Anda di halaman 1dari 7

BAB III

MATERI DAN METODE

3.1 Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan selama 6 minggu pada kandang

itik milik peternak yang berlokasi di daerah Sesetan, Denpasar, Bali.

3.2 Materi Penelitian

3.2.1 Itik Bali

Itik yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah itik bali

jantan umur 2 minggu dengan berat badan homogen sebanyak 96 ekor.

Itik bali ini diperoleh dari usaha peternakan itik local di daerah Kediri,

Tabanan, Bali

3.2.2 Kandang dan Peralatan

Kandang dan perlengkapan Penelitian ini menggunakan kandang

“Battery Colony” sebanyak 24 petak, kerangka utama dari bamboo dengan

ukuran kandang panjang 80 cm, lebar 65 cm, tinggi 50 cm, alas kandang

terbuat dari kawat dengan jarak dari lantai 57 cm dan bagian atap kandang

terbuat dari bambu. Setiap petak kandang di lengkapi dengan tempat

pakan yang terbuat dari pipa paralon dengan ukuran 40 cm dan tempat

minum terbuat dari botol minuman mineral 1,5 liter. Di bawah tempat

pakan diletakkan nampan untuk menampung ransum yang jatuh. Untuk

mengurangi bau dan kelembaban akibat kotoran itik, serta memudahkan

pembersihan, maka lantai kandang diberi sekam padi yang diganti setiap

tiga hari sekali.


3.2.3 Ransum dan Air Minum

Ransum yang digunakan pada penelitian ini adalah ransum campuran

dari beberapa bahan pakan, seperti: jagung kuning, tepung ikan, dedak

padi, minyak kelapa, mineral mix, dan sabun kalsium. Perhitungan zat

makanan dalam ransum menurut Scott et al. (1982) dan kebutuhan zat

makanan untuk itik berdasarkan NRC (1984). Air minum yang digunakan

adalah air yang berasal dari PDAM setempat. Komposisi pakan dan zat

makanan dalam ransum penelitian tersaji pada Tabel 1 dan 2.

Tabel 1. Komposisi bahan dan zat makanan itik bali umur 2-8 minggun
Perlakuan
Komposisi Pakan (%) A B C D
Yellow corn 63 62.45 61.5 60
Pollard 22.1 21.98 21.98 22.52
Soybean
Fish meal 12.6 12.62 12.8 12.83
FPFAD 0 1 2 3
Minyak klp 1.35 1 0.77 0.7
NaCl 0.5 0.5 0.5 0.5
Mineral-B12 0.45 0.45 0.45 0.45
TOTAL 100 100 100 100
Tabel 2. komposisi zat makanan dalam ransum itik bali umur 2-8 minggu
1)
Perlakuan) Standar
NRC
Nutrien A B C D (1984)
Energi termetabolis (kkal/kg 2900.72 2900.3 2903.1 2904 2900
Protein kasar (%) 16.04 16 16.03 16 16
Lemak kasar (%) 5.83 5.76 5.83 6.03 -
Serat kasar (%) 3.6 3.58 3.58 3.61 -
Ca (%) 1.23 1.27 1.31 1.34 0,60
P-availabel (%) 0.69 0.69 0.7 0.7 0,35
Arginin (%) 1 0.99 1 0.99 1,00
Sistin+Metionin (%) 0.3 0.65 0.65 0.65 0,60
Lisin (%) 1.06 1.06 1.06 1.07 0,90
Keterangan:
1. Berdasarkan perhitungan menurut Scott et al. (1982)
(A) itik yang diberikan ransum control tanpa pemberian sabun kalsium;
(B) itik yang diberi ransum dengan 1% sabun kalsium; (C) itik yang diberi
ransum dengan 2% sabun kalsium; dan (D) itik yang diberi ransum dengan
3% sabun kalsium
3.2.4 Sabun Kalsium (Palm Fatty Acid Distillate/PFAD)

Minyak kalsium yang digunakan dalam campuran ransum penelitian

ini adalah minyak kalsium yang terbuat dari limbah minyak kelapa sawit

yang berbentuk padatan seperti bongkahan kapur. Padatan minyak kalsium

kemudian dihaluskan hingga berbentuk seperti tepung agar mudah

dicampurkan ke dalam ransum. Kandungan minyak kalsium disajikan

pada Tabel 3.

Tabel 3. Kandungan nutrisi minyak kalsium


Jenis Analisis Minyak Kalsium Penelitian
Air (%) 7,58
BETN % 54,24
TDN % 97,32
EnergiMetabolisme (Kkal/Kg) 4922
Dry basis
Abu % 18,6
Protein % 0,8
Lemak Kasar % 31,2
Kalsium % 3
Sumber: Lienda et al., 2018

3.3 Metode Penelitian

3.3.1 Rancangan Penelitian

Rancangan yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah

Rancangan Acak Lengkap (RAL), dengan 4 perlakuan dan 6 ulangan dan

tiap ulangan terdiri dari 3 ekor itik itik bali umur dua minggu dengan berat

badan homogen. Perlakuan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Perlakuan A : itik diberikan ransum kontrol tanpa minyak kalsium.

2. Perlakuan B : itik diberikan ransum kontrol dengan 1% minyak kalsium.

3. Perlakuan C : itik diberikan ransum kontrol dengan 2% minyak kalsium.


4. Perlakuan D : itik diberikan ransum kontrol dengan 3% minyak kalsium.

3.3.2 Pemberian Ransum dan Air Minum

Persiapan kandang dilakukan satu minggu sebelum penelitian

dimulai. Kandang dibersihkan, dialasi sekam dan disemprot dengan

desinfektan. Peralatan yang digunakan selama pemeliharaan seperti tempat

pakan dan tempat minum dicuci dengan cairan detergen dan dikeringkan.

Setiap perlakuan dibuat petak-petak kandang dengan ukuran 85 cm x 60

cm sebanyak 24 petak. Masing-masing petak dilengkapi dengan lampu

sebagai penghangat tubuh broiler, satu tempat pakan dan satu tempat

minum.

3.3.3 Pengacakan Itik

Sebelum penelitian dimulai, untuk mendapatkan berat badan itik

yang homogen, maka itik sebanyak 200 ekor ditimbang untuk mencari

bobot badan rata-rata (X) dan standar deviasinya, itik yang digunakan

adalah yang memiliki kisaran bobot badan rata-rata ± standar deviasinya

sebanyak 96 ekor. Itik tersebut kemudian dimasukan ke dalam 24 unit

kandang secara acak dan masing masing unit diisi 3 ekor.

3.3.4 Pencampuran Ransum

Sebelum mencampur ransum terlebih dahulu mempersiapkan alat-

alat seperti timbangan, wadah plastik dan baskom yang sudah diberi label

perlakuan. Pencampuran ransum akan dilakukan dengan cara menimbang

terlebih dahulu bahan-bahan penyusun ransum. Penimbangan akan di

mulai dari bahan-bahan yang jumlahnya paling banyak, dilanjutkan

dengan bahan yang jumlahnya lebih sedikit. Bahan ransum yang sudah
ditimbang diratakan diatas lembaran plastik. Campuran tersebut dibagi

menjadi 4 bagian, masing-masing bagian diaduk sampai rata kemudian

dicampur silang dan diaduk sampai homogen. Ransum yang telah

homogen dimasukan ke dalam kantong plastik dan diberi kode sesuai

perlakuan.

3.3.5 Pemanenan dan Perecahan Karkas

Pemotongan itik akan dilakukan pada saat itik berumur 42 hari.

Untuk pengambilan sampel diambil satu ekor itik di setiap ulangan yang

bobot badanya mendekati bobot badan rata rata. Sebelum dilakukan

pemotongan itik dipuasakan selama 12 jam tetapi tetap diberikan air

minum. Hal ini dilakukan agar pada saat penimbangan mendapatkan berat

itik tanpa makanan. Selanjutnya darah yang keluar pada saat pemotongan

ditampung lalu di timbang beratnya. Setelah itik dipastikan mati,

kemudian dicelupkan kedalam air dingin sebelum dicelupkan ke air panas

selama beberapa detik agar pada saat pencabutan bulu kulit itik tersebut

tidak mengelupas. Bagian-bagian tubuh seperti kaki, leher, kepala, paha,

dada, sayap, punggung dan organ dalam serta lemak dipisahkan dan dicari

beratnya.

1. Dada

Dada dipisahkan pada ujung scapula dan dorsal rusuk. Bobot dada

diukur dengan penimbangan pada bagian dada setelah dipisahkan dari

karkas.
2. Paha

Paha dipisahkan pada acetabulum, otot pelvix diikutkan, sedangkan

tulang pelvix tidak ikut pada paha dan di bagian ujung dorsal tulang

tarsusmetatarsus.

3. Punggung

Punggung dipisahkan pada tulang pelvix, ujung scapula bagian dorsal

dari rusuk dan bagian posterior leher.

4. Sayap

Sayap dapat dipisahkan melalui potongan sendi-sendi tulang bahu.

3.3.6 Variabel yang Diamati

Variabel yang diamati dalam penelitian ini adalah sebagai berikut

1. Berat Hidup

Berat hidup dilakukan pada umur 6 minggu yang diambil

secara acak dari setiap unit percobaan dan kemudian dilakukan

penimbangan berat hidup sebagai berat hidup akhir periode pemeliharaan.

2. Berat Karkas

Karkas unggas didefinisikan sebagai bagian dari tubuh unggas yang telah

disembelih, dicabut bulu, dikeluarkan isi rongga perut, dan dibersihkan

tanpa bagian leher, kepala dan kaki (Siregar et al., 1980 ).

3. Persentase Karkas

Persentase karkas diukur dengan membandingkan berat karkas (g) dengan

berat hidup (g) kemudian dikalikan dengan 100%.


4. Persentase Recahan Karkas

Persentase recahan karkas (%) diperoleh dengan cara membandingkan

berat masing-masing recahan karkas yakni dada, paha, punggung dan

sayap dengan dengan berat karkas (g) kemudian dikalikan dengan 100%

3.3.7 Analisis Statistika

Data yang diperoleh dianalisis dengan sidik ragam. Apabila terdapat

perbedaan yang nyata (P<0,05) diantara perlakuan, maka analisis

dilanjutkan dengan uji jarak berganda Duncan (Steel dan Torrie, 1993).

Anda mungkin juga menyukai