Terhadap Pertimbangan Tingkat Materialitas Akuntan Publik.Jurnal Akuntansi
Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Surabaya : Surabaya.
Lestari, Ni Made Ayu., I Made Karya Utama. 2013. Pengaruh Profesionalisme,Pengetahuan
Mendeteksi Kekeliruan, Pengalaman, Etika Profesi pada Pertimbangan Tingkat Materialitas.
E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana 5.1 : 112-129 : Bali
Reni, Dewi SE.Ak.,M.Si. 2006. Etika Profesi akuntan Dalam Pandangan Islam.

Anda mungkin juga menyukai