Anda di halaman 1dari 4

Nama: Putri Septianti.

S
Kelas: XII-IPS/29

BERSUCI DALAM PENCEGAHAN VIRUS COVID-19 JELASKAN


BERDASARKAN ILMU FIQIH DAN ILMU KESEHATAN

A. Menurut ilmu Fiqih

Ikhtiar   Jika seseorang mengharapkan sesuatu, misalnya perubahan nasib,


mendapatkan rezeki, ilmu, kelulusan ujian, kesehatan dan sebagainya, maka ia harus
melakukan suatu upaya lahiriah secara aktif dan nyata, dan inilah yang disebut ikhtiar
atau usaha.   Demikian pula jika kita berharap terhindar atau selamat dari acaman
virus Corona yang mematikan itu kita harus memperhatikan petunjuk dari para ahli di
bidang kesehatan sebab merekalah yang secara khusus mendalami ilmu di bidang ini
yang hukum mempelajarinya adalah fadhu kifayah sebagaima pendapat Imam al-
Ghazali.

Alasannya adalah hal semacam ini berpotensi menularkan dan menyebarkan virus
Corona dengan terjadinya kontak fisik secara langsung di antara orang-orang yang
berkumpul itu. Petunjuk itu kemudian oleh para ulama yang tergabung dalam ormas
atau lembaga tertentu seperti LBM PBNU, MUI dan Kementerian Agama ditindak
lanjuti dengan imbauan untuk sementara tidak mengadakan shalat Jumat di masjid-
masjid bagi daerah-daerah di zona merah virus Corona. Sebagai gantinya masyarakat
dianjurkan untuk melaksanakan shalat Dzuhur empat rakaat di rumah masin-masing.  
Ketiga lembaga tersebut berwenang mengeluarkan imbauan seperti itu karena
memang itu wilayah tanggung jawab mereka. Pertanyaannya, apakah usaha atau
ikhtiar agar terhindar dari tertular atau menularkan virus Corona memiliki dasar di
dalam ajaran Islam?   Jawabnya “Ya”, yakni Surat Ar-Ra’d, ayat 11 sebagai berikut:  
‫ إِ َّن هللاَ ال يُ َغيِّ ُر َما بِقَوْ ٍم َحتَّى يُ َغيِّرُوا َما بِأ َ ْنفُ ِس ِه ْم‬ 
Artinya: “Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum sehingga
mereka mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri.”   Merujuk pada ayat
tersebut, ancaman virus Corona bisa saja akan terus berlangsung sampai ada usaha-
usaha nyata untuk menanganinya. Dalam hal ini ada dua tindakan untuk menangani,
yakni mencegah (to prevent) dan mengobati (to cure). Anjuran untuk sementara tidak
melaksanakan shalat Jumat di masjid-masjid merupakan tindakan pencegahan. Inilah
kewajiban para ulama. Sedangkan tindakan pengobatan hanya dapat dilakukan oleh
para dokter.   Berikhtiar adalah wajib. Maka barangsiapa mau berikhtiar, ikhtiarnya
akan dicatat sebagai ibadah. Jika ikhtiarnya membuahkan hasil, maka setidaknya ia
akan mendapat 2 (dua) keuntungan. Pertama, ia akan memperoleh pahala dari Allah.
Kedua, ia akan mendapat keberhasilan atau manfaat dari apa yang telah ia usahakan.
Tetapi jika ikhtiarnya belum berhasil, maka setidaknya ia akan mendapat pahala dari
Allah. Jika ia sabar, maka ia akan mendapatkan pahala yang berlipat.
Doa untuk memperlancar atau mempermudah upaya lahiriah kita mencapai
keberhasilan dalam menangani kasus virus Corona, kita juga harus juga melakukan
ikhtiar batiniah, yakni berdoa kepada Allah. Allah subhanahu wata’ala berfirman
dalam Surat Al Mu’min, ayat 60 sebagai berikut:
  ‫ ا ْدعُونِي أَ ْست َِجبْ لَ ُك ْم‬ 
Artinya: “Berdoalah kepada-Ku, Aku akan mengabulkannnya.”  
Allah akan menjawab atau memberikan ijabah terhadap apa yang menjadi
permohonan kita dalam menangani virus Corona jika kita berdoa kepada-Nya. Gus
Mus, sebagaimana dikutip dari NU Online (Senin, 15/3), memberikan amalan doa
menghadapi virus Corona antara lain sebagai berikut:  
‫ض َواَل فِي ال َّس َما ِء َوهُ َو ال َّس ِم ْي ُع ْال َعلِ ْي ُم‬ ِ ْ‫بِس ِْم هللاِ اَل يَضُرُّ َم َع ا ْس ِم ِه َش ْي ٌئ فِي ْاألَر‬،
Artinya: “Dengan menyebut nama Allah yang bersama nama-Nya tidak ada sesuatu
yang berbahaya baik di bumi maupun di langit. Dan Dialah Yang Maha Mendengar
lagi Mengetahui.”   Doa tersebut suapaya dibaca sehabis Subuh dan Maghrib dan juga
ketika hendak keluar rumah. Selain itu KH A Mustofa Bisri (Gus Mus) memberikan
amalan dengan mewiridkan asma Allah ‫( يا سالم‬yã Salãm) ‫( يا حفيظ‬yã Hafiizh), dan ‫يا‬
‫ مانع يا ضآر‬، (yã Mãni'u yã Dhãrru), yang masing-masing dibaca minimal 20 kali setiap
sehabis salat.   Hikmah berdoa kepada Allah subhanahu wata’ala dalam kaitannya
dengan ikhtiar adalah bahwa ikhtiar batin ini akan mendekatkan kita kepada-Nya, dan
oleh karena itu akan memperlancar tercapainya apa yang kita ikhtiarkan dan
mohonkan. Hikmah lain adalah bahwa dengan berdoa, kita akan terhindar dari klaim
bahwa keberhasilan kita semata-mata karena ikhtiar kita sendiri tanpa campur tangan
dari Allah. Tentu ini akan mejadi kesombongan yang luar biasa. Na’udzu billahi min
dzalik.   Tawakal   Selain melakukan ikhtiar dan doa kepada Allah dalam upaya kita
melepaskan diri dari ancaman virus Corona, ada satu hal lagi yang tidak boleh kita
tinggalkan, yakni tawakal. Dalam surat Ali Imran, ayat 159, Allah berfirman:  
َ‫فَإ ِ َذا َع َز ْمتَ فَتَ َو َّكلْ َعلَى هَّللا ِ إِ َّن هللاَ يُ ِحبُّ ْال ُمتَ َو ِّكلِين‬
Artinya: “Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertwakallah
kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang brtawakal pada-
Nya.”   Menurut Imam Hanbali tawakal merupakan perbuatan hati. Artinya, tawakal
bukan sesuatu yang diucapkan oleh lisan semata, bukan pula sesuatu yang dilakukan
oleh anggota tubuh. Tetapi sekali lagi, tawakal merupakan perbuatan hati sehingga
tidak bisa diwujudkan dalam bentuk fisik, seperti berdiam diri tanpa melakukan suatu
ikhtiar lahiriah. Artinya tawakal tidak meniadakan ikhtiar.   Oleh karena itu, dalam
kaitan dengan virus Corona kita tidak boleh berserah diri kepada Allah begitu saja
tanpa melakukan iktiar nyata agar terhindar dari virus Corona. Rasulullah shallallahu
‘alaihi wasallam memberikan petunjuk bahwa tawakal itu tidak meniadakan ikhtiar
yang masuk akal terkait dengan persoalannya sebagaimana beliau tunjukkan dalam
suatu hadits tentang perlunya mengikat unta sebelum memasrahkannya kepada Allah
dengan tawakal. Hadits tersebut diriwayatkan Ibnu Hibban sebagai berikut:
  ْ‫ اِ ْعقِ ْلهَا َوت ََو َّكل‬ 
Artinya: “Ikatlah untamu dan bertawakkallah.”  
Oleh karena itu, petunjuk dari para ulama tentang imbauan melakukan shalat Dzuhur
dan sebagai ganti dari shalat Jumat di masjid untuk daerah yang sudah dinyatakan
zona merah virus Corona sebaiknya kita perhatikan. Demikian pula imbauan dari para
ahli kesehatan untuk melakukan pola hidup sehat, sering-sering cuci tangan dengan
menggunakan sabun dan mengurangi mobilitas yang tak perlu juga harus
diperhatikan. Tidak hanya itu usaha menjaga imunitas diri juga harus dilakukan agar
tidak mudah terdampak oleh virus Corona.   Setelah ikhtiar-ikhtiar lahiriah dan
batiniah itu kita lakukan dengan sungguh-sungguh, maka kita pasrahkan persoalan
virus Corona dan hasil dari ikhtiar-ikhtiar itu kepada Allah dengan meyakini bahwa
apapun ketentuan Allah adalah yang terbaik. Dalam kaitan ini, Ketua Umum
Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Said Aqil Siroj mengimbau agar umat
Islam meningkatkan iman, bertawakal dan ridha menerima ketentuan Allah dengan
merebaknya wabah Covid-19 ini. Tawakal memang sangat penting disamping ikhtiar
dan doa. Allah mencintai orang-orang-orang yang senantiasa berserah diri kepada-
Nya. Seperti kita ketahui dan mungkin sering kita alami bahwa tidak setiap yang kita
usahakan atau mohonkan akan tercapai dengan segera sebagaimana kemauan kita.
Allah-lah yang mengatur seluruh alam dengan segala permasalahannya.   Allah juga
Maha Tahu terhadap apa yang akan terjadi di masa depan. Allah Maha Adil dan
Bijaksana dengan semua rencana dan keputusan-Nya. Oleh karena itu, sudah
seharusnya ikhtiar dan doa kita, kita pasrahkan sepenuhnya kepada-Nya. Biarlah
Allah yang mengatur kapan ikhtiar dan doa kita akan terkabul. Allah lebih tahu apa
yang terbaik buat hamba-hamba-Nya. Terkadang, apa yang baik menurut manusia
belum tentu baik menurut Allah subhanahu wata’ala.

B. Menurut ilmu Kesehatan

1. Sering mencuci tangan

Virus corona bisa menular melalui droplet atau percikan air liur. Percikan itu
berpotensi keluar dari mulut penderita saat bersin atau batuk. Jika percikan tersebut
menempel ke tangan atau permukaan benda-benda yang sering Anda sentuh, maka
virus akan dengan mudah masuk ke tubuh.

Kabar baiknya, virus ini bisa mati jika kita mencuci tangan dengan air mengalir dan
sabun, atau menggunakan hand sanitizer yang mengandung alkohol dengan kadar
setidaknya 70%. Jadi, apabila ada droplet yang mengandung virus corona menempel
di tangan, virus ini bisa hilang dengan cuci tangan sehingga Anda tidak tertular.

2. Tidak sering menyentuh wajah

Cara menjaga kebersihan yang satu ini, mungkin terdengar sederhana, tapi sebenarnya
sedikit lebih sulit dilakukan dibandingkan langkah lainnya. Sering sekali, secara tidak
sadar kita menyentuh wajah dengan mengusap hidung, mengucek mata, atau
menyentuh mulut. Namun demi terhindar dari infeksi corona, mulai sekarang kita
perlu benar-benar menghentikan kebiasaan ini, kecuali Anda yakin betul bahwa
tangan dalam keadaan bersih. Wajah kita, tepatnya mata, hidung, dan mulut, adalah
pintu masuk virus corona, dan apabila kita terus menyentuhnya dengan tangan yang
kotor, sama saja kita membuka pintu itu lebar-lebar.

3. Mempraktikkan etika bersin dan batuk


Sebenarnya, saat sedang tidak pandemi corona pun kita harus menerapkan etika batuk
dan bersin ini. Biasakan, saat Anda batuk dan bersin, tutup mulut Anda menggunakan
tisu. Jika tidak ada tisu, tutuplah mulut dengan siku bagian dalam. Dengan begitu,
droplet yang keluar dari mulut kita (yang bisa saja mengandung virus penyebab
COVID-19) tidak menyebar dengan mudah ke tempat lain. Etika batuk dan bersin ini
juga berguna untuk mencegah terjadinya berbagai penyakit infeksi lain, termasuk
TBC.

4. Membersihkan permukaan barang yang sering disentuh

Virus ini diperkirakan bisa bertahan di permukaan benda selama beberapa jam hingga
hari. Jadi, Anda sebaiknya sering-sering untuk memberishkan benda yang sering
disentuh, seperti telepon genggam, gagang pintu, keyboard komputer, serta meja
kerja. Anda dapat membersihkannya menggunakan cairan disinfektan. Cairan
disinfektan berbeda dengan hand sanitizer. Anda bisa membuat cairan disinfektan
sendiri mencampurkan 5 sendok makan pemutih pakaian yang dicampur dengan
sekitar 3,7 liter air atau menggunakan alkohol dengan kadar 70%.

Anda mungkin juga menyukai