Anda di halaman 1dari 18

CSS

CASE SCIENCE SECTION


BEDAH MULUT

Preceptor: Dr. drg. Jaka Kusnanta W, Sp.BM


Presented by : Risma Indriyani (21101900087)

Fakultas Kedokteran Gigi


Universitas Islam Sultan Agung Semarang
2021
LITERATUR
JUDUL :

“OSTEOMYELITIS KRONIS MANDIBULA PASCA


EKSTRAKSI GIGI DISERTAI BELL’S PALSY“

PENELITI:

Yayun Siti Rochmah


Published by ODONTO Dental Journal. Volume 6. Nomor 1.
Juli 2019
Departemen Ilmu Bedah Mulut dan Maksilofasial
Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Islam Sultan Agung
TUJUAN
Untuk mengetahui Osteomyelitis Kronis Mandibula bisa
menyebabkan terjadinya Bell’s Palsy pasca tindakan
Ekstraksi Gigi
01 PENDAHULUAN

02 LAPORAN KASUS

Agenda
03
DISKUSI

04 KESIMPULAN
PENDAHULUAN

Tindakan pencabutan gigi merupakan salah satu


terapi yang paling sering dilakukan dalam
kedokteran gigi. Salah satu komplikasi pasca
pencabutan gigi adalah osteomyelitis mandib-ula.
Osteomyelitis mandibula adalah inflama-si pada
tulang yang terbuka kadang disertai nanah (pus)
sebagai akibat gagalnya penyem-buhan pasca
tindakan.
Pencabutan gigi merupakan suatu
proses pengeluaran gigi dari tulang
alveolar, gigi tersebut sudah tidak
dapat dilakukan perawatan lagi

Komplikasi

Osteomyelitis Mandibula

Bell’s Palsy
Osteomyelitis mandibula adalah
inflamasi pada tulang yang terbuka
Osteomyelitis
kadang disertai nanah (pus) sebagai
Mandibula akibat gagalnya penyembuhan
pasca tindakan.

Bell’s palsy adalah kelemahan atau


kelumpuhan saraf perifer wajah
Bell’s Palsy
(nervus fasialis) secara akut pada
sisi sebelah wajah. Kondisi ini
menyebabkan ketidakmampuan
penderita menggerakkan separuh
wajahnya secara sadar (volunter)
pada sisi yang sakit
LAPORAN KASUS
1. PASIEN DAN PEMBEDAHAN

Seorang pasien perempuan berusia 54 tahun datang dengan keluhan nyeri pada rahang setelah
cabut gigi 1 bulan yang lalu. Nyeri hilang timbul. Pasien juga mengeluhkan wajahnya muncul
warna kebiruan (lebam) yang makin lama makin meluas. Pasien juga merasakan wajahnya
seperti tidak simetris kanan dan kiri. Pemeriksaan ekstraoral tampak warna kebiruan pada
wajah sisi kanan.
Pada pemeriksaan motorik otot fasialis tampak
2 wajah asimetri saat pasien diinstruksikan untuk
mengangkat alisnya serta saat pasien tersenyum

Pemeriksaan intra oral didapatkan soket post


ekstraksi gigi 44 disertai tulang yang terlihat
3 sekitar soket 44 dan meluas sampai regio gigi 43
serta didapatkan sedikit pus pada regio tersebut.
Gigi 43, 42 goyang derajat 2. Pada pemeriksaan
radiografik tampak gambaran mirip sekuester.
Your Picture Here And Send To Back
• Terapi osteomyelitis berupa debridement dan
sequesterectomy dengan bius total. Terapi antibiotika
intravena ceftriaxone 1 gram sehari 2 kali dan
analgesik ketorolac ampul sehari tiga kali dan
ditambah multivitamin untuk menaikkan daya tahan
tubuh pasien.

• Sedangkan terapi Bell’s palsy dengan kortikosteroid


injeksi dan fisioterapi. Setelah satu minggu pasien
kontrol, keadaan sudah mulai membaik dan setelah
menjalani terapi selama hampir 3 bulan keadaan
Bell’s palsy pasien dapat sembuh.
DISKUSI

Osteomyelitis menyebabkan Lokasi osteomyelitis paling


resorbsi tulang atau berupa banyak didapatkan di
sekuster. Pada pasien dengan Osteomyelitis kronis timbul
mandibula daripada maksila,
penyakit sistemik diabetes jika terdapat respon pertahanan
yaitu regio angu-lus dan korpus
melitus keadaan ini akan tubuh sehingga menghasilkan
mandibula. Hal ini disebabkan
semakin parah karena terdapat jaringan granulasi yang akan
karena tulang mandibula yang
interaksi glukosa dengan asam menjadi jaringan parut padat
tebal, vaskular-isasi yang
amino lisin dan arginin yang sebagai usaha pertahanan dan
minimalis, dan suplai darah
menyebabkann akumulasi mengisolasi daerah infeksi.
hanya berasal dari bundle
interseluler dan intraseluler alveolaris inferior
glikasin.
DISKUSI RESULTS

Kelumpuhan saraf wajah pada Bell’s palsy tidak


diketahui dengan pasti penyebabnya hingga saat ini.
Kondisi ini menyebabkan ketidakmampuan
penderita menggerakkan separuh wajahnya secara
sadar (volunter) pada sisi yang sakit

Bell’s Palsy
Lima kemungkinan (hipotesis) penyebab Bell’s
palsy, yaitu iskemik vaskular, virus, bakteri,
herediter, dan imunologi.

Etiologi Bell’s palsy terbanyak diduga adalah infeksi


virus. Mekanisme pasti akibat infeksi yang
menyebabkan penyakit ini belum diketahui .
A N
P UL
S I M
KE
Infeksi osteomyelitis mandibula kronis dapat menyebar
ke saraf perifer (saraf fasialis) dan menyebabkan
kelumpuhan saraf fasialis (Bell’s palsy), dimana
penanganannya harus dilakukan secara komprehensif dan
kontinyu untuk menghasilkan penyembuhan yang
sempurna.
CRITICAL APRAISAL
Apakah literatur ini valid ? Seberapa besar efek hasil dari penelitian?

Jurnal ini baik karena Jurnal ini dapat memberikan informasi


mempresentasikan khasus yang bahwa Pasca Ekstraksi Gigi dapat
jarang terjadi, yaitu Osteomylitis menyebabkan Osteomyelitis Mandibula
kronis yang menyebabkan Bell’s sehingga dapat menyebabkan Bell’s Palsy.
Palsy
CRITICAL APRAISAL
KELEBIHAN KEKURANGAN

Penjabaranya mudah dimengerti Kurangnya pembahasan mengenai


serta menampilkan gambar mekanisme Osteomylitis yang
yang sangat jelas. menyebabkan Bell’s Palsy.
REFERENCES
• Nezafati Saeed, Ghavimi Mohammad Ali, Yavari Amir Saeed, Localized Osteomyelitis of the Mandible Secondary to
Dental Treatment: Report of a Case, JODDD, 2009 Vol. 3 No. 2.
• Simanjuntak Heinz Frick, Sylvyana, Fathurachman, Osteomyelitis kronis supuratif mandibula sebagai komplikasi
sekunder impaksi gigi molar tiga (Studi Kasus), MKGK. April 2016; 2(1): 13- 18 ISSN: 2460-0059 (online).
• Mallikarjun K, Kohli Anil , Kumar Arvind, Tanwar Amorgh, Chronic suppurative osteomyelitis of the mandible, Journal Of
Indian Society Of Pedodontics And Preventive Dentistry. Apr - Jun 2011, Issue 2 , Vol 29, p : 176-9.
• Toker Hülya, Alpan Aysan, Peyami Turgay H., Management of Mandibular Osteomyelitis Combined with Platelet Rich
Fibrin (PRF) and Ozone, Cumhuriyet Dental Journal, 2016, Vol. 19 Issue 3, doi: 10.7126/cumudj.298877
• UJ Moore, Principle of Oral and Maxillofacial Surgery, 5 ed Blackwell Science, United Kingdom, 2001.
• Lam Philip W., Tadros Manal andW. Ignatius, Mandibular osteomyelitis due to Raoultella species, JMM Case Reports
2018;5
• Lowis, H., Gaharu, MN. (2012). Bell’s Palsy, Diagnosis dan Tata Laksana di Pelayanan Primer. J of Indonesia Med.
Ass.,Vol.62(1), pp.32
• Brizzi Kate T. and Lyons Jennifer, Peripheral Nervous System Manifestations of Infectious Diseases,
• Mujaddidah Nur, Tinjauan Anatomi Klinik Dan Manajemen Bell’s Palsy, Qanun Medika, 2017. Juli vol.I no.2.
THANKYOU
ANY QUESTION?

Anda mungkin juga menyukai