Anda di halaman 1dari 19

TINJAUAN ASPEK PERPAJAKAN

BUM DES DAN BUM DESMA

KANTOR WILAYAH DJP JAWA TIMUR III


2021
www.pajak.go.id
DASAR HUKUM

• Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa


• Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2008 tentang Pajak Penghasilan
• Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja
• Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun 2021 tentang Badan Usaha Milik Desa
• Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 2013 juncto Peraturan Pemerintah
Tahun 2018 tentang Pajak Penghasilan atas Penghasilan dari Usaha yang
Diterima atau Diperoleh Wajib Pajak yang Memiliki Peredaran Bruto
tertentu beserta peraturan pelaksanaannya
DASAR HUKUM
Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun 2021 tentang Badan Usaha Milik Desa

Badan Usaha Milik Desa yang selanjutnya disebut BUM Desa


adalah badan hukum yang didirikan oleh desa dan/atau
bersama desa-desa guna mengelola usaha, memanfaatkan
aset, mengembangkan investasi dan produktivitas,
menyediakan jasa pelayanan, dan/atau menyediakan jenis
usaha lainnya untuk sebesar-besarnya kesejahteraan
masyarakat desa. – Pasal 1 angka 1 PP 11/2021
BUM DESA
Jenis dan Tujuan
1. melakukan kegiatan usaha ekonomi melalui pengelolaan
usaha, serta pengembangan investasi dan produktivitas
BUM DESA perekonomian, dan potensi Desa;
2. melakukan kegiatan usaha ekonomi melalui pengelolaan
usaha, serta pengembangan investasi dan produktivitas
perekonomian, dan potensi Desa;
3. memperoleh keuntungan atau laba bersih bagi
peningkatan pendapatan asli Desa serta
mengembangkan sebesar-besarnya manfaat atas sumber
BUM DESA daya ekonomi masyarakat Desa;
BERSAMA 4. pemanfaatan Aset Desa guna menciptakan nilai tambah
atas Aset Desa; dan
5. mengembangkan ekosistem ekonomi digital di Desa.

PASAL 2 DAN PASAL 3 PP 11/2021


BUM DESA
Pengembangan Fungsi untuk mencapai Tujuan

konsolidasi produk penampung, pembeli,


produksi barang inkubasi usaha
barang dan/atau jasa pemasaran produk
masyarakat Desa dan/atau jasa masyarakat Desa masyarakat Desa

stimulasi dan peningkatan kemanfaatan


pelayanan kebutuhan dan nilai ekonomi peningkatan nilai
dinamisasi usaha
dasar dan umum bagi kekayaan budaya, tambah aset Desa dan
ekonomi masyarakat religiusitas, dan sumber
masyarakat Desa pendapatan asli Desa
Desa daya alam

PASAL 5 PP 11/2021
BUM DESA
Bentuk-bentuk

lumbung pangan, lembaga sewa alat berat, perantara

BANKING
SERVING

RENTING

BROKERING
air bersih dll. keuangan mikro, perkakas, sewa penjualan susu
koperasi, Bank gedung, dan hasil bumi
Desa dll. persewaan dari petani
rumah/homestay kepada pembeli
dll. atau pabrikan

toko, penjualan desa wisata pekerjaan fisik


TRADING

HOLDING

CONTRACTING
langsung hasil yang sarana dan
bumi, mengkoordinir prasarana
peternakan dll berbagai jenis
bisnis dari
kelompok
masyarakat
KETENTUAN BUM DES KETENTUAN PERPAJAKAN
Definisi BADAN
Definisi BUMDES Badan adalah sekumpulan orang dan/atau modal yg
merupakan kesatuan baik yg melakukan usaha maupun yg
badan hukum yang didirikan oleh desa dan/atau
tidak melakukan usaha yg meliputi perseroan terbatas,
bersama desa-desa guna mengelola usaha, perseroan komanditer, perseroan lainnya, badan usaha milik
memanfaatkan aset, mengembangkan investasi negara atau badan usaha milik daerah dengan nama dan
dan produktivitas, menyediakan jasa pelayanan, dalam bentuk apa pun, firma, kongsi, koperasi, dst.
dan/atau menyediakan jenis usaha lainnya untuk
sebesar-besarnya kesejahteraan masyarakat desa Definisi Penghasilan
Yang menjadi objek pajak adalah penghasilan, yaitu setiap
Tujuan BUMDES tambahan kemampuan ekonomis yang diterima atau diperoleh
Wajib Pajak, baik yang berasal dari Indonesia maupun dari luar
memperoleh keuntungan atau laba bersih bagi Indonesia, yang dapat dipakai untuk konsumsi atau untuk
peningkatan pendapatan asli Desa serta menambah kekayaan Wajib Pajak yang bersangkutan, dengan
mengembangkan sebesar-besarnya manfaat nama dan dalam bentuk apa pun
atas sumber daya ekonomi masyarakat Desa Definisi Penyerahan BKP/JKP
Penyerahan Barang Kena Pajak adalah setiap kegiatan penyerahan
Barang Kena Pajak.
Penyerahan Jasa Kena Pajak adalah setiap kegiatan pemberian Jasa
Kena Pajak.
Kewajiban Perpajakan

Mendaftarkan Menghitung Membayar Melaporkan


diri untuk memperoleh pajak yang harus dibayar Pajak yang seharusnya seluruh kegiatan usaha
NPWP jika telah memenuhi sesuai dengan kegiatan dibayar dengan dalam Surat
syarat objektif dan subjektif usaha wajib pajak mekanisme membayar Pemberitahuan (SPT)
sendiri ke Kas Negara Masa dan Tahunan
(melalui Kantor Pos atau sesuai kondisi
Bank Persepsi), dan sebenarnya
Pemotongan/ Pemungutan
Pajak oleh pihak lain
MENDAFTARKAN DIRI SEBAGAI WAJIB PAJAK
N nomor yang diberikan kepada Wajib Pajak sebagai sarana
P dalam administrasi perpajakan yang dipergunakan sebagai
W tanda pengenal diri atau identitas Wajib Pajak dalam
P melaksanakan hak dan kewajiban perpajakannya.

SYARAT PAJAK SUBJEKTIF


Dimulai saat badan didirikan atau bertempat kedudukan di Indonesia dan berakhir
pada saat dibubarkan atau tidak lagi bertempat kedudukan di Indonesia.

JANGKA WAKTU PENDAFTARAN NPWP


Paling lambat 1 bulan setelah saat usaha mulai dijalankan

PASAL 2 AYAT (5) UU KUP


MENGHITUNG PAJAK TERUTANG
KEWAJIBAN PEMBUKUAN BAGI WAJIB PAJAK BADAN
1. Wajib Pajak badan di Indonesia wajib menyelenggarakan
pembukuan. – Pasal 28 ayat (1) KUP
2. Pembukuan sekurang-kurangnya terdiri atas catatan
mengenai harta, kewajiban, modal, penghasilan dan
biaya, serta penjualan dan pembelian sehingga dapat
dihitung besarnya pajak yang terutang. – Pasal 28 ayat (1)
KUP
3. Buku, catatan, dan dokumen yang menjadi dasar
pembukuan atau pencatatan dan dokumen lain wajib di
simpan selama 10 tahun di Indonesia di tempat
kedudukan Wajib Pajak. – Pasal 28 ayat (10) KUP
MENGHITUNG PAJAK TERUTANG
KEWAJIBAN PEMBUKUAN BAGI WAJIB PAJAK BADAN

Peredaran Usaha Rpxxx CATATAN PENTING BERKAITAN PEREDARAN USAHA


Rpxxx (-)
Harga Pokok Penjualan
Laba Bruto Rpxxx Rp4,8 Miliar
Biaya Usaha Lainnya Rpxxx (-)
1. Wajib Pajak wajib melaporkan usahanya
Laba Operasional Rpxxx untuk dikukuhkan sebagai Pengusaha Kena
Penghasilan luar usaha Rpxxx Pajak.
Biaya luar usaha Rpxxx (-) 2. Wajib Pajak tidak boleh melakukan
Laba bersih sebelum Pajak Rpxxx pembayaran pajak mengikuti ketentuan PP-
23 Tahun 2018.

DASAR PENGHITUNGAN PAJAK


TERUTANG
X
tarif
MENGHITUNG PAJAK TERUTANG
WAJIB PAJAK DENGAN PEREDARAN USAHA DALAM JUMLAH TERTENTU

PPh Pasal 4 ayat (2)

PP 23 tahun 2018
Atas penghasilan dari usaha* yang diterima atau diperoleh Wajib Pajak dalam
negeri yang memiliki peredaran bruto tertentu, dikenai Pajak Penghasilan
*
yang bersifat final dalam jangka waktu tertentu. → < 4,8 Miliar
USAHA antara lain usaha dagang, industri, dan jasa, seperti
misalnya toko/kios/los kelontong, pakaian, elektronik, bengkel,
penjahit, warung/rumah makan, salon, dan usaha lainnya
MENGHITUNG PAJAK TERUTANG
IKHTISAR KEWAJIBAN PERPAJAKAN TERKAIT KEGIATAN USAHA BUM DES/BUM DESA

PPh PASAL 22 PPh PASAL 23 PPh PASAL 25 PPh PASAL 4 (2) PPN
Dalam hal bertindak Dalam hal memperoleh Merupakan angsuran Dalam hal memperoleh
sebagai Pedagang penghasilan dari jasa, PPh setiap masa pajak penghasilan dari Dalam hal
Pengumpul atas barang persewaan alat, (bulan) untuk persewaan tanah melakukan
hasil pertanian, catering, dan jasa-jasa meringankan beban dan/atau bangunan,
perhutanan, lainnya. PPh Wajib Pajak pada penghasilan dari penyerahan
perkebunan, dan saat pelaporan SPT transaksi pengalihan BKP/JKP.
perikanan Tahunan PPh pada akhir tanah dan/atau
tahun pajak. bangunan. Jika omzet sudah >
4,8 Miliar
Tarif: 0,25% dari Tarif: 2% dari Nilai PPh terutang tahun Tarif: 2,5% dari Nilai Tarif: 10% dari Nilai
Nilai Transaksi Transaksi pajak sebelumnya Transaksi Transaksi
dibagi 12
MENYETOR PAJAK TERUTANG

1. Buat Kode Billing


• Petugas Teller Bank &
• DJP Online (SSE1, SSE2, atau SSE3) Kantor Pos
• Layanan billing-djp/ di KPP/KP2KP • Mini ATM
• Kring Pajak 1500200
• Petugas Teller/CS Bank & Kantor Pos • Internet Banking &
• Internet Banking Mobile Banking
• ASP • ATM
• SMS ID Billing *141*500#
• ATM
2. Bayar Pajaknya
MENYETOR PAJAK TERUTANG
BATAS WAKTU PEMBAYARAN
Jenis Pajak Jatuh Tempo Pembayaran
Pasal 4 ayat (2) Tanggal 10 bulan berikutnya
PPh Pasal 22 Tanggal 10 bulan berikutnya
PPh Pasal 23 Tanggal 10 bulan berikutnya
PPh Pasal 25 Tanggal 15 bulan berikutnya
PPN Akhir bulan berikutnya

Dalam hal tanggal jatuh tempo jatuh pada hari libur, maka
jatuh tempo pembayaran di undur pada hari kerja berikutnya

Dasar Hukum : Nomor : 242/PMK.03/2014


MELAPORKAN SPT

Masuk laman
www.pajak.go.id

Kemudian pilih LOGIN


MELAPORKAN SPT
BATAS WAKTU PELAPORAN
Jenis Pajak Jatuh Tempo Pembayaran
Pasal 4 ayat (2) Tanggal 20 bulan berikutnya
Selain untuk penghasilan dg jumlah
peredaran usaha tertentu
PPh Pasal 22 Tanggal 20 bulan berikutnya
PPh Pasal 23 Tanggal 20 bulan berikutnya
PPh Pasal 25 Tidak perlu dilaporkan
PPN Akhir bulan berikutnya
Dalam hal tanggal jatuh tempo jatuh pada hari libur, maka
jatuh tempo pembayaran di undur pada hari kerja berikutnya

Dasar Hukum: PMK-243/PMK.03/2014

Anda mungkin juga menyukai